Chapter 3

LOVE ME LIKE YOU DO (SNSD VER.)

Dari berbagai fakultas setelah jam berakhir satu per satu mahasiswa keluar dari kelasnya. Yoona yang berada di fakultas kesehatan segera membereskan buku-bukunya lalu kemudian berlari keluar dari kelasnya dengan melambaikan tangan kepada seseorang yang menunggunya di depan.

“Fany-ah apa kau sudah menunggu lama?”

“Baru saja aku sampai. Kita pulang sekarang?”

“Hmm.” Keduanya kemudian berjalan menuju tempat parkir dengan bergandengan tangan. Dalam perjalanan mereka berpapasan dengan Taeyeon yang kini mendesah setelah melihat tangan dua gadis yang ada di hadapannya saling berpegangan.

“Yoona, bisa kita bicara sebentar?”

“Mmm...” Yoona melirik Tiffany untuk meminta persetujuan.

“Don't be long.” Tiffany meninggalkan keduanya.

“Ada apa Taeng?”

“Tentang kemarin dan hari ini. Jujur aku masih tidak mengerti dengan apa yang aku lihat. Aku butuh penjelasan sebenarnya kau dan dia ada hubungan apa? Mengapa kau tiba-tiba berubah dan membiarkan dia berada di dekatmu sekarang? Kau bilang kau membencinya?”

Apa yang aku katakan padanya?

“Itu... S-sebenarnya kemarin...”

Berpikir berpikir berpikir!

“Apa kalian melakukan sesuatu kemarin? Setelah kejadian kemarin malam hari ini kau bersikap aneh dan tampak dekat dengannya. Apa jangan-jangan kau menerima cintanya?” Yoona melebarkan matanya.

“J-jangan konyol, aku wanita lurus!”

“Lalu mengapa kau bersikap seperti pasangannya hari ini? Dan aku liha-lihat kalian tampak tidak canggung sama sekali.” Yoona kemudian menarik napasnya dalam-dalam.

“Kau seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi sekarang. Kemarin itu, a-aku memberinya pilihan y-ya pilihan.”

“Pilihan apa?”

“Kau tau aku sudah sangat lelah meladeninya. Dia bukan tipe orang yang pantang menyerah, aku sudah kenal lama dirinya. Aku terpaksa membiarkannya dekat denganku sebagai teman rasa kekasih dan aku meliliki perjanjian dengannya."

"Perjanjian apa?"

"Membiarkannya menganggapku seperti pasangannya, apa pun yang ia suka asal dia berhenti membuat hidupku tidak tenang. Itu lebih baik di banding dia terus menerus menggangguku dengan caranya yang menyebalkan.” Bohongnya.

“Hah? Bagaimana jika semakin lama kalian berdekatkan kau malah jatuh cinta padanya?”

“WILL NEVER, I'M STRAIGHT!”

“Lalu jika kau lurus mengapa kalian berciuman kemarin? Dan itu sangat romantis woah!” Tidak sadar Taeyeon baru saja keceplosan dengan menutup mulutnya sementara Yoona memasang wajah keterkejutannya.

Dia melihatnya? Gawat apa dia sudah tau siapa aku sebenarnya? 

“K-kau bilang apa barusan?”

GLEK!  

Taeyeon menelan ludahnya dalam-dalam kemudian menggaruk kepalanya sembari menunduk.  

“Aku sudah mengatakannya, lebih baik mengaku saja. Aku melihat kalian berciuman kemarin.” Yoona mencoba tenang dengan menahan kegugupannya.

“I-itu... S-seperti yang aku katakan barusan. Aku membiarkannya melakukan apa pun yang dia suka dan kemarin malam... Dia menciumku terlebih dahulu. Lagi pula aku juga belum pernah berciuman dengan siapa pun dan karena itu gratis aku menikmatinya saja.” Bohongnya lagi sembari berharap Taeyeon percaya.

“Wanita selalu menyukai yang gratis. Syukurlah kalau begitu, aku lega mendengarnya. Tapi tetap saja hal semacam itu menjijikan jika di lakukan dengan sesama jenis!"

"I know."

"Ya sudah, aku tidak kebingungan lagi sekarang. Andai kau sama sepertinya aku mungkin akan menjauhimu sekarang.”

Sudah ku duga! Untung dia percaya padaku, terimakasih Tuhan!

“Lalu bagaimana denganmu? Jadi kemarin kau yang membuntuti kami dan mejatuhkan penutup sampah itu?” Sekali lagi Taeyeon menelan ludahnya.

“T-thats right!”

“Jangan bilang kau membuntuti kami karena kau cemburu hahahaha!”

“Cemburu sebagai teman yang di acuhkan yes! Aku benci kau mengacuhkanku.” Yoona hanya mengangguk meledek.

“Semuanya sudah jelas dan aku harus pulang sekarang.”

“Chakkaman, aku punya dua pilihan. Pergi denganku atau pulang bersamanya?”

“Aku sudah ada janji dengannya.”

“I hate you!” Taeyeon akhirnya meninggalkan Yoona dengan cemberut. 

“TAENG!”

“Pergi saja dengannya, hush!” Yoona sedikit mendesah karena merasa sangat tidak enak dengan Taeyeon.

Apa yang akan terjadi kedepannya nanti? Karena kesalahanku aku membuang pacarku sendiri dan jatuh cinta dengan orang lain. Tapi aku sudah kembali padanya, aku mencintai Tiffany tapi akun juga sangat mencintai Taeyeon. Dan mulai dari hari ini keduanya berada di lingkungan yang sama, apa yang harus aku lakukan? Berada di tengah kedua orang yang aku cintai membuatku tampak seperti seorang playgirl sekarang.

***

 

Satu minggu setelah kedatangan Tiffany, di bandingkan dengan Taeyeon waktu Yoona lebih di sibukan dengan Tiffany. Berkencan hampir setiap hari entah di kampus atau pun di luar dan hebatnya tidak ada yang mencurigai hubungan keduanya sama sekali. Hal itu membuat Taeyeon merasa sedih karena biasanya Yoona selalu berada di sisinya setiap waktu dan untuk satu minggu ini, dia merasa kehilangan sosok Yoona sembari melamun menatap keluar jendela kelas.

"Hei!" Seseorang menepuk punggungnya. 

"Ne Bora?"

"Kau terlihat kusut hari ini. Aku perhatikan semenjak kedatangan gadis itu kau selalu terlihat murung."

"Bagaimana tidak, si Patini itu telah merebut Yoona dariku. Dan sudah satu minggu ini dia sibuk dengannya."

"Patini? Hahahaha seenaknya kau merubah nama orang. Wajar, mungkin dia sedang melepas rasa rindunya dengan sahabat lamanya."

"Ne tapi tidak harus melupakanku. Aku merasa sangat kesepian sekarang."

"Maka carilah seorang pendamping agar kau tidak merasa kesepian. Kau ingat dengan Minho, pria mesum yang dulu tergila-gila padamu? Aku mendengar informasi dia akan pindah kuliah di sini."

"SI MESUM ITU? HELP ME!"

"Hahaha itu kabar buruk menurutmu. Kabar baiknya dia baru saja memimpin perusahaan ayahnya sembari melanjutkan pendidikan dan juga dia sudah berubah sekarang, lebih berwibawa."

"Jinja? Woa aku jadi mencoba memikirkannya sekarang hahaha!" Bora menggelengkan kepalanya. 

Drrrrrrrrt!

Melihat nama Yoona dari layar ponselnya Taeyeon segera berlari keluar.

"Ekhm, hallo?"

"Taeng, apa malam ini kau sibuk?"

"No, ada apa memangnya?"

"Aku ingin menginap di rumahmu dan jujur aku sangat merindukanmu." 

"Setelah sibuk dengan gadis itu kau melupakanku, lalu sekarang kau merindukanku huh? Kemana saja selama seminggu ini? Kau datang padaku di saat ada maunya saja, i hate you!" Yoona sedikit terkekeh mendengar nada bicaranya yang terdengar cemburu.

"Mianhae, aku tidak bermaksud."

"Hah kau tau kedatangannya merusak popularitas YoonTae yang sedang naik daun di Universitas ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kita terlihat menjauh satu minggu ini, menyebalkan!"

"Jinja? Dan mungkin sekarang telah berubah menjadi YoonFany hahahaha!" Mendengar hal itu membuat Taeyeon berdecak kesal.

"Aku tidak tau harus mengatakan apa selain i hate you so much!"

"Hehehe mianhae, aku hanya bercanda. Tapi serius aku sangat merindukanmu Taeyeon mungilku."

"You lying!" Godanya.

"Baiklah kemudian aku akan menginap di rumah PTiffany saja dan membiarkannya melakukan apa pun padaku." Taeyeon melebarkan mulutnya.

"C-chakkaman, aku hanya bercanda! Datanglah ke rumahku dan aku akan menunggumu sampai kau datang oke? Atau aku saja yang akan menjemputmu ke rumahmu nanti malam, ne?" Yoona menggeretakan kakinya dengan gembira. 

"Itu baru Taeyeon yang aku sayangi. Ne aku akan menunggumu nanti malam, bye!" Keduanya menutup telepon.

"Piuh... Aku merasa hidup kembali sekarang." 

***

20:30PM

Seperti yang di janjikan, Taeyeon baru saja menjemput Yoona ke rumahnya dan sekarang mereka dalam perjalanan menuju rumahnya. Betapa gembiranya Taeyeon karena saat ini Yoona bersamanya.

"Mianhae aku selalu sibuk dengan Tiffany akhir-akhir ini."

"Permintaan maaf di terima! Selama di dekatmu apa dia pernah berbuat macam-macam padamu?" 

"Sejauh ini tidak. Memangnya kenapa?"

"Aku akan menghabisinya jika dia berbuat hal yang aneh-aneh."

"Hahaha hal yang aneh bagaimana maksudmu?"

"Seperti mencoba menyentuhmu. Yang aku tau seorang pecinta sesama memiliki nafsu yang cukup besar di banding orang normal."

"Hahahaha jika dia berniat melakukannya bagaimana?"

"What you say? Maka aku akan datang untuk bergabung dengannya dan meremas melonmu hahahahaha!"

"Eeeeeeee... Kau cabul, hih!" Taeyeon hanya tertawa.

"Kita sampai!" Taeyeon menghentikan mobilnya di garasi kemudian keduanya memasuki rumah. 

"Huaaah!" Yoona langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. 

"Kau ingin minum apa? Air putih, jus, teh, kopi atau bir?"

"Bir, bawa beberapa botol untukku." 

"Tumben sekali." Taeyeon pergi mengambil empat botol bir dari dalam lemari es.

"Ini!" 

"Thank you." Yoona membuka penutup botolnya kemudian langsung meneguknya. 

"Yoona apa kau sudah makan?"

"Belum."

"Kalau begitu aku akan memasak makan malam untukmu." Yoona mengangguk setuju. 

Selama sibuk di dapur diam-diam Yoona memperhatikannya sembari tersenyum-senyum sendiri.

Kau salah membebau untuk terus dekat dengannya Fany. Kau malah membuatku tidak bisa menghilangkan rasa sayangku padanya walau aku mencintaimu. Aku jadi bingung dengan hatiku saat ini. Jika harus memilih salah satu aku tidak bisa melakukannya. 

Yoona memijat pelipisnya sembari memejamkan matanya sampai akhirnya Taeyeon memanggilnya karena hidangan sudah siap.

"Mari makan!" Keduanya melahap makan malam mereka sembari bercanda tawa kemudian di lanjutkan dengan pesta memin bir setelahnya. Selama pesta Taeyeon sudah menghabiskan tiga botol bir sementara Yoona hanya setengahnya saja karena tidak biasa mabuk. Efek dari alkohol saat ini membuat Taeyeon sedikit tidak sadarkan diri dengan terus mengoceh hal-hal acak sampai akhirnya Yoona membawanya masuk ke dalam kamar.

BRUK!

Tubuh Taeyeon di jatuhkan ke atas tempat tidurnya.

"Piuh kau cukup merepotkan juga."

"IM YOONA!"

"What?" Taeyeon hanya meresponnya dengan tawa konyol. Hendak pergi untuk membereskan dapur, sebuah tangan menarik baju Yoona hingga tubuhnya tersungkur dan menindih tubuh Taeyeon. 

"Akh, apa-apaan ini?" Yoona mencoba bangkit namun tangan mungil Taeyeon kembali menariknya ke dalam pelukannya hingga wajah mereka berdekatan. 

"H-hoi Taeng, lepaskan aku!"

"Your so beautiful!"

"Aku tau itu, kau mabuk!"

"I love you!" Yoona membuka lebar-lebar mulut dan matanya setelah apa yang ia dengar barusan.

"K-kau pasti bercanda y-ya kau mab-" Kalimatnya terpotong oleh ciuman yang baru saja mendarat di bibir basahnya. Sekali lagi, Yoona melebarkan matanya dengan tidak percaya bahwa saat ini Taeyeon menciumnya.

OH... MY... GOD!!!

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taena90 #1
Chapter 15: I love this story, udah ending aja :D tapi saya seneng endingnya yoontae ❤ tetep berkarya ya thor, awalnya saya cuma silent reader, tapi setelah baca ff2mu saya ga bakal jadi silent reader lagi :)
deer_yoongie_
#2
Chapter 15: yeahhhh.... yoontae happy ending is the best story ever! Thank you author-nim for make such a beautiful story :) saya tunggu cerita yoontae selanjutnya dan aku pastikan akan menjadi pembaca setia! hehehe once more, kamsahamnida :)
yy_101
#3
Chapter 14: Finally yoontae bed scene errr hot *_*
Yoongie02
#4
Chapter 14: DAMN SO HOOOTTT!!!!
Good job Taeyeon, jempol jg buat authornya >_<
deer_yoongie_
#5
Chapter 13: Semoga rencana taeyeon berhasil. Go go taengooa!!! Haha
taetae_sone
#6
Chapter 13: Update juga. Semoga rencana taeyeon untuk menperkosa yoona berjalan mulus *sambil nyengir mesum wkwkwk
Yoongie02
#7
Chapter 13: Ommo! Taeng mencoba memperkosa yoona? Ga sabar nunggu next chapternya >_<
Taengislove89
#8
Please write the English version of this!
taetae_sone
#9
Chapter 12: Ampe jatoh ke got, gemes bacanya... Taeyeon mulai agresif tapi kasian nasibnya sial mulu wkwkwk
yoonalovetaeng #10
Chapter 11: Ayo taeyeon hancurkan hubungan yoonfany :D saya suka fanfic2mu thor, tetep update fanficnya pake bahasa Indonesia ya :D