FRIEND ZONE (2)

TWISTED FATE

Woohyun’s POV

Sebenarnya, acara yang diprakarsai oleh Amber bukanlah acara yang buruk. Namun aku tidak menikmatinya. Karena sepanjang acara, aku hanya melihat bagaimana cara Luhan yang terlalu protektif pada Soyou. Menyisakan sedikit ruang yang mustahil bisa aku tembus, bahkan hanya untuk berbicara dengan Soyou.

Aku bangkit dan berdiri menuju pantai. Aku selalu menyukai pantai.

Tempat ini sangat indah, dan selera Amber dalam memilih tempat pesta selalu tepat dan sesuai dengan selera kami semua. Aku melepas sandalku dan membawanya menuju batas terakhir pantai dan air laut. Kubuat sepasang sandalku menjadi alas dudukku. Kupandangi hamparan laut yang semakin menghitam karena pekatnya malam.

Aku menyipit melihat jam tangan hitam ditangan kananku, hadiah dari Key untukku. Jam 9 malam.

“Woohyun-ssi?” seorang perempuan memanggilku dari arah belakangku, aku mengenal suaranya. Aku membalikkan badanku, memastikan bahwa suara itu berasal dari perempuan yang sama yang muncul diotakku.

“Soyou-ssi. Kenapa keluar villa?” tanyaku berbasa-basi. Aku benar-benar gugup saat ini. Melihat dia disampingku degan gaun pantai panjang yang menutupi hingga mata kakinya. Rambut merah sebahunya terikat rapih kebelakang, menyisakan anak-anak rambut yang diterpa angin. Membuatnya semakin anggun dan menawan dibawah keremangan malam dan temaramnya cahaya rembulan.

Dia berjalan dengan bertelanjang kaki. Sandal yang aku tau sebagai thong warna pink elektriknya dilepas dan dijinjing. Gaun panjangnya yang ringan berkibar, bahkan corak bunga matahari ternyata cocok untuk kulitnya. Dia tersenyum, dan kemudian memilih duduk disebelahku dengan meletakkan sandalnya sebagai alas duduknya. como una diosa de la noche (seperti dewi malam). Aku terpesona sekali lagi dengan senyumannya.

***

 

Soyou’s POV

Sepasang mata sipitnya memandangku, jujru saja aku gugp. Namun aku tetap memilih duduk disampingnya, bertaruh dengan gemuruh dihatiku. Aku harus memastikan apa yang aku rasakan.

“Terlalu ramai didalam. Aku lebih menyukai memandangi laut. Lebih menenangkan.” Ujarku. Dia berpaling dari wajahku dan menatap hamparan laut luas berwarna kelam. Wajahnya yang tertimpa caya rembulan begitu bersinar dan terlihat bahagia. Aku suka senyumanmu.

“Pernah dengar cerita soal dewi malam, Alegra?” tanyanya. Aku menggeleng. Dia menoleh kemudian kembali melanjutkan kalimatnya, “Konon katanya setiap malam purnama seperti ini, Dewi Malam Alegra akan turun dari bulan dan memutuskan mandi di laut antara bulan dan bumi. Dan kabarnya bagi mereka yang bisa mendapatkan selendangnya maka dia akan awet muda.” Ujarnya.

Aku tersenyum, “Jinjja?? Aku tak pernah mendengar cerita seperti itu.” Ujarku. Woohyun menoleh padaku. Mata kami saling bertemu tatap. “Tentu saja kau tak akan mendengarnya. Karena cerita itu baru saja aku karang. Hahahaa.” Dia tertawa terbahak-bahak. Aku terperanjat karena dia sukses membuatku terkesima dengan cerita karangannya.

Aku memukul-mukul bahu dan lengannya. Sampai dia menangkap kepalan-kepalanku. Dia menatapku lagi, kali ini lebih tajam. Aku menelan ludah dimulutku. Aku takut dengan matanya, tapi entahlah aku seperti terperangkap dimatanya yang menghanyutkan. Perlahan dia mendekatkan wajahnya kearahku. Aku merasakan bahu dan kepalaku mundur, tapi rasanya hatiku menolak dan memerintahkan otakku untuk diam, dan menunggu apa yang dia lakukan.

Senyum menghias bibirnya, hanya beberapa mili sentimeter lagi bibir kami mungkin sudah bertemu. Bahkan aku merasakan kedua ujung hidung kami sudah bersinggungan. “Kau tahu, bagiku kau adalah dewi malam, Alegra.” Ujarnya, kemudian dia melepau. Jantungku berdegub lebih kencang dan rasanya banyak kupu-kupu yang berkepak diperutku.

“Soyou!!!!” terdengar suara Luhan dari kejauhan. Nice timing.

***

 

Woohyun’s POV

“Soyou!!!!” aku mendengar suara Luhan dari arah villa, aku menoleh dan dia tampak sumringah melambaikan tangannya kearahku. Nice timing Luhan. Aku membalas lambaiannya. Tak butuh waktu lama Luhan sudah mencapai kami. Dia duduk disebelah Soyou. Tangannya mengelurkan jagung bakar pada Soyou, yang diterima Soyou dengan senyuman diwajahnya. Kau bahagia hanya dengannya ya? Jadi aku tak berkesempatan kan?

“Gomawo Luhan oppa.” Ujarnya. Luhan meraih pinggangnya dan mencium pipinya. Yang kemudian memerah karena malu. Aku menangkap sudut matanya mengecekku. Nan gwaenchana, Soyou. Aku baik-baik saja, meskipun rasanya ingin kubuat tangan Luhan patahagar tak lagi memeluk pinggangmu dengan cara seperti itu.

“Jadi kalian sudah berteman baik sekarang? Aku khawatir kalian tidak bisa berteman dengan baik, karena entah kenapa aku melihat kalian merasa risih jika berdekatan satu sama lain.” Ujar Luhan.

“Aniyo oppa. Kita berteman kok. Ya kan, Woohyun?” ujar Soyou sambil menoleh dan tersenyum padaku. Aku diam menatapnya.  Jadi, aku hanya teman ya? “Tentu saja kami bisa berteman. Lagipula dia berteman dengan Amber, teman Amber adalah temanku juga.” Ujarku. Dia menoleh padaku, matanya membulat, aku yakin itu tanda dia kaget. Aku tidak salah mengucapkan suatu hal kan? Cih… teman. Aku terjebak bukan?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
michimima #1
So cool <3
I love it~
novaqueenheart
#2
Chapter 17: Uwaaaaa happy ending <3 >o<
Gomawo buat story nya yg berakhir happy ending, >o<
Btw, siapa yg menikah dgn Luhan? Author-nim kah??? ;)
novaqueenheart
#3
Chapter 16: Semangat author-nim ^o^
novaqueenheart
#4
Chapter 15: Can't wait for next chapter >,<
akared #5
Serius? Dah lamanyer tak bace fic melayu!!!
Please bear with your new subscriber, babe!