Jealous!

Gwiyomi Couple

*Untuk bagian ini saya hanya merubah tokoh dari salah satu fanfic saya karena males mikir :D

 

Menyendiri di tengah kesunyian dan kegelapan malam, seorang gadis cantik sibuk menatap layar ponsel sembari melihat waktu yang terus berjalan secara terus menerus. Dia berdiri di pinggir jalan sembari menyandarkan punggungnya di pintu mobil, menunggu seseorang yang spesial keluar dari studio acaranya. Rasa tidak sabar ingin bertemu dengannya membuat gadis itu kini mondar mandir dengan menggeretakan kakinya.

"Mengapa dia begitu lama?" Tidak lama kemudian seorang gadis mungil berlari dengan melambaikan tangan ke arahnya.

"I'm sorry Yoona, kau pasti sudah menunggu lama ya?"

"Your late midget! Kakiku hampir berakar karena menunggumu bodoh!"

"Mianhae, jobku bertambah jadi aku sedikit terlamabat."

"Dua jam sedikit katamu?”

“Hehehehe mianhae mianhae mianhae!” Rayu gadis itu dengan aegyonya sembari memeluk tubuh Yoona. Seketika ia merasa gugup dengan orang yang di sukainya itu.

“K-karena kau terlambat, cium aku!" Katanya dengan menunjuk bibirnya.

"Mwo? Memangnya kau siapa berani meminta hal semacam itu?" 

"Pujaan hatimu hehehe." 

"Eeeeeeee!!!" Gadis itu bergidik ngeri mendengarnya.

"Palli atau aku akan memaksamu!" Yoona mendekatkan bibirnya. 

"SHIRO!!!" Gadis itu mendorong bahunya agar menjauh darinya.

"Kim Taeyeon!"

"NO!!!" Gadis yang bernama Taeyeon itu mendorong tubuh Yoona lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Awas kau!" Yoona menyusul masuk ke dalam mobil dengan memasang wajah cemberutnya.

"Aku kesal sekarang."

"Karena apa?"

"Haaah... Kau bahkan tidak peka!" Mengerti dengan ucapannya, Taeyeon mendekat lalu mendaratkan ciuman di pipi Yoona.

"Mianhae karena membuat temanku kesal hehe." Yoona menyentuh pipinya dengan tidak percaya. 

"T-taeng, aku kan hanya bercanda."

"Lalu?"

"Jika kau melakukannya mengapa bukan di bibir dan malah di pipi?" Jitakan kecil pun melayang.

"Jangan harap! Oh ya aku punya sesuatu untukmu." Taeyeon mengambil sebuah cincin couple dari saku celananya.

"Cincin?" 

“Hmm, maaf saat itu aku tidak bisa hadir di acara ulang tahunmu dan aku membeli ini sebagai kado pertemanan kita."

"Ah gwaenchana." Taeyeon meraih tangan kiri Yoona lalu memasangkan cincinnya di jari manis Yoona dengan lembut. Seketika hal itu membuat jantung Yoona berdegup kencang sembari memandang wajah cantik gadis yang ada di hadapannya.

"Aku tidak salah memilih, ternyata memang pas. Aku benar-benar berterimakasih karena kau selalu ada untukku dan begitu peduli denganku."

"N-ne, malah sebaliknya justru dirimu yang selalu ada untukku dan sangat peduli padaku." 

"Kita berdua!" Taeyeon menatap wajah Yoona dengan tatapan yang menggoda dan lagi membuat jantung Yoona berdegup dengan kencang. 

DAMN YOU!

"Pasangkan cincin ini untukku juga." Yoona menelan ludahnya lalu meraih cincinnya dan memasangkan cincin itu di jari manis Taeyeon. 

"Ige mwoya? Kita seperti pasangan yang sedang bertunangan hahaha!"

"Anggaplah begitu dan aku harap kau juga melupakan Jessica jauh-jauh dari pikiranmu."

"Memangnya kenapa?"

"Pabo! Jessica dan Tiffany berselingkuh di belakang kita dan semudah itu mereka membuang kita dan melupakan kita. Mengapa kita tidak? Masa lalu itu menyakitkan untuk di pikirkan. Aku sudah membuang jauh-jauh Tiffany dari pikiranku dan sebagai teman baik aku tidak mau melihatmu menangis lagi karena masa lalumu. Kau tampak kuat dari luar tapi nyatanya kau lemah dari dalam. Sudah seharusnya kau membuka hati untuk orang baru yang lebih baik darinya." 

Sudah dan orang baru itu adalah kau Taeng!

Yoona menatapnya dengan tersenyum. Setiap kali ada masalah yang berhubungan dengan Jessica, Taeyeon selalu ada untuknya begitu pun sebaliknya. Setiap kali berada di dekatnya dia selalu merasa nyaman hingga perasaan cintanya tumbuh begitu saja. 

"Sepertinya kau sangat mengerti aku Taeng."

"Karena aku menyayangimu bodoh! Kau itu teman baikku." Yoona tersenyum tipis. 

Jadi hanya sebatas teman ya? Tidak kah kau menganggap aku lebih?

"Kau benar! Lagi pula aku memang sudah melupakannya."

"Itu malah bagus." 

"Lalu bagaimana denganmu? Aku tau sebenarnya kau masih memikirkan Tiffany juga hahaha!"

"Aku tidak pernah ingat siapa dia. Jalankan mobilnya."

"Tunggu, kau bilang apa barusan?"

"Aku tidak mau membahasnya dan mengingatnya."

"Tapi aku masih penasaran apa kau benar-benar melupakannya?"

"IM YOONA GO!!!" Bentakan keras membuat Yoona terkejut dan langsung melajukan mobilnya.

"Mianhae aku membentakmu."

"Bukan masalah." Yoona hanya tersenyum dan fokus menyetir. Sesekali ia menatap cincin pemeberian gadis yang ada si sebelahnya itu. Setelah lama di tinggalkan kekasihnya ia tidak sabar ingin jujur terhadap perasaan kepada Taeyeon, si gadis pendek yang imut dan memiliki hati yang sangat baik dan kuat. 

"Yoona, ngomong-ngomong aku sangat haus."

"Aaaa... Tunggu sebentar." Yoona menghentikan mobilnya di dekat mini market. Dia meminta Taeyeon untuk menunggu sementara dirinya pergi keluar untuk membeli sebotol air. Ingin menikmati angin segar sejenak, Taeyeon juga keluar dari mobilnya. 

"Akh!" Tidak jauh darinya seseorang terjatuh.

"Nuguseyo?" Terasa sangat familiar, Taeyeon menyipitkan matanya melihat orang itu.

"Bukan kah itu... T-tiffany?" Tanpa basa basi ia menghampirinya dan berjongkok di hadapannya.

"Taetae!"

"Gwenchana? Jalan itu lihat-lihat sehingga kau tidak akan terjatuh." Taeyeon membantunya berdiri lalu membawanya duduk di bangku yang ada di samping mereka.

"Tidak ku sangka bisa bertemu denganmu disini, Taetae sayang!" Tangan jahil Taeyeon kemudian menekan kakinya yang terkilir.

"Akkkh! Apa yang kau lakukan?"

"Kakimu terkilir bukan? Aku mencoba memijatnya."

"Kau masih peduli denganku ternyata." Taeyeon terdiam sesaat.

Apa yang aku lakukan? Pabo, seharusnya aku tidak peduli dengannya. Tapi aku sudah terlanjur menolongnya juga.

Taeyeon melanjutkan pertolongannya dengan memijat kakinya. Dari luar mini market, Yoona yang tidak sengaja menyaksikannya menatap keduanya dengan api kecemburuan.

"Apa aku tidak salah lihat?” Sembari mengepalkan tinjunya ia berjalan dengan gagah menghampiri mereka.

"YAAAAH!!!" 

"AWWW!!!" Taeyeon tidak sengaja menyakiti kaki Tiffany karena terkejut.

"Mianhae. Yah kau mengagetkan saja."

"Apa yang kau lakukan? Dan mengapa kau ada disini?" Dengan menunjuk Tiffany.

"Aku sedang mendapatkan pertolongan dari mantanku. Kau juga mengapa ada di sini?"

"Oh ya? Aku bersamanya saat ini." Jawabnya dengan memasang senyum paksa dan Tiffany hanya menganggukan kepalanya. 

