NA'VA University

Please Subscribe to read further chapters

Description

NA'VA University, lokasi pertemuan pertama Namvarel dan Vanya saat Rapat Musyawarah Besar NAVALTY. Dengan dua kepribadian dan background yang berbeda mereka mencoba untuk saling melengkapi dan saling menyembuhkan.

Mereka hanya manusia biasa yang bukan mencoba untuk sempurna, tapi untuk semakin baik dan bertumbuh meraih kebahagian. 

 

Foreword

Bagiku hidup hanya sekali. Aku hidup bukan karena aku nggak mau mati.

Nggak pernah terpikirkanku bakal punya tanggung jawab sebesar ini di masa status mahasiswaku. "The President of NaVa University" di tahun yang seharusnya aku di sibukkan untuk magang diperusahaan kontarktor, nyiapin judul, referensi buat skripsi malah aku dapat jabatan itu. Mimpin NAVALTY di setiap event termasuk demonstrasi. Berdiri paling depan dengan kaki tanpa gentar, manage waktu organisasi dan kuliah, berpikir kritis dan rasional, bersikap dingin dan wibawa sudah bawaanku bahkan sebelum menjabat. Sampai satu waktu aku bertemu seorang mahasiswi yang mengkritik kepribadianku dengan tenang namun dalam, Vanya Nimiane.

We were born to live, we were born to die, are we living to die or are we dying to live, the nametag with my name on it, is that my life or is it death? Happiness is not something that you have to achieve, you can still feel happy during the process of achieving something

-Namvarel Joovanno-

 

I don't know what my purpose life. Hidup terkadang lucu untuk dapat menghibur orang sekitar. Kata mereka aku kurang bersyukur dengan semua yang kupunya saat ini. Orang tua yang lengkap, saudara-saudariku, kesempatan kuliah, jurusan yang bagus, bahkan jabatan di organisasi "The Chairman of English Education." Semuanya bagiku rasanya "hambar." I'm not feeling happy. Trauma di masa lalu, sewaktu aku kecil mungkin menjadi penyebabnya. Kenangan buruk, bukan. Aku nggak menyebutnya kenangan tapi luka itu tersimpan rapi. The deepest in my memory there is the pain unforget me. Anugerah bagiku bertemu dan mengenalnya yang membuatku lebih baik. Dia yang menemaniku memulihkan luka itu, Namvarel Joovanno.

I was the one who survived by destroying my previous life. satisfy mental wounds with physical wounds for perfect destruction. but now, I'm recovering. I achieve my hopes and happiness.

-Vanya Nimiane

liyanieooo
I won't to be perfect, I just want getting better and growing with support and comment from my readers and subscribers. I hope I could get here :)

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet