Growl

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Setelah bel istirahat berbunyi dengan nyaring, Kai langsung lari keluar kelas, nggak peduli sama Kyungsoo yang bengong lihat dia lari kayak dikejar setan dan nggak peduli sama Baekhyun yang manggil namanya sekaligus nanya mau ke mana dengan suara 8 oktaf. Di otak Kai cuma satu, Borin. Dari kemarin dia kepikiran terus sama makhluk Tuhan paling cantik itu. Kemarin mau telepon, tapi takut dicuekin. Lagian Kai maunya ketemu langsung, sekalian ngelihat wajah cantiknya Borin.

 Tapi saat hampir sampe di kelas Borin, Kai mendadak berhenti. Ada sebuah pemandangan yang buat Kai nggak enak banget buat dilihat. Borin barusan keluar dari kelasnya, sayangnya nggak sendiri tapi sama cowok yang entah siapa Kai nggak tahu dan nggak mau tahu. Tapi mereka kayