Chapter 8

5 Girls and their Cute Love Story [Sequel Of She is My Busan Girl.No, She is Our Busan Girl]

Sungrin PoV

Kau dan Yongguk pun akhirnya sampai di rumah setelah menghabiskan waktu di kedai es krim yang penuh memori untuk kalian itu. Ya, masalah ini hanya karena kesalahpahamanmu, dan ketidakpekaan Yongguk dengan kata ‘cemburu’ yang pernah kau lontarkan untuknya.

Yongguk memegang tanganmu yang baru saja turun dari motornya, sebagai syarat ‘tunggu sebentar’. Setelah menurunkan penyangga untuk motornya, Yongguk pun kini berdiri di hadapanmu. Masih memegang tanganmu.

“Mianhae.”. Ucapnya dengan suaranya yang berat dan sunggingan senyum manis.

“........”. Kau mengangguk dan tersenyum manis kearahnya sebagai respon. Kemudian, dia menarik tanganmu pelan dan meletakkan kepalamu di dadanya, mengelus pelan rambutmu.

“Aku janji akan lebih hati-hati. Seperti yang kau bilang tadi, aku akan berusaha menjaga perasaanmu, akan belajar untuk bisa selalu menjaga perasanmu. Tidak akan pernah membuatmu sakit hati lagi, aku janji.”. Ucapnya sambil mengecup ubun-ubunmu dan kau hanya mengangguk-angguk kecil di dekapannya. “Sarang-ah.. Saranghae.”.

“Nado.. Neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomu neomuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu ~ Saranghae..”. Ucapmu yang tertahan karena bibirmu tertanam didadanya. Membuat kata neomu terdengan ‘nobu’ dan saranghae terdengar ‘jarange’.

“Nae yeojachingu, kwiyeounde. *My Girlfriend is so cute*..”. Yongguk tertawa kecil mendengar suara aneh yang kau lontarkan.

“Ah sudah sudah! Sana pulang!”. Pipimu memerah dan kau segera melepas pelukannya. Membuatnya kembali tertawa renyah.

“Yakin mau aku pulang? Hm?”. Yongguk memegang pipimu yang memerah, memaksamu untuk menatapnya. “Aku disuruh Hyung menginap disini, yang lain juga menginap.”.

“Jinjja?”. Kau bertanya dengan mata berbinar. Ya, ini sudah lama sejak Yongguk tidak pernah lagi menginap di rumahmu. Padahal, waktu kau SMA Yongguk sering sekali menginap.

“Tapi aku akan sibuk.”. Yongguk merubah ekspresinya dan menatapmu dengan tatapan –tidak-apa-apa-kan-jika-aku-sibuk-?-

“Gwaenchana, yang penting aku ingin melihat wajah bantalmu (muka bangun tidur).”. Kau berkata seraya memeluknya dan di akhir dengan tertawa kecil.

 

******************************

 

Setelah memasukan motornya ke garasi Yongguk dan kau segera masuk kedalam rumah. Tidak banyak berbincang karena setelah kalian datang kakakmu segera menyuruh Yongguk masuk ke kamarnya, tentu setelah meledek kalian berdua.

Oh ya, jika masih ingat kakak Sungrin adalah seorang musisi, memiliki grup bernama Soul Connection yang berisi beberapa anak muda. Menciptakan lagu sesuka mereka, bernyanyi sesuka mereka, dan berkarya sesuka mereka. Tentu saja, karya mereka bukan main-main, dan menghasilkan banyak uang. Walau hanya di lakukan dengan ‘sesuka’ mereka.

Mengingat bosannya seharian kau segera membersihkan tubuhmu sebelum berniat membuat makan malam bersama Bibi Hwang. Ya, kau melihat rak sepatu begitu penuh, bahkan sepatumu dan Yongguk tidak lagi masuk kedalam rak itu. Beruntung kamar kakakmu lumayan besar, yah tidak begitu sumpek setidaknya.

Setelah mandi kau berniat turun kebawah, menyuruh Bibi Hwang belanja makan malam, dan memasak. Namun sebelum itu, kau pun mengecek handphone-mu yang sedang kau charge. Well, ketika layar handphonemu menyala notification datang bertubi-tubi.

‘5 missed calls’

‘2 New Messages’

‘12 Message from *Otongki*  Kyukyuu ~ (Whatsapp)’

Kau tersenyum melihat nama Eunkyu di semua notification yang masuk, tanpa membacanya dan tanpa membalasnya, kau segera menghubungi Eunkyu.

 

On the phone..

S : Hallo..

E : Eonni! Bagaimana dengan Yongguk oppa?

S : ...... *tertawa tanpa suara*

E : EONNI! Jawab aku!

S : Aku dengannya berakhir..

E : MWO?! Eonniiiiii ~ ayo coba pikirkan lagi, eonni Jieun-Jieun itu hanya masa lalunya, eonni- *Eunkyu berbicara dengan nada memohon*

S : Ya! Masalahnya yang berakhir! Hahahahahaahahah ~ !!

E : EONNII ~ ! IH! Kau mengagetkanku!

S : Makanya itu jangan mudah panik. Hihihih..

E : Lalu bagaimana tadi?

S : Makan es krim!!

E : Ish! Baikan karena es krim!

S : Ani! Setelah baikan dia meneraktirku es krim, padahal dia bilang aku di hukum 2 minggu TIDAK BOLEH makan Es Krim hihihihih....

E : Aku benar-benar suka bagaimana cara Yongguk oppa memanjakanmu eonni, terlihat sekali dia sayang sekali padamu. *Well, Ucapan Eunkyu berubah manis..*

S : Hhihihihih.. aku jadi enak..

E : Apanya yang enak eonni ~ -_____-

S : Hahahaha..Aku juga suka cara dia menciumku.....Lemb.....

E : IH EONNI!!! Ciuman ya tadi?!!!

S : IYA!!

E : IIIH  ~ !

S : Suatu saat nanti, ketika Zelo menciummu kau akan tau rasanya, dan akan sang-

E : STOP! Ih! Sudah ayo kita ganti topik pembicaraan!

S : Hhhhh..Okeh ~

.

.

Bla bla bla bla ~

.

.

E : Oh iya, Eonni Oppa ulang tahun sebentar lagi.”.

S : Lalu? Kau ingin mencarikan hadiah seorang pendamping hidup untuknya? HAHAHAHAAHAH ~!

E : EONNI! STOP!!! Aku ingin membelikannya gitar. Tadi siang Himchan dan Youngjae datang dan Himchan membawa gitarnya, lalu oppa tenyata bisa memainkan gitar! Karena itu aku ingin membelikannya gitar, dia pasti senang.

S : Oooouuuhhh adik yang maniiissss ~ Aaaaaaahhh ~ !! Aku ingin punya adik yang manis sepertimuu.. Aku saja tidak pernah membelikan sesuatu untuk Sungjin Oppa, dan kau bahkan kepikiran untuk membelikannya Daehyun kado ulang tahun.. Aaaaahhh aku mau adik yang manis sepertiiiimmuu ~

E : Eonni ~ apanya yang manis -____-. Sudahlah berhenti berbicara! Kau tahu dimana toko gitar yang bagus? Oh iya! Kebetulan kau sudah berbaikan dengan Yongguk oppa, ayo temani aku membeli gitar! Dia pasti mengerti alat musik.

S : Hhmm.. oke.. Ingin pergi hari apa?

E : Besok bagaimana?

S : Sebentar aku tanya Yongguk. *pergi ke kamar Sungjin, nanya Yongguk*. “Ok!”.

E : Bagaimana?

S : Dia bilang bisa, tapi mungkin agak malam. Bagaimana? Kau bisa jika sekitar pukul 8 ke atas?

E : Bisa! Aku akan hubungi Zelo jug-

S : Zelo?? Hhhmmm :> Kenapa kau tidak pergi bersamanya saja? Sekalian berkencan :>

E : Jam 8 malam aku tunggu! Bye! *telefon di tutup*

S : Aish!! Jung Eunkyu! Hahahahahahahaahah ~ xD

Call ended..

 

***************************

 

Jaein PoV

*Jika lupa, mari diingatkan, Jaein pulang di antar oleh Jaejoong, setelah melihat Sungrin dan Yongguk bertengkar*

Suasana di dalam mobil begitu awkward, ya walau Jaejoong terus berusaha mencairkan suasana dengan menanyakan banyak pertanyaan untukmu. Tapi kau benar-benar tidak tahu harus berbuat apa perasaannya benar-benar awkward. Hingga akhirnya kalian sampai dan kau merasa *sangat sedih*  sedikit  lega.

“Yap! Sudah sampai.”. Jaejoong tersenyum padamu dan melepas seat beltnya, begitu juga kau.

“Terima Kasih S-seon-“. Ucapanmu di potong olehnya.

“Jaejoong. Hahahah.. Ayo tidak apa-apa hilangkan saja panggilan seonbae, itu terlalu kaku.”. Jaejoong memutar tubuhnya sedikit menghadapmu seraya menyenderkan dagunya di atas kedua tangannya yang bertumpu di atas stir mobil.

“A-Ah, ne seo..Jaejoong-ssi.”.

“Hilangkan ssi-nya”.

“Jaejoong?”.

“Itu lebih baik.”.

“*awkward laugh* ha-ha-ha-ha.. Terima Kasih, aku pulang dul-.”. Belum selesai kau bicara Jaejoong telah keluar dari mobil untuk membukakan pintu untukmu. “Ah-aha-ha-ha-ha.. Terima Kasih.”.

“You’re Welcome.”. Balasnya dalam bahasa Inggris.

 

Setelah hormat 90 drajat padanya kau segera berlari kecil menuju rumahmu......namun...

.

.

.

*Ting tong*

“Eomma!”. Ketiga kalinya kau memanggil ibumu dan belum ada juga yang membukakan pintu untukmu.

.

.

.

*Dug dug dug!*

“Eomma!”. Kau memanggil ibumu kembali seraya menggedor pintu rumah, namun tetap tidak ada jawaban.

.

.

.

“Ada masalah?”.

“OMO!”. Kau terkejut saat seseorang tiba-tiba muncul di sebelahmu dan berusaha mengintip kedalam melalui jendela.

“Sepertinya rumahmu kosong.”. Ucap Jaejoong yang ternyata belum beranjak dari rumahmu.

“I-ini sudah lewat dari jam 5, kenapa kau masih ada di sini?”. Kau bertanya dengan heran, dan dia memberikan senyumannya padamu.

“Aku yang mengantarmu pulang, maka aku harus tanggung jawab hingga kau masuk kedalam rumah.”. Ucapnya tanpa main-main dan masih sibuk dengan bel rumahmu serta masih sibung mengintip kedalam.

Well, untuk anak yang terlihat urakan dan berkali-kali tidak lulus kuliah, ia memiliki manner yang sangat bagus. Tanpa di sadari, kau terus menatapnya dan pipimu, memerah.

“Berhenti menatapku.” Yap ucapannya sukses membuat kau merasa semakin malu dan canggung.

“Ah kau pergi saja dulu, kau bilang sore itu jadwal kau bermain musik dengan teman-temanmu kan? Nanti waktumu habis, tidak apa-apa ini rumahku, aku aman disini.”.

“Tidak bisa seperti itu. Aku punya tanggung jawab.”. Jaejoong terlihat berfikir sejenak seraya mengetukan jari telunjuknya ke dagu. “Oh iya kenapa tidak kau coba telefon orang tuamu?”.

“......”. Tanpa berkata dan hanya menunjukkan ekspresi sedih, kau menunjukkan handphone-mu yang mati. “Mati sejak di kelas tadi.”.

“Hahahaha.. Kalau begitu gunakan ini.”. Dia memberikanmu telefon selularnya dan tanpa banyak basa-basi kau segera menghubungi ibumu.

 

On the phone..

You : Eomma? Ini aku-

Mom : YA!! Kau kemana saja hah??!! Telefon tidak bisa di hubungi!! Kau lupa atau pura-pura lupa? Atau sengaja mengingkari janji? Heo?

You : Wwaeee ~ ?

Mom : Aku bilang pukul 4 sore jemput ayah di bandara kan??!!

You : Omo! Aku lup-

Mom : Sudah! Diam saja sana didepan rumah!! Kami pulang malam!

*biip*

 

Telefon ditutup oleh ibumu, dan kau hanya menatap ponsel Jaejoong dengan wajah bingung dan sedih. ‘Ah tidak apa-apa, paling mereka pulang sekitar pukul 8, hanya menunggu 2 jam.’. Ucapmu dalam hati sebelum suara tawa renyah seseorang membuyarkan lamunanmu.

“Jaejoong ah ~”. Kau menunduk setelah melihat dia tertawa bahagia meledekmu.

“Aku mendengar pembicaraan kalian, hahahahah..”. Jaejoong masih sibuk tertawa seraya menerima handphonenya dari tanganmu dan memasukannya ke saku celananya.

“Ayolah berhenti tertawa.”. Kau menunduk dan memutar badanmu, well sedikit kesal melihat dia yang terus tertawa. “Oh iya, boleh pinjam lagi? Aku ingin menelefon Sungrin.”.

“Silahkan dengan senang hati.”. Masih menahan tawa Jaejoong memberikan hanphone-nya padamu.

.

.

.

.

.

“Maaf, Nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi”.

.

.

.

.

.

5x Re-call

.

.

“Maaf-“.

*bip*

 

“YA!! SUNGRIN KEMANA SIH!!”. Kau menghentakkan kakimu kesal.

“HAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAH ~”. Jaejoong tertawa seraya memegangi perutnya.

“Ini handphone-nya terima kasih.”. Kau berucap lemas seraya meletakkan handphone Jaejoong di tangannya.

“Hhahaahaha...ha..haaa..”. Tawa mereda. “Dari pada kau sendirian disini, lebih baik ayo ikut aku!”.

 

........

 

Tidak tau harus berbuat apa, akhirnya kau pun menyetujui ajakannya. Setelah berhenti di coffee shop, membeli begitu banyak sandwich dan coffee. Akhirnya kalian sampai disebuah tempat yang entah tempat apa ini. Seperti rumah kecil di atasnya, namun di bawahnya terdapat basement dengan pintu kecil bertuliskan “Studio”.

“Ah kau lama sekali, eh ini siapa?”. Seseorang yang membukakan pintu terkejut melihatmu.

“Sudah masuk dulu, kenalannya nanti.”. Jaejoong menarik tanganmu dan mendorong orang yang berdiri didepan pintu itu.

 

Kau sedikit tercengang melihat isi ruangan yang dari luar lebih pantas di sebut gudang. Didepan layar komputer  ada seseorang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, disampingnya berdiri seseorang yang jangkung tinggi yang sedang tersenyum ke arahmu dengan manis, lalu di sofa panjang berwarna hitam seseorang dengan suara yang unik sedang sibuk merapihkan kertas yang berserakan.

“Wow! Beautiful Lady, Pacar baru kau?”. Orang dengan suara lucu itu menatapmu dengan matanya yang berbinar.

“Bukan, Dia Jaein juniorku di kampus.”. Jawab Jaejoong santai seraya menaruh makanan dan coffee di meja. “Duduklah, aku akan perkenalkan mereka satu-satu.”. Jaejoong mendorongmu duduk disebelah orang dengan suara lucu itu.

“Ini Park Jaein juniorku di kampus yang di tinggal pergi oleh keluarganya, makanya aku bawa kesini. Kasian jika dia menunggu didepan rumah sendirian.”. Belum selesai Jaejoong menjelaskannya padamu, orang yang membukakan pintu tadi memotongnya.

“Oh ini gadis yang waktu itu kau ceritakan padaku?”. Tanyanya dengan senyum yang antusias.

“Kau tidak pernah menceritakannya pada aku!”. Si suara lucu terlihat tidak terima.

“Padaku juga tidak.”. Orang yang sibuk dengan komputer sekarang telah ikut memperhatikan.

“Aku memang baru menceritakannya pada Yunho. Oke, kembali lagi, Jaein-ah ini Yunho.”.

“Hi, Aku Yunho.”. Orang yang membukakan pintu tadi melambai ke arahmu dan tersenyum hangat.

“Yang di sebelahmu itu Junsu.”.

“Junsu imnida.”. Ucap si suara unik seraya menjabat tanganmu semangat. Kau hanya bisa tertawa didalam hati melihat tingkahnya.

“Yang jangkung itu, Changmin, dia yang paling muda di sini.”.

“Hi!”. Senyum si jangkung benar-benar manis, bahkan kau ikut tersenyum tanpa sadar, dan terakhir...

“Yang ini Yoochun.”.

“Hi! Aku Yoochun.”. Ucap yang tengah duduk di depan komputer.

“Ini semua teman-temanku.”. Jaejoong duduk disebelahmu dan menatapmu dengan tersenyum, dan memberi isyarat dengan matanya agar kau memperkenalkan dirimu.

“Annyeonghaseyo, Moon Jaein-imnida bangapseumnida.”. Kau menyapa mereka dan di sambut jawaban serempak bersemangat dari mereka.

“Bangapseumnidaa ~ ”.

“Nice to meet you woohoo!”. Junsu terlihat asik sendiri dan bertepuk tangan riuh. Membuatmu tertawa dan merasa nyaman, di tambah.......

“Kau kelihatannya masih muda sekali ya.”. Yunho tersenyum manis dan mengelus kepalamu, karena sambutan hangat dari mereka semua dengan mudahnya kau merasa nyaman berada di antara mereka.

.

.

.

Hari ini benar-benar menyenangkan dan kau benar-benar tidak menyangka kalau teman-teman Jaejoong begitu mengasikkan. Hanya dalam sekejap, kau merasa nyaman dan rasa canggungmu lenyap seketika.

 

******************************

 

Next day..

Hakyeon PoV

‘Ngek..ngek..ngek’

Kau terbangun dan merasakan tempat tidurmu begoyang-goyang tidak karuan. Kau juga mendengar seseorang memanggil-manggil namamu dan berbuat kegaduhan yang sangat menganggu. Well, namun rasa kantuk justru lebih penting di banding meladeni orang yang entah siapa dia, yang mengganggu tidurmu.

Kau memutar tubuhmu dan masuk kedalam selimut, melanjutkan tidur lelapmu. Tidak peduli dengan orang caper yang terus mengganggu tidurmu.

“Cha Hakyeeeeeooo ~ ooon! Bangun atau kucium??!”. Yap! Ancaman itu sangat ganas, karena kau tau orang yang mengganggumu itu akan benar-benar melakukan ancamannya itu.

“IIIIHH!”. Kau segera bangun dan mendorongnya kuat-kuat hingga terjatuh ke lantai.

“Ah! Sakit!”. Orang itu sekarang berdiri dan terlihat ingin komplain mengenai tangannya yang sakit. Ya, siapa lagi kalau bukan JR.

“Siapa suruh mengangguku!”. Kau melemparkan bantalmu tepat ke wajahnya dan beranjak dari tempat tidurmu. Tidak mengacuhkannya dan berjalan menuju dapur untuk mendapatkan segelas susu.

“Hakyeeooonn ~ ayo kita jalan-jalan lagi hari ini.”. JR mengikutimu dari belakang dan memegang kedua pundakmu, hingga keluar kamar.

“Kemarin kan sudah! Aku lelah hari ini ingin istirahat!!”. Kau melepas kasar kedua tangannya yang bertengger di bahumu, dan berjalan sempoyongan menuju lemari es untuk meneguk susu favoritmu langsung dari botolnya. Hingga, ibumu muncul dan membuat pagimu semakin menyebalkan.

“Waaaahh ~ akhirnya kau berhasil juga membangungkan Hakyeon, terima kasih Jinyoung.”. Ibumu terlihat berbinar karena pekerjaan yang paling sulit telah di lakukan oleh JR. “Ayo silahkan, makan sandwichnya, kau belum sarapan kan Jinyoung-goon?”.

“Iya eommoni, kebetulan sekali aku lapar.”. Ucap JR seraya menggenggam sandwich jelly-peanut buatan ibumu. Well, kau hanya memutar matamu dan kembali sibuk dengan susumu yang jauh lebih menarik di banding JR.

“Oh ya! Karena kau telah membantuku, dan karena Hakyeon telah berhasil bangun pagi. Sebagai imbalannya kalian boleh pergi jalan-jalan hingga pukul 10 malam. Ekstra 1 jam. Bagaimana?”.

‘CROT!!’

Susu Murni yang lezat itu sukses keluar dengan paksa dari mulutmu. Kau terkejut dengan ucapan ibumu, dan berniat untuk marah namun saat kau melihat JR penuh dengan susu tawamu meledak. Sedangkan ibumu sibuk mengambil tissue untuk JR.

“HAHAHAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAH *ambil nafas* HAHAHAHAHAAHAHAHAHAHAPP!!”. Tawamu berhenti saat satu buah sandwich menyumbat mulutmu.

“Berisik! Makan sarapanmu!”. Ucap ibumu masih sibuk dengan tissue, susu, dan JR.