"Mungkin kau harus mendapatkan perawatan lebih, apa kau bisa berjalan Fany?"

"Ini terlalu sakit Taetae." Dengan sedikit mendesah Taeyeon bangkit menatap Yoona.

"Apa tidak apa-apa?" Yoona yang mengerti maksudnya memalingkan wajahnya dengan kesal.

"YOONA?"

"Ne ne ne, bawa dia ke dalam mobil." Yoona meninggalkan keduanya.

“Dasar, pergi tanpa rasa ingin membantu.” Taeyeon hanya mendesah lalu membantu Tiffany untuk berdiri. Sebelum masuk, Yoona berbalik untuk melihat mereka berdua.

What the hell are you doing?! 

Dia menggeretakan giginya melihat Taeyeon memeluk pinggang Tiffany kemudian masuk ke dalam mobilnya dengan membanting pintu.

"Apa-apaan ini? Dia bilang dia tidak ingat dengannya tapi mengapa dia menolongnya dan terlihat sangat peduli dengannya? Kau mengecewakanku Taeng, i hate you!" Tak lama keduanya masuk dengan duduk di bangku belakang. Dari kaca spion, Yoona melihat Taeyeon dengan kerutan di keningnya kemudian berbalik melihat ke belakang dengan tatapan tidak percaya. 

"Taeng?"

"Mwo?"

Mengapa kau duduk di sebelahnya? Kau seharusnya duduk di sampingku bukan di sampingnya pabo! Pindah ke bangku depan sekarang juga!

"A-air minummu!" Yoona menyodorkan botol airnya kemudian kembali ke posisi sembari menatap silau Taeyeon dari kaca spionnya. 

"Thanks! Fany, apa kau mau minum?"

"Hmm." Taeyeon memberinya minum dengan tangannya sendiri dan Yoona yang menyaksikannya semakin panas hati.

"Yoona, kita pergi sekarang." Yoona tidak mendengarnya dan masih sibuk menatap sinis mereka.

"Yoona palli!"

"NE!"

Yoona berdecak kesal kemudian langsung menginjak gasnya. Dari belakang, Tiffany yang sedari tadi menyadari sikap Yoona yang tampak cemburu membuatnya tersenyum evil. 

“Yoona, antar saja aku ke rumah Yuri. Kebetulan aku ada janji dengannya dan juga ada klinik tidak jauh dari rumahnya.”

“Hmm.”

"Mmm Tetae, aku cukup aneh denganmu. Kau bilang tidak peduli lagi denganku tapi kau malah terlihat sangat peduli denganku sekarang?" Yoona memutar bola matanya.

"Yang aku lakukan saat ini hanya menolong orang yang membutuhkan pertolongan."

"Really? Tapi saat ini kau menolong orang yang dulu sangat kau cintai!" 

What you say? 

Yoona menggeretakan giginya sembari mencengkram stirnya dengan kuat sementara Taeyeon hanya tenang menatap jalan. Tiffany melirik Yoona sekilas kemudian bergeser untuk lebih dekat dengan Taeyeon.

"Ngomong-ngomong, lama setelah melepasmu kau malah semakin terlihat cantik Taetae." Tiffany membelai rambut Taeyeon dengan lembut sementara Yoona merasa gemas ingin menggorok leher Tiffany dan membuang mayatnya jauh-jauh. 

"Aku rindu momen seperti ini. Aku rasa aku masih mencintaimu Taetae."

CKIT!!!

Yoona menginjak remnya sekaligus hingga keduanya berpisah karena tersungkur. 

"Apa yang terjadi?"

"Nothing!" Jawab Yoona dengan datar lalu kembali melajukan mobilnya dengan api kecemburuan yang semakin membara. Melihat perubahan sikap Yoona sedari tadi membuat Taeyeon bingung sekarang. 

Sepuluh menit kemudian, Taeyeon membawa Tiffany ke tempat di mana Yuri menunggu. 

"Yuri tolong urus dia."

"Pasti."

"Taetae aku ingin bertanya. Bagaimana dengan perasaanmu padaku saat ini?" 

"Aku tidak ingat siapa kau, puas?" Tiffany terkekeh.

"Sudah ku duga. Maaf sebelumnya, tadi aku hanya bercanda dan sengaja menggodamu. Aku tau dia sangat cemburu dengan kita berdua." Taeyeon mengerutkan keningnya.

"Siapa yang kau maksud?"

"Kau sudah tau jawabannya.”

“Yoona ya?” Celetuk Yuri.

“Yoona? Cemburu denganku?”

“Perlu kau tau Taeyeon, kami diam-diam sering membagi rahasia. Dia mengatakan bahwa saat ini dia sangat menyukai seseorang yang berhasil menghilangkan Jessica dari hatinya dan orang itu adalah kau! Hanya itu yang bisa aku katakan.” 

"Kau pasti berbohong."

“Yuri benar. Ku pikir kalian akan cocok dengan status kalian yang di buang mantannya. Dan mungkin Yoona jauh lebih baik untukmu di bandingkan aku dulu. Dia memang lebih muda darimu, tapi itu bukan kendala karena yang aku tau dia cukup dewasa dan setia di banding aku." Taeyeon mengangguk dengan mengigit bibir bawahnya. Dari jauh Yoona masih menatap mereka dengan silau sampai akhirnya Tiffany menyadarinya.

"Taetae, mungkin ini sedikit tidak sopan. Aku mohon ijin sebelum kau pergi apa boleh?"

"Apa itu?" Tiffany memeluk tubuhnya dengan erat sembari melihat ke arah Yoona yang menatap mereka dengan tatapan mematikan.

"F-fany... Ini?"

"Diamlah, aku sedang menggoda si jangkung itu. Lihatlah betapa marahnya dia sekarang hahaha!" Dengan sedikit tidak nyaman Taeyeon hanya diam mematuhi perintah Tiffany hingga bunyi kelakson keras memisahkan mereka.

"Lebih baik kau segera hampiri dia. Mianhae untuk yang sebelumnya."

"Kau baru saja membuat masalah Fany." Tiffany hanya terkekeh lalu Taeyeon berpamitan dan kembali masuk ke dalam mobil. Kali ini dia kembali duduk di sebelah Yoona dengan menatap wajahnya dari samping.

"Apa terjadi sesuatu? Kau terlihat sangat kesal."

"Pabo!" Yoona melajukan mobilnya dengan kencang. 

Di dalam perjalanan Taeyeon terus memikirkan perkataan Yuri dan Tiffany. Dan juga sikap Yoona saat ini membuatnya merasa tidak nyaman. 

"Y-yoona, aku tau ada salah denganmu."

"MEMANG!”

“Apa karena aku dan Tiffany?” Yoona menarik napasnya.

“Ne itu karena kalian dan aku sangat kesal denganmu sekarang. Pertama, kau bilang kau sudah lupa padanya, tapi kau menolongnya, memeluknya, kau juga malah duduk di sebelahnya dan bukan di sebelahku. Bahkan kau diam saja saat dia menggodamu. Satu lagi, kalian berpelukan dan aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, aku marah!" 

Yuri benar!

"Dasar anak kecil, itu kan hanya hal sepele.”

“Kau bilang sepele? Itu masalah besar bagiku pabo. Aku sakit hati melihat kalian seperti itu.”

“Kau cemburu?"

CKIT!!!

Yoona menginjak remnya sembari terdiam menatap jalan.

Gawat! Haruskah... Aku jujur saja padanya?

Yoona menelan ludahnya dan terdiam dalam posisinya beberapa saat. Tidak lama tangannya bergerak untuk melepas sabuk pengamannya. Dengan rasa yang amat gugup, ia menatap Taeyeon yang kini tengah menatapnya dengan bingung. Perlahan ia mencondongkan tubuhnya ke arah Taeyeon hingga jarak mereka hanya beberapa inci dan tak lama kemudian ciuman manis pun mendarat di bibir basah Taeyeon. Tegang, itu yang di rasakan Taeyeon saat ini namun ia menikmati momen ciuman ini. Perlahan Yoona menggerakan bibirnya dengan melumat bibir atas dan bawah Taeyeon secara bergantian dengan lembutnya. Tidak ada perlawanan dari Taeyeon sampai akhirnya Yoona memecahkan ciumannya.

