Chapter 2

LOVE ME LIKE YOU DO (SNSD VER.)

Taeyeon melebarkan matanya melihat gadis yang ia temui kemarin. Sementara Tiffany memutar bola matanya karena merasa terganggu dengan kehadirannya.

“Mengapa gadis cebol ini harus ada di sini?” 

“Kau juga mengapa ada disini? Apa lagi yang akan kau lakukan padanya huh?” Dengan gagahnya Taeyeon segera meraih tangan Yoona sembari menyembunyikan tubuhnya dari belakang.

“Aku hanya kebetulan bertemu dengannya disini dan sekarang aku ingin mengatakan ini. Aku tau yang kemarin itu kalian hanya bersandiwara.” Yoona kini menelan ludahnya.

“H-hah? Bersandiwara bagaimana maksudmu?” Tiffany kembali memutar bola matanya.

“Jangan berpura-pura bodoh. Aku tau kau gadis lurus dan kau tidak berpacaran dengan my babe Yoona.”

“Cih, jangan sembarangan kau tidak tau siapa aku!”

“Aku seorang gadis lesbian dan aku bisa membedakan mana yang lurus dan mana yang tidak. Kalian tidak bisa berbohong di hadapanku.” Kali ini Taeyeon yang menelan ludahnya.

Aku juga akan memberitahumu bahwa dulu aku dan Yoona...” Tiffany menatap Yoona dengan senyuman jahatnya.

GAWAT! 

Menyadari tatapan jahat itu Yoona melepas genggaman tangan Taeyeon kemudian meraih tangan Tiffany.

“Ini urusanku dengannya, kau diam di sini dan ingat jangan kemana-mana.”

“H-hah?” Taeyeon kebingungan melihat Yoona menyeret Tiffany hingga keduanya menghilang tak terlihat. 

“Aneh!” Akhirnya Taeyeon hanya diam menunggunya di tempat sementara Yoona menghentikan langkahnya di belakang sebuah pohon besar.

“APA YANG AKAN KAU KATAKAN PADANYA?”

“Calm down babe.”

“TELL ME?”

“Aku hanya ingin memberitahu mengenai hubungan kita empat tahun lalu.”

“HAH?”

“Mengapa kau terkejut? Jangan bilang dia tidak tau bahwa kau seorang lesbian?” Yoona kembali menelan ludahnya dengan terdiam.

“Apa aku benar? Sebuah kejutan dan jika aku membongkar identitasmu apa yang akan terjadi?”

“J-jangan konyol! Sekian lama aku merahasiakannya dan aku tidak mau dia mengetahuinya. Dia pasti merasa jijik dan menjauhiku jika mengetahui itu.”

“Really? Ah aku lupa dia gadis lurus. Mungkin aku bisa menjadikannya senjata untuk menakutimu sekarang.” Mendesah geram, Yoona menatapnya dengan mengepalkan tinjunya.

“Apa lagi yang kau mau? Katakan saja aku akan menurutinya sekarang asal kau menjaga rahasiaku.” Wajah Tiffany kembali berbinar.

“Mudah, berkencanlah denganku malam ini.” Yoona berpikir sejenak sembari mengigit bibir bawahnya.

Dia hanya meminta berkencan? Bukan hal yang besar.

“Baiklah. Mati jika kau mengatakannya!”

“Rahasiamu aman.” Tiffany menggenggam tangannya.

“Apa ini?”

“Menggenggam tangan orang yang aku cintai. Sebelum kita pergi kau harus berpamitan terlebih dahulu padanya.” Dengan sedikit tidak nyaman Yoona terpaksa diam mematuhinya dan kembali ke tempat di mana Taeyeon menunggu. Dari jauh kerutan muncul di kening Taeyeon ketika melihat Yoona dan Tiffany berjalan menghampirinya dengan tangan yang saling menggenggam.

“Yoona, apa yang aku lihat sekarang?”

“Seperti yang kau lihat dan mianhae aku harus meninggalkanmu sendiri di sini. Aku akan pergi dengan dia malam ini.”

“WHAT? KIDDING ME?”

“Aku serius dan jangan marah, aku akan baik-baik saja.”

“Chakkaman, ini?" 

"Terimakasih untuk semua bajunya."

“We have to go now, bye!” Tiffany membawanya pergi dengan meninggalkan Taeyeon yang melebarkan mulutnya dengan tidak percaya.

“What the hell are you doing? Bukan kah kau membencinya? Mengapa sekarang kau pergi dengannya? Oh my god hari apa ini? Menyebalkan!” Dengan di hantui kebingungan Taeyeon memutuskan untuk mengikuti mereka dari belakang.

 

Selama perjalanan Yoona hanya diam dengan memasang wajah cemberutnya sementara Tiffanny tersenyum cerah karena orang yang ia inginkan berada dalam genggaman tangannya sekarang. Tanpa mereka sadari Taeyeon sedari tadi membuntuti mereka seperti seorang spy. Ketika semakin dekat jarak antara dirinya dan mereka, Tiffany mulai merasakan sesuatu dengan berbalik ke belakang. Beruntung Taeyeon cerdik dengan cepat menyadarinya dan langsung bersembunyi sebelum Tiffany melihatnya. Selanjutnya, terjadi lagi hal seperti itu hingga membuat Tiffany berkali-kali menoleh ke belakang karena merasa seseorang tengah membuntuti mereka.

“Kau kenapa? Dari tadi kau terus melihat ke belakang.”

“Entah, seperti ada yang mengawasi kita.” Yoona hanya mengerutkan kening sebelum di kejutkan dengan suara benda yang terjatuh.

“What is that?” Mereka melihat sebuah tutup sampah menggelinding dengan berputar-putar.

“HANTU? RUN!!!” Keduanya berlari terbirit-birit dengan tawa mereka sementara Taeyeon segera keluar dari persembunyiannya.

“Aku manusia bukan hantu!” Dan pada akhirnya Taeyeon juga menyusul mereka yang sudah berlari cukup jauh.

TAP!

Yoona dan Tiffany menghentikan langkah mereka dengan tawa sembari terengah-engah.

“Fany, tadi itu kau sungguh melihat hantu?”

“No, aku hanya melihat tutup sampah terjatuh menggelinding sendiri.”

“Hahahahaha!” Keduanya kembali tertawa.

“Sudah lama kita tidak seperti ini Fany. Bedanya dulu kita memang benar-benar melihat hantu.”

“Hmm, aku senang kau masih mengingatnya.” Keduanya kemudian berdiam diri sejenak.

“Yoona apa kau mau makan?”

“No!”

“Jika pergi menonton atau meminum kopi di cafe?”

“No!”

“Lalu kau mau apa?” Yoona mendadak memikirkan Taeyeon dengan menggigit jemarinya.

“I don't know. Aku hanya teringat dengan Taeyeon sekarang.” Tiffany mendesah.

“Baru saja kita bercanda tawa dan sekarang kau merusaknya. Apa jangan-jangan kau mencintainya?”

“Yes i love her.”

“But she's a staight woman Yoong!”

“Yea i know that.”

“I don't know how to explain to you. Aku harap kali ini kau mau mendengarkan penjelasanku. Perselingkuhan itu aku bersumpah aku melakukannya karena kasihan padanya. Dia teman dekatku saat kecil dan ketika dia kehilangan semua keluarganya aku sangat prihatin padanya. Saat itu juga dia mengatakan bahwa dia mencintaiku dan membutuhkan seorang pendamping di sisinya. Aku bingung harus bagaimana. Jika aku menolaknya dia mungkin akan semakin menderita karena tidak memiliki siapa-siapa di sisinya. Kau tau aku gadis murah hati dan karena aku tidak mau menyakiti kalian berdua aku terpaksa menerimanya dan merahasiakan semuanya. Awalnya aku berniat mencarikan orang yang tepat untuknya, untuk menggantikan posisiku tapi sayangnya rahasiaku terbongkar terlebih dahulu. Aku bersumpah aku hanya mencintaimu Yoona.” Mendengar penjelasannya membuat Yoona tercengang dengan merasa bersalah sekarang. 

“M-mengapa kau tidak mengatakannya dari dulu?”

“Stupid! Bagaimana aku bisa menjelaskannya sementara kau terus menyiksaku setiap kali aku ingin menjelaskan semuanya. Kabur, menamparku, menyiksaku bahkan sampai menendangku ke dalam sungai. Yang paling tidak bisa aku lupakan ketika kau mencoba menjeblou ke dalam penjara atas tuduhan pencurian celana dalam, woa itu benar-benar lawakan yang paling bodoh. Betapa jahat dan kekanak-kanakannya kau saat itu dan ini sudah empat tahun penjelasan ini bisa aku sampaikan padamu. Kau juga hampir merubahku menjadi seseorang yang jahat.” Rasa bersalah kini menghantuinya.

“Aku tidak tau harus berkata apa selain... M-mianhae!”

“Apology accepted. So how about now? Will you come back to me?” Yoona terdiam sesaat dengan memikirkan perasaannya. Saat ini dia mencintai Taeyeon akan tetapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia masih mencintai gadis yang menggengam tangannya saat ini, terutama setelah mengetahui kebenarannya.

“Yoona aku tau kau memikirkannya. Begini saja, aku punya dua pilihan untukmu. Dekat atau menjauhi?”

“Itu... D-dekat.”

“Kembali padaku dan kau tetap bebas berada di dekatnya sebagai teman, aku tidak akan melarangmu sampai kau menghilangkan perasaanmu padanya. Sekalipun kau memilihnya aku yakin dia akan menjauhimu jika mengetahui kebenaran siapa kau sebenarnya. ”

“Ada benarnya tapi, apa kau tidak marah dengan perlakuanku selama ini?”

“AKU SANGAT MARAH! EMPAT TAHUN BUKANLAH WAKTU YANG SINGKAT DAN AKU TERSIKSA SELAMA ITU KARENAMU, PABO!”

“I'm sorry!” Yoona hanya menunduk minta maaf kemudian Tiffany mengangkat dagunya.

“But not now, your mine!” Tiffany menarik lehernya kemudian mencium lembut bibirnya. Manis, itu yang di rasakan keduanya sembari melepas rasa rindu yang teramat mereka rindukan. Taeyeon yang baru saja tiba di lokasi tidak jauh dari mereka terkejut bukan main melihat dua orang gadis yang sedang berciuman mesra. 

Apa-apaan ini? Apa aku tidak salah lihat? 

Taeyeon mengucek-ngucek matanya sembari mencengkram dadanya yang mendadak terasa sesak.

Yoona, mengapa rasanya begitu....

Taeyeon memalingkah wajahnya lalu memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka dengan beribu-ribu pertanyaan.

“Mphhh.” Gigitan dari Tiffany membuat Yoona segera menghentikan ciuman yang baru saja memanas.

“Why?”

“Aku lupa kita berada di tempat yang tidak tepat Fany.”

“Ah benar juga. Jadi selanjutnya kita akan pergi kemana?”

“Ke mana pun kau mau, aku akan menuruti saja.” Tiffany mencubit gemas pipinya kemudian mereka melanjutkan kencan manis mereka.

***

 

Keesokan harinya, seseorang sibuk menatap sinis wanita yang kini duduk di hadapannya sembari mengobrol dengan teman yang lainnya. Teringat dengan yang ia lihat semalam membuatnya tidak sabar ingin bertanya apa yang terjadi sebenarnya. Tanpa di sadari, gadis yang di tatapnya saat ini balik menatapnya dengan kerutan di keningnya.

“Mwo?”

“Kita harus bicara sebentar.”

“Tentang apa? Semalam? Bukan waktu yang tepat.”

“Yoona?”

“No!”

"Wait, nuguseyo?" Yuri melihat Sooyoung mendekat dengan membawa seseorang.

“Perhatian, kita kedatangan teman baru. Perkenalkan dia adalah sahabatku sejak kecil.”

“Good morning! Tiffany Hwang imnida.“  Taeyeon melebarkan matanya begitu juga dengan Yoona yang kini saling bertatapan dengan Tiffany.

“My Yoong!” Dia melambaikan tangannya dengan memperlihatkan eyes smilenya yang manis. 

“Kalian saling mengenal?” Tanya Yuri dengan penasaran.

“Yes, dulu kami adalah......” Tiffany menatap Yoona dengan tatapan nakalnya.

You want to die huh?

Yoona juga menatapnya dengan tatapan membunuh.

“Apa?”

“Sepasang....”

Apa lagi yang mau coba kau katakan?

“FANY!”

“Akhirnya kau menyebut namaku. Kami hanya sepasang sahabat yang sangat dekat dulu.” Yuri mengangguk mengerti sementara Yoona mendesah lega.  Dari samping, diam-diam Taeyeon memperhatikan keduanya dengan curiga.

“Aku harus pergi ke toilet sebentar!” Yoona memberi isyarat agar Sooyoung ikut bersamanya.

“Yoona aku ikut.” Keduanya kemudian meninggalkan tempat mereka dan buru-buru Yoona menyeretnya masuk ke dalam toilet.

“Mengapa dia ada di sini dan mengapa kau mengajaknya bergabung dengan kita?”

“Itu kemauannya dan dia sahabatku bodoh. Setelah kau memberitahu di mana tempat kuliahmu dia memutuskan pindah kemari karena dia bilang kalian sudah kembali bersama."

“Benar juga kalian adalah teman. Tapi mengapa harus disini?!”

“Memangnya kenapa? Ada yang salah dengan itu?”

“T-tidak juga.”

“Lalu? Kau harus kembali untuk menyambutnya dan chukkae akhirnya kalian kembali bersama!” Sooyoung mengelus pangkal kepalanya dan meninggalkannya sendirian di dalam toilet. Sooyoung merupakan sahabat satu-satunya yang mengetahui hubungan Yoona dengan Tiffany.   

“Huh baiklah.” Yoona kembali ke tempat perkumpulan mereka. Dia melirik Taeyeon sekilas kemudian dengan sedikit tidak enak dia duduk di sebelah Tiffany.

Apa lagi ini? 

Kerutan muncul di kening Taeyeon.

“Yoong, ini aku membawakan banyak makanan kesukaanmu.”

“Aaaa sudah lama aku tidak pernah memakannya. Gomawo Fany-ah!”

“Bagaimana dengan kami?” Tiffany tertawa kemudian menyimpan sekantong plastik besar ke atas meja.

“Untuk kalian semua, anggap ini sebagai hadiah perkenalan kita.”

“Makanan gratis pasti enak!” Sooyoung membuka kantong plastiknya kemudian mengambil banyak sebelum orang lain mendahuluinya.

"Yah shikshin, kau harus membaginya dengan kami."

"Tenang aku akan menyisakannya untuk kalian." Dan ketika semua orang sibuk makan, Taeyeon sibuk menatap sinis Yoona yang saat ini menyuapi Tiffany dengan romantisnya. Tidak sadar hatinya merasa sangat panas sekaligus bingung. Di sampingnya, Bora yang merupakan teman seangkatannya juga kini tengah sibuk memperhatikan Tiffany dengan senyuman yang mencurigakan. Dengan terus memperhatikan keduanya yang bertingkah seperti pasangan membuat Taeyeon geram dengan kecurigaannya.

Sepertinya ada sesuatu yang kalian sembunyikan! 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taena90 #1
Chapter 15: I love this story, udah ending aja :D tapi saya seneng endingnya yoontae ❤ tetep berkarya ya thor, awalnya saya cuma silent reader, tapi setelah baca ff2mu saya ga bakal jadi silent reader lagi :)
deer_yoongie_
#2
Chapter 15: yeahhhh.... yoontae happy ending is the best story ever! Thank you author-nim for make such a beautiful story :) saya tunggu cerita yoontae selanjutnya dan aku pastikan akan menjadi pembaca setia! hehehe once more, kamsahamnida :)
yy_101
#3
Chapter 14: Finally yoontae bed scene errr hot *_*
Yoongie02
#4
Chapter 14: DAMN SO HOOOTTT!!!!
Good job Taeyeon, jempol jg buat authornya >_<
deer_yoongie_
#5
Chapter 13: Semoga rencana taeyeon berhasil. Go go taengooa!!! Haha
taetae_sone
#6
Chapter 13: Update juga. Semoga rencana taeyeon untuk menperkosa yoona berjalan mulus *sambil nyengir mesum wkwkwk
Yoongie02
#7
Chapter 13: Ommo! Taeng mencoba memperkosa yoona? Ga sabar nunggu next chapternya >_<
Taengislove89
#8
Please write the English version of this!
taetae_sone
#9
Chapter 12: Ampe jatoh ke got, gemes bacanya... Taeyeon mulai agresif tapi kasian nasibnya sial mulu wkwkwk
yoonalovetaeng #10
Chapter 11: Ayo taeyeon hancurkan hubungan yoonfany :D saya suka fanfic2mu thor, tetep update fanficnya pake bahasa Indonesia ya :D