Hilang

Interesting On You

Author POV

                2 Minggu sudah Myungsoo menginap di rumah Hae Ri. Dan seminggu lagi, mereka akan kembali sekolah. Itu artinya tak ada lagi Myungsoo yang selalu menemani pagi Hae Ri. Mereka berdua menjadi sangat akrab sejak Myungsoo membuatkannya es krim. Hae Ri pun tak lagi sinis padanya. Walaupun mereka tetap sering adu mulut, tetapi mereka juga kompak.

                Hae Ri melihat kalendernya, “hmm.. satu minggu lagi, dan semua akan kembali seperti semula. Aku akan pergi ke sekolah, dan bertemu dengan Minhye dan.. Howon sunbae,” gumam gadis itu. Entah mengapa, saat menyebut nama Howon, Hae Ri tidak merasakan apa-apa. Senang pun tidak, sedih pun juga tidak. Padahal, dulu Hae Ri selalu bersemangat pergi ke sekolah setelah libur panjang karena dia akan kembali bertemu dengan Howon.

                Dia melirik ke sebuah gelang di atas mejanya. Gelang yang terukir huruf ‘K’ yang ia beli tadi malam dengan Myungsoo. ‘K’ untuk Kim Myungsoo. Sebenarnya gelang itu juga ada di Myungsoo, dan terukir huruf ‘Y’ untuk Yun Hae Ri. Tadi malam, mereka memutuskan untuk membeli sebuah gelang sebagai tanda pertemanan mereka berdua, karena mereka sudah semakin dekat sekarang.

  • Flash back –

“Mau kesana?,” tanya Myungsoo pada Hae Ri sambil menunjuk sebuah rumah hantu yang ada di Lotte World. “Kau gila,” kata Hae Ri sambil bergidik ngeri. “Yaah.. Takut? Padahal aku pikir, Yun Hae Ri itu seorang yang pemberani,” kata Myungsoo sedikit mengejek. Hae Ri yang tak mau dikatakan seorang penakut, pada akhirnya menerima ajakan Myungsoo untuk pergi ke rumah hantu.

                Hae Ri dan Myungsoo berjalan pelan memasuki rumah hantu itu, “Myungsoo-ya..,” gumam Hae Ri, dia menarik sedikit ujung baju Myungsoo, takut kalau nanti dia akan ditinggalkan oleh namja itu sendiri di rumah hantu. “Tenang saja, ini tidak mengerikan kok,” kata Myungsoo sambil terkekeh. Dia berjalan, diikuti oleh Hae Ri. Hae Ri memperhatikan sekelilingnya yang dipenuhi oleh tengkorak, dan keadaan disana pada saat itu gelap. Hae Ri menguatkan pegangannya pada ujung baju Myungsoo, lebih tepatnya menarik bajunya.

                Myungsoo tersenyum geli melihat Hae Ri yang sudah ketakutan, dia kemudian mengambil tangan Hae Ri, menggenggamnya. Hae Ri terkejut, tapi tak melakukan penolakan, karena dia speechless saat tiba-tiba tangannya digenggam. Myungsoo kembali berjalan pelan, dan tiba-tiba…

                “AAAAA!,” Hae Ri berteriak kencang saat hantu seorang wanita muncul di depan mereka. Tanpa disadari Hae Ri memeluk lengan Myungsoo. Tangan Hae Ri masih gemetar, meskipun hantunya sudah pergi. Myungsoo tertawa lepas. “Kenapa kau tertawa?!,” protes Hae Ri dengan suara bergetar. “Kiyeopta,” kata Myungsoo. Hae Ri melihat ke arah Myungsoo, dan baru menyadari kalau jaraknya sangat dekat. Hae Ri terdiam, menatap bola mata Myungsoo, sedangkan Myungsoo menatapnya balik.

                Mereka sama-sama terdiam, hingga perlahan Myungsoo mendekatkan wajahnya, hendak mencium Hae Ri. Hae Ri, dengan jantung yang berdegup sangat kencang, hanya menahan nafas. Walaupun gelap, tapi dia mampu melihat jelas wajah Myungsoo yang mendekat. Dia menutup matanya…

                “Aaaa!!,” Hae Ri berteriak kembali saat tiba-tiba kakinya dipegang oleh seorang hantu. Myungsoo menjauhkan wajahnya, dan melihat Hae Ri sudah ketakutan, karena kakinya masih dipegangi oleh hantu yang sedang berbaring di lantai. Hae Ri menyembunyikan wajahnya di dada Myungsoo, sementara Myungsoo menahan tawa. “Tidak apa-apa kok, pijak saja kakinya,” kata Myungsoo.

                Sebelum Hae Ri memijak kaki hantu itu, hantu itu melepaskan pegangannya. Mungkin karena takut tangannya dipijak. “Aigoo.. Ayo kita cepat keluar dari sini,” kata Hae Ri frustasi.

                Dia tak berani melihat kiri dan kanannya lagi. Berharap dia segera keluar dari rumah hantu itu. Myungsoo terkekeh, “baiklah,”. Hae Ri langsung menggenggam tangan Myungsoo, dan menariknya untuk berjalan cepat. Myungsoo hanya tersenyum bahagia saat tangannya digenggam oleh gadis yang ia sukai itu.

                _The End of Flashback_

 

                Hae Ri memakai gelang itu, kemudian keluar dari kamarnya. “Myungsoo-ya~,” sahut Hae Ri memanggil Myungsoo. Tapi, tak ada jawaban dari namja itu. Mungkin dia masih tidur, batin Hae Ri. Hae Ri membuka pintu kamar Myungsoo yang tak terkunci, dan ternyata dia tak melihat Myungsoo disana. “Myungsoo-ya~ Kim Myungsoo~ Kau dimana?,” panggil Hae Ri lagi.

                Hae Ri mulai bingung, kemana Myungsoo, sepagi ini sudah pergi keluar. Tiba-tiba mata Hae Ri menangkap sebuah memo kecil yang ditempel di kulkas, memo dari Myungsoo.

                Hae Ri-ya, aku pergi sebentar. Nanti aku kembali – Myungsoo

                Hae Ri tertawa kecil. Mau pergi sebentar saja, harus pakai memo, batin gadis itu.

^^^^^

                Hae Ri melihat jam untuk kesekian kalinya. Dia memeluk kakinya sendiri di atas sofa. Malam itu, cuaca dingin karena hujan yang lumayan lebat. Kenapa Myungsoo belum pulang?, batinnya. Sejak tadi, dia menunggu Myungsoo pulang, tetapi faktanya sampai jam 12 malam pun, Myungsoo belum juga pulang. Hae Ri jadi sedikit kesal dengan namja itu, dan juga kesal pada dirinya sendiri. Mengapa dia harus repot-repot menunggu namja itu.

                “Babo, Kim Myungsoo. Kenapa dia membuatku menunggu sampai larut malam begini,” gumam Hae Ri pelan. Tanpa dia sadari, air matanya jatuh setetes demi setetes. “Issh, babo Yun Hae Ri. Kenapa kau menangis? Myungsoo tidak pulang, bukan berarti dia meninggalkanmu sendiri kan?,” tanya Hae Ri pada dirinya sendiri sambil terisak.

                Tetapi, air mata Hae Ri tak berhenti menetes saat dia mulai memikirkan hal-hal yang tidak ia inginkan. Bagaimana kalau memang Myungsoo meninggalkanku sendirian? Bagaimana kalau dia tak pernah kembali lagi ke sini? Kau jahat, Kim Myungsoo.

                30 menit kemudian, Hae Ri baru terpikir untuk mengecek kamar Myungsoo. Seharusnya, barang-barang Myungsoo masih ada di kamar itu, kalau dia akan kembali. Hae Ri masuk kembali ke kamar itu, dan dilihatnya kamar itu rapi, tak ada tas Myungsoo, ataupun barang-barang lainnya.

 

((To Be Continued))

Please comment and subscribe! ^^

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet