Chapter 2

I'LL WAIT...

***

Besok pagi, seperti biasa Kris akan menjemput Lay untuk berangkat sekolah bersama. Biasanya sepanjang perjalan Kris akan terus menggoda Lay, dan akhirnya dia harus merasakan nyeri di bagian punggungnya akibat pukulan bertubi-tubi yang diberikan oleh Lay. Namun, kali ini terasa sedikit berbeda. tidak ada suara yang kelaur dari mulut keduanya. Kris hanya terdiam sambil menatap lurus ke arah jalanan di depannya. Dalam hati Lay hanya bisa menabak apa yang sedang di pikirkan oleh kekasihnya itu.

“Kris…” Panggil Lay saat mereka sudah tiba di sekolah.

“Hmm…”jawab Kris sambil melepas helmnya. Membuat rambut coklat terangnya sedikit berantakan. Tapi, itu malah membuatnya terlihat semakin tampan.

“Kau…marah padaku?” ujar Lay pelan. Dia menatap cemas ke arah namja tinggi dihadapannya.

“Masuklah… sebentar lagi kelas akan dimulai…”jawab Kris, lalu melangkah pergi. Meninggalkan Lay yang terdiam di tempatnya. Namja manis itu hanya menatap sosok Kris yang perlahan menghilang di tengah kerumunan siswa.

Bel pulang berbunyi nyaring, dengan cepat Lay menyambar tasnya. Dia tidak perlu repot-repot membereskan buku-bukunya. Selama pelajaran tadi, dia sama sekali tidak memperhatikan penejelasan guru. Bagaimana mungkin dia bisa berkonsentrasi belajar, sementara pikirannya terus mengarah pada Kris. Lay semakin cemas saat Kris tidak memperlihatkan sosoknya saat jam istirahat. Lay sudah mencari kemana-mana, bahkan sampai ke gudang sekolah, tapi dia sama sekali tidak melihat namja tinggi itu.

Lay mempercepat langkahnya menuju kelas Kris. Berharap dia bisa bertemu dengan kekasihnya.

krekk…

“Lay…”

Lay menatap ke arah namja yang masih duduk di kursinya. Lay mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kelas yang sepi itu. tapi, dia tidak menemukan siapapun selain namja itu.

“Chanyeol-ah…” ujar Lay lemah. Harapannya seolah-olah sirna tertiup angin.

“Lay, ada apa?” Tanya Chanyeol yang kini sudah berdiri di depan Lay. Tubuh tingginya bersandar pada sisi pintu.

Lay menggeleng pelan.

“Aku tadi melihatnya pergi dengan terburu-buru. Aku kira dia pergi bersama mu…” ujar Chanyeol sambil menatap namja yang lebih pendek darinya itu.

Lay masih terdiam. Matanya menatap ujung sepatunya. Seolah-olah hal itu lebih menarik baginya.

“apa ada masalah?”

Lay menghela napas sejenak. Tiba-tiba matanya terasa berat.

“Aku tidak tahu, Chanyeol-ah. Aku pikir menjadi orang terdekatnya bisa membuatku lebih mengenal dirinya. Tapi, tetap saja aku tidak bisa membaca isi hatinya. Aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Aku bahkan tidak tahu apa yang membuat sikap Kris berubah. Dia… dia seperti menjauhiku” ujar Lay. Suaranya terdengar lirih di akhir kalimatnya.

“ Kris dan aku adalah dua orang yang berbeda. Sangat berbeda. Walaupun aku terus berada di dekatnya, aku tidak bisa menjadi orang yang sama dengannya. Aku mencoba untuk memahaminya, tapi tetap saja…aku tidak tahu apa-apa. Kalaupun, akhirnya Kris menemukan…orang yang bisa memahaminya dengan baik, aku…aku—“

“Lay…” panggil Chanyeol membuat kalimat panjang Lay terputus. Lay mengangkat kepalanya. Walaupun pandangannya sedikit kabur akibat genangan air di pelupuk matanya, dia masih bisa melihat wajah tampan Chanyeol yang sedang tersenyum kepadanya. Dia bisa merasakan sentuhan tangan Chanyeol yang mengusap pelan rambut coklatnya.

Chanyeol menunduk sedikit. Membuat pandangannya sejajar dengan Lay.

“Kau tidak perlu khawatir. Kris sangat mencintaimu, percayalah. Sekali dia membuat keputusan, dia tidak akan merubahnya. Dan dia sudah memutuskan untuk menjadikanmu orang yang paling penting dalam hidupnya. Yang perlu kau lakukan hanyalah percaya padanya dan tetap berada disampingnya, apapun yang terjadi…”

Lay terdiam, mencerna maksud perkataan Chanyeol. Detik berikutnya namja cantik itu mengangguk. Senyuman manis merekah di wajah putihnya, dimple yang tercetak di pipi kanannya membuatnya semakin terlihat menawan.

“Senyuman memang lebih cocok untukmu…”

Ucapan Chanyeol membuat senyuman Lay semakin merekah.

@@@

Pembicaraannya dengan Chanyeol memberikan semangat baru untuk Lay. Namja itu semakin berusaha untuk mendekati Kris. Dia tidak ingin namja yang sangat dicintainya menanggung beban sendirian. Lay ingin membantu Kris. Walau, Lay tidak bisa menjanjikan apapun, setidaknya dia ingin agar Kris tahu bahwa dia tidak sendiri.

“KRIS…!!!”

Lay yang melihat Kris melintas di depan kelasnya, segera berlari ke arah namja tinggi itu dan memeluknya dengan erat.

“Lay…”

“Aku sangat merindukanmu…”ucap Lay lembut. Wajahnya terbenam di bahu lebar Kris. Menghirup dalam-dalam aroma tubuh Kris yang memanjakan indra penciumannya. Lay sedikit tidak percaya bisa memeluk Kris seerat ini lagi, merasakan hembusan nafasnya, hangat tubuhnya, detak jantungnya, seolah-olah itu adalah hal yang berharga untuk Lay.

“apa yang kau katakan?”ujar Kris sambil melepas pelukan Lay. Suaranya terdengar dingin di telinga Lay. Rasa hangat yang tadi dirasakannya kini berubah menjadi sangat dingin, membuat tubuh namja itu membeku di tempatnya, matanya menatap Kris dengan penuh kebingungan.

“Maaf, Lay… hari ini aku tidak bisa mengantamu pulang. Aku…ada urusan lain…” Kris tampak berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. Matanya tidak menatap ke arah Lay.

“urusan apa? Boleh aku ikut bersamamu..?” Tanya Lay, mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Padahal, dia masih merasa shock atas sikap dingin Kris terhadapnya.

“Tidak perlu…” Nada bicara Kris masih terdengar datar.

“Wae? Kenapa aku tidak boleh ikut? Aku janji tidak akan menganggumu…”

“Tidak perlu…”

“Tapi Kris aku—”

“AKU BILANG TIDAK PERLU…!!! HARUS BERAPA KALI AKU MENGATAKANNYA PADAMU, ZHANG YIXING...?!”

Deg...

Tubuh Lay mundur selangkah. Mata teduhnya membulat. Dia benar-benar terkejut. Dia tidak pernah menyangka, Kris akan membentaknya.

Kris yang menyadari perubahan raut wajah Lay, hanya bisa menghela napas. Dia mengusap kasar wajahnya yang terlihat sangat lelah.

“Maaf, Lay… aku tidak bermaksud—”

“Ak-aku mengerti… Tidak seharusnya aku mencampuri urusanmu…”ujar Lay dengan kepala tertunduk. Dia tidak sanggup menatap wajah Kris. Lay sudah berusaha keras untuk bertahan, tapi hatinya tidak kuat lagi bertahan dengan perubahan sikap Kris yang tiba-tiba.

“Lay…”

“aku minta maaf… Kris”

Setelah mengatakan hal itu, Lay segera pergi dari tempat itu, sebelum Kris melihatnya semakin hancur.

Kris hanya terpaku melihat sosok Lay yang berlari menjauh. dia bisa merasakan sessuatu yang keras menghantam dadanya. Membuat hatinya terasa remuk dan hancur seketika. Dia tidak tahu harus berbuat apa-apa untuk menyatukan kembali serpihan-serpihan itu.

Tidak!.

bukan, tidak tahu. Tapi, dia tidak bisa melakukannya. Karena hanya ada satu orang yang mampu menyatukannya kembali.

“Lay…aku sangat mencintaimu. Maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa…”gumam Kris seraya mengepalkan tangannya erat.

@@@

Suara isakan terus keluar dari mulut Lay. Matanya terlihat membengkak, karena terus mengeluarkan air mata. Wajahnya pun sudah sangat basah. Lengan bajunya pun sudah basah, digunakan untuk menghapus air mata yang tidak kunjung berhenti. Sejak tadi Lay hanya duduk di bangku taman, menangis tersedu-sedu. Beruntung keadaan taman itu sedang sepi, sehingga tidak ada yang menyadari kondisi Lay yang sangat ‘mengenaskan’.

“Yifan…”

Nama itu terus terucap di sela-sela isakan Lay. Tapi, yang ada nama itu hanya membuat hati Lay semakin sakit. Lay tidak tahu harus bersikap seperti apa. Apakah dia harus membenci Kris? Apakah dia harus memaafkan Kris? Apakah dia masih mencintai Kris? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Lay. Dia ingin memaafkan Kris, tapi hatinya terasa perih tiap kali mengingat bagaimana Kris membentaknya. Dia ingin membenci Kris tapi di sudut hatinya dia masih mencintai namja itu. Lay hanya bisa terus menangis ditengah kebingungannya.

