I WANT TO HELP YOU

TWISTED FATE

Soyou’s POV

“Kau kalah dua kerang, Woohyun-ssi.” Ujarku. Woohyun mengibaskan tangannya, “Tapi kau kalah diklasemen udang, aku tidak menyisakan udangnya sedangkan udangmu masih tersisa 2 ekor.” Balasnya. Aku terkikik, “Tapi dipiringku ada lebih banyak udang.” Jawabku. Woohyun menggeleng, “Dipiringku ada lebih banyak kerang. Jadi sebaiknya kita impas saja.” Ujarnya.

Aku mengangguk-angguk menyetujuinya. Kami memilih makan direstoran seafood pinggir jalan didaerah kampus kami. Dan seperti yang barusan kami debatkan, kami bertaruh dalam menghabiskan makanan kami. Dan rasanya suasana hangat ini akan aku rindukan nantinya. “Anyway, boleh aku bertanya sesuatu?” tanyanya. Aku mengangguk sambil menyesap lobster yang baru terhidang.

Dia tersenyum sambil meraih lobsternya, “Kau sedang mengharapkan seseorang? Maksudku, ada orang yang kau sukai?” tanyanya. Aku terdiam sejenak, kemudian melanjutkan kunyahanku. “Kenapa kau bertanya?” tanyaku akhirnya. Dia diam menatapku, matanya mencoba meneliti mataku.

“Memastikan sesuatu. Apa kau menyukai Hoya?” tanyanya. Mataku membulat, dari mana dia tau??? Aku meraih gelasku dan minum banyak-banyak, “Jadi begitu ya. Kau menyukai Hoya.” Ujarnya. “Aniyooo… tidak sepeerti itu… aniyooo…” aku cepat-cepat membantahnya. Dia hanya tersenyum sambil meneguk minumannya. Aku hanya mendengus pasrah.

“Mau kubantu?” tanyanya lagi. Aku menatapnya tak percaya, bukankah kau menyukaiku Woohyun-ssi? Atau aku saja yang terlalu percaya diri, merasa kau menyukaiku padahal tidak?

“Tidak perlu. Sepertinya aku harus merelakannya.” Ujarku.

“Tapi dia menyukaimu..”

***

 

Woohyun’s POV

Sekarang adalah kebodohanku yang kesekian kalinya, aku menawarkan diriku membantu Soyou untuk mendekati Hoya, dan bahkan aku juga keceplosan mengatakan bahwa Hoya menyukainya.

 

(flashback)

Hoya mengulurkan kaleng coke kearahku. Aku meraihnya,”Gomawo.” Ujarku. “Ne… Tumben kau tidak makan siang dengan Amber?” Tanya Hoya. Aku tersenyum, “Dia sedang makan siang dengan Soyou. Aku tidak bisa menganggunya.” Jawabku. Hoya tersenyum.

“Jadi benar gosipnya kau berpacaran dengan Amber.” Ujarnya. Aku hanya tertawa dan mendorong bahunya kekanakan. “Dia seperti adikku sendiri, dan Kibum, saudara kembarku sangat menyukai Amber. Amber sudah seperti adik bagi kami berdua. Bagaimana aku menukar hubungan keluarga dengan perasaan yang tidak kekal hanya untuk jadi pacar.” Jawabku.

Hoya mengangguk-angguk sambil meneguk colanya. “Lalu bagaimana denganmu? kudengar kau dan Soyou saling menyukai.” Ujarku mencoba memancingnya. Dia menoleh padaku, “Kau mendengarnya? Cihh… dikampus ini memang tidak ada rahasia. Tapi yah, itu benar, aku yang menyukainya. Entah dengan Soyou. Dan akhirnya minggu lalu aku baru tahu, Soyou berpacaran dengan Luhan, sepupunya Amber.” Jawabnya.

Aku berani bertaruh sekarang wajahku sudah seperti tomat rebus. Aku benar-benar kaget dengan pengakuan Hoya. “Kau tidak berniat mendekatinya?” tanyaku. “Soyou maksudmu? Aku hanya ingin dia terus tersenyum. Dengan Luhan dia bisa tersenyum lebih bebas. Lagipula, kemarin aku baru menerima Jang Eunji, teman sekelas Soyou, untuk menjadi pacarku.” Jawabnya.

“Bagaimana kau bisa menerima orang yang tidak kau sukai?” tanyaku penasaran dengan apa yang dipikirkannya. “Eunji itu mirip sekali dengan Soyou, kami berdua sebenarnya sudah dekat lama. Kami sama-sama mengajar ditempat penitipan anak. Dia mengajarkan menyanyi dan aku yang melatih anak-anak itu menari. Lalu kami menemukan kecocokan. Awalnya aku tidak berani mengakuinya, bahwa aku menyukai saat dia bersamaku. Terlebih aku juga masih bingung dengan perasaanku pada Soyou. Aku masih mengharapkannya tentu saja. Namun, saat Eunji yang lebih berani menyatakan menyukai lebih dulu, maka saat itulah aku sadar aku perlu alasan untuk melupakan Soyou.”

Hoya meneguk kembali colanya setelah mengatakan semuanya padaku. Aku masih tidak percaya menatapnya. Tapi itulah keputusannya. “kuharap kau bahagia.” Ujarku akhirnya. Dia hanya mengangguk dan tersenyum.

(flashback end)

 

Soyou menatapku. Matanya mulai berair, dia tidak lagi menyentuh makanan didepannya. Bahkan aku sendiri lupa bernafas. “Gurae… aku tahu dia menyukaiku. Tapi dia tidak melakukan apapun sehingga aku memutuskan untuk menunggu saja.” Ujarnya lirih. Dia meraih buku menu, aku tahu dia mencoba mengalihkan pikirannya.

“Ummm… Soyou-ssi… “ panggilku. Dia kemudian melirik jam tangannya, terlihat jelas dia pura-pura terperanjat. “Ah, aku harus berlatih untuk kompetisiku.” Ujarnya.

“Bukannya partnermu Luhan?”  jawabku. Gerakan tangannya yang membereskan tasnya berhenti ditengah udara. Dia menoleh padaku. “Dengan atau tanpa Luhan aku akan tetap menari.” Uajrnya. Kemudian dia bangkit dan meninggalkanku.

Aku menatap bangku kosong bekasnya duduk. Kau memang bodoh Woohyun.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
michimima #1
So cool <3
I love it~
novaqueenheart
#2
Chapter 17: Uwaaaaa happy ending <3 >o<
Gomawo buat story nya yg berakhir happy ending, >o<
Btw, siapa yg menikah dgn Luhan? Author-nim kah??? ;)
novaqueenheart
#3
Chapter 16: Semangat author-nim ^o^
novaqueenheart
#4
Chapter 15: Can't wait for next chapter >,<
akared #5
Serius? Dah lamanyer tak bace fic melayu!!!
Please bear with your new subscriber, babe!