Keesokan harinya, Jessica sudah berada di ruang kerjanya dan menyiapkan beberapa desain yang akan menjadi produk terbarunya. Beberapa makanan untuk sarapan pun sudah tersedia di meja Jessica, Ia selalu tidak sempat untuk sarapan di rumah. Di tengah-tengah kesibukannya, Jessica kedatangan tamu, Krystal.

Krystal memperhatikan Jessica dari luar ruangan, Ia mulai bertanya dalam hatinya mengapa kakaknya berpindah ruangan. Ia juga melihat Jessica sesekali tertunduk dan memainkan pulpennya.

" Unnie. . . ", ucap Krystal yang perlahan membuka pintu ruang kerja Jessica.

Jessica mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Krystal.

" Dimana Tiffany ? ", tanya Krystal sambil menutup pintu.

" Dia ada di ruang sebelah. ", jawab Jessica.

" Mengapa kalian berada di ruangan yang berbeda ? ", tanya Krystal.

" Aku hanya ingin fokus dengan pekerjaan ku. ", jawab Jessica.

Krystal terdiam dan Ia duduk di hadapan Jessica. Ia memperhatikan setiap kacamata yang ada di meja Jessica, Ia mengambil salah satu kacamata itu dan menggunakannya.

" Unnie, apakah kau sedang memiliki masalah ? ", tanya Krystal.

" Ani. ", jawab Jessica.

" Bagaimana hubungan mu dengan Taeyeon oppa ? ", tanya Krystal.

" Kami tidak akan menyetujui keinginan appa. ", jawab Jessica.

" Wae ? ", tanya Krystal.

" Dia bukan namja yang tepat untuk ku. ", jawab Jessica.

Krystal terdiam mendengar jawaban Jessica, menurutnya Taeyeon adalah namja yang tepat dan sesuai untuk Jessica.

" Bagaimana dengan mu ? ", tanya Jessica.

" What ? ", tanya Krystal.

" Apakah kau sudah menemukan namja yang tepat untuk mu ? ", tanya Jessica yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

" Belum. Tapi, aku sempat bertemu dengan seorang namja. ", jawab Krystal sambil melepaskan kacamatanya dan bersandar di kursi.

" Namja seperti apa ? ", tanya Jessica.

" Aku hanya berpapasan dengan namja itu saat di kampus, dia terlihat sangat charming , keren, dan penampilannya sangat rapih. ", jawab Krystal.

" Benarkah ? ", tanya Jessica sambil tersenyum.

Please Subscribe to read the full chapter