Chapter 7

5 Girls and their Cute Love Story [Sequel Of She is My Busan Girl.No, She is Our Busan Girl]

*Masih di hari yang sama dengan prev. chapter*

 

Minkyung PoV

“Minkyung-ah..”. Setelah berbincang banyak dan kalian diam sesaat, Jongeop kembali memanggilmu.

“Hhhmm?”. Tanyamu seraya melempar pandangan padanya.

“Hhh...”. Dia menggaruk kepalanya dengan telunjuknya sebelum melontarkan pernyataan yang Well, membuat matamu mendelik. “Kau mau kan menjadi kekasihku? Kau suka padaku kan?”.

Hari ini benar-benar menyenangkan bagimu. Kalian pergi ke Restoran Italia sebagai traktiran dari Sungrin, dan berkeliling Hongdae seharian. Tentu hal yang membuatmu senang bukan hanya itu. Akhir-akhir ini kau memang jauh lebih dekat dengan Jongeop dan dia baru saja mengajakmu untuk memiliki hubungan.

“Minkyung ah.”. Jongeop memanggilmu yang masih hanyut dalam lamunan –tidak-percaya-mu itu. “Minkyung ..”. Jongeop mengguncang tubuhmu pelan. Sontak, kau tersadar.

“Eo!”. Kau lepas dari lamunanmu dan menatap Jongeop yang tersenyum manis dengan keringat di pelipisnya. Well dia gugup.

“Bagaimana jawabannya?”. Dia menggigit bibir bawahnya dan memandangmu serius.

“Bisa ulangi pertanyaannya?”. Pipimu memerah dan kau tertunduk malu.

“Mau menjadi kekasihku?”. Jongeop tersenyum melihat wajahmu memerah, dan dengan senang hati mengulang pertanyaannya.

“Eung..”. Kau mengangguk kecil sebagai jawaban dan..

“YESS ~ !”. Jongeop mengepal tangannya semangat. Kau menatapnya senang dan saat pandangan kalian bertemu.

.

.

.

AWKWARD ~

“Gomaweo.”. Ucap Jongeop mendaratkan bibirnya di pipimu sebelum Halte tempatmu turun terlihat didepan mata.

‘Halte xxxx.. Halte xxxxx’.

Kau segera berdiri dan turun, melambaikan tangan padanya melalui jendela. Hari ini, kau resmi menjadi kekasihnya.

 

*************************

 

Author PoV

-“Ini siapa? Kenapa kalian dekat sekali?”. Sungrin menekuk wajahnya saat melihat foto lama Yongguk bersama beberapa orang dan terlihat menggandeng seorang perempuan.

“Itu foto kenang-kenangan SMA.”. Jawab Yongguk sambil merangkulmu yang cemberut di depan meja belajarnya.

“Kenapa kau menggandeng yang ini?”. Tunjuk Sungrin masih dengan ekspresi yang mendung.

“Song Jieun, dia teman baikku sejak SD, saking baiknya dia jadi mantan kekasihku.”. Jelas Yongguk disambut ekpresi tidak bagus dari Sungrin.

“Dia cantik.”. ‘TREK’ Sungrin menelungkupkan frame foto itu dengan kasar. Sedikit kekuatan lagi, mungkin frame itu akan pecah. “Aku cemburu.”.

“Aahahahahahaahah ~ Jangan cemburuu.. Dia hanya teman.”.Yongguk memeluknya erat. “Jangan cemburu oke?”.

“CEMBURU!”.-

Flashback end..

 

Sungjin *kakak Sungrin*  pulang tidak lama setelah Sungrin pulang kerumah.

“Selamat Datang tuan.”. Sambut Bibi Hwang membukakan pintu.

“Makan malam sudah bibi siapkan kan? Aku lapar.”. Sungjin berjalan menuju meja makan.

“Sudah tuan sebentar saya ambilkan nasinya.”. Tidak lama Bibi Hwang kembali dengan semangkuk nasi hangat.

“Terima Kasih bi.”.

“Eemm.. Itu tuan, tadi Nona Sungrin pulang sambil menangis dan tidak mau keluar kamar. Kamarnya di kunci.”.

“Heo?! Dia belum makan?!”. Sungjin terlihat terejut dan segera berdiri dari tempat duduknya.

“Belum.”. Mendengar jawaban Bibi Hwang, Sungjin segera meninggalkan makan malamnya dan pergi kekamar Sungrin, untuk mengajak adiknya itu makan malam bersama. Berharap, Sungrin akan cerita padanya. Namun....

‘Ting tong...’ Seseorang datang.

 

Sungrin PoV

Kau menutup wajahmu dengan selimut dan lagi-lagi kau menangis. Well, tempat tidurmu sangat berantakan dengan potongan-potongan kain berwarna biru tosca......Apa itu?......Yap! Benar! Syal milik Yongguk yang kau gunting-gunting untuk menghilangkan rasa kesalmu. Di sisi lain Sungjin masuk kedalam kamarmu bersama Yongguk di belakangnya.

“Sungrin.. Ini oppa.”. Sungjin mengetuk pintu ruang tidurnya yang di kunci. “Kenapa pintunya di kunci?”.

“Gwaenchana!”. Ucapmu berusaha menyembunyikan suara sengaumu. Dalam hati kau mengumpat betapa bodohnya kau tidak mengunci pintu kamar depan *ruang tamu*mu.

“Sungrin ayo makan malam.”. Kakakmu masih berusaha membuka pintumu. Bahkan dia menyuruh bibi hwang mencari kunci duplikat rumah.

“Aku baru saja makan bersama teman-temanku. Oppa makan saja sendiri!”. Kau bisa mendengar suara kunci yang berusaha di masukan kedalam pintu. “Oppa pergi saja sana!”.

“Sungrin lepas kunci didalam. Biar oppa bisa membuka pintumu ini dari luar.”.

“Tidak mau!”.

.

.

.

.

Setelah berkali-kali di bujuk akhirnya kau mempersilahkan kakakmu masuk. Tanpa tau ada Yongguk di ruang luar.

“Oppa kenal dengan Jieun.”. Ucap kakakmu setelah mendengar cerita darimu. “Mereka mengakhiri hubungan mereka juga oppa tau. Mereka teman baik, lebih baik kau dengarkan penjelasan Yongguk dulu, jangan seperti ini.”.

“Tidak mau.”. Kau mulai meneteskan air mata lagi dan kakakmu mengelus punggungmu lembut.

“Ayolah selesaikan hari ini, tiga hari kedepan dia pergi ke Incheon. Kalau sudah begitu bukannya membaik, kalian nanti malah semakin menjauh.”. Kakakmu menarik tanganmu memaksamu berdiri menemui Yongguk didepan.

“Tidak mau!”. Kau melepas tangan kakakmu dan melemparnya dengan bantal. “Biarkan saja dia pergi biarkan saja semuanya berakhir aku tidak maaaaauu ~ heukheuk hhaaaaaaaaaaaaaaa..”. Kau mulai menangis, dan di sisi lain, Yongguk tidak tahan mendengarmu menangis.

“Sungrin..”. Panggilnya pelan dan muncul di pintu kamarmu. Mendengar suaranya dan melihat wajahnya sontak kau menutup telinga dan matamu dan kembali menangis.

“TIDAK MAU!! Suruh dia keluar aku tidak maaaaaauuuuuuuu ~ hheeeeeeeeeeuuuuuuuuu ~”.  

Reflek kakakmu segera memelukmu dan membenamkan wajahmu didadanya, meredam suara tangismu. Kemudian, dia memberi isyarat agar Yongguk menutup pintunya, dan dari luar Yongguk bisa mendengar suara tangismu yang tertahan. Dia menutup wajahnya dengan kedua telapaknya. Jika dia wanita mungkin dia sudah melakukan apa yang kau lakukan sekarang.

 

**************************

 

Jaein PoV

Kau berjalan pelan menyusuri koridor. Yap, masih dalam pikiran dan memori-memori buruk tentang tadi malam. Matamu masih dalam keadaan sedikit sembab, padahal bangun tidur tadi kau telah mengompres matamu dengan es. Tapi sepertinya kompres itu tidak mempan, karena matamu tetap sembap.

“Eonniii ~”. Kau mendengar suara Eunkyu memanggilmu dan berlari kencang sebelum memelukmu erat dari belakang.

“Akh! Eunkyu yaaa.. “. Kau tertawa kearahnya.

“Eo? Eonni kau habis nangis???”. Eunkyu terlihat khawatir, sambil memandang kekanan dan kekiri mencari seseorang. “Dimana Sungrin eonni? Dia yang membuatmu menangis??”.

“A-Ani ini kare....”. Kau menggeleng pelan dan menjawab pertanyaannya namun kau melihat Zelo dan Jongeop di belakang Eunkyu. Ya Jongeop menatap dengan ekspresi yang kau benci. Ekspresi kasihan. “YA!! INI KARENA KAU PABO!!”. Rasanya kau ingin meneriaki kata-kata itu kepadanya.

“Kare? Karena siapa?”. Eunkyu menghancurkan lamunanmu.

“K-Karena aku bertengkar dengan adikku. Hhmm.. Ngomong-ngomong di mana yang lain?”. Kau mengalihkan pembicaraan dan perhatian Eunkyu yang terus tertuju pada matamu.

“Yang lain belum datang.”. Jawab Eunkyu singkat, sebelum akhirnya kau mengakhiri obrolan kalian dan menghindarinya.

“Oh Ok. Aku kekelas dulu. Annyeong.”.

“Eonni!”.

“Annyeong..”.

 

*****************************

 

Hakyeon PoV

Hari ini entah mengapa sangat sepi. Sungrin tidak masuk sekolah, Jaein entah ada di mana, dan kau hanya bersama Eunkyu dan Minkyung. Bahkan hingga jam pulang pun tidak ada satu pun berita atau sapaan dari kedua perempuan tertua di pertemanan kalian.

“Dimana Sungrin eonni?”. Tanya Minkyung yang terlihat bosan, pada Eunkyu yang jauh terlihat lebih bosan.

“Aku menelefonnya tadi, dan dia bilang dia sakit, jadi hari ini tidak bisa masuk.”. Jawab Eunkyu di akhiri dengan hembusan nafas berat.

“Jaein eonni?”. Kau bertanya karena memang sejak pagi kau tidak melihatnya.

“Oh iya! Aku melihat dia tadi pagi, dan wajahnya terlihat habis menangis.”. Eunkyu menunduk dan menarik kau dan Minkyung untuk mendekat. “Aku rasa ada masalah di antara mereka berdua.”.

 

Sesaat pandangan Minkyung berubah, dan dia terlihat lesu menunduk. Entah mengapa hari ini suasananya tidak enak. Kau memandang Minkyung sejenak dan begitupun Eunkyu. Namun, sebelum mereka bertanya Minkyung membuka mulutnya lebih dulu.

“Jaein eonni..Hhmm..Mungkin dia begitu karena aku.”. Minkyung menunduk dan terlihat wajahnya sedih.

“Wae wae wae??”. Tanyamu berbarengan dengan Eunkyu.

“A-Ah..Euumm.. sebelumnya aku minta maaf karena belum memberi tahu kalian. Karena aku ingin ini menjadi berita baik, tetapi karena ini.....”. Kau segera memotong Minkyung yang terlalu banyak basa basi.

“Ah! Langsung ke intinya saja lah..”. Ucapmu memukul pelan tangan Minkyung.

“Aku dan Jongeop.....*mengaitkan kedua jari telunjuknya sebagai isyarat*.....”. Dalam sekejap wajah Minkyung berubah warna menjadi merah padam.

“MWO?!”. Kau dan Eunkyu terkejut bersamaan.

“Ciiiiieeeee ~ hhhmmm :>”. Eunkyu sibuk meledek Minkyung dan kau pun begitu.

“Ssssstt!”. Minkyung menyuruh kalian diam. “Tapi ini membuat berita buruk.”.

“Wae wae wae?”. Tanya Eunkyu tidak sabar.

“Setelah Jongeop menyatakan perasaannya padaku, dan aku menerimanya. Jaein eonni menyatakan pada Jongeop juga.”. *diam sejenak*...

“Uwah ~ Daebak!”. Ucapmu tidak percaya.

“Ya! Apanya yang Daebak heo?”. Eunkyu menepuk pundakmu. “Ini gawat sekali...Jadi Jaein eonni.....Oke aku pernah mendengar bahwa dia menyukai Jongeop dari Sungrin eonni tetapi aku tidak tahu kalau sukanya sampai seperti itu.”. Eunkyu menggelengkan kepalanya.

 

.....

 

Jam Pulang....

Kau berjalan menuju gerbang bersama Eunkyu, dan Minkyung tentu dengan Zelo dan Jongeop di belakang kalian. Namun, saat kalian telah keluar gerbang seseorang memanggil namamu dari belakang.

“Hakyeon ah!”. Yap siapa lagi kalau bukan JR. Dia melambaikan tangannya bersemangat ke arahmu.

“Ck! Ah!”. Kau berdecak dan kembali melanjutkan langkahmu, namun Eunkyu menahanmu dan tersenyum meledek.

“Aku rasa dia benar-benar masih menyimpan perasaan padamu. Ayo temui saja dia, tidak apa-apa.”. Ucap Eunkyu dan mendorongmu ke belakang.

“Ya! Eunkyu ya!”. Kau menatap Eunkyu dengan tatapan –Aku-tidak-mau-!-

“Ayo kita pergi!! Annyeeeeeooonngg Hakyeeeeeoonn..”. Eunkyu segera menarik Minkyung menjauh dan tentu saja Zelo dan Jongeop ikut meninggalkanmu.

“Ck! Sialan!”. Kau mengutuk dalam hati dan seseorang memegang pundakmu.

“Hakyeon ah! Annyeong!”. Kau memutar tubuhmu dan menemukan JR tengah tersenyum manis kearahmu. Well, kau akui senyumnya manis.

“Ya ya ya.. Ada apa?”. Kau menyilangkan tanganmu di dada dan menatapnya dengan tatapan terganggu.

“Ayo kita jalan-jalan!”. Tanpa seizinmu JR menggandeng tanganmu dan membawamu lari dengan sangaaaaaatt kencang.

“YA!! PARK JINYOUNG!! BERHENTI SEKARANG AKU BILANG!!”.

“Aniiiii ~”.

 

 

*****************************

 

Eunkyu PoV

“Annyeong ~ Bye byee pasangan baruu ~ ”. Kau meledek Minkyung yang tengah di gandeng Jongeop memasuki Bus. Kau bisa lihat Jongeop tertawa malu dan Minkyung memberikan cengirannya yang khas.

Akhirnya kau dan Zelo menunggu bus berdua, bersama beberapa orang yang berdiri di belakang kalian. Well, lama sekali bus itu tidak muncul-muncul. Kalian menungguk 30 menit sambil berbincang hingga akhirnya bus pun datang dan ini begitu PENUH!

Beruntung hanya 15 menit kalian berada dalam bus sialan itu. Setelah bersusah payah keluar dari Bus akhirnya kalian berhasil menghirup udara segar musim dingin. Kau dan Zelo segera berjalan menuju rumahmu. Tentu setelah dia membelikanmu Hot Cappuccino dari vending machine yang berada di depan toko klontong tak jauh dari rumahmu.

“Ffuuuhh ~”. Kau meniup cappuccino itu sebelum membuka pembicaraan. “Aku tidak suka hari ini.”.

“Wae?”. Zelo bertanya kepadamu di balik syal hitam bercorak tengkorak putih yang menutupi setengah wajahnya.

“Hari ini Sungrin eonni tidak masuk, dan Jaein eonni sepertinya sedikit menghindar dari Minkyung dan Jongeop.”. Kau menghela nafas berat sebelum menyeruput Cappuccino yang berhasil menghangatkan tubuhmu itu. “Aku khawatir, entah kenapa aku khawatir. Seperti ada sesuatu di antara mereka berdua.”.

“Soal Jaein nuna, aku tahu. Jongeop cerita padaku.”. Zelo menyeruput Black Coffee-nya sebentar sebelum kembali berbicara. “Tidak akan lama masalah ini akan berakhir.”. Zelo merangkulmu berharap rasa khawatirmu hilang.

“Semoga saja.”. Kau menghela nafas dan Zelo mengeratkan rangkulannya.

“Hehehe.. Sudah jangan khawatir.”. Ucapnya sambil tersenyum. Jujur, melihat senyumnya mood-mu naik drastis namun....

“Tapi, Sungrin eonni sakit. Dia sendirian di rumah tidak ya?”. Mengingat suara sengau Sungrin saat kau telfon tadi membuatmu menjadi khawatir.

“Mau menjenguknya? Ayo aku antar, mumpung aku ada waktu ebelum kegiatan club di mulai.”. Zelo menggenggam tanganmu seraya bersiap mengajakmu berputar haluan menuju rumah Sungrin.

“Hhmm.. Ani ani biar nanti aku telfon saja. Aku takut menganggu waktu istirahatnya.”. Kau kembali menarik tangan Zelo.

“Ya sudah, tetapi jika nanti ingin menjenguk Sungrin minta Daehyun hyung untuk mengantarmu jangan...”. ‘Bag!’ Seseorang menabrak kalian dan mengaitkan tangannya di pundak kalian berdua.

“YA! Sebut-sebut namaku heo?”. Daehyun tersenyum jenaka ke arahmu dan menatap sinis Zelo.

“Ahaahhaa.. Ani hyung ~”. Zelo tertawa dan menundukkan kepalanya.

“Sudah sudah antarnya sampai sini saja. Sana sana pulang! Sudah ada aku sana sana sana ~”. Yapp, Daehyun memulai tingkah jailnya. Dia mendorong tubuh Zelo dan merangkul, membawamu lari.

“Ah hyuuuunngg ~ Andwaaaeee ~”. Zelo menatap Daehyun dengan tatapan memohon dan berusaha melepas rangkulan Daehyun dari bahumu.

“Aaaaahh sana sana sana..”. Daehyun melepas tangan Zelo dari tubuhnya dan mengenggam tanganmu erat. Sekilas bayangan dulu terputar kembali di benakmu, membuatmu tertawa geli.

 

Flashback..

“Ayo kita pulang.”. Zelo berdiri di tengah kalian dan merangkul kalian berdua. Namun Daehyun segera berontak dan berhadapan dengan Zelo.

“Kita tidak naik bus! Sana pulang sendiri!”. Daehyun mendorong Zelo dan kembali mengenggam tanganmu.

“Aku kuat jalan kaki!”. Zelo melepas genggaman tangan kalian, dan kau hanya bisa bingung memangdang mereka berdua.

“Kami lewat jalan belakang dan langsung sampai di Apartemen xxxxxxxx!”. Aksen Busan Daehyun mulai keluar dan dia terus mendorong Zelo menjauh. Mengingat apartemen tempatmu tinggalmu sangat berlawanan arah dari rumahnya, Zelo merasa putus asa.

“Kalau begitu ayo naik bus saja!”.

“Kalau begitu pulang saja sendiri. Ayo kita pulang!”. Daehyun mengandeng tanganmu dan membawamu lari. Kau hanya bisa merasa tersipu dan lucu. Kau menoleh kebelakang dan melihat Zelo menggaruk kepalanya dengan wajah kecewa.

Ini benar-benar gila dan lucu. Kau merasa seperti sebuah permen yang diperebutkan oleh dua anak kecil.

End Of Flashback...

 

“Hahahahaahah ~ ! Oppa!”. Tawamu keluar begitu saja seraya berusaha melepas genggaman tangan Daehyun.

“Hyuuuunngg menyingkirlah ini waktuku bersama Eunkyu.”. Ya, Zelo menyerah. Dia berdiri didepan kalian berdua dan kembali mengeluarkan tatapan memohonnya.

“Kau saja yang menyingkir!”. Daehyun tetap menggandeng tanganmu dan mendorong Zelo dengan tangannya yang bebas. Lalu, dengan tiba-tiba Daehyun berlari kencang, reflek kau menarik tangan Zelo, membuatnya ikut berlari bersama kalian.

“Hahaha Oppa Stoooppp ~!!”.

“AHAHAHAHAAH ~!!”.

 

******************************

 

Jaein PoV

Kau berdiam diri di kelas, beralasan ada tugas saat Eunkyu mengajakmu pulang.  Well, tidak ada niat untuk menjauhi mereka hanya saja hatimu masih belum bisa menerima kenyataan saat melihat Jongeop atau Minkyung secara langsung, hhhmm.. terlebih melihat mereka jalan bersama.

Sekilas bayangan malam kemarin terputar di pikiranmu. Kau menelungkupkan kepalamu dan menangis tanpa suara disana. Tentu, setelah anak-anak yang lain pulang. Namun, di sisi lain, seseorang memperhatikanmu dari jauh sebelum dengan perlahan dia mendekatimu dan tersenyum.

“Ah!”. Kau terkejut dan segera menghapus air matamu. “Eo...Seonbae.”.

“Jaejoong.”. Ucap dia membenarkan ucapanmu.

“........”. Kau membereskan barangmu bersiap pergi, sambil terus berusaha menahan air matamu.

“Jangan pergi dulu.”. Jaejoong menahan tanganmu saat kau hendak mengenakan tas. “Aku memperhatikanmu sejak tadi. Wae? Ada masalah yang berat?”.

“........”. Kau menggelengkan kepala dan menunduk, menyembunyikan mata sembabmu.

“Oke aku tau, kadang hanya karena masalah yang ringan perempuan juga sering menangis. Kau kenapa? Ada masalah yang ringan? Masalah pria mungkin? Kekekekekeke ~”. Dia berniat membuat lelucon namun tindakannya salah. Kau semakin menangis.

“Heuheuheuhsk..”. Kau kembali menelungkupkan kepalamu.

“Eo! M-Mianhae.. Wae wae wae?”. Jaejoong menepuk pundakmu berharap kau segera berhenti menangis.

.

.

.

.

Tak lama tangismu pun berhenti dan pria dengan bibir merah itu kembali mengintrogasimu. Well, awalnya kau berfikir siapa dia! Tapi mengingat kau membutuhkan seseorang untuk bercerita, di tambah Sungrin tidak ada. Akhirnya, kau pun menceritakan semua padanya. Ya, karena kau fikir dia orang lain, dan dia terlihat sedikit bisa di percaya. Ditambah kau tidak mengenalnya dan tidak ada di antara teman-temanmu yang mengenalnya, pasti rahasiamu aman, pikirmu.

