Chapter 12

LOVE ME LIKE YOU DO (SNSD VER.)

Di ruangan seni seseorang tengah sibuk menatap layar ponselnya sembari mondar mandir karena rasa gugupnya. Berkali-kali ia menghembuskan napasnya sembari berpikir apa yang harus ia katakan kepada orang yang akan di teleponnya sekarang. Setelah menemukan jawaban, ia pun menelpon orang itu dengan sedikit takut tidak di angkat.

"Yeoboseyo?" Dia tersenyum cerah ketika mendengar suara lembut itu.

"Y-yoona, ku pikir kau tidak akan mengangkatnya."

"Tapi aku sudah mengangkatnya sekarang. Ada apa Taeng?" Dia menarik napasnya sejenak.

"Apa kita bisa b-bertemu sekarang? S-sebentar saja apa kau mau menemuiku?" Hening sesaat.

"Hei mengapa kau tidak menjawab? Apa kau tidak mau bertemu denganku? Jika seperti itu a-aku tidak akan memaksamu."

"Aniyo, di mana aku harus menemuimu?"

Ah thanks god!

"Di ruangan seni, aku menunggumu di sana."

"Baiklah aku akan segera ke sana."

"Ne, aku tunggu." Taeyeon menutup teleponnya dengan tersenyum gembira.

"Apa pun yang akan terjadi pokonya aku harus jujur padanya sebelum kesempatanku hilang." Taeyeon duduk menunggunya dan sekitar sepuluh menit akhirnya Yoona tiba di sana.

"Taeng!" Matanya begitu berbinar melihat Yoona yang terlihat sangat cantik sekarang hingga tidak sadar ia terus menatapnya tanpa berkedip. Dengan sedikit kerutan Yoona menghampirinya.

"Hoi!" Taeyeon pun tersadar.

"Y-yoona, kau sudah di sini?" Yoona mendadak ingin tertawa.

"Dari tadi aku sudah di sini dan melihatmu terus menatapku." Taeyeon sedikit menunduk malu kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Rasanya cukup canggung, sudah lama ya kita tidak bertemu satu sama lain. Aku sangat... M-merindukanmu Yoona!"

"Sejujurnya aku juga merindukanmu. Apa kau tidak membenciku setelah mendengar pengakuanku saat itu?"

"Tidak sama sekali, aku malah sedih dan takut kehilanganmu."

"Aku terkejut! Lalu apa tujuanmu mengajaku kemari?" Taeyeon menggigit bibirnya sembari menarik napasnya kemudian tangannya bergerak menyentuh bahu Yoona.

"Aku hanya ingin kau tau bahwa aku..." Dengan memberanikan diri Taeyeon mencondongkan tubuhnya dan mendekati bibirnya namun sebelum sampai tamparan terlebih dahulu mendarat di pipinya.

"Aish sakit!"

"Apa yang akan kau lakukan hah?" Sembari mengelus pipinya Taeyeon menatapnya dengan polos.

"Aku hanya ingin menciummu!"

"HAH?" Taeyeon kembali mendekatinya hingga Yoona berjalan mundur dengan gugup.

"Jebal, biakan aku menciummu sayang!" Yoona melebarkan matanya melihat sikap Taeyeon yang terlihat menakutinya saat ini.

"J-jangan konyol, menjauh dariku hush!"

"Sekali saja ne?" Taeyeon memeluknya dan mencoba menciumnya dengan paksa.

"SHIRO!!!" Sekuat tenaga Yoona mendorong tubuh Taeyeon hingga tubuh mungilnya terjatuh ke lantai.

"Beraninya kau menyerangku!" Kesempatan ia menendang-nendang kaki Taeyeon karena kesal.

"H-hentikan, itu menyakitkan!"

"I don't care!" Taeyeon menahan kedua kakinya dengan memeluknya namun kemudian Yoona malah memukul-mukul kepalanya dengan menggunakan tas kecilnya.

"ANAK KURANG AJAR!"

"AMPUN!" Taeyeon mencoba menghentikannya dengan menarik kasar dan membaringkan tubuh Yoona di lantai. Selanjutnya dirinya menahannya dengan menindihnya dari atas sembari menahan kedua tangannya.

"LEPASKAN AKU TAENG!" Yoona mencoba memberontak namun tenaga Taeyeon terlalu kuat.

"Mianhae, aku tidak akan melepaskanmu."

"KIM TAEYEON!"

"Aku mencintaimu!" Yoona berhenti memberontak dengan ekspresi tidak percaya.

"W-what?"

"Aku mencintaimu Yoona!" Tanpa permisi Taeyeon langsung melumat bibirnya hingga membuat Yoona melebarkan matanya. Bibirnya bergerak melumat bibir Yoona ke kiri dan kanan dengan lincahnya hingga membuat nafasnya terengah-engah. Sementara korban masih tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang hingga ia cepat tersadar dan menghentikan ciuman dengan memalingkan wajahnya.

"Hentikan, jebal!" Taeyeon hanya mendesah kemudian perlahan ia melepas cengkramannya dan membantu Yoona untuk bangun. Ada rasa bersalah ketika dirinya melihat wajah Yoona yang terlihat shock.

"Kau pasti sangat terkejut dengan sikapku yang tiba-tiba ini, mianhae."

"S-siapa yang tidak terkejut. Kau menyerangku seperti orang yang mencoba memperkosaku."

"Sekali lagi aku minta maaf."

"Ne, m-mianhae aku harus pergi sekarang. Tiffany sedang menungguku."

"Chakkaman, aku ingin meluruskan masalahnya."

"Aku tidak punya banyak waktu, permisi." Yoona berjalan melewatinya namun kemudian Taeyeon menahannya dengan memeluk tubuhnya dari belakang.

"Kim Taeyeon please!"

"Aku bilang aku mencintaimu Yoona!" Taeyeon semakin mempererat pelukannya sementara Yoona berusaha bersikap tenang.

Mengapa baru sekarang Taeng? Mengapa kau harus mengganggu persaanku lagi sekarang? Tidak semudah itu melupakanmu Taeng jadi tolong jangan ganggu perasaanku lagi di saat aku telah berbahagia dengan orang lain.

"J-jadi kau menyukai perempuan sekarang? Di saat aku sudah melupakanmu dan mencintai orang lain mengapa aku malah mendengar kalimat itu dengan tiba-tiba? Lama aku ingin mendengar kalimat itu dari mulutmu dan mengapa baru sekarang kau mengatakannya? Asal kau tau itu sudah terlambat bagimu dan percuma kau mengatakannya karena hatiku hanya untuk Tiffany sekarang. Aku tidak ingin mengkhianatinya lagi untuk yang kedua kalinya."

"K-kau pasti berbohong kan? A-aku tau kau masih mencintaiku dan mengenai perasaanku, a-aku memang baru merasakannya tapi tolong beri aku kesempatan untuk mencintaimu sepeti yang kau lakukan padaku. Aku bahkan rela jika di jadikan nomor dua asal aku bisa memilikimu, ne?"

"Mianhae tapi aku serius dengan ucapanku. Rasa sakit yang aku rasakan saat itu tidak akan membuat rasa cintaku kembali tumbuh padamu jadi biarkan aku pergi dan biarkan aku hidup bahagia dengan orang yang sangat mencintaiku. Kau juga lebih baik urus saja pria tampanmu itu." Yoona melepas pelukannya dengan kasar.

"Aku pergi."

"Andwae!" Taeyeon menarik tangannya membuat Yoona berdecak kesal.

"Lihat apa itu?"

"Aku tidak akan tertipu!"

"Aish sial!" Yoona mencoba tenang dengan berpura-pura tersenyum pasrah sekarang. 

"Tolong beri aku kesempatan Yoona, ne?"

"Baiklah, tapi tolong lepaskan dulu tanganku, itu menyakitkan." 

"Mianhae." Taeyeon melepas cengkramannya sembari menatap Yoona yang tersenyum manis padanya. Ketika Taeyeon terhanyut dengan senyuman itu secepat kilat Yoona melarikan diri.

"IM YOONA!" Taeyeon pun mengejarnya dengan berlari kencang.

"HELP ME!"

"AKU TIDAK AKAN MENYERAH!" Taeyeon semakin berlari cepat sampai akhirnya ia berhasil menagkap Yoona di pinggir sungai.

"Lepaskan aku!"

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sayang."

"Kau sudah gila!"

"Memang dan semua ini karenamu." Mulai geram dengan situasi ini, Yoona mencoba memikirkan sesuatu untuk melarikan diri lagi darinya. Ketika melihat ke arah sungai, ide nakal pun terlintas di kepalanya.

"Baiklah jika kau terus memaksa." Yoona tersenyum konyol kemudian mendorong tubuh Taeyeon lalu menendangnya.

"Ayayayaya-aaaaaa!" Tubuhnya tersungkur ke sungai dan kesempatan Yoona untuk segera melarikan diri lagi.

"AKU TIDAK AKAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENDAPATKANMU INGAT ITU!" Yoona hanya mendesah mendengar teriaknya.

 

***

 

Duduk sembari melamun di rumah kekasihnya sedang di lakukan Tiffany saat ini. Memikirkan kejadian yang di alaminya tadi siang hingga membuatnya tidak bisa berhenti untuk terus memikirkannya. Sesekali juga ia menyentuh bibirnya karena teringat dengan ciuman yang di berikan Bora. Dia juga masih ingat dengan rasa lembut dari bibir Bora hingga membuatnya tersenyum-senyum sendiri sekarang.

"Aku pulang!" Suara lembut dari kekasihnya membuyarkan lamumannya. Senyuman manis pun di perlihatkannya sembari menatap kekasihnya berjalan menghampirinya namun tak lama senyuman itu pudar karena tiba-tiba sosok Yoona berubah menjadi Bora. Dengan sedikit bingung ia mengucek-ngucek matanya dan kembali melihat bahwa yang ada di hadapannya itu adalah Yoona.

"Kau kenapa?"

"T-tidak apa-apa, mataku hanya kelilipan." Yoona hanya mengangguk mengerti kemudian duduk dan memeluk tubuh Tiffany. Ada perasaan aneh ketika Yoona memeluknya, ia malah teringat dengan Bora.

Benar-benar ada yang aneh denganku. Ciuman itu biasa saja tapi mengapa efeknya sekuat ini? Bahkan aku melihat kekasihku sendiri berubah menjadi Bora, apa-apaan itu? Aku pikir aku sudah gila dan selama ini aku tidak pernah merasakan perasaan ini terhadap orang lain dan sekarang... Di saat Yoona hanya mencintaiku seorang malah giliran aku yang merasakan perasaan terhadap orang lain. Apa aku mengkhianatinya sekarang?

Tiffany menggigit bibir bawahnya kemudian membalas pelukan Yoona dengan erat sembari menciumi pangkal kepalanya.

"Fany-ah, kita jalan-jalan ke luar yuk?"

"Sekarang?"

"Hmm, aku bosan di rumah. Kita berjalan kaki saja mengelilingi taman kota."

"Baiklah." Mereka bangkit dari kursi kemudian meninggalkan rumah.

Sekitar jam empat sore, mereka tiba di taman dan duduk di bawah pohon sembari bercanda ria. Dari jauh Taeyeon berjalan sempoyongan dan menghentikan langkahnya ketika melihat orang yang di cintainya begitu terlihat bahagia bersama kekasihnya. Dia pun mendesah dan memutuskan untuk memperhatikan keduanya walau itu menyakitkan baginya. Dan ketika melihat mereka berciuman mesra hatinya semakin sakit.

"Kebahagiaan kalian tidak akan bertahan lama karena aku akan menghancurkannya, lihat saja nanti." Dan akhirnya ia meninggalkan tempat dengan perasaan sedihnya.

 

23:00PM

Gelisah, tidak bisa tidur itu yang di alami Taeyeon saat ini di kamarnya karena terus memikirkan Yoona.

"Apa yang dia lakukan sekarang? Apa dia sudah tidur atau mungkin... Dia sedang bersama Tiffany sekarang?" Taeyeon menggigit jemarinya. Merasa mulai frustasi, dia ingin menemuinya walau ini sudah tengah malam.

"Haaah sialan, dari padah terus memikirkannya lebih baik hampiri saja dia dan mengintipnya dari luar." Taeyeon meraih jaketnya lalu pergi meninggalkan rumahnya.

Setibanya di depan rumah Yoona, Taeyeon menutup kepalanya dengan kupluk hitam dan menutup sebagian wajahnya dengan masker seperti seorang pencuri. Dengan perlahan ia menaiki pagar rumah Yoona kemudian berjalan dengan mengendap-endap ke halaman samping. Dia sedikit mengerutkan keningnya melihat lampu kamarnya yang masih menyala dan di kejutkan dengan dua bayangan hitam yang terlihat seperti sedang berciuman.