“CIH! Angkat saja dia menjadi anakmu! Jahat sekali dengan anak sendiri, anak orang lain di sayang-sayang.”.

“Ah sudah diam! Cepat mandi dan jalan-jalanlah bersama Jinyoung, sebelum dia pergi keluar negri!”.

“Iya aku tau!”. Kau mendelik ke arah ibumu sebelum melempar pandangan ke JR. “Pulanglah sana dulu, ganti baju dan jemput aku siang nanti!”.

 

 

**************

 

Han River...

 

“YUUHUUUUUU ~ !!”. JR melepas stang dan membuka lebar tangannya, dengan kaki masih mengayuh. Ya acara hari ini bermain sepeda di pinggir Sungai Han.

“Aku berharap kau jatuh! Hahahahah ~”. Kau menendang sepeda JR membuatnya oleng sedikit. Beruntung JR cekatan dan memiliki reflek yang bagus, kalau tidak mungkin sekarang dia tengah berenang di sungai Han.

“YAH! Hampir saja aku jatuh!”. JR menghentikan sepedanya, berusaha menenangkan tubuhnya yang bergemetar hebat. Seraya, memegangi dadanya, dia mengambil nafas dalam.

“Sudah aku bilang, aku harap kau jatuuuhh wleeeee ~”. Kau menjulurkan lidahmu sebelum kembali mengayuh sepedamu kencang. Yap, karena JR tengah bersiap untuk mengejarmu.

“AWAS SAJA!! AKAN AKU TANGKAP KAU!! AKU AKAN BERIKAN KECUPAN SEBAGAI HUKUMAN!!! EEERRRAAAAAAGGGHHH ~ !!”. WUUUZZHH ~ ~ !! JR mengayuh sepedanya dengan seluruh tenaga yang ia punya.

“TIDAK AKAN BISA MENGEJARKU!! Ha-ha-ha-HA!!”. Ucapmu di akhiri tawa yang sangat mengejek.

.

.

“Mereka lucu sekali ya.”.

“Oppa lain kali ayo kita main sepeda!”.

“Wah mereka pasangan yang menggemaskan.”.

.

.

Ucapan-ucapan itu membuatmu merinding geli. Bagaimana tidak? mereka semua mengira jika kalian adalah pasangan kekasih. Ekhem..Namun tidak bisa di pungkiri, sunggingan senyum muncul di bibirmu.

Kau kembali menoleh kearah JR yang ternyata sudah melaju cepat ke arahmu. Sekuat tenaga kembali kau mengayuh menjauhi JR dan.....YAP! Sukses. Ya ya ya, sepeda baru yang kau punya tentu lebih kuat dari sepede tua milik JR.

 

YOUR BICYCLE

JR BICYCLE

 

Namun, JR tidak mau kalah dengan kembali mengayuh sepedanya lebih kuat hingga......

‘BRAK!’

“Kyaaaa ~ !!”.

“OUCH!”.

“AAKH!”.

Kau menghentikan sepedamu saat mendengar suara jatuh yang cukup kencang, di ikuti suara teriakan wanita dan suara JR yang mengaduh ke sakitan. Well, benar saja saat kau memutar tubuhmu kau melihat JR telah tergeletak dengan sepeda tua itu menimpa tubuhnya.

Kau segera mengayuh kuat sepedamu menuju JR. Kau benar-benar panik, hingga saat kau sampai kau tidak peduli dengan sepeda barumu itu, kau melemparnya kasar ke tanah dan segera menyingkirkan sepeda tua itu dari atas tubuhnya.

“Gwaenchana???!! JR!! Bangun!!!”. Panggilmu seraya mengguncangkan tubuhnya.

“.........”. Tidak ada jawaban dari mulut JR. Sedikit aneh memang, baru saja beberapa saat yang lalu dia mengaduh kesakitan, sekarang dia telah pingsan. Namun, pikiran itu sama sekali tidak muncul di otakmu, yang ada di pikiranmu sekarang kau sangat PANIK dan KHAWATIR.

“JR-ahh.. Ayo banguuunn!!”. Kau menampar-nampar pipinya pelan dan dengan sekuat tenaga kau mengguncang tubuhnya keras.

“.........”. Masih tidak ada jawaban, dan sekarang orang-orang telah berkumpul di sekililingmu dan menatap khawatir ke arah kalian berdua.

“Ahjussi bisa tolong aku? Tolong hubungi ambu-.”. Kau melihat seorang ahjussi dengan ponsel di saku kemejanya, dan berniat meminta pertolongan darinya namun si sialan JR sekarang tengah menciummu didepan banyak orang.

“Aku tidak butuh ambulance aku butuh nafas buatan.”. JR menyengir ke arahmu.

Sontak, semua orang tertawa terbahak-bahak dan bersiul meledek kalian berdua. Well, tidak semuanya karena beberapa orang terlihat kesal karena tertipu, begitu juga kau. Kau mendorong tubuhnya kuat dan meninggalkannya di sana sendiri.

“Sialan!”. Ucapmu seraya menendang kakinya kasar, sebelum kau mengambil sepedamu dan beranjak meninggalkan dia di sana.

“Akh! Kau menendang lukaku... Hakyeon-ah! Aku benar-benar sakit! Hakyeon aku minta maaf! Hakyeon! Kembali! Akh..”.

“Luka? Memang ada luka? Kenapa suaranya seakan-akan sakit betulan??!”. Pikirmu dalam hati.

Kau menoleh sedikit kearahnya, dan melihat dia berdiri dengan susah payah di bantu seseorang. Ya, jatuh terguling, dan tertimpa sepeda saat melaju kencang memang bukan jatuh yang main-main. Namun, kau tidak bisa mempungkiri bahwa kau benar-benar merasa kesal padanya.

 

.......

 

Author PoV

“Gwaenchana?”. Tanya seorang ahjussi yang membantunya berdiri.

“Ne, gwaenchana ahjussi, terima kasih.”. Jawab JR dengan senyuman terpaksanya.

“Cepat temui gadis itu, dan minta maaf padanya. Kau tahu? Marahnya itu tanda bahwa dia sangat khawatir padamu. Makanya dia begitu kecewa saat ternyata kau berbohong padanya. Hahahaha..”. Ahjussi itu menepuk bahunya pelan dan di akhiri dengan tawa berat sebelum meninggalkan JR sendiri.

 

Kini JR tengah duduk di salah satu bench dan menatap hamparan sungai Han yang tenang dihadapannya. Tidak terasa hari mulai sore dan udaha musim dingin ini semakin kuat menusuk tulang. Sedih, dan Menyesal itulah yang di rasakan JR sekarang. Bagaimana tidak? Lututnya berdarah, sikunya pun berdarah, dan tentu sepedanya  jauh lebih parah darinya.

“Aaaahh.. akhirnya kau rusak juga! Akhirnya aku bisa meminta di belikan sepeda baru oleh ayah. Hahahaha..”. JR menghibur dirinya sendiri. Setidaknya ada hikmah yang bisa di ambil dari insiden barusan..Yap! Sepeda baru.

 

‘Kresek’ Tiba-tiba suara plastik terdengar jelas di telinga kanannya. JR pun menoleh dan menemukan plastik dengan tulisan ‘Apotik’ di tangan seorang gadis tomboy.

“Hakyeon-ah..”. Senyum mengembang di wajah JR, seraya ia menggenggam plastik berisi obat untuk luka dari tangan Hakyeon. Hakyeon pun hanya bisa menatapnya galak dan melipat kedua tangannya di depan dada.

“Jangan berfikir bahwa aku peduli padamu, aku pulang kerumah dan ibu menyuruhku membelikan obat untukmu. Tuh liat saja! Aku bawa sepeda milik ibu!”. Ucap Hakyeon tertuju pada sepeda tua yang ia bawa kemari.

“Tidak apa-apa, sampaikan pada ibumu terima kasih.”. JR menatap dengan wajah memelas dan membuka platik obat itu perlahan. Mengambil sebotol obat luka yang masih tertutup segel rapat.

“Sebelum pakai obat cuci dulu lukanya.”. Hakyeon mengeluarkan dua botol air mineral dari tasnya dan segera berlutut di hadapan JR. “Gulung celananya ke atas, aku cuci dulu lukanya.”.

“O.O”. <<< Wajah JR. Ya sangat tidak di sangka-sangka dan ini benar-benar membuat jantung JR berdegup dengan kencang. Seperti mendapatkan 30000 kg di antara ta*i babi. Ya, seperti mendapatkan mukjizat didalam cobaan yang berat.

“Ah! Lama sekali! Malah bengong.. Stupid!”. Hakyeon menggulung celana JR dengan hati-hati dan membasuh lukanya perlahan dengan air mineral yang ia bawa.

“H-Haaakyeon-ah.”. Panggil JR yang hanya mendapatkan respon ‘Hhm’ sebagai jawaban dari hakyeon. “Sikuku juga terluka.”.

“Buka jaketmu, aku cuci lukanya.”.

“Benarkah kau mau mencucikannya juga? Untukku?”.

“Tutup mulutmu sebelum aku berubah fikiran atau sebelum aku mengambil pisau untuk membelek lukamu.”.

“A-aa...I-Iya..”.

 

.......

 

Flashback..

Hakyeon PoV

“Sudah pulang? Cepat sekali, kau meninggalkan JR ya?”. Tanya ibumu saat melihatmu sibuk mengobrak-abrik kotak obat.

“JR terluka di sana, dia jatuh, sepedanya rusak. Ibu punya obat luka?”. Tanyamu dengan gerak tergesa-gesa. Ya, kau berniat untuk membawakan obat untukknya mengingat dia susah sekali untuk bangun tadi.

“Bagaimana dia bisa terluka? Jatuh? Apa dia baik-baik saja? Hah? Apa yang terjadi? Perlu ambu-“.

“NO! Tidak bu! Sekarang berikan aku uang! Aku tidak menemukan obat luka disini!”.

“Ah ya baiklah ini.”.

“Terima Kasih! Aku pinjam sepedamu!”.

“Buat?”.

“Sepeda JR rusak dan sepedaku tidak ada kursi ekstra untuk memboncengnya! Aku pergi, bye!”.

End of flashback..

 

......

 

*Selesai mengobati JR*

“Ayo, sekarang pulang.”. Hakyeon berdiri setelah memoleskan obat di lutut dan siku JR.

“Gomaweo.”. JR memegang tangan Hakyeon dan menatap matanya lembut, seraya tersenyum manis.

“AH! JANGAN SOK IMUT! Ayo pulang!”. Hakyeon menghempaskan tangannya dan segera naik ke atas sepeda milik ibunya itu. “Naiklah aku bonceng.”.

“Jinjja??!”. Dengan semangat JR segera melompat kecil dan duduk di atas kursi ekstra itu.

“YA! Bagaimana kau bisa loncat?! Kau pura-pura sakit ya?”. Hakyeon menengok kasar dan menatap wajah JR dengan tatapan –WHAT-THE-FAGH-?-!-

“Ani! Aku tidak bohong ini serius!”. Dengan tatapan yang cukup meyakinkan JR berucap demikian.

“Kalau begitu putar badanmu!”.

“AH?”.

“Aku tidak mau kau memelukku atau melakukan hal menjijikan jadi sekarang putar badanmu!”.

“Menghadap ke belakang?”.

“Kebawah”.

“Bagaimana caranya?!”.

“Ya ke belakanglah! Masa menghadap tuhan!”.

“O-Oke baiklah.”.

“Oh ya...hhmm bagaimana dengan sepedamu?”.

“Tinggalkan saja disitu hehehe.. nanti aku suruh adikku mengambilnya. Lagi pula siapa yang mau mengambil sepeda tua usang.”.

“Oke whatever.. Hilang aku tidak tanggung. Sekarang peganggan yang kencang, karena jika kau jatuh akan aku buang kau ke sungai.”.

“Siap! Tapi..”.

“WWWAAEE??!!”.

“Bisa kita ke kedai mie dulu?”.

“NO!”.

“PLEASE! Kau lapar juga kan?”.

“Tidak!”. ‘Krucuk’ << Suara perut Hakyeon.

“HAHAHA! BAIK KE KEDAI MIE, Ayolaaaahhh aku traktir.”.

“CK!”.

 

Pandangan orang sekitar..

 

Pandangan Author xDDDD

 

*******************************

 

Minkyung PoV 

‘WOW! Fantastic baby! Dance ~ Uhuuuu ~..’

Kau merasakan getaran dalam tidurmu, sebelum akhirnya sontak terbangun mendengar nada dering ponselmu yang menggelegar. Dengan nyawa yang masih entah dimana kau berusaha membuka mata, seraya meraba tempat tidur untuk mencari samsung galaxy-mu. Hingga suara ‘CRAK’ terdengar dan kau memungut handphone-mu dari lantai.

‘My Moon <3’

Kau tersenyum membaca nama Jongeop terpampang di layar sentuh handphonemu.

 

On the phone..

You : Yeobeoseyo?

Jongeop : Baru bangun tidur?

You : Iya, baru saja terbangun karena handphone berbunyi..

Jongeop : Kalau begitu jangan tidur lagi ya. Hahahah...

You : Memangnya kenapa??

Jongeop : Mandi sudah pagi, nanti siang aku jemput. Tidak ada acara kan?

You : Memang mau kemana?

Jongeop : K-Ken..Itu..hhmm..Date..

You : *awkward laugh* hehehehe..he..

Jongeop : Maukan?

You : Tidak mungkin tidak mau..

Jongeop : Sekarang pukul 9.. Aku jemput pukul 12 ya?

You : Oke..

Jongeop : *berbisik* Saranghae..

You : Ehehehe...he.. nado..hehehe.. *awkward laugh*

 

Kau tersenyum dan tertawa sendiri mengingat ucapan Jongeopbeberapa detik lalu. Mengingat kau bukan anak yang lama jika berdandan, kau memutuskan untuk sarapan dan menonton TV terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Roti gandum dengan butter, susu, dan sunny up side egg, menjadi menu utama sarapan hari ini. Setelah menghabiskan sarapanmu dan kebetulan bersamaan dengan selesainya acara music pagi ini kau pun segera masuk kedalam kamar mandi dan segera bersiap-siap. Tentu, setelah mengantongi izin keluar dari ibumu.

 

Kau siap dengan gaya simple musim dinginmu. Setelah memeriksa handphone, dompet, dan headset di dalam tasmu, kau segera keluar karena sepuluh detik yang lalu ibumu berteriak bahwa Jongeopsudah datang.

“Ibu aku pergi dulu.”. Ucapmu seraya berdiri, setelah mengenakan sepatu convers kesayanganmu.

“Iya berhati-hatilah, bilang pada kekasihmu jangan kebut-kebutan membawa motornya. Tadi pagi salju turun, mungkin sekarang jalanan basah dan licin. Bilang padanya hati-hati.”. Ibumu mengelus kepalamu lembut sebelum mengantarmu keluar.

“Annyeonghaseyo eommoni.”. Sapa Jongeop memberi hormat 90 drajat pada ibumu. Ya, dia duduk di atas motor dan hormat 90 drajat, tentu kepalanya menyentuh stang dengan manis.

“Hahahah.. berhati-hatilah, jangan pulang terlalu malam.”. Kembali nasihat ibumu sambil ia melambaikan tangannya.

“Ibu aku pergi. Daaaahh ~”.

“Ingat hati-hati ~”.

 

......

 

Kalian berbincang kecil di atas motor. Ya pembicaraan yang terlalu basa basi seperti “Maaf membuatmu menunggu”, “tidurmu nyenyak?”, “Hari ini sarapan apa?”, “aku merindukanmu”, dan bla bla bla pembicaraan sepasang kekasih yang masih hangat, ya seperti itulah. Karena kau begitu menikmati perjalanan ini, tidak terasa kalian sudah berada tepat di gerbang depan kampus, dan Jongeop memelankan motornya sebelum akhirnya berhenti di sebuah taman yang tidak jauh dari kampus kalian.

“Kenapa kesini? Didepan rumahku kan juga taman.”. Tanyamu di akhiri tawa kecil, seraya turun dari motornya.

“Ah selalu tempat itu, sekali-sekali mencari tempat yang sedikit jauh.”. Jawab Jongeop mengacak rambutmu lembut.

 

Jongeopmenggandeng tanganmu dan membawamu duduk di kursi taman yang terletak di tengah-tengah, menghadap ke arah permainan. Kalian berbincang beberapa saat menikmati pemandangan taman yang putih dan well sepi, benar-benar tempat yang pas untuk pasangan yang ekhem...hangat.

Setelah berbincang basa-basi tidak penting akhirnya kalian terdiam dan hanya memberika senyum untuk satu sama lain. Tidak banyak yang bisa kau lakukan, Jongeoppun hanya menatap langit dan bersandar pada bangku taman itu, dan kau hanya sibuk mengutak-atik ponselmu tidak jelas. Sebelum sebuah tangan meraih pundakmu untuk senderan dan meletakkan kepalamu di tempat yang hangat.

Dengan tangan kirinya Jongeop menarik pundakmu lembut, dan meletakkan kepalamu di pundaknya. Kau pun segera mengunci ponselmu dan kembali memasukannya kedalam tas. Tentu, kesempatan ini sayang untuk di lewatkan, kau lebih memilih menikmati waktu indah yang ada di bandingkan memainkan handphone tidak jelas.

“Maaf.”. Suara Jongeop terdengar begitu jelas dan tepat di telingamu, ya bagaimana tidak sekarang kau tengah bersandar di bahunya.

“Untuk?”. Tanyamu heran.

“Aku kadang mencoba untuk tidak awkward denganmu tetapi justru itu yang membuat suasana menjadi awkward.”. Kau diam sejenak untuk mendengar perkataan dia selanjutnya. “Aku ingin mencoba menjadi seperti Zelo, dengan senyumnya saja bisa membuat Eunkyu nyaman. Zelo juga terlihat nyaman jika berbincang dengan Eunkyu.  Aku juga ingin mencoba menjadi seperti JR yang bisa terang-terangan menunjukkan kalau dia menyukai Hakyeon...hhhmm...atau seperti Sungrin nuna, yang benar-benar bisa bebas menunjukkan perasaannya pada kekasihnya.”.

“Jadi diri sendiri saja, tidak usah mencoba untuk menjadi seperti orang lain. Mungkin ini juga kesalahan aku yang terlalu merasa canggung padamu.”. Kau berbicara dengan tenang dan dengan perasaan ‘sedikit’ ragu menggenggam tangannya agar dia merasa nyaman. “Tidak apa-apa, nanti juga kalau sudah lama perasaan awkwardnya hilang. Hehehe..”. Kau mengangkat tangannya dan menepuk-nepukkannya di atas pahanya.

“Kalau begitu mulai sekarang kita tidak boleh awkward? Janji?”. Jongeoptersenyum kearahmu dan memberikan kelingkingnya sebagai tanda janji.

“Janji! Yang awkward akan mendapatkan hukuman. Bagaimana?”. Kau mengaitkan jarimu dan membalas senyumannya.

“Apa hukumannya?”. Tanya Jongeopmasih dalam senyumnya.

“Ttak bam!”. Jawabmu mantab namun.....

“Aku setuju!”. ‘chu ~’ .... Jongeop mendaratkan ciumannya di pipimu dan kau...

“A-ah..e-eeh..”. Kau menatapnya dengan tatapan O.O sebelum tertawa awkwar dan melepas tangannya segera.

“Hey! Jangan memalingkan wajah! Hadap sini!”. Jongeop memaksamu untuk memutar tubuhmu.

“Ah iya, itu eeuumm...”.

‘TTAK!’

Satu ttak bam mendarat indah di keningmu.

“EH?”. Kau semakin menatap bingung ke arahnya.

“Yang awkward dapat ttak bam!”. Jongeop berdiri dari tempat duduknya dan bersiap untuk memberikan ttak bam di dahimu lagi.

“T-Tapi..”. Wajah Jongeop tepat didepanmu. Well, bagaimana tidak akward? Hahaha.

‘TTAK!’

“Eehh!!”.

“Siap untuk ttak bam ketiga?”. Mata sipit Jongeop kini terlihat berbinar. ‘sesenang itukah menyentil dahiku’-pikirmu.

“Jjamkamman! Kau curang!”. Kau menepis tangannya dan menatapnya dengan alis yang bertautan.

“A-Ah..Mianhae Minkyungie.”.

‘TTAK!’

“Hahahahaha kena!”. Kau tertawa bahagia dan Jongeop meringis kesakitan. Ya, kau mengerahkan seluruh tenagamu untuk membalas 2 ttakbam darinya.

“Begini lebih nyaman, Saranghae.”. Jongeop menatapmu lembut dan mengelus pipimu dengan ibu jarinya, dan kau HAMPIR SAJA...

“AH! Tidak boleh awkward!! ><”. Kau menggeleng kepalamu kasar. “Ini JEBAKAN!”. Kau menelungkupkan kepalamu dan melindunginya dengan kedua tanganmu.

“Hahahahahahaah...”. Jongup tertawa bahagia sambil melingkarkan tangannya ‘membungkus’mu. Well, sedikit ribet bahasanya, maksudnya dia memelukmu.

 

******************

 

Eunkyu PoV

‘Ting tong’

“Eunkyuuuuuu ~!! Zelo!!”. Daehyun berteriak dari ruang tengah dengan masih memeluk kripik kentang tercinta, seraya memijat remote TV tersayang.

“Iya oppa bilang tunggu sebentar!”. Kau menyisir rambutmu sekali lagi sebelum akhirnya keluar dari kamarmu dengan pakaian rapih.

“Mau jalan-jalan dengannya?”. Tanya Daehyun dengan wajah bingungnya yang menggemaskan.

“Cuma pergi ke taman, tempat biasa.”. Jawabmu sambil mengenakan sepatu kesayanganmu.

“Boleh oppa ikut?”. Tanya Daehyun seraya melipat bungkus kentangnya dan meletakkan remote di atas meja.

“Tunggu disini.”. Kau pergi keluar dan membukakan pintu untuk Zelo.

“Hi!”. Zelo tersenyum manis kearahmu, memamerkan lesung pipinya. “Kajja!”. Ucap Zelo menyambar tanganmu.

“Ah tunggu sebentar, kita hanya ingin main di taman kan?”.

“Hmm.. Main basket!”. Zelo memutar tubuhnya dan menunjukkan tas ransel oranye miliknya yang gembung besar karena di isi bola basket didalamnya. “Musim dingin, kita harus banyak gerak supaya hangat!”.

“Boleh Daehyun oppa ikut?”. Tanyamu dengan nada mantab di awal dan nada ragu di akhir. Ya, melihat ekspresi Zelo berubah saat kau menyebut nama ‘Daehyun’.

“A-“. Belum sempat Zelo berbicara Daehyun yang telah berpakaian rapih memotongnya.

“Aku janji tidak akan menjahilimu. Hahahaha..Ayo kita main basket bersama! Boleh ikut kan?”.

“A-Ah ne hyung.”. Zelo menjawab dengan sedikit ragu.

“Oke kalau begitu let’s go!”. Daehyun merangkul Zelo dan mengajaknya berjalan didepan. Meninggalkanmu yang sibuk mengunci pintu.

 

......

 

*backsound : B.A.P_Crash [Recomended to listen while reading]*

 

Percaya? Atau Tidak? Yap! Harus percaya! Daehyun dan Zelo benar-benar bermain dengan seru hari ini, bermain dengan sangat baik. Kau pun senang melihatnya, apalagi saat Zelo berhasil memasukan bole ke ring Daehyun dan Daehyun tertawa girang sambil berkata “HEY! JANGAN SENANG DULU KALIAN BERDUA! BARU 4-0 NANTI AKAN AKU SUSUL! HAHAHAHA ~” dan Zelo dengan lucunya membalas “AYO KALAU BISA HYUNG!”

Kau berada satu tim bersama Zelo, sedangkan Daehyun sendiri. Permainan begitu mengasyikan hingga akhirnya Daehyun kalah telak! 8-4.

“Sekarang gantian! Eunkyu satu kelompok denganku.”. Daehyun yang masih belum bisa menerima kekalahan kembali ingin bermain dengan tujuang mengalahkan Zelo.

“Ah ani! Aku lelah!”. Ucapmu seraya meminum air mineral yang di bawa Zelo.

“Hahahahahah..”. Zelo mengacak rambutmu dengan sayang. “Kalau bgitu Kita main berdua hyung! Man to man! bagaimana?”. Tantang Zelo seraya melempar bola basketnya ke tangan Daehyun.

“Okey! Aku terima tawaranmu! Let’s see who is the REAL winner!”.

“I’ll see! Come on!”.

.

.

“Ayo hyung!!”.

“Liat nanti!”.

.

.

“YESS!!”.

“Baru satu hyung jangan senang dulu!”.

“YA!!”.

.

.

“SEE!! I GOT 8 POINTS!”.

“WAIT MY 12th POINT CHOI JUNHONG!”.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

12-2..

KEMENANGAN UNTUK ZELO!!

“Hhahaahahahaahahahahh ~”. Kau tertawa terbahak-bahak saat melihat Daehyun mencekik Zelo becanda.

“Hyuuunngg ~ kau payaaahhcckk!!!”. Ucapan Zelo terhenti ketika Daehyun mencekiknya.

“Katakan sekali lagi atau aku cekik sampai putus?”. Daehyun mengancam sambil terus mengunci Zelo agar tidak berkutik. Ya mereka bergulat di tengah lapangan -____-“

“Hyung payah!”. Zelo teriak tepat di telinga Daehyun sebelum memberontak dan lari berlindung di belakangmu.

“YA!! ILLIWA *KESINI*!!”. Daehyun berusaha menggapai Zelo dan...

“STOP! Aku lelah melihat kalian!”. Ucapmu berakting galak dan sukses menghentikan si gila Daehyun.

 

*********************************

 

Afternoon..

 

Sungrin PoV

 

On the phone..

You : Hwaaaaa ~ enak sekali!!

Eunkyu : Iya aku senang melihat oppa dan Zelo bermain akrab. Heheheh..

You : hhhmmm :> tandanya Daehyun sudah merestuimu! Hahahahaha..

Eunkyu : Ah sudahlah diam ><

You : Oh ya, hari ini aku sendiri  di rumah :’( Masa hanya berdua dengan  bibi Hwang.. Oppa dan Yongguk perform..

Eunkyu : Mereka perform?

You : Iyaa :’(

Eunkyu : Kalau begitu...beli gitarnya besok-besok saja..

You : EH??!! OH IYA AKU LUPA!!

*biip*

 

Tidak peduli dengan Eunkyu yang kebingungan, kau segera menutup telefonmu untuk menghubungi Yongguk yang telah berjanji, namun baru saja kau mengetik nomor ponselnya, satu pesan darinya masuk.

 

‘from : Sarang-ah^^

Cc :

Subject :

 

‘Aku pikir kita melupakan sesuatu. Untung hyung mengajakku ke toko musik hari ini. Nanti pukul 8 aku dan hyung akan menjemputmu, jangan  lupa beri tahu Eunkyu. Heheheh.. Kau juga lupa kan? Hahaha xD’.

 

Kau tertawa terbahak-bahak dan segera membalas pesan Yongguk. Ya, setelah membalas pesannya kau kembali menghubungi Eunkyu yang kebingungan disana.

...

 

On the phone..

You : HAHAHAHAHAHAAH ~

Eunkyu : Apasih eonni -____-“!

You : Yongguk dan aku sama-sama lupa, tapi tadi dia mengirimkan aku pesan ‘Aku pikir kita melupakan sesuatu. Untung hyung mengajakku ke toko musik hari ini. Nanti pukul 8 aku dan hyung akan menjemputmu, jangan  lupa beri tahu Eunkyu. Heheheh.. Kau juga lupa kan? Hahaha xD’. Begitu katanya!! Hahahahaha xDD

Eunkyu : Dasar hahaha.. Jadi, nanti pukul 8 aku akan di jemput?

You : Yup! Cepat bilang pada Zelo!

Eunkyu : Aku tidak jadi mengajaknya..

You : Ah!! Wae??

Eunkyu : Kasihan tadi pukul 3 sore dia ada kegiatan club dan baru pulang pukul 6..

You : Ck payah!

Eunkyu : Eonni -___-“

*Berbincang*

 

***********************

 

Eunkyu PoV

Kau telah siap dengan pakaian super tebalmu plus dengan sarung tangan dan ear muffs kesayanganmu. Ya, jam telah menunjukkan pukul 8.17 dan kau tengah menunggu Sungrin di ruang keluarga, dan benar saja, tidak lama suara klakson mobil dan suara nyaring “EUNKYU!” terdengar jelas.

“Mau kemana sih malam begini? Sudah izin dengan eomma appa?”. Tanya Daehyun heran.

“Sudah kok, tenang saja ya. Aku pergi dulu.”.

“Iya hati-hati.”.

 

........

 

*toko alat musik*

“Disini bagus-bagus, percaya padaku tinggal cari warnanya saja, nanti soal setting-menyetting senar biar aku yang kerjakan.”. Ucap Sungjin, kakak Sungrin sambil menepuk bahumu sebagai isyarat agar kau segera memilih warna yang bagus.

“Okey, sebelumnya terima kasih Sungjin oppa.”. Kau berkeliling memilih gitar bersama Sungjin yang kebetulan juga sedang mencari gitar. Disisi lain Yongguk mencari professional recording microphone untuk menambah stock Mic di studio. Ya, mereka baru saja mendapat bayaran dari tampil hari ini.

Lalu, dimana Sungrin?

 

Dia sedang berkeliling di bagian Special FEMALE.

 

“Oppa! Kalau gitar yang ini bagaimana? Hahahahaha..”. Sungrin mengangkat gitar itu dan menunjukkannya pada Sungjin. “Kau mencari yang warna hitamkan?”.

“Hahahahahaha tidak yang seperti itu juga, memang oppa imut.”. Jawab Sungjin sebelum kembali menujukan perhatiannya padamu dan gitar-gitar di hadapannya. “Ini bagus Eunkyu.”.

“Wah iya bagus sekali.”.

“Kalau yang ini bagaimana?”.

“Kurang bagus oppa.”.

“Oppa!”. Sungrin kembali memanggil. “Kalau yang ini bagaimana?”. Kali ini Sungrin mengambil yang berwarna abu-abu dengan wajah kucing di tengahnya.

“Hahahahaha... Tidak!”. Jawab Sungjin sesaat dan kembali menaruh perhatian padamu. Kau hanya bisa tersenyum dan menghela nafas.

“Oppa!”. Sungrin kembali memanggil.

“Apa??”. Nada Sungjin sedikit naik. “Mau beli gitar? Ambil yang gambarnya lucu dan bawa kesini!”.

“Ani!”. Sungrin terlihat kesal dan menaruh gitar dengan warna pink corak bunga-bunga itu, kasar.

“Awas rusak Sungriiiin.”.

“Merong!”.

“Hahahaha...Sarang-ah illiwa.”.

“Merong!”.

 

“Wah aku mau yang ini!”. Sungjin terlihat excited dengan gitar simple berwarna hitam yang iya temukan. “Waahh ini bagus kan?”.

“Iya yang itu bagus..Hhmm.. aku jadi bingung yang mana untuk oppaku.”. Melihat Sungjin sudah mendapatkan yang mana yang ia mau, kau merasa panik dan tidak enak karena sampai saat ini belum menemukan gitar yang cocok untuk Daehyun.

“Sudah tidak apa-apa coba lihat rak yang di sana. Pelan-pelan cari yang bagus.”. Sungjin menepuk pundakmu pelan.  “Eh! Adikku mana?”. Sungjin menengadahkan kepalanya dan melihat sekeliling saat menyadari tidak ada suara Sungrin, dan tidak ada wujud Sungrin di tempat dimana ia berada tadi.

“Ahahaha..”. Suara tawa Yongguk sontak membuat kau mengikuti arah pandangannya. Ya, Sungrin sedang berkeliling dan mencoba satu-satu piano yang ada di sana. “Hyung, Aku rasa kau harus sediakan uang ekstra hyung. Untuk ganti rugi. Hahahaha..”.

“Enak saja! Dia kekasihmu! Kalau ada yang rusak kau yang bertanggung jawab! Ck Benar-benar! Tadi aku kira siapa yang ribut memainkan piano dari tadi. Ternyata adikku sendiri.”. Sungjin terlihat menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

“Hahahaha..Sediakan uang yang banyak hyung, ada 8 piano di sana.”. Ucap Yongguk di akhiri tawa, sebelum kembali fokus mencoba mic yang akan ia beli.

“Hahahahaahaha..”. Kau hanya bisa tertawa melihat Sungjin menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Sungrin-ah! Iliwa!”. Sungjin sedikit berteriak karena tempat Sungrin yang jauh darinya.

“WAE OPPA??”.

“Palli iliwa!”.

“Eung!”.

.

.

.

“Ah oppa! Aku rasa ini cocok untuk oppaku. Aku pilih yang ini saja.”. hampir menghabiskan waktu 2 jam memilih akhirnya kau mendapatkan gitar yang cocok untuk Daehyun.

“Ok! Bawa ke kasir biar sekalian di setting dan di bungkus. Oh iya mau sekalian beli guitar stand-nya? Pick gitar?”.

“Oh iya Pick penting! Kalau guitar stand itu apa?”.

“Tempat agar gitarnya bisa berdiri. Mau?”.

“Wah itu bagus!”.

“Oke kalau begitu! Mission Complete. Yongguk! Bagaimana mic-nya?”.

“Sudah hyung!”.

 

*******************************

 

Author PoV

 

Today is June 28th..

 

Pagi yang cerah Daehyun terbangun setelah mendengar keributan-keributan kecil di luar, ya ini hari Senin karena itu suara ayah mencari dasi dan suara spatula dengan frying pan yang saling bergesekan terdengar jelas. Walau mata masih sangat mengantuk dia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena panggilan alam yang mengharuskannya pergi ke kamar mandi.

“Wah! Daehyun bangun!!”. Daehyun membuka pintu bertepatan dengan ayah yang sedang memakai dasi dan sedang ingin membuka pintu kamar Eunkyu. *kamar Daehyun dan Eunkyu berhadapan*

“Eo?”. Daehyun menatap bingung kearah ayahnya.

“Yaaaaahhh ~ Surprisenya gagal!”. Terdengar suara ibu dari ruang tengah.

“Eo? Apa ini?”. Daehyun menemukan gitar yang di letakan manis bersama standernya dan pita berwarna merah kecil, didepan pintunya.

 

 

*******************CHAPTER 8 : END ********************

 

 

Leave a comment and please subscribe ^^

Sorry for take so long time to finish this chapter ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
#barumaumulaibaca
sachiko0106 #2
Makasih sudah mau bacaaa xDD
Next chapter added ^^
Hwangeun #3
aaah menarik~ penasaran sama jaein-jongup-minkyung xD *jongup biased* bakal ada next chapter kah?xD