“Oh, jadi begitu.”. Jaejoong menepuk kepalamu pelan. “Sudah jangan menangis, untuk apa menangisi orang yang sedang tertawa bersama perempuan lain. Ayo sekarang tersenyum.”. Jaejoong menarik ujung bibirmu kekanan dan kekiri dengan telunjuk dan ibu jarinya, memaksamu untuk tersenyum.

“Heheheh..”. Kau tersenyum malu dan menyingkirkan tangannya dari bibirmu.

Sesaat kalian terdiam.

“Kenapa kau selalu pergi ke kelas ini?”. Kau bertanya padanya sebelum dia berniat menelungkupkan kepalanya.

“Tidur siang.”. Jawabnya singkat sambil tersenyum dan menyenderkan tubuhnya di senderan bangku kelas.

“Tidur siang?”. Kau bertanya heran. “Kenapa tidak tidur di rumah saja?”.

“Kalau aku pulang sekarang akan bertemu dengan ayahku. Jadi, aku menunggu hingga pukul 5 disini lalu pergi ketempat bermain, sebelum pulang kerumah tengah malam nanti.”.

“Ohh..”. Kau mengangguk pelan dengan menyimpan rasa penasaran di hatimu. Kau ingin bertanya lebih jauh namun kau fikir rasanya tidak pantas bertanya hal pribadi kepada orang yang baru kau kenal.

“Kau penasaran ya?”. Jaejoong bertanya padamu di akhiri cekikikan kecil. Dia tertawa melihat ekspresi penasaranmu yang di tahan.

“Hahahaha..Ne..”. Kau mengangguk pelan.

“Aku tidak biasa terbuka dengan seseorang, tapi karena kau terlihat butuh teman. Aku akan ceritakan.”.

.

.

.

.

.

.

Kau tidak bisa berhenti tersenyum jika mengingat kejadian tadi siang. Kau memeluk boneka beruangmu, dan menopang kepalamu di atas kepala teddy bear-mu itu. Entah mengapa, menyenangkan mengingat-ingat yang terjadi tadi siang.

Flashback..

“Ayahku memiliki 2 perusahaan dan dia menyuruku melanjutkannya bersama kakak perempuanku, aku memegang yang di Busan, dan kakakku memegang yang di Seoul. Empat Tahun lalu kakakku lulus kuliah dengan nilai baik, dan aku di tuntut harus mengikuti jejaknya.”. Kau masih ingat wajah tampannya yang bercerita seraya berfikir keras mengingat masa lalunya. “Tapi aku tidak setuju.”. Dia menatapmu dan tersenyum.

“Lalu?”. Kau bertanya karena masih sangat penasaran dengan lanjutan ceritanya.

“Aku memilih bermusik, dan sengaja tidak meluluskan diriku. Sudah dua tahun aku tidak lulus. Hehehehe..”. Dia tertawa dengan suara dalamnya yang lembut dan menatap matamu sekilas sebelum melanjutkan ceritanya. “Tahun ini aku di tuntun untuk lulus, dengan syarat orang tuaku mengizinkan aku bermusik. Namun, masih ada syarat di balik itu.”.

“Syarat apalagi?”.

“Aku di beri waktu 1 tahun, jika aku gagal dalam bermusik.. Aku harus mengikuti perintahnya.”.

“.....”. Kau tercengang dan entah mengapa kau bisa merasakan jantungmu berdetak panik.

“Lihat? Lebih Complex masalahku kan di banding permasalahanmu?”. Dia tertawa dan mengelus kepalamu lembut. “Karena itu, nikmati hidup. Tinggalkan masalah-masalah kecil yang bisa menjadi batu besar di hidupmu. Kehilangan satu laki-laki bukan untuk di tangisi, tetapi untuk cari yang lebih baik.”.

 

Sekilas wajah Jongeop muncul di benakmu, dan ucapan Jaejoong terngiang lagi. “Kehilangan satu laki-laki bukan untuk di tangisi, tetapi untuk cari yang lebih baik.”. Namuunn..

Tes..

Tes..

“Jongeop. :’(“. Bisikmu pelan.

 

***********************************

 

Hakyeon PoV

Waktu sudah sangat sore dan kau masih di sekitar Shinceon bersama JR. Ya, anak ini gila. Seharian ini tidak ada habisnya mengajakmu bermain. Well hari sudah mulai gelap dan kau benar-benar sudah lelah.

“Sekarang kitaaaa...”. JR masih terus mengenggam tanganmu erat. Dia menyubit pelan dagunya seraya berfikir keras.....dan akhirnya pandangannya tertuju kesebuah cafe yang tidak jauh dari stasiun. “Ah bagaimana kalau sekarang kita-”.

“Stop! Ayo pulang!”. Well, kau sudah lelah dan itu membuatmu sedikit geram.

“Hakyeon..”. JR menahan tarikanmu.

“Ayo pulang pulang! Pulang!”. Kau menarik tangannya berkali-kali dan berjalan menuju stasiun.

“Hakyeon, tunggu!”. JR menaikan suaranya dan menatapmu serius.

“Wae?!”. Kau menatap dia kesal dan menaikan suaramu, satu oktaf di atas suaranya.

“Aku hanya punya waktu beberapa bulan.”. JR menatapmu memelas dan kau menatapnya bingung.

“Maksudmu?”. Kau menghempaskan tanganmu dan menyilangkannya didepan dadamu.

“Aku akan kuliah di luar negri. Please, izinkan aku menghabiskan waktu-waktuku di Seoul bersamamu.”.

‘SSSANK!’

Jujur hatimu terasa kaku dalam sekejap, kau menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa. Entah kenapa didalam hatimu ada perasaan kecewa.

“W-Wae? Kenapa harus keluar negri?”. Tanyamu lemah.”.

“Karena ayahku menyuruhku untuk kuliah disana.”. JR terdiam dan kembali menggenggam tanganm. “Izinkan aku menghabiskan waktu-waktuku di Seoul bersamamu. Please.”.

Kau mengangguk pelan sebagai jawaban, dan dia segera membawamu lari dan bersorak senang. Well, ini yang membuatmu suka dengannya. Bersemangat dan ceria. Tanpa ingin membuatnya kecewa kau membuang rasa kesalmu dan mengikutinya lari kesebuah cafe yang ingin ia kunjungi tadi.

 

 

**************************

 

3 hari kemudian..

Sungrin PoV

Hari ini Akhirnya kau masuk setelah 2 hari meliburkan dirimu. Eunkyu terlihat khawatir dan tidak beranjak sedikitpun dari sampingmu. Ya, kau masih kehilangan selera bermain. Di otakmu masih penuh dengan nama Song Jieun dan Bang Yongguk. Well, membuat beberapa hari ini kau menjadi anak yang pendiam.

Eunkyu beberapa kali memaksamu untuk cerita. Setelah mengetahui masalah cinta segitiga Jaein, dan Minkyung dan mencoba menyelesaikannya dia kembali di pusingkan dengan masalahmu, yang dia tidak tahu apa masalah yang sedang menerpamu.

 

Jam pulang..

Kau masih terdiam bersama Jaein di kelas. Dia satu-satunya yang tahu masalahmu dengan Yongguk. Bukan tidak ingin cerita ke yang lain hanya saja kau malu mengingat kau selalu bermanja dengan Yongguk didepan mereka, dan ternyata Yongguk bermain di belakangmu.

“Hi!”. Seseorang masuk dan melambaikan tangannya ke arah Jaein, ya kau tau dia adalah senior yang seharusnya lulus dua tahun lalu, senior yang menjadi teman baru Jaein beberapa hari belakangan. “Oh, hari ini temanmu sudah masuk? Hi, Sungrin-ssi.”.

“Hi.”. Ucapmu datar, dan segera merapihkan barang-barangmu, begitu juga Jaein. Dia terlihat berbincang sebentar dengan Jaejoong sebelum merapihkan barangnya.

“Eonni!!”. Eunkyu tiba-tiba saja datang dengan wajah kesal dan menarikmu menjauh dari Jaein dan Jaejoong.

“Ada apa Eunkyu?”. Kau bertanya dengan wajah bingung saat dia menarikmu ke lapangan parkir,

 

Jaein memanggil nama kalian berdua dan berlari menyusul kalian di ikuti Jaejoong di belakangnya. Hingga kau tercengang dan matamu berkaca-kaca saat Eunkyu mendorongmu kehadapan Yongguk. Yongguk berdiri dan menatapmu dengan tatapan layu, berbeda dengan kau yang mendelik terkejut. Ya, Seharusnya besok dia baru pulang dari Incheon, dan itu yang membuatmu terkejut.

“Kau tidak menceritakan apa yang terjadi padaku! Aku pikir kita teman baik.”. Setelah memaksamu menatap Yongguk Eunkyu menarik tubuhmu dan memaksamu menatapnya. “Oke masalah itu tidak penting! .... *menghela nafas*.... Yongguk oppa menceritakan semuanya padaku.”. Tatapan Eunktyu berubah, dia menatapmu dengan tatapan yang lembut –Eonni-ayo-berbaikanlah-. Begitu ucap tatapannya.

“Terus kau percaya dengannya?”. Kau menunjuk Yongguk tanpa menoleh ke arahnya.

“Sungrin..”. Yongguk memegang tanganmu dan sedikit menarikmu. Kau dengan kasar menarik tanganmu dari genggamannya.

“Aku percaya padanya karena kau tidak menceritakan apa yang terjadi padaku.”. Eunkyu menatapmu dengan tenang. “Aku tidak mau hubungan kalian berakhir eonni, ayo dengarkan dulu penjelasan Yongguk oppa.”. Kali ini Eunkyu lebih seperti memohon.

“Aku pulang!”. Kau segera memutar badanmu dan bergegas pergi namun......

“Sungrin!”. Yongguk menarik tanganmu dan menatapmu serius. Kau mendorong tubuhnya dan menatapnya kesal.

“Eon..”.

“Andawae!”. Zelo datang di saat tepat dan segera menarik Eunkyu yang terlihat ingin ikut menyelesaikan semuanya. Dia membawa Eunkyu menjauh.

 

......

 

Eunkyu PoV

Flashback..

Kau berjalan ke gerbang bersama kekasihmu dan teman-temanmu. Mengingat kelakuan Sungrin menyebalkan pagi ini, kau tidak memiliki niat untuk menjemputnya di kelas. Hingga seseorang dengan coat berwarna hitam dan beanny hat berdiri di samping motornya, dan memanggil namamu.

“Eunkyu ya! Bisa bicara sebentar?”. Yongguk sedikit berteriak memanggilmu, tentu agar kau mendengarnya.

“Eo? Yongguk oppa?”. Kau melihat senyum asam di wajah Yongguk, dan kau segera berlari menemuinya.

“Kami ke kafetaria, jika ada sesuatu telfon aku.”. Zelo mengacak rambutmu pelan, sebelum merangkul Jongeop ke arah berlawanan. Ya, dia tahu ada sesuatu yang penting, karena itu dia membiarkan kau dan Yongguk berbicara berdua.

 

...

 

“Jadi.....Sungrin eonni sedang patah hati?”. Kau bergumam pelan, setelah mendengar cerita dari Yongguk.

“Apa dia baik-baik saja?”. Yongguk bertanya tanpa ekspresi, namun kau bisa mendengar nada khawati dari ucapannya.

“Oppa....Maaf.....Tapi apa benar Jieun itu hanya mantan pacarmu? Tidak lebih kan? Benar kalain hanya teman dekat?”. Kau memastikan sebelum mengambil keputusanuntuk mempercayai ucapan Yongguk. Jujur, ini masa yang sulit untukmu juga. Mengingat kau tidak ingin kedua pasangan ini berakhir. “Aku pernah mendengar dari Sungrin eonni, kau masih menyimpan foto SMAmu dan ada Jieun menggandeng tanganmu disana. Sungrin eonni, bilang hatinya sangat terluka. Tetapi, dia tidak bisa melakukan apa-apa, itu yang dia bilang.”. Ucapanmu membuat Yongguk tercengang dan menggaruk kepalanya kasar.

“Sungguh, itu hanya sekedar kenangan, dan foto yang tersisa hanya itu. Hanya sekedar foto kenangan waktu SMA. Eunkyu ya, Aku tidak akan sesedih ini jika aku jahat padanya. Aku tidak main-main dengannya, aku mencintainya.”. Kau bisa melihat kesungguhan dari mata Yongguk. Benar-benar tidak pernah kau melihat dia dengan sisi lain ini.

Sekelebat bayangan sepasang kekasih ini muncul di benakmu. Bagaimana perlakuan Yongguk kepada Sungrin, dan bagaimana perlakuan Sungrin kepada Yongguk. Bagaimana cerita-cerita menyenangkan yang selalu kau dengar dari Sungrin, dan bagaimana cara Yongguk menjaga dan memanjakan Sungrin. Semuanya terputar di otakmu. Hingga kau memutuskan untuk berlari memanggil Sungrin.

End of flashback..

.

.

.

.

“Andwae!”. Zelo menarik tanganmu menjauhi Sungrin dan Yongguk yang sedang beradu argumen.

“Tapi!”. Kau mengelak hingga sadar Jaein ada di belakangmu bersama seseorang.

“Sudah Eunkyu biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri.”. Jaein menghampirimu dan menggandeng tanganmu.

Kau pun kembali cemas saat Sungrin kembali mengelak dan berjalan menjauhi Yongguk.

 

*************************

 

Sungrin PoV

Kau kembali mengelak dan melepas genggaman tangan Yongguk dari tanganmu. Namun langkahnya jauh lebih lebar di abnding langkahmu, hingga akhirnya kau kembali kedalam genggamannya. Dengan air mata kau menatapnya kesal, dan kau bisa lihat wajahnya yang mulai memerah dan bibirnya bergetar.

“Aku tidak pernah tahu kalo kalian sebegitu dekatnya, hingga lancang berkencan di belakangku! Aku tidak pernah tau kalau kau berteman sebegitu dekatnya dengan Jieun. Apa kau sedang dalam SECRET LOVE denganya?”. Kau berteriak dan memakinya habis-habisan. Menekan kata TEMAN dan membuat tanda kutip dari kedua telunjuk dan jari tengahmu yang membentuk huruf ‘V’.

“Percaya padaku aku mohon. Aku dengannya hanya bertema....”.

“Hanya berteman?? Terserah mau teman atau sahabat! Aku cemburu dan aku pernah berkata padamu kalau aku cemb....”.

“Aku tidak tahu kalau kau sangat cemburu. Kau tidak pernah cemburu dengan fansku, tapi ka...”.

“DIA SONG JIEUN!! DIA BUKAN FANSMU! DIA ORANG YANG PERNAH MENGISI HATIMU JELAS BERBEDA!!!”. Teriakanmu sontak di respon oleh pelukan darinya. Namun dengan sigap kau mendorongnya dan menatapnya dengan kesal dan air mata yang berurai. “Seharusnya kau bisa menjaga perasaanku. Aku cemburu dan aku sangat cemburu, seharusnya kau mengerti itu.”. Kau tidak sanggup berteriak dan hanya menangis didepannya.

“Mianhae, aku tidak tahu kalau kau benar-benar cembur.. Aku akan menjadi lebih baik, Sungrin percaya aku. Saranghae, saranghamnida.”. Yongguk menatapmu dan menggenggam kedua tanganmu erat.

“Geumanhae. *Let’s Stop*“.

“Maksudmu?”.

“Kita berakhir, dan jangan pernah temui aku lagi.”.

 

....

 

“EONNI!!”. Kau bisa mendengar suara lantang Eunkyu. “Eonni bego! Egois! Keras Kepala! Inget betapa baiknya Yongguk oppa dan inget apa saja yang selalu dia lakuin untuk bahagiain eonni! Eonni bego kalo Eonni lepas dia!”.

“Eunkyu stop!”. Zelo narik Eunkyu menjauh.

Ucapan Eunkyu yang entah kenapa menangis didalam rangkulan Zelo, sontak membuatmu kaku di hadapan Yongguk. Kau menengadahkan kepalamu dan kau bisa lihat mata sembab Yongguk di hadapanmu. Well, sontak tangismu pecah dan dengan segera Yongguk meredam tangismu didadanya.

“Aku Cuma mau jadi satu-satunya perempuan yang kau manja.”. Gumammu didalam dadanya.

“Ssssstttt...Memang hanya kau.”. Bisiknya pelan dari bibirnya yang ia letakkan di ubun-ubunmu.

“Aku tidak suka kau mencubit hidungnya dan berlaku manis padannya. Aku tau aku berlebihan tetapi itu yang aku rasakan sekarang. Aku tidak pernah cemburu bahkan kalau kau memeluk fansmu, tetapi tidak untuk perempuan bernama Song Jieun itu. Aku cemburu, Yongguk aku cemburu. Hati aku sakit.”.

“Mianhae, Mianhamnidaa...Uljima, jebal uljima. Mianhae. Maaf, aku tidak akan pernah mengulanginya lagi. Aku milik Sungrin, dan Sungrin milikku, ingat itu selalu.”.

 

****************************

 

Jaein PoV

Kau begitu cemas dan khawatir melihat pertengkaran Sungrin dan Yongguk di tempat parkir tadi. Sehingga, Jaejoong membawamu kesisi lain, agar kau tidak terlalu tegang memikirkan Sungrin dan Yongguk.

“Ini, minum.”. Jaejoong datang dengan segelas coklat hangat di tangannya.

“Gomaweo.”. Kau takut dan cemas, membuat tanganmu menerima gelas itu dengan bergetar.

“Pasangannya terlihat lebih tua.”. Jaejoong membuka suara ketika kalian sempat terdiam sebentar.

“Iya, 4 tahun lebih tua.”. Ucapmu pelan seraya menyeruput coklat hangat di tanganmu.

“Kalau begitu, tenang saja.”. Jaejoong menepuk punggungmu pelan. “Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Kekasihnya sudah jauh lebih matang, pasti keputusan yang di ambil tidak sembarangan. Ayo rilekskan tubuhmu, jangan tegang.”.

“Ne.”. Kau tersenyum kecil dan kembali sibuk dengan coklat hangatmu.

“Hhhmm..Sudah hampir pukul 5..”. Ucapnya setelah mengecek jam tangannya. “Ayo aku antar pulang.”.

“Tapi, Sungrin.”.

“Percaya padaku, mereka akan pulang berdua.”.

 

Jaejoong menarikmu kesebuah mobil dan membukakan pintunya lalu mempersilahkan kau masuk. Well, kau masih tercengang karena kau tau berapa harga mobil Bentley yang tengah terparkir cantik didepanmu itu.

“Jangan menatap seperti itu, aku jadi tidak enak.”. Dia tersenyum kearahmu, dan kau hanya bengong menatapnya dengan coklat hangat yang masih betah didalam genggamanmu.

“Eo!”. Kau terkejut saat dia menyilangkan tangannya didepanmu. Meraih seatbelt dan memasangkannya untukmu. “DUG DUG DUG DUG..” Suara detak jantungmu seperti berada tepat di telingamu. Kau bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Hidungmu juga serasa berloncat-loncat saat wangi parfum yang sangat maskulin menempel di hidungmu.

“Hey jangan melamun! Ayo beritahu aku dimana rumahmu.”. Ucapnya dia akhiri tawa renyah dan kau hanya bisa tersenyum gugup ke arahnya.

 

****************************

 

Sungrin PoV

Kau melahap 2 scoop Cookies and Cream ice cream perlahan. Ya setelah adegan berpelukan tadi Yongguk membawamu ke kedai es krim tempat di mana kalian pertama kali resmi menjadi pasangan kekasih. Tempat di mana Yongguk memberikanmu kalung dengan inisial namanya.

“Enak?”. Yongguk membuyarkan lamunanmu. Ya, sisi pendiammu masih berlangsung bahkan setelah berbaikan tadi.

“...............”. Kau hanya  menatapnya singkat dan kembali menunduk melahap es krim nikmat di genggamanmu.

“Sarang ah.”. Yongguk memanggilmu pelan dan menggenggam tanganmu yang bebas.

“................”. Kau berhenti melahap es krimmu dan menatapnya dengan sedikit menaikan alismu sebagai tanda kau bertanya –ada-apa-?-

“Saranghae.”. Yongguk menatapmu dan berbicara dengan nada yang sangat serius.

“................”. Kau hanya bisa menatapnya dengan mata sembabmu yang kembali memerah.

“Ah.. Uljima.”. Yongguk mengelus pipimu pelan. “Mianhae, aku akan belajar untuk lebih mengertimu. Aku akan belajar untuk menjaga perasaanmu. Kalau aku berbuat salah, tolong katakan padaku apa salahku. Tapi percaya padaku, aku tidak akan pernah melukaimu. Sarangh..”.

“Nado..”. Kau tersenyum dan menatapnya malu-malu. Terdiam sejenak sebelum jiwamu terkumpul.

“...............”. Sekarang Yongguk yang terdiam, dia tersenyum lebar dan mengenggam tanganmu erat.

“Mianh.. ah ani ani! Aku tidak salah! Eeuumm... Lain kali jadikan ucapan CEMBURUku sebagai suatu peringatan. Aku bukan pencemburu, kau merangkul-rangkul fansmu aku tidak pernah marah! Karena itu kata cemburu sangat fatal jika sudah keluar dari mulutku. Ingat itu.”. Kau memicingkan matamu dan menatapnya dengan tatapan galak, dengan sedikit sunggingan senyum dibibirmu.

“I Promise, I’ll never make you upset. Because I Lov y...”.

*PLUK/Ice cream fallin’ sound

*CHUU ~

Kau melepas es krimmu begitu saja, menyebabkan ia jatuh ke lantai. Ya, sekarang tanganmu tengah sibuk menahan kepala Yongguk. Menahan agar bibirmu tidak lepas dari bibirnya.

 

******************************************

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
rinakkuma #1
#barumaumulaibaca
sachiko0106 #2
Makasih sudah mau bacaaa xDD
Next chapter added ^^
Hwangeun #3
aaah menarik~ penasaran sama jaein-jongup-minkyung xD *jongup biased* bakal ada next chapter kah?xD