Author POV

 “Baekhyun-ah!!! Ppali-a!!!” Jisoon berteriak di depan gerbang rumah Baekhyun. “Ya! Jangan berteriak! Aku sedang mengikat tali sepatu!” Baekhyun tak kalah berteriak. Setelah selesai mengikat tali sepatunya, ia langsung berlari keluar dari rumah dan menemui Jisoon, sahabatnya sejak di sekolah dasar. Baekhyun menjitak kepala Jisoon “Aaa! Sakit!” “Kau ini! Selalu berisik…” bentak Baekhyun. Dan itulah pagi bagi mereka….

Baekhyun POV

“Kau ini! Selalu berisik!” aku membentaknya meskipun aku tau dia tidak akan pernah bisa diam. Jisoon menjulurkan lidahnya untuk meledekku. Dia langsung berlari kabur dariku.  “Ya! Neo!” aku mengejarnya, ternyata larinya cepat juga. “Haha… kau tidak akan bisa menyusulku!!!” “ Tentu saja bisa-“ aku berlari dengan cepat, namun tiba-tiba langkahku terhenti saat melihatnya. ‘Orang itu…. Dia….’ Aku berusaha mengingat siapa dia.

“Ibu!!!” “Cepat pergi! Pergi ke tempat yang sangat jauh! Cepat!” “Tapi…” “Jangan bantah ibu! Cepat pergi!” Sebagai seorang anak berumur 7 tahun aku menangis karena perkataan ibuku, aku tidak ingin meninggalkannya. Belum jauh aku pergi dan aku menoleh ke belakang, ibuku…. Ia terkapar lemas setelah dia… iya dia…. Menghisap darah ibuku hingga dia tidak bernyawa lagi. Seperti pedang menusuk dadaku, sakit… sakit karena kesedihan dan kemarahan membawa saat aku melihat dia membunuh ibuku.

“ Baekhyun… Baekhyun…” suara yang kudengar seperti ibu. “Eomma…” aku menoleh ke arah suara yang terdengar.  “Baekhyun!!!” aku terlunjak kaget saat sadar dari lamunanku. “Ya! Kau tidak perlu berteriak!” “Aku sudah memanggilmu berkali-kali…. Bahkan posisiku disampingmu…. Tapi kau tetap melamun….” Ucapan Jisoon mengingatkanku akan seseorang yang tadi kulihat.

Jisoon POV

Aku berlari secepat mungkin agar Baekhyun tidak bisa menangkapku. Namun lama kelamaan aku merasa sangat lelah, dan menoleh ke belakang.  “Ya! Apa yang dia lakukan…. Kenapa dia malah melamun… apa dia benar-benar mengerjaiku? “ Aku menghampiri Baekhyun yang terus saja melamun. “Baekhyun… Baekhyun…”  ‘Apa yang ia lihat?’ pikirku. Aku mencari apa yang ia lihat, tapi tetap tidak mengerti. “Baekhyun!!!” aku sedikit tertawa melihatnya kaget.

“Ya! Kau tidak perlu berteriak!” “Aku sudah memanggilmu berkali-kali….. Bahkan posisiku disampingmu… tapi kau tetap melamun…..” jelasku. Belum lama dia kaget, dia sudah melamun lagi. ‘Apa yang ia lamunkan?’ aku bingung. Aku menarik tangannya. “Sudah ayo jalan…. Nanti kita terlambat.”

Author POV

Di dalam kelas Jisoon hanya memperhatikan Baekhyun. Tidak biasanya Baekhyun seperti ini, pikirnya. Bahkan saat berbunyi, Baekhyun pun tidak bergerak dari bangkunya. “Yah, Baekhyun….. Baekhyun.” Jisoon pun berbisik sambil menggerakkan badan Baekhyun. “’YAH!” Dia akhirnya memukul kepala Baekhyun. “Yak!” Baekhyun menjitak kepala Jisoon. “Bel sudah berbunyi dari tadi…. Ayo cepat!” kata Jisoon sambil menarik tangan Baekhyun.

Jisoon POV

       “Tumben makanannya enak…… Ini kesukaanmu, kan?” kata Minseok tersenyum sambil menoleh kearah Baekhyun yang sedang memperhatikan jendela dibelakangku. “Yah Baekhyun, ada apa?” “E-eh ngga papa kok. Aku ke kelas duluan ya.” Lalu dia hanya pergi begitu saja. “Baek! Makanannya!” teriak Luhan. Dia bahkan tidak menyentuh makanan kesukaannya.

Author POV

       Selama di kelas pun Baekhyun hanya melamun jika ditanya, pasti jawabannya hanya “Gwaenchana.” Bel pulang akhirnya berbunyi. “Baek, ayo….” Kata Jisoon sambil menarik tangan Baekhyun. “Kau kenapa sih?” Tanya Jisoon. “Gwaenchana Jisoon….” Jisoon pun mengehentikan langkahnya. “Sudah, ayo pulang.” Ucap Baekhyun sambil menarik tangan Jisoon namun Jisoon tetap bertahan ditempatnya. “Baek, aku serius.” Ucap Jisoon yang tidak melihat kea rah Baekhyun. “Aku tidak apa-apa, Ji.” “Jawab aku dengan jujur, Baekhyun….” Baekhyun menghela nafasnya. “Baiklah, aku harap kau tidak terkejut.”