ENGAGEMENT DANCE

TWISTED FATE

Woohyun’s POV

Aku menunggu diruang tamu minimalis dengan dominan warna putih dan ornament kayu. Rumah yang sangat nyaman untuk ditinggali. Dan aku menunggu seseorang keluar dari kamarnya dilantai dua. “Mianhaeyo Woohyun-ssi, kau harus menunggu lama.” Suara Soyou yang lembut membuat pandanganku beralih dari lukisan gunung fuji kearahnya.

Aku menatapnya tak percaya. Dia benar-benar cantik. Gaunnya berwarna kuning matahari cerah. Sangat sesuai dengan kulit dan warna rambutnya. Rambutnya tergelung rapih dengan hiasan headband crystal namun sangat simple, kontras dengan warna rambutnya, tapi entahlah terlihat sangat cocok dengannya.

“Umm… you look so gorgeous, Soyou-ssi.” Ujarku, dia tersenyum. “Thank you. You look very cool tonight.” Ujarnya sambil merujuk pada black tie yang kugunakan. Malam ini kami nampak serasi sekali. Warna bajunya yang cerah membawa kehangatan tersendiri. “Siap untuk pergi?” tanyaku. Dia mengangguk.

“Eomma… aku berangkat yaaa…” teriaknya yang dibalas sahutan dari arah ruang keluarga.

***

Kami berjalan berisisian menuju restoran italia yang disewa keluarga Amber dan Henry, acara pertuangan mereka sangat ramai. Dan benar saja, Amber tidak bohong saat mengatakan acara ‘mingle with dance’ memang tersedia dalam buku acara yang diberikan penerima tamu didepan. Aku melirik pada Soyou. “Kau siap berdansa waltz denganku?” tanyaku.

Soyou tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja.” Jawabnya. Aku tersenyum, lalu menggodanya, “Kau tak seyakin itu dua hari yang lalu.”

 

(flashback)

“Ne???”  suara Soyou dengan sangat gamblang terdengar kaget. Aku tersenyum dan meletakkan dua tanganku di bahu Soyou. Amber terlihat begitu sumringah, begitupun Henry dan yang lainnya yang tahu apa yang sebenarnya termasuk Key. Kecuali Luhan. Sepasang matanya masih terlihat kaget namun dia berusaha menguasai dirinya.

“Soyou-ssi… aku di Jerman dulu pernah berlatih waltz. Mungkin kita bisa berdansa bersama, atau sekalian saja kau jadi partnerku untuk menghadiri pertunangan Amber dan Henry?” ujarku nekat. Soyou menatapku dengan ganjil namun akhirnya dia mengangguk.

“Tapi besok kita perlu latihan Woohyun-ssi. Aku harus menyesuaikan diri menari denganmu.” ujarnya. Aku tersenyum dan menepuk bahunya, “Tidak masalah.” Jawabku akhirnya, mengabaikan tatapn Luhan yang penuh tanda Tanya.

(flashback end)

 

Kami masuk ke ruang utama restoran yang ditata dengan cantik berhiaskan bunga-bunga freesia kesukaan Amber. Tampak semua undangan sedang berbincang didekat-dekat meja cocktail yang tersedia. Kemudian lampu menyorot kearah kami. Sesuai instruksi Amber kemarin, kami akan menjadi dansa pembuka dalam acara malam ini.

Aku meraih pinggang Soyou dan menariknya mendekat kearahku. Soyou tampak tersenyum dan dengan gemulai dia meletakkan tangan kirinya di bahuku dan tangan kanannya diatas tangan kiriku yang terbuka. Music kemudian dimainkan. Ini lagu pilihan Amber, lagu berjudul Bella Luna dari Jason Mraz diarransement oleh Henry sendiri  menjadi lagu yang tepat dipakai berdansa waltz.

Kami bergerak seirama, kemudian tampak Amber dengan gaun fuchsia keperakannya turun ke lantai dansa bersama Henry. Kami berdua berdansa. Dan sesuai plot kami kemarin, Henry dan aku bertukar pasangan sejenak. Kini aku memegang pinggang Amber. Amber tampak bahagia dan tersenyum kearahku. “Aku senang kau tersenyum seperti ini Oppa.” Ujarnya. Aku mengangguk.

“Thanks to you sister.”

***

 

Soyou’s POV

Henry ternyata sangat luwes saat berdansa. Gerakannya tidak canggung dan langkah kakinya sangat mantap. Mungkin keluarga mereka dianugerahi saraf motorik yang bagus sehingga baik Amber, Henry maupun Luhan bisa bergerak selincah ini dalam berdansa.

“Well… finally I can see your smile again Soyou-ssi. Setelah insiden salah panggil itu aku tak pernah melihatmu tersenyum padaku.” Ujar Henry. Aku tahu dia tengah menggodaku atas insiden confession itu. Aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

“Tunanganku ingin kau bahagia dengan Woohyun, Soyou-ssi. Kuharap suatu saat nanti kau benar-benar bisa bersamanya.” Ujar Henry. Aku menatapnya terkesima hingga tak sengaja aku menginjak kakinya. “Ouchh..” ujarnya pelan. Namun mata kanannya berkedip menggodaku. Kurasa aku tak akan melupakan senyum jahilnya yang menyebalkan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
michimima #1
So cool <3
I love it~
novaqueenheart
#2
Chapter 17: Uwaaaaa happy ending <3 >o<
Gomawo buat story nya yg berakhir happy ending, >o<
Btw, siapa yg menikah dgn Luhan? Author-nim kah??? ;)
novaqueenheart
#3
Chapter 16: Semangat author-nim ^o^
novaqueenheart
#4
Chapter 15: Can't wait for next chapter >,<
akared #5
Serius? Dah lamanyer tak bace fic melayu!!!
Please bear with your new subscriber, babe!