Apa-apaan itu?

Rasa penasaran membuatnya memanjat ke atas pohon kecil yang berada di samping jendela kamarnya.

"A-ahhh pelan-pelan sayang!" Dan ketika mendengar suara lembut dari Yoona, Taeyeon melebarkan matanya dan mencoba menebak apa yang sedang di lakukan Yoona saat ini. Dia sedikit mendekati jendela kamarnya dengan berpegangan kuat ke dahan pohon kemudian mengintip melalui celah gordeng yang sedikit terbuka.

WHAT THE ?!

Dia kembali melebarkan matanya melihat Tiffany membanting tubuh Yoona ke atas tempat tidur sembari menciumnya dengan liar. Dadanya juga terasa sangat sesak ketika melihat tangan Yoona meremas payudara Tiffany dengan penuh semangat. Saat ini di dalam pikirannya ia sudah menemukan jawabannya bahwa saat ini Yoona sedang bercinta dengan kekasihnya.

Sialan ini benar-benar menyakitiku Yoona hiks! Akan ku bunuh kalian berdua dan akan aku lempar mayat kalian jauh-jauh dari muka bumi ini!

"WOY SIAPA DI SANA?" Taeyeon sedikit terkejut mendengar teriakan seseorang. Dia sedikit berbalik kemudian melebarkan matanya melihat seorang pria tua yang sedang menatapnya dari jalan.

"PENCURI!!!" Teriakan pria itu membuatnya panik bukan main. Buru-buru ia menjauh dari jendela kamarnya dan sial, ia malah terjatuh dan pantatnya mendarat sempurna di atas tanah.

"Hohoho mengapa nasibku selalu sial!"

"DI MANA PENCURINYA?" Taeyeon kembali melebarkan matanya melihat Yoona dan Tiffany mendekat ke arahnya sembari membawa sebuah sapu. Hendak lari ia keburu tertangkap oleh Yoona dan dengan bebasnya mereka memukul tubuh Taeyeon dengan sapu itu tanpa ampun.

"BERANINYA KAU MASUK KE RUMAH KAMI. CEPAT PANGGIL POLISI FANY!"

"Ne."

"C-chakkaman, aku bukan pencuri!"

"Halah sudah tertangkap basah masih mengelak." Rasa takut akan ketahuan, buru-buru Taeyeon mendorong Yoona hingga tubuhnya menabrak Tiffany dan kesempatan dirinya untuk melarikan diri secepat yang ia bisa. Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, ia berlari dengan berkali-kali terjatuh dan yang lebih naasnya lagi saat di tikungan ia terpeleset dan terjatuh ke dalam got.

"IGE MWOYA!!!"

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taena90 #1
Chapter 15: I love this story, udah ending aja :D tapi saya seneng endingnya yoontae ❤ tetep berkarya ya thor, awalnya saya cuma silent reader, tapi setelah baca ff2mu saya ga bakal jadi silent reader lagi :)
deer_yoongie_
#2
Chapter 15: yeahhhh.... yoontae happy ending is the best story ever! Thank you author-nim for make such a beautiful story :) saya tunggu cerita yoontae selanjutnya dan aku pastikan akan menjadi pembaca setia! hehehe once more, kamsahamnida :)
yy_101
#3
Chapter 14: Finally yoontae bed scene errr hot *_*
Yoongie02
#4
Chapter 14: DAMN SO HOOOTTT!!!!
Good job Taeyeon, jempol jg buat authornya >_<
deer_yoongie_
#5
Chapter 13: Semoga rencana taeyeon berhasil. Go go taengooa!!! Haha
taetae_sone
#6
Chapter 13: Update juga. Semoga rencana taeyeon untuk menperkosa yoona berjalan mulus *sambil nyengir mesum wkwkwk
Yoongie02
#7
Chapter 13: Ommo! Taeng mencoba memperkosa yoona? Ga sabar nunggu next chapternya >_<
Taengislove89
#8
Please write the English version of this!
taetae_sone
#9
Chapter 12: Ampe jatoh ke got, gemes bacanya... Taeyeon mulai agresif tapi kasian nasibnya sial mulu wkwkwk
yoonalovetaeng #10
Chapter 11: Ayo taeyeon hancurkan hubungan yoonfany :D saya suka fanfic2mu thor, tetep update fanficnya pake bahasa Indonesia ya :D