Destiny - Chapter 3
DestinyDestiny
命運線
歌詞
(Side story of Falling Star & Rising Star)
Chapter 3
.
“Palli. Apa pertanyaan selanjutnya?”
Kyuhyun mengeluh keras melihat anak lelaki itu menunggu dengan mata berbinar.
“Aku tidak mau bermain denganmu!” seru Kyuhyun benar-benar kesal.
“Jeongmal?” Mata anak itu mengerjap.
“Aku tidak menyukaimu!” seru Kyuhyun lagi.
Kali ini Kyuhyun meraih boneka beruang besar yang ada di tempat tidur dan memeluknya erat. Meski ia benar-benar merasa kesal, dan mulutnya sangat mudah berbicara tajam, di sudut hatinya Kyuhyun merasa bersalah. Bagaimanapun anak lelaki itu tidak ada hubungannya dengan kekesalannya hari ini. Kyuhyun memeluk boneka beruangnya semakin erat.
“Kau ingin niga noona bermain denganmu?”
“Noona sibuk membantu eomma sejak pagi.” Kyuhyun mengelus perut boneka beruangnya tanpa memandang anak lelaki itu.
“Aku bisa menemanimu bermain.”
“Aku ingin main komputer! Aku tidak suka bermain denganmu!”
“Arra,..arra…mainlah dan aku akan menonton.”
“Aku akan main komputer sendirian,” gumam Kyuhyun lagi, namun dengan suara jauh lebih pelan. Ditenggelamkannya kepalanya ke leher boneka beruang besar itu.
Kyuhyun selalu diajarkan untuk mengerti pekerjaan orang tuanya, bersikap sopan karena ia anak seorang guru, dan tidak bersikap manja. Tetapi Ahra selalu menyayangi dan memanjakannya, mengisi kekosongan yang ia rasakan karena kesibukan appa dan eomma. Karena itu, ia merasa sedih saat Ahra tidak bisa bermain dengannya hari ini. Jauh lebih sedih daripada saat appa dan eomma tidak sering berada di rumah. Kyuhyun ingin marah, tapi ia tahu hal itu tidak pantas. Ia harus mengerti bahwa ini pertemuan yang penting. Anak kecil tidak boleh merasa terganggu.
“Gwenchanayo, hyung ada di sini.”
Kyuhyun terkejut ketika tangan anak lelaki itu sudah menepuk lembut kepalanya sambil berbisik halus. Ia ingin menepis tangan itu, namun ia memilih diam dan terus memeluk bonekanya. Tangan itu terasa begitu hangat dan menenangkan. Kyuhyun merasa sangat nyaman.
Melihat Kyuhyun tidak menolak, anak lelaki itu terus mengelus kepala Kyuhyun sambil duduk di atas kasur, tepat di sebelah Kyuhyun.
“Gomawoyo.” Kyuhyun akhirnya melepas bonekanya dan menahan tangan anak lelaki itu. Berbeda dengan tadi, wajahnya kini mulai terlihat gembira. Ia ikut tersenyum ketika anak lelaki itu tersenyum padanya.
“Kau ini baik atau bodoh?” tanya Kyuhyun sambil menginjakkan kakinya ke lantai kamar. “Kau tidak takut aku memukulmu dengan tongkat baseball?”
“Aniyo.” Anak lelaki itu tersenyum lebar. “Aku punya dua yeojadongsaeng. Appa dan eomma sibuk, jadi aku yang sering menjaga mereka. Kau hanya sedih, bukan marah. Aku benar kan?”
Kyuhyun merasa mukanya memerah. Anak lelaki itu dengan cepat bisa memahaminya.
“Nasib anak seorang guru.” Anak lelaki itu meringis lebar.
“Kau ternyata pintar.”
“Tentu saja. Anak guru dilarang dapat nilai jelek.”
“Itu mengesalkan.”
“Sangat mengesalkan.”
Keduanya berpandangan sambil tersenyum lebar.
“Ayo, kita main. Aku punya game yang bagus.”
Kyuhyun menarik lengan anak lelaki itu ke arah meja komputernya. Ia juga menarik sebuah kursi untuk anak itu duduk.
“Ah, tadi kau bilang hyung… Kapan kau ulang tahun?”
“18 Februari.”
“Mwo?” Kyuhyun membelalakkan matanya. “Aku lebih tua darimu.”
“Oh ya? Berapa banyak?”
“Uhm…” Kyuhyun menghitung selisih hari ulang tahunnya.
Cuma 15 hari.
“Pokoknya, aku lebih tua darimu!”
“Ah, arra...arra…” Anak lelaki itu menga
Comments