Maaf

You Are My Dream
Please Subscribe to read the full chapter

"Nenek... Tolong satu bungkus sup sollongtang." Teriak seorang pemuda kepada nenek penjaga kedai.

"Kau orang baru ya? Wajahmu sangat asing bagiku." Nenek penjaga kedai memberikan bungkusan sup seollongtang lengkap dengan nasi dan teman-temannya kepada sang pemuda.

"Iya benar, baru dua minggu aku pindah ke daerah ini nek. Tapi aku sudah beberapa kali membeli sup nenek, apa nenek tidak ingat aku?"

"Tentu saja aku ingat. Bagaimana bisa aku melupakan wajah seorang pemuda tampan sepertimu. Haha..." Kedua orang itu tertawa bersama seakan mereka adalah teman lama.

Sudah dua minggu sejak Amber tinggal di Busan. Sejak saat itu pula ia tidak berhubungan dengan Krystal.

Amber membuka bungkusan sup yang baru saja ia beli. Perlahan dia memakan satu per satu makanan yang terdapat dimeja.

"Hah... Ini bukan pertama kalinya aku makan sendiri. Tapi kenapa ini terasa sangat menyebalkan?!" Gumam Amber melihat keseliling rumah besar yang ia tinggali seorang diri.

~~~~~

"Krys, ujian skripsimu besok lusa kan?" Sapa Sulli saat melihat Krystal berdiri didepan papan pengumuman.

"Iya..."

"Aku juga dapat jadwal yang sama dengamu, aku pagi kamu siang." Sulli menunjukkan sms yang ia terima dari staff TU kampusnya.

"Hemm..." Jawab Krystal lesu.

"Kamu kenapa sih? Masih belum baikan ya sama Amber?"

"Sudahlah Ssul, jangan sebut namanya." Mood Krystal semakin memburuk saat nama Amber disebut.

"Hemh... Aku berharap yang terbaik untukmu. Aku yakin ada alasan dibalik dia mau dipindahkan kesana, mungkin untuk membuktikan pada paman kalau dia pantas untukmu."

"Masa bodoh, yang pasti dia tidak menganggapku, dan berpikir kalau dia yang paling benar. Aku tidak suka itu.! Sudahlah sakit perutku membicarakan dia terus. Ayo kita makan." Krystal mendorong tubuh Sulli agar segera pergi dari tempat itu dan berhenti membicarakan Amber.

~~~~~

"Benar-benar pria kejam. Setelah meninggalkanku dia tak pernah menelfon atau mengirimiku pesan. Bahkan tidak minta maaf setelah dia membentak dan membiarkanku pulang seorang diri malam itu." Kesal Krystal melihat fotonya dengan Amber dilayar depan ponselnya.

"Awas saja kau Lee Amber.!!" Teriaknya.

~~~~~

"Bagaimana kabarnya? Dia sehat-sehat saja kan?" Batin Amber melihat nomor pensel Krystal. Dia ingin menelfon Krystal, tapi entah kenapa itu terasa berat. Ia takut akan menyakiti perasaan gadis itu lagi. Tak berselang lama sebuah panggilan masuk kedalam posel Amber.

"Hallo~"

"Kau di Busan?"

"Iya, kenapa?"

"Tega sekali kau tidak mengabariku."

"Maaf, aku sibuk. Sebenarnya akhir pekan ini aku berencana mengunjungimu. Siapa yang mengatakannya padamu? Henry?"

"Alasan saja kau. Cepat keluar ayo makan bersama, aku akan mengirimkan alamatnya lewat sms."

"Baiklah... Baiklah..." Amber menutup telfonnya dan segera pergi ke alamat yang baru saja ia terima.

~

Amber mengedarkan pandangan pada tempat yang ia datangi dan sedang mencoba mencari sosok yang ia kenal.

"Hai... Disini, disini..!!" Teriak seorang gadis berjas putih kepada Amber, dia melambaikan tangannya agar Amber dapat melihatnya.

"Kau bilang ingin makan bersama, dan itu di kantin rumah sakit? Dasar penipu kau Lun." Protes Amber pada Luna sahabatnya yang saat ini sedang magang disalah satu rumah sakit di Busan sebagai seorang dokter umum disana.

"Jangan begitu, makanan disini enak... Lagi pula aku tidak ada waktu untuk makan diluar, nanti para seniorku marah semua kalau aku tidak stay di rumah sakit. Ini kan baru satu bulan sejak aku ditugaskan disini."

"Sudah tahu tidak mempunyai waktu masih ingin bertemu denganku sekarang. Aku kan sudah bilang akhir pekan aku akan menemuimu.. Sebegitu rindukah kau padaku, huh?"

"Pletakk..." Luna memukul Amber dengan sendok makannya.

"Ini bukan tentang aku bodoh.!! Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu." Lanjut Luna.

"Apa, apa, apa??!! Ada apa??!!" Teriak Amber.

"Kau itu benar-banar kejam ya?!"

"Apa maksudmu?"

"Setelah bertengkar hebat dengannya sampai sekarang kau belum juga menghubunginya." Amber tahu siapa yang Luna maksud dan dia hanya diam mendengar hal itu.

"Apa kau tahu! Selama dua minggu terakhir ini dia sering menelfonku dengan keadaan menangis saat membicarakan dirimu. Sampai kapan kau akan bersikap seperti anak kecil begitu?"

"..."

"Telfon dia Amber.. Krystal merindukanmu! Apa kau

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
serafin97 #1
Chapter 23: Yeeee happy ending.. trimakasih tor.. atas critanya yg sweet bgt. Ditunggu next story yaaa
alexacell #2
Chapter 20: Aww, sweet banget... keren thor, sukak banget lahh
serafin97 #3
Chapter 19: Keren" tetep semangat nulisnya author.. btw chap 18 19 sama thor ._.