greens lake (the first and last kiss)
A Piece Of Romance (DRABBLE and ONE SHOT COLLECTION)Ini terinspirasi dari cerpen sebuah majalah berdebu yang gak sengaja aku temukan di gudang rumah ku saat itu aku mau naruh buku buku ku yang udah gak kepake dan gak sengaja mataku ngeliat setumpuk majalah yang udah tertutup debu dan jadilah fic ini.
Yah… majalah sekitar tahun 2008 sampulnya aja udah grepes dimakan massa.
Mian jika hujan typos membasahi karya ini…
Suasana rumah keluarga jang begitu ramai . semua ruangan dipenuhi orang orang yang tengah bekerja . namun di kursi taman tepat dibawah pohon rindang wooyoung hanya terpaku memandangi pemuda yang tengah asyik mengobrol dengan ibunya .
Sudah 3 tahun wooyoung masih saja merasakan getaran yang melemaskan seluruh persendian tubuhnya setiap kali bersua dengan sosok nickhun . getaran yang spontan , cepat dan tak mampu dihindari . wooyoung sering menepis perasaannya . karna ia sadar betul perasaannya itu hanya akan menimbulkan kesakitan yang tak terkira .
“ ternyata adiku tercinta bersembunyi disini ?” wooyoung terkejut oleh kehadiran tiffani . segera ia lepaskan pandangannya dari sosok nickhun . “kau lupa yah.. tiga hari lagi aku menikah ?”
“lalu…?”
“ lalu..???” tiffani.
“ oh maafkan aku nunna , seharusnya aku melakukan sesuatu yang berguna . aku kurang enak badan . demi nunna , katakan apa yang harus aku lakukan ?” woo menunjukan wajah bersalahnya kepada sang nunna . tapi tiffani malah terlihat lebih bersalah karna membuat adik satu satunya salah paham .
“bukan itu maksudku woo , semua sudah ada yang mengatur kok . aku hanya butuh dukunganmu”
“tentu saja aku mendukung mu “
“ tapi kau terlihat tidak bahagia ?”
Wooyoung ingin mengatakan bahwa ia ikut bahagia dengan pernikahan tiffani . tifani yang sangat cantik tapi sangat idealish , hanya memikirkan karir dan kemandirian . ia lebih senang berganti ganti pacar disbanding harus menjalin hubungan serius . keputusannya utuk menikah tentu saja mengejutkan dan juga melegakan keluarganya . lalu? Apa kata orang jika wooyoung mengatakan bahwa dia tidak bahagia dengan keputusan kakanya .
Di satu sisi ia memang lega kakanya menikah , paling tidak orang tuanya tidak akan mendesaknya lagi untuk mempengaruhi tiffani agar cepat menikah . namjun pertanyaan yang selalu diutarakannya dalam hati , “mengapa harus dengan nickhun ?” . padahal dialah yang pertamakali mencintai khun . sementara tiffani selalu berpindah pindah tempat untuk melakukan hubungan cintanya , tapi mengapa tiffani harus menunjuk khun sebagai pilihan terakhirnya ?. satu satunya pria yang membuat wooyoung menutup pintu hatinya untuk siapapun .
Wooyoung sadar perasaannya itu salah tidak mungkin kan seorang nickun akan membalas cintanya . nickhun bukan seorang pecinta sesame jenis seperti dirinya . terlebih khun sosok namja sempurna yang memiliki berjuta pesona.
Tapi asal kalian tau wooyoung hanya mencintai nickhun seorang tidak untuk namja lain sebelum mengenal khun pun wooyoung memiliki seorang yeojjachingu.
“hey .. kau melamun ?” Tanya tiffani menyadarkan wooyoung .
“ a.. aany .. aku hanya sedang terkagum melihat rumah kita yang sudah dihias . terlihat bagus?”
“bagus apanya ?? masih berantakan begitu kau bilang bagus?” heran tiffani “nglamunin apa sih woo?”
“a.. any aku tidak melamun hanya.. aku sedang tak enak badan”
“emm baiklah kalau kau tak mau cerita aku masuk dulu ne?”
Wooyoung memperhatikan tiffani yang tengah berjalan memunggunginya . khun menghampiri tiffani , menghadiahinya sebuah kecupan .
air mata wooyoung menitik ia tak mampulagi meraba keadaan hatinya . tiba tiba ia merasa akrab dengan perasaan yang kini tengah menyergapnya . masih melekat di pikirannya hari ulangtahun khun yang ke 25 .
wooyoung sengaja pergi ke mall mencari hadiah untuk khun, kemeja biru tua polos di pilihnya . ia membayangkan betapa manisnya khun memakai baju itu . sambil bersenandung riang dia menemui khun namun keriangan itu seketika luntur dari wajah woo . sepertinya khun tak mengharapkan hadiah itu .
ia menyambut wooyoung dingin sambil berkata “ tak perlu repot repot memberiku sesuatu wooyoung-ah” …………” kenapa ? apa salahnya aku senang jika memberi sesuatu yang bisa kau gunakan “
“mungkin kau senang tapi tidak dengan ku! Semakin sering kau member ku sesuatu, semakin aku merasa terbebani. “
“aku tak bermakzud membebanimu , aku hanya ingin memberimu khun “
“ tapi bagaimana jika aku tak bisa membalasnya ? apa yakin kau tak merasa sia sia telah memberi banyak padaku”?
Wooyoung merasa hancur . perkataan khun bagai penolakan cintanya yang tak pernah ia ungkapkan. Tak berkata kata ia letakan kadonya diatas meja mungil . hari itu wooyoung pu
Comments