"M-mianhae Taeng, diam-diam aku mencintaimu. Aku sangat cemburu melihatmu dengan Tiffany tadi."

Taeyeon mencoba menyembunyikan ketegangannya dengan memperlihatkan wajah tenangnya. 

"Sejak kapan?"

"Entahlah, sudah cukup lama aku merasakannya. Aku sangat nyaman ketika berada di dekatmu."

"Baiklah, bawa aku ke rumahmu!"

"Hah?"

"Palli!"

"Untuk apa?"

"RIGHT NOW!!!"

"N-ne."

***

 

Di bawah sinar lampu, Yoona dan Taeyeon berdiri di dalam kamar dengan saling menatap ke mata masing-masing.  

“Kau yang mengundangku Taeng.”

“Hmm, hanya melalui cara ini aku bisa merasakan cintamu.” Yoona tersenyum kemudian mendekatinya hingga jarak mereka hanya beberapa senti.

“Apa yang kau mau dariku?”

“Kiss me!” Yoona kembali tersenyum kemudian menyimpan kedua tangannya di bahu Taeyeon.

"I love you Kim Taeyeon!" Yoona mencium bibirnya. Ciuman lembut dan manis, Taeyeon sangat menyukainya. Dia memeluk tubuh Yoona dengan sangat erat, merasakan perasaan yang ia rasakan terhadap Yoona saat ini hingga ia merasakan jantungnya berdebar-debar tak karuan dan sampai akhirnya dia menemukan jawabannya. Taeyeon kemudian smembalas lumatan Yoona hingga suara decakan bibir mereka terdengar cukup keras.

Seiring berjalannya waktu perlahan ciuman mereka tumbuh menjadi panas. Yoona mendorong lidahnya dan Taeyeon memberinya akses penuh untuk bermain-main dengan lidahnya. Tidak mau kalah dalam mendominasi, Taeyeon membalasnya dengan liar hingga kemudian mereka memecahkan ciumannya karena kehabisan oksigen.

"Luar biasa!" Yoona hanya tersenyum kemudian mendorong tubuh Taeyeon secara perlahan ke tepi ranjang dengan membaringkannya. Selanjutnya dirinya menindih tubuh Taeyeon dengan menatap wajahnya sejenak.

“Apa kau mencintaiku Taeng?” Taeyeon memperlihatkan senyuman termanisnya.

“Aku mulai mencintaimu, dari sekarang hingga seterusnya. Jangan pernah meninggalkanku seperti yang Tiffany lakukan.”

“Aku berjanji dan aku juga tidak ingin hal itu terjadi. Aku hanya ingin hidup bersamamu Taeng, aku sangat mencintaimu!” Yoona mengecup dahinya kemudian mengecup bibirnya berkali-kali.

"Sekarang kau menginginkan apa lagi dariku?" Taeyeon tersenyum cabul kemudian kedua tangan nakalnya menyentuh payudara Yoona.

"Ini! Punyamu besar sekali."

"BYUNTAENG!"

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
taeyeon903 #1
Chapter 1: yoontae 😘
byunsoshi_09
#2
Chapter 12: Gah. I've been wishing for a little smur here. Hahaha
taetae_sone
#3
Chapter 12: OMG! Yoona & Taeyeon child is Kim Yoon Tae ❤❤❤❤
yy_101
#4
OS kapan lanjut nih thor? :)
taetae_sone
#5
Chapter 11: Ya ampyun yoong, ngidam masa main kuda2an hahaha
yy_101
#6
Chapter 11: So cute yoontae ❤ yoong ngidamnya aneh-aneh aja :D
taena90 #7
Chapter 10: Liat d tl twitter ternyata sub Indo :-D Lanjutnya thor, sweet banget nih.
yokoparu
#8
3 ronde itu? Sepertinya sy ga akan kuat hahahahaha

@secretARA iya makasih udh mampir ^^
deer_yoongie_
#9
Chapter 10: Lanjutkan dengan flashback 2 minggu yg lalu dong HAHAHAHAHAHA
pink48 #10
Chapter 10: Bikin chapter pas nglahirin anaknya thor, so sweet T_T