The best way
Aku tidak tau, siapa ayah kandung ANAKKU..!!Mian jika hujan typos membasahi karya saya ..*_^
Aku bangun dari tidur ku . sosok yang pertama kali kulihat saat aku membuka mata adalah khun –suami ku . ku rasa dia ikut tertidur saat menenangkan ku tadi siang. Wajahya sangat jelas menggambarkan raut lelah fisiknya. Mataku melebar melihat bercak darah yang mengering di pelipisnya dengan warna biru keunguan kulitnya membengkak . aku yakin ini pasti perbuatan ku , aku merasa sudah tidak waras lagi. Entah… setiap kali perasaan itu muncul aku merasa ingin melempar semua barang yang ada di dekat ku berteriak seperti orang gila sebagai pelampiasan rasa takut yang menyelubungi diriku.
Aku menarik nafas panjang dan beranjak meninggalkan ranjangku . aku berjalan menuruni tangga menuju dapur . ku ambil kotak obat dan membawanya kembali kekamar.
Khun masih lelap dalam tidurnya . dengan hati hati aku membersihkan lukanya . lubang darah yang mulai mongering cukup dalam darah yang menempelpun cukup tebal tak kalah juga lingkar lebam membiru keunguan di sekitar luka . entah benda apa yang telah kulempar padanya , aku yakin ini pasti sangat sakit. Ku teteskan obat luka , mungkin karna perih dia sedikit mengerang dan menggerakan tubuhnya . belum, dia masih terlelap belum terbangun dari tidurnya . aku menutup lukanya dengan kain perban dan menempelkannya dengan bantuan plester. Dia terlihat tidak mengurus dirinya akhir akhir ini.
Hufftt….kuhelai panjang nafas ku , pandanganku beralih menuju pintu balkon yang terbuat dari kaca tembus pandang. Sinar mentari mulai tenggelam , ini sudah jam 5 sore jadi wajar jika mentari mulai beralih tugas menyinari bumi bagian lain . ku tutup kotak obat yang berada diatas meja tepat disampingku dan beranjak menuju pintu balkon .
Kenapa?? Kenapa tidak bisa dibuka ? ini terkunci , oh… tidak . apa khun senaja menguncinya?? . ku goyang pintu ini tapi tak kunjung terbuka . tak seperti biasanya pintu ini kunci seperti ini tapi dimana khun meletakan kuncinya ?. aku sudah mencarinya tapi tidak ketemu .
Aku kembali keluar dari kamar ku. Mencoba mencari pintu yang bisa mengeluarkan ku dari rumah ini . aku rindu mentari senja dan angin sore. Semua pintu terkunci tak satupun terbuka dan tak terdapat satupun kunci di laci biasa tempat kami meletakan kunci kunci itu. Apa khun meletakan kunci kunci itu di tempat lain?? Tapi dimana ?.
Aku kembali menaiki tangga memasuki kamarku . dan kembali mecari kunci kunci itu tapi tetap saja aku tidak menemukannya . semua laci sudah ku buka tapi tetap saja tidak satu kunci pun ku datap. Dengan jengkel aku menutup laci terakhir yang ku buka dengan membantingnya cukup kasar. Menimbulkan bunyi yang cukup keras.
“ woo.. kk.. kau kenapa??” aku yakin suara bantingan laci tadi yang membuat khun terbangun . aku membalik tubuhku dan menatapnya . dia terlihat panic ,aku melenggang dan berbaring di ranjang memunggunginya . aku benar benar bosan di kamar ini “ aku ingin keluar “ gumam ku lirih tapi aku yakin dia pasti mendengarnya . aku bangun dan berjalan keluar kamar dan khun mengikuti ku dari belakang .
“ kau mau kemana??” dia bertanya setelah membuka pintu keluar , aku hanya diam dan terus berjalan keluar , khun masih mengikuti ku. Aku berhenti berjalan dan dan duduk di bangku kecil yang sengaja kami letakan di bawah pohon tepat di halaman rumah kami. Ku pejamkan kedua bola mataku mencoba menikmati hembusan angin senja yang mulai menerpa wajah ku .
“ masuklah …..aku ingin sendiri “ ucapku masih memejamkan mata . angin yang berhembus dan wangi bunga merah jambu yang ku dengus mulai membuat ku merasa sedikit nyaman . “ baiklah….” Dia mulai beranjak saat aku membuka mata tapi tak lama kemudian bahkan baru beberapa langkah dari duduk ku dia kembali “ apa .. kau ingin kubawakan sesuatu?” tawarnya dengan senyum manis di bibirnya . aku hanya menggeleng menanggapinya. “ baiklah.. aku masuk “ dia tersenyum dan meninggalkanku.
Aku menerawang langit senja di depan mataku . indah dan menenangkan rasanya walau tidak sepenuhnya menenangkan jiwaku karna aku masih memikirkan bayi ku. Aku tidak tau harus bagaimana , haruskah ku simpan rahasia ini sampai takdir yang membongkarnya dan terus di kejar rasa bersalah ? atau aku harus menceritakan semua nya pada khun dan melanjutkan perceraian kami ?.
itu mungkin bisa aku lakukan dengan mudah karna aku sudah terlanjur mencintai chansung –namjaku . tapi bagaimana dengan khun – suamiku dan juga bayi ku jika semua itu kulakukan . aku tidak mungkin melakukan hal itu karna mungkin ini adalah bayi dari hasil hubunganku malam itu bersama khun .
tapi tak bisa kupungkiri juga kalau ini adalah anak chan karna sudah lebih dari 6 tahun aku melakukan itu dengan khun tapi tak kunjung hamil dan setelah 2 tahun belakangan ini aku melakukannya dengan chan seolah itu yang membuat ku terpancing dan sekarang aku hamil 4 minggu.
Aku yakin ini adalah anak chan karna malam sebelum aku melakukannya dengan khun aku telah melakukannya dengan chan . rasanya mustahil jika ini adalah anak nickhun . aku lebih sering melakukan hal itu dengan chan di banding dengan khun. Aku bingung .. apa yang harus aku lakukan , aku harus bagaimana??.
“youngie-ah..” aku melihat sosok yang baru saja memasuki halaman rumah ini . “hyung….!” Aku berdiri dan langsung berlari memeluk nya . sudah cukup lama aku tak bertemu dengan minjun hyung . dan aku nyaris melupakannya .” hyung.. hiks. Hiks” aku sungguh cengeng . “ aku sangat merindukanmu youngie ah.. “ katanya di telingaku . “ hyung….hiks hiks”
“ tenanglah..” jawabnya memeluk erat tubuhku . “ eottokae.. hyung..hiks” tanyaku parau padanya .
Nichkhun pov.
Aku berdiri dibalik jendela kaca rumah ku, tanganku sedikit menyibak kain gordeng berenda putih. aku mengawasinya dari sini . dia memintaku untuk meninggalkannya di taman kecil halaman rumah kami . nampaknya dia kembali melamun,
Entah harus bagaimana aku meyakinkannya , aku tak tau hal apa yang harus aku lakukan . ku remas kedua sisi rambut kepalaku . pelipisku sedikit nyeri dan… apa ini ? apa dia yang melakukannya ? apa woo yang melakukannya ?. aku mulai tersenyum woo membalut lukaku dengan kain perban.
Aku merasa sedikit lega . semoga saja dia tidak benar benar membenciku . mungkin dia merasa bersalah telah melemparku dengan b
Comments