Chapter 1

I'LL WAIT...

A/N: Saengil chukkae...for Healing Unicorn....^_^...FF ini masih bagian dari KrAy Series...enjoy reading...

***

Ruangan yang semula dipenuhi dengan suara dentingan piano, kini berubah hening saat seorang namja menghentikan jemarinya menari di atas tuts-tuts piano. Tangannya kini bergerak di atas kertas menuliskan barisan lirik yang bisa menyatu dengan nada-nada tadi hingga menjadi sebuah lagu yang indah. Sebuah lagu yang bisa mewakilli perasaan yang di miliki oleh namja itu. tangannya terus bergerak lincah, membuat kertas putih itu kini penuh dengan goresan berwarna hitam yang bermakna.

Namja itu mengulas senyum melihat barisan kalimat yang telah ditulisnya. Walaupun belum sepenuhya rampung, namja itu terlihat puas dengan karyanya. Dia lantas menyimpan kertas itu di dalam map coklat, dan memasukkannya ke dalam tasnya.

Kepala namja itu menoleh ke arah jendela yang mejadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan music itu. namja itu kembali tersenyum, melihat lanit yang telah di dominasi dengan warna oranye. Burung-burung yang terbang melintas untuk kembali ke sarangnya, membaut pemandangan sore itu semakin mengagumkan. Tidak heran kalau belakangan ini namja itu sering menghabiskan waktunya di ruangan music. selain karena ruangan dance masih dalam status ‘terlarang’ untuknya, dia bisa mendapatkan inspirasi untuk menyelesaikan lagunya di ruangan music.

 “sepertinya aku harus pulang sekarang…” gumam namja itu, kemudian menyampirkan tasnya di bahu. Namja manis itu kemudian berjalan menuju pintu, dan menguncinya.

Setelah memastikan ruangan musik sudah dikuncinya, namja itu melanjutkan langkahnya.  Derap langkahnya menggema di sepanjang koridor sekolah yang sepi.

Grebb…

Seseorang tiba-tiba menarik tubuh namja itu dan menghempaskannya ke tembok. Tidak terlalu keras, namun cukup untuk membuat namja itu meringis. Belum hilang rasa terkejutnya akibat serangan tiba-tiba yang diterima oleh tubuhnya, namja itu kembali dikejutkan saat sesuatu yang lembut menyentuh permukaan bibirnya.

Mata namja manis itu berkedip perlahan. Dia tidak berteriak ataupun memberontak. Karena dia tahu, sentuhan itu hanya milik seseorang.

Seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.

“…Kris”

Panggil namja itu, saat melihat wajah yang ada di depannya. Yang berjarak kurang dari sejengkal. Namja bernama Kris itu mengulas senyum, lalu kembali mengecup bibir namja yang ada dihadapannya dengan lembut. Kris kembali tersenyum saat namja manis itu membalas ciumannya. Kris merengkuh namja itu, membuat tautan bibir mereka semakin dalam.

Beberapa saat kemudian barulah mereka melepas tautan itu, sebelum mereka mati konyol karena kehabisan oksigen.

“kau dari ruang music?”

“hmm…kau melarangku untuk menari. Jadi, hanya bermain piano yang bisa aku lakukan saat ini, hingga kau benar-benar percaya kalau kakiku sudah sembuh…”

“Lay…” ucap Kris lirih sambil menatap wajah Lay.

“Arasso…kau mmelakukan ini demi kebaikanku…” ujar Lay agak kesal. Menari adalah salah satu hal yang paling disukainya. Dan melarangnya menari membuatnya merasa hampa. Siapapun juga pasti akan merasa kesal, saat mereka tidak boleh melakukan apa yang mereka sukai.

Kris menghela napas. Dia lalu menangkup pipi Lay dengan tangannya. Membuat namja manis itu menatap Kris dengan mata hazelnya.

“Aku suddah mengatakan ini berkali-kali padamu. Aku sangat mencintaimu, Lay. Dan aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu…”

Lay menunduk. Perkataan Kris membuatnya membisu. Dia tidak bisa mengelak ataupun membalas perkataan Kris. Lay tahu bagaimana perasaan Kris. melihat seseorang yang sangat kau cintai terluka membuatmu ingin mati saat itu juga. Saat kau tidak bisa melakukan apapun untuknya, saat itu juga kau merasa tidak pantas untuk di lahirkan di dunia ini. Lay pernah mengalami hal seperti itu. dan itu yang membuatnya tidak bisa lepas dari namja bermarga Wu itu.

“Lay…”

Lay terdiam. Kris menganggap itu sebagai jawaban, kalau Lay sudah mengerti akan maksud perkataan Kris.

“Lagi pula, aku suka tiap kali jemari ini menari diatas tuts piano. Kau tahu, mendengar permainamu, membuatku merasa tenang…” ujar Kris, lalu mengecup jemari Lay.

Lay mengangkat kepalanya. Matanya menatap ke dalam manic mata Kris. Lay bisa melihat ketulusan dan kehangatan di balik mata tajam Kris. Tanpa sadar, Lay mengulas senyum yang menampakkan ceruk di pipi kanannya.

“ayo pulang, aku sangat lapar…” ujar Kris sambil menyeringai.

###

Dalam perjalan pulang, mereka berdua singgah di super market untuk membeli bahan makanan. Awalnya Kris menolak tentu saja dengan alasan yang sama, tapi Lay bersikeras untuk membeli bahan makanan, dia tidak ingin menjadi santapan Kris malam ini.

Lay tengah sibuk memilih bahan makanan, sementara Kris dengan santai mengikut di belakang namja cantik itu sambil mendorong troli. Sesekali Lay menoleh kebelakang untuk memastikan namja tinggi itu tidak memasukkan barang aneh ke dalam troli, atau menggoda pengunjung yang lewat. Lebih tepatnya bukan Kris yang menggoda mereka, tetapi sebalknya. Siapa pun pasti tidak bisa menahan mata mereka untuk sekedar menoleh ke arah namja tampan itu. baru sebentar saja Lay melepas pandangannya dari Kris, sudah banyak yeoja yang mengerumuni kekasihnya itu sambil mengarahkan ponsel mereka ke arah wajah tampan Kris. Bukan Kris namanya, kalau dia tidak bisa memanfaatkan kesempatan untuk menggoda Lay. Saat Lay memanggilnya, bukannya menyahut, kris malah asik foto bersama dengan para yeoja itu. setelah memastikan kalau rencanya berhasil, barulah Kris menghampiri Lay yang sedang kesal.

“kenapa kau ke sini? Ladeni saja para fans mu itu…”ujar Lay ketus. Matanya menatap deretan bumbu masak yang ada di rak di hadapannya.

“wae? Kau cemburu?”

“hahaha…cemburu? Untuk apa aku cemburu?”

“oh…kalau begitu aku kembali saja ke tempat mereka…”

Lay membulatkan matanya, lalu menahan lengan Kris. Membuat langkah namja tinggi itu terhenti.

“a-aku tidak cemburu. Hanya saja aku…”

Lay menggantung kalimatnya. Kris menaikkan sebelah alisnya menanti lanjutan kalimat Lay.

“aku hanya…tidak suka” ujar Lay dengan kepala tertunduk.

Ini pertama kalinya Lay mengatakan hal seperti itu. Kris tidak bisa menahan senyumnya. Ucapan Lay menandakan kalau namja manis itu tidak ingin kehilangan dirinya. Terkadang Kris di hampiri perasaan kalau Lay tidak memiliki perasaan sebesar perasaannya terhadap namja berlesung pipi itu. namun kini, ucapan Lay barusan membuktikan bahwa Lay juga sangat mencintainya. Dan kini tidak ada lagi yang perlu di ragukan oleh Kris.

“a-aku…ke sana dulu…”ujar Lay tebata, kemudian melangkah pergi menyembunyikan wajahnya yang memerah.

“hei, Lay…! Tunggu…” ujar Kris lalu mengikui kekasihnya.

Mereka berdua kembali melanjutkan kegiatan berbelanja yang sempat tertunda.

Drttt….drtt….

Kris menatap ponselnya sejenak. Lalu memasukkannya kembali ke dalam saku.

“kenapa tidak diangkat?”Tanya Lay bingung.

Kris hanya tersenyum “kau sudah selesai?”

Lay mengangguk sambil terus menatap Kris. Lay bisa merasakan perubahan raut wajah Kris. Tapi dia tidak ingin membahasnya lebih lanjut.

@@@

“Lay aku pinjam kamar mandi…”ujar Kris yang tengah berdiri di depan pintu kamar Lay.

“ne…” ujar Lay yang sedang mengambil pakaian di dalam lemari.

Setelah mengganti pakaiannya, Lay beranjak menuju dapur untuk memasak makan malam untuk mereka berdua.

“kau habis mandi?” Tanya Lay, saat lengan Kris melingkari pinggangnya dari belakang. Lay bisa merasakan tetesan air dari rambut Kris membasahi pipinya.

“hmm…seharusnya tadi aku memintamu mandi bersamaku..” ujar Kris sambil mengecup bahu Lay yang tidak tertutupi oleh bajunya yang longgar.

“Ya!! Dasar mesum…!!”ujar Lay sambil memukul tangan Kris. Membayangkannya saja membuat wajah Lay terasa panas.

Kris tertawa melihat kekasihnya. Dia lalu melepas pelukannya dan duduk di meja makan. Kris tidak melepas tatapannya dari Lay yang sibuk menyiapkan makanan.

Drtt…drtt….

Ponsel Kris yang tergeletak di atas meja bergetar. Kris menatap layar ponselnya, tanpa berniat untuk mengangkatnya.

“angkat saja…”ujar Lay, lalu duduk di samping Kris.

“bukan hal yang penting…”uajr Kris sambil mengisi piringnya dengan masakan Lay.

“Kris…”

“Woah..!! Kemampuan memasakmu semakin hebat Lay. Sepertinya kau bisa membuka warung di kantin sekolah…”ujar Kris sambil menyantap masakan Lay.

“Tidak perlu, hanya memberimu makan sudah cukup merepotkan dari pada membuka warung…”ujar Lay ketus, lalu ikut menyantap makanannya.

@@@

Seperti biasa, sepulang sekolah Kris akan menghabiskan waktunya di rumah Lay. Selain bisa mendapatkan makanan, Kris juga bisa bermanja-manja pada kekasihnya. Seperti saat ini. Sehabis makan malam, mereka berdua menonton tv. Lebih tepatnya hanya Lay yang menonton, karena Kris hanya berbaring di paha Lay. Tangan kanan Lay bergerak mengusap pelan rambut Kris. Sementara tangan Kris menggengam tangan kiri Lay. Kris memejamkan matanya merasakan sentuhan Lay di rambutnya.

Drtt….drtt….

“Kris ponselmu…”ujar Lay, sambil menatap ponsel Kris yang bergetar untuk kesekian kalinya.

“biarkan saja…”ujar Kris tanpa membuka matanya.

“tapi, Kris…mungkin saja itu hal yang penting…” Lay kembali membujuk kekasihnya. Bisa saja Lay yang mengangkatnya, tapi dia tidak mau menganggu privasi Kris. Walaupun Kris adalah kekasihnya, Lay tetap memberi ruang kepada Kris.

“aku ingin tidur…”ujar Kris sambil merapatkan wajahnya di perut Lay.

Lay menatap Kris yang berbaring di pahanya. Tidak biasanya Kris bersikap seperti ini.

“Yifan…”

“Ara….ara…” ujar Kris sedikit kesal. Dia tidak bisa menolak saat Lay memanggilnya dengan nama aslinya. Kris duduk di sofa, lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja dengan malas. Menatapnya sebentar, lalu mengangkatnya.

Lay beranjak ke dapur untuk mengambil air minum. Saat dia kembali, Kris sudah meletakkan kembali ponselnya. Lay lalu duduk di tempatnya semula.

“Lay…”

Lay menoleh, belum sempat dia mengucapkan apapun. Kris mendaratkan ciuman dibibirnya. Kali ini ciuman Kris tidak selembut biasanya, malah terkesan agak kasar. Lay cukup kewalahan mengimbanginya.

 “Kris, ada apa?” Tanya Lay yang menyadari perubahan sikap Kris.

Kris tidak menjawab, dia bermaksud ingin kembali mencium Lay. Tapi Lay menumpukan kedua tangannya di dada Kris. Membuat namja tinggi itu tidak bisa meraih bibir Lay.

“Kris…”

Kris menyingkirkan tangan Lay lalu menangkup wajah Lay dengan tangannya. Kris kembali mendaratkan bibirnya di bibir Lay. Kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Lay berusaha keras menghentikan Kris. Tapi kekuatannya tidak sebanding dengan Kris. Kini Lay sudah terbaring di atas sofa dengan Kris berada di atasnya, tidak melepas tautannya.

“Kris….hen-tikan…cu-kup…” uajr Lay disela-sela ciumannya.

Kris lalu menarik wajahnya, dan menatap Lay yang sedang mencoba mengatur napasnya.

“apa kau tidak suka kalau aku menciummu?”

“bu-bukan seperti itu... “

“kalau begitu biarkan aku melakukannya…”

Ini pertama kalinya Kris memperlakukannya seperti ini. Walaupun Lay melakukan kesalahan, Kris tidak akan melakukan hal yang membuat Lay merasa tidak nyaman.

“Kris…”

Ciuman itu kembali terlepas, saat Lay mendorong tubuh Kris. Mata teduh milik Lay menatap mata tajam Kris. Lay bisa merasakan ada sesuatu di balik tatapan Kris.

“kau belum menjawab pertanyaanku…”ujar Lay.

“aku tidak perlu menjawabnya…”

“Kris…”

Lay benar-benar dibaut bingung dengan sikap Kris. Dia tidak tahu apa yang membuat Kris bersikap dingin seperti ini. Lay yakin dia tidak melakukan apapun yang membuat Kris kesal padanya.

“Aku pergi …” ujar Kris. Setelah mengecup kening Lay, namja tinggi itu melangkah menuju pintu.

Lay hanya bisa menatap punggung Kris yang perlahan menghilang di balik pintu.

“Kris, apa yang terjadi…?”

-----TBC-----

A/N: sebenarnya mau di buat oneshot, tapi kayaknya kepanjangan. nanti cingu bosen bacanya...hehehe... chapter berikutnya bakal di post secepatnya...^_^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
---A_V---
gomawo, guyz...for reading this story...^_^

Comments

You must be logged in to comment
sorahsorah
#1
Chapter 4: Kris kamu kok aneh?! Ngapain kamu bersikap gitu ke yixing?! *tendang kris lol
Agak bingung juga pas bagian kris kok hilang gitu kenapa ya?
Aku suka alurnya. Makasih
kkamJUN #2
Chapter 2: wufan jahat ih bkin yixing nangis.. :(
#jitakinNaga
*peluk yixing*
acieeeee..luhan dtg2 bijak bgt.. XD
sukaaa~
kkamJUN #3
Chapter 1: wufan aneh deeh sikapnya.. :o
mesti ada apa2 nih !
Oke lanjut .. XD
jongkray
#4
Chapter 4: sumpah... awalnya waktu kris marah jd inget film dealova.... udah mau nangis bacanya eh ending nya ngakak gara2 kris gwiyomi >__<
seideer #5
Chapter 3: Kris knp ya..
Baik bgt sih km lay..
Clovexo
#6
Chapter 4: akhirnya kris datang juga..
sempat sedih ih pas kris datangnya telat..
tapi btw, pas kris yg lagi marah sama lay itu kok gk dijelasin?
kraying01 #7
Chapter 4: O_O gue salah tebakan?wkwkwk.yey! Happy ending ..
chamii704 #8
Chapter 4: alesan kris sikap'a bd ma lay koq g dijelasin ya..?
Apa Qyg klwt bc'a..

Yg pnting happy end lah..akhr'a kray balik lagi
Julianeka
#9
Chapter 4: hapily ever after uoooouooo*nyanyi bareng luhan*.
btw lulu nya cuma cameo doank nh thor? yah kirain bakal jd org ketiga.

flufeh nya berasa bgt. dan kado kwiyomi nya kris gk bgt.
guylian #10
Chapter 4: Ahaha, kalo kris begitu depan gua langsung. Ngakak dahh.