“hei…kau tidak apa-apa?”

Suara asing itu membuat Lay mendongak. Kepalanya yang terasa pusing karena terus menangis, membuat pandangannya menjadi tidak focus. Dari suaranya, Lay bisa tahu kalau sosok yang berbicara dengannya itu adalah seorang namja.

Lay tidak bisa menjawab. Yang bisa keluar dari mulutnya hanyalah suara isakan.

Namja itu kemudian duduk di samping Lay. Dia mengeluarkan sapu tangannya, dan menggunakannya untuk mengusap wajah Lay yang basah.

Lay tidak menolak dan hanya diam di tempatnya. Dia terlalu lelah untuk merespon namja di hadapannya.

“aku tidak tahu masalah apa yang sedang kau hadapi, tapi…percayalah, semua akan baik-baik saja”

Walau hanya diterangi oleh cahaya dari lampu taman, Lay bisa melihat namja itu tengah tersenyum kepadanya.

“aku sendiri juga tidak tahu, apakah masalah yang kuhadapi akan berakhir dengan baik atau tidak. Tapi, dari pada terus terpuruk dan menderita, lebih baik kalau aku berjuang untuk memperbaikinya. Selagi aku masih punya waktu untuk melakukannya. Kalau pun, ini tidak berakhir dengan baik, aku tidak akan menyesalinya. Karena…aku sudah berusaha…”

Mata Lay terus terpaku menatap namja yang baru dilihatnya itu. Lay baru menyadari kalau namja itu memiliki wajah yang indah.

“Kau pun juga harus berjuang, untuk dirimu dan…orang yang mencintaimu”ucap namja itu sambil menepuk pundak Lay.

Lay mengangguk mengerti. Isakannya sudah berhenti, walaupun jejak air mata masih terlukis di wajahnya.

“Terima kasih…”ucap Lay tulus.

“tidak masalah. Aku hanya tidak suka melihat namja manis sepertimu bersedih…”ujarnya sambil tersenyum.

Lay ikut tersenyum mendengar ucapan namja itu.

“Ambillah. Anggap saja sebagai hadiah kecil dari ku…”

Namja itu menyelipkan sapu tangan miliknya ke tangan Lay.

“aku pergi dulu. Sampai jumpa, Manis…” ucapnya sambil mengusap rambut Lay pelan, lalu melangkah pergi.

Lay terus memandang namja itu hingga sosoknya menghilang di balik gelapnya malam. Lay menatap sapu tangan bergambar rusa di tangannya. Terdapat sebuah tulisan yang disulam di bagian ujungnya.

“Lu…han…”

---TBC---

A/N: ....T_T....Ya!! Nappeun Dragon, how dare yoou make our Adorable Unicorn crying.....!!!!

it's ok, Xing...there is a Manly Deer will soothing you...


(pict belong to the owner)

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
---A_V---
gomawo, guyz...for reading this story...^_^

Comments

You must be logged in to comment
sorahsorah
#1
Chapter 4: Kris kamu kok aneh?! Ngapain kamu bersikap gitu ke yixing?! *tendang kris lol
Agak bingung juga pas bagian kris kok hilang gitu kenapa ya?
Aku suka alurnya. Makasih
kkamJUN #2
Chapter 2: wufan jahat ih bkin yixing nangis.. :(
#jitakinNaga
*peluk yixing*
acieeeee..luhan dtg2 bijak bgt.. XD
sukaaa~
kkamJUN #3
Chapter 1: wufan aneh deeh sikapnya.. :o
mesti ada apa2 nih !
Oke lanjut .. XD
jongkray
#4
Chapter 4: sumpah... awalnya waktu kris marah jd inget film dealova.... udah mau nangis bacanya eh ending nya ngakak gara2 kris gwiyomi >__<
seideer #5
Chapter 3: Kris knp ya..
Baik bgt sih km lay..
Clovexo
#6
Chapter 4: akhirnya kris datang juga..
sempat sedih ih pas kris datangnya telat..
tapi btw, pas kris yg lagi marah sama lay itu kok gk dijelasin?
kraying01 #7
Chapter 4: O_O gue salah tebakan?wkwkwk.yey! Happy ending ..
chamii704 #8
Chapter 4: alesan kris sikap'a bd ma lay koq g dijelasin ya..?
Apa Qyg klwt bc'a..

Yg pnting happy end lah..akhr'a kray balik lagi
Julianeka
#9
Chapter 4: hapily ever after uoooouooo*nyanyi bareng luhan*.
btw lulu nya cuma cameo doank nh thor? yah kirain bakal jd org ketiga.

flufeh nya berasa bgt. dan kado kwiyomi nya kris gk bgt.
guylian #10
Chapter 4: Ahaha, kalo kris begitu depan gua langsung. Ngakak dahh.