“Suho bukan anak kandungku”, Kyuhyun  bertutur secara lirih. Walaupun suaranya terdengar sangat kecil, tapi disuasana yang sepi ini Siwon dapat mendengar perkataannya dengan jelas. Dan semua itu berhasil membuat semua aliran darah di wajahnya menghilang. Siwon termangu dengan wajah yang pucat pasi. Ia tidak menyangka ternyata Suho bukanlah anak kandung Kyuhyun. Ia memang sempat ingin mencari tahu siapakah ayah Suho, tapi ia singkirkan keinginannya itu. Ia merasa itu bukan urusannya, walaupun sebenarnya ia sangat penasaran. Ada sebersit rasa lega juga saat ia mengetahui hal ini.

“Suho adalah anak dari kakak angkatku. Zhoumi. Appa tidak pernah menyetujui kedekatan Zhoumi dan kekasihnya, Henry. Karena menurut Appa mereka tidak sederajat. Henry hanyalah seseorang yang lahir dari keluarga biasa. Maka, mereka memutuskan untuk menikah secara diam-diam, hingga lahirlah Suho”

“Lantas apa yang membuat mereka meninggal dunia?”

“Kecelakaan...”

Flashback

“Tuan Muda Kyuhyun, aku mohon buka pintunya. Tuan besar mengajak Anda untuk makan malam bersama”, teriak salah seorang pelayan kepada Kyuhyun yang saat itu mengurung diri di kamar.

“Bilang padanya aku tidak lapar!!”, teriak Kyuhyun.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan kesal. Ia memulai kembali membuat not-not baloknya pada selembar kertas. Menjadi seorang mahasiswa jurusan musik, memang menyenangkan apalagi saat membuat nada-nada yang baru. Tapi, ia tak merasakan hal itu saat ini. Hatinya sedang merasa jengkel. Alhasil, ia pun hanya mencoret-coret hasil karya yang baru setengah jadi itu, lalu meremas kertas tersebut dan membuangnya ke lantai.

Semua ini karena Appa-nya. Jika bukan karena keegoisan itu hidup keluarganya tidak akan sehancur ini. Kyuhyun mengepalkan tangannya, saat sesuatu yang mengusik pikirannya berkelebat lagi. Zhoumi, kakak angkatnya telah pergi meninggalkan rumah ini. Jika saja Appa  menyetujui hubungan Zhoumi dengan Henry, mungkin mereka masih menjadi keluarga yang harmonis.

Selain itu, perginya Zhoumi dari keluarga Cho, membuat Kyuhyun menjadi pewaris dan pengelola perusahaan. Ia tidak merasa dunia bisnis adalah jiwanya. Ia hanya ingin menjadi seseorang yang mencurahkan segala sesuatunya pada musik.

Kekerasan hati Appa benar-benar membuat  semua orang yang ada di rumah ini susah. Kyuhyun merasa Appanya yang perhatian berubah semenjak kematian yang menimpa Ummanya. Jika saja Ummanya tidak meninggal secara tragis, mungkin Appa tidak akan berubah menjadi sosok yang dingin.

Ummanya meninggal, karena seseorang telah membunuhnya. Rekan bisnis Appanya melakukan cara keji, dengan memberikan ummanya makanan yang berisi racun. Kematian itu diusut dan terungkap setelah dilakukan penyelidikan yang mendalam, dan modus yang membuat pelaku melakukan hal itu adalah karena ia tidak terima perusahaannya kalah tender dalam proyek besar yang dimenangkan oleh perusahaan Appanya. Menurut hasil interogasi yang dilakukan polisi, pelaku mengakui tender tersebut satu-satunya jalan yang bisa membuat perusahaannya bangkit dari ambang kehancuran.

Appanya tidak habis pikir, ternyata ada orang sekeji itu yang rela membalas dendam dengan cara membunuh karena uang. Jika saja rekan bisnisnya berbicara secara jujur kepadanya, Appanya tidak akan segan-segan untuk mundur dari tender itu, bahkan membantu memberikan aliran dana. Hal itu, membuat Appa menarik kesimpulan, bahwa orang-orang yang hidupnya susah, adalah orang yang membahayakan. Mereka miskin, dan karena kemiskinan itu mereka rela melakukan apapun untuk membuat hidupnya lebih baik.

Dari situlah, perilaku appanya berubah. Ia menjadi sosok yang selalu memakai perisai dengan cara mengeluarkan aura dingin. Ia selalu waspada kepada siapapun, dengan cara tidak mempercayai siapapun, khususnya orang-orang yang tidak sederajat dengannya. Yang tidak memiliki kekayaan yang sama besarnya dengan dirinya.

Maka, saat Appa mengetahui bahwa Zhoumi ternyata memiliki hubungan dengan namja yang berasal dari keluarga sederhana, Appa menentang hubungan tersebut. Terlalu lelah dengan semua penolakan yang Appa lakukan, Zhoumi pun memutuskan untuk meninggalkan rumah ini, meninggalkan kemewahan yang ia dapat dari keluarga ini, dan meninggalkan pekerjaan yang sangat ia sukai, menjadi wakil pimpinan tertinggi di Cho Inc.

Sekarang  Kyu merasa rumah yang besar ini amat sangat sepi. Seharusnya, Zhoumi, Henry, dan anak mereka yang masih berumur 2 minggu tinggal disini. Ia bisa menjamin, pasti rumahnya akan terasa hangat dan ramai, karena datangnya anggota keluarga baru.

“Tuan Muda!! Tuan Muda!!”, Kyuhyun mengerjap saat pelayan memanggilnya secara bertubi-tubi sambil mengetuk pintu dengan brutal.

“Wae?!”, ia berteriak kesal ketika pintu berhasil ia buka. Disana ia mendapati wajah penuh ketakutan dari sang pelayan.

“Tu-Tuan muda Zhoumi.. be-beliau mengalami kecelakaan pesawat..”

“Apa?!”

Kyuhyun tidak habis pikir, ternyata tadi pagi, saat ia mengunjungi kakaknya adalah saat terakhir. Zhoumi meminta bantuan Kyu untuk membelikan dua tiket pesawat ke Cina yang akan digunakan oleh ia dan Henry. Keuangan Zhoumi yang minim membuatnya meminta bantuan Kyuhyun. Zhoumi berjanji, segera setelah ia mendapat gaji pertamanya sebagai penjaga keamanan di salah satu restoran, ia akan melunasi hutangnya kepada Kyuhyun. Sejujurnya, Kyu juga enggan untuk menerima uang dari kakaknya, ia tahu bagaimana sulitnya hidup Zhoumi dan Henry, setelah memutuskan pergi dari keluarga Cho. Appanya membuat Zhoumi di blakclist dari dunia kerja.

Kepergian Zhoumi dan istrinya ke Cina secara mendadak terjadi karena mereka mendapatkan kabar buruk bahwa terjadi kebakaran di ladang dan peternakan orang tua Henry. Bahkan dari berita yang mereka ketahui, Tuan dan Nyonya Lau ada didalam kebakaran tersebut.

ZhouRy pun dengan terpaksa menitipkan bayi mereka, pada ahjumma yang sudah menjadi tetangga di flat kumuh yang mereka huni.  Kyuhyun tidak mungkin membawa keponakannya itu, karena ia tahu appanya yang dingin pasti tidak akan mengijinkan bayi kecil itu untuk tinggal di kediamannya. Appanya membenci Suho yang merupakan darah daging  Henry. Tapi, Kyuhyun berjanji setiap hari ia akan menjenguk keponakannya yang menggemaskan itu.

Kyuhyun merasa semua aliran darah memuncak di kepalanya. Saat ini walaupun ia merasa sangat ingin menangis, tapi ia lebih merasakan perasaan marah yang semakin menggelora. Ia marah kepada Appanya. Kyuhyun menabrak tubuh sang pelayan, lalu berlalu ke arah meja makan.

“Kau puas!! Sekarang mereka telah mati!! Seperti yang kau inginkan. Dasar Pembunuh!”, teriak Kyuhyun secara tiba-tiba, kepada Appanya yang saat itu sedang menikmati makan malam yang menyedihkan. Menyedihkan, karena bahkan anak kandungnya sendiri*Kyuhyun*, enggan untuk makan malam bersama dengannya karena terlalu benci kepada dirinya.

“Jaga bicaramu, Cho Kyuhyun! Aku adalah Appamu, bicaralah yang sopan!!”

“Kau bukan seorang Appa, karena seorang appa tidak mungkin membunuh anaknya sendiri!”

“Apa maksudmu?!”

“