Weird Introduction

Interesting On You

Author POV          

“Sudah pulang?,” tanya Dujun. Hae Ri tak menanggapi Dujun, ia langsung melenggang pergi ke kamarnya. “Ya.. Hae Ri-ya, neo-,” ucapan Dujun terhenti saat mengetahui bahwa ada seseorang –atau tepatnya, 4 orang- masuk ke dalam toko.

                “Hae Ri-ya, palli hae! Ada pelanggan,” sahut Dujun. Tak ada jawaban dari Hae Ri, jadi terpaksa ia sendiri yang datang ke meja pelanggan.

                “Hey, siapa dia, Howon-ah?,” tanya Dujun pelan pada Howon –salah satu dari 4 orang itu-. Howon melirik ke gadis yang ditunjuk oleh Dujun, “Nae chingu. Hye Jin,”. Dujun tersenyum, tampaknya ia tertarik.

                “OMO!,” Hae Ri sedikit berteriak, saat tau siapa 4 pelanggannya. Hae Ri menghampiri 4 pelanggannya itu, lalu langsung membungkuk pada Hye Jin. “Annyeong haseyo, sunbae-nim,”.

                Dujun dan Howon saling berpandangan. “Kau mengenalnya?,” tanya Howon pada Hye Jin. Hye Jin tersenyum, “Dia asistenku di klub badminton,”.

                “Mau memesan apa?,” tanya Hae Ri. “Seperti biasa ya..,” jawab Howon. Hae Ri mengangguk, lalu meninggalkan meja mereka.

                “Wah~ kau tampaknya sudah sangat sering kesini ya, jagi,” DEG!

                Hae Ri mendengar ucapan itu, dan tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Jagi? Siapa yang berkata seperti itu?

                Pertanyaan itu terus berkecamuk di pikiran Hae Ri. Lama ia melamun, hingga akhirnya disadarkan oleh pertanyaan Dujun, “Mereka memesan apa?,”

                “ah- 4.. um.. 4 Ice Cream Cake, oppa,” jawab Hae Ri terbata-bata.

^^^^^

Hae Ri POV

                Jagi? Howon sunbae? Benarkah apa yang ku dengar, atau ini cuma mimpi?! Ini mimpi kan? Dujun oppa, bangunkan aku!

                “Mereka memesan apa?,”. Ah- itu suara Dujun oppa. Tunggu- Memesan? Ini bukan mimpi?

                “ah- 4.. um.. 4 Ice Cream Cake, oppa,” jawabku. Aku mencubit diriku sendiri, dan segera menyadari bahwa ini bukan mimpi.

                “Jagi-ya… Besok mau ke taman bermain?,” sebuah suara membuatku menoleh. Aku tau, itu suara chingu-nya Howon sunbae. Howon sunbae mengangguk.

                Mwo?! Howon sunbae?! Jadi..jadi.. Ah- tiba-tiba dunia terasa berputar. Ini adalah salah satu berita terburuk yang pernah aku dengar. Lee Howon sudah punya yeojachingu, dan yeoja yang beruntung itu adalah Hye Jin sunbae-nim!

                “Ya, Yun Hae Ri. Jangan melamun, itu ada pelanggan hari senin-mu,” suara Dujun oppa terdengar di dekat telingaku. Aku mengangguk. Dengan perasaan yang masih kalut, aku melihat Pelanggan Senin kami duduk di sudut toko seperti biasa. “Satu Spagetti Ice Cream, oppa,” kataku pada Dujun oppa.

                “Um, jeogiyo~ Aku bukan memesan itu, tapi yang lain,” seru Pelanggan Senin itu tanpa beranjak dari tempat duduknya. Aku kaget, karena baru pertama kali Pelanggan Senin itu memesan yang lain. “Oppa, Spagetti Ice Cream-nya nggak jadi,” teriakku ke arah dapur sebelum menghampiri meja Pelanggan Senin.

                “Chweseonghamnida,” kataku membungkuk minta maaf. Dia tersenyum, lalu menyodorkanku buku menu kami. Dia menunjuk sebuah menu, Ice Cream Cake, lalu berkata, “Aku minta dua, ya,”.

                Aku, walaupun sedikit heran dengan pesanannya, tetap mengangguk lalu menyampaikan pesanannya pada Dujun oppa. Hari ini banyak yang aneh.

^^^^^

                “Oppa, Pelanggan Senin itu aneh,” celetukku saat di dapur. Dujun oppa melihatku, kemudian mengedarkan pandangan ke Pelanggan Senin. “Apanya yang aneh?,”

                “Lihat! Dia datang hanya sendiri, tapi memesan 2 Ice Cream Cake,” kataku sambil menunjuk ke arah Pelanggan Senin tanpa sadar. Aku melipat jari telunjukku yang mengarah padanya setelah dia melihatku dengan tatapan aneh. “Biarkan saja. Mungkin, ada orang yang ditunggunya. Lagipula, kita kan jadi dapat uang lebih,” kata Dujun oppa sambil mengedipkan matanya padaku. Dasar, oppa mata duitan!

                Aku mengamati Howon sunbaenim, beserta 3 temannya dari kejauhan. Oh, bukan 3 teman, tapi 1 pacar-nya dan 2 temannya. Hmm. Aku masih tidak terima. Mereka tampak berbincang dengan riang, dan tak memperdulikan aku yang sudah menatap mereka dengan tatapan ‘aku-cemburu’.

                “Hae Ri-ya, ini pesanan Howon. Kamu antarkan,” kata Dujun oppa sambil menyenggol tanganku. Aku mendengus, melihat Dujun oppa dengan memelas, “Oppa….,”. Dujun oppa menaikkan sebelah alisnya, “Mwo?,”. Aku tersenyum canggung, “Tolong antarkan pesanan Howon sunbae ya.. Aku… lagi malas kesana,”. Dujun oppa tampak ogah-ogahan, tetapi kakinya tetap bergerak ke meja Howon sunbae, mengantarkan pesanannya.

                “Nah! Ini sekarang kau antarkan ke Pelanggan Senin mu,” kata Dujun oppa sambil menyodorkan 2 Ice Cream Cake. Aku mengangguk patuh, kemudian berjalan ke meja Pelanggan Senin itu.

                “Ini pesananmu,” kataku se-sopan mungkin. Baru saja aku akan memutar-balikkan badanku, saat Pelanggan Senin menyahut, “Satu Ice Cream Cake ini untukmu,”. Aku terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja dikatakannya.

                “Maaf, apa maksudmu tadi?,” tanyaku sambil menoleh ke arahnya. “Satu Ice Cream Cake ini untukmu. Masih kurang jelas?,” dia mengulang ucapannya dengan tempo yang lebih lambat. “Ah…,” aku mengangguk pelan, dan kemudian tersadar, “Mwo?! Untukku? Apa maksudnya?,”. Aku memperhatikan Pelanggan Senin ini. Tak ada ekspresi apapun di wajahnya.

                Dia tiba-tiba berdiri, memegang pergelangan tanganku, kemudian menarikku ke kursi di depannya. Aku terduduk, speechless, menatap Ice Cream Cake didepanku. Dan… namja itu kembali duduk di kursinya –di depanku. “A.. apa maksudnya?,” tanyaku terbata.

 

((To Be Continued))

Please comment and subscribe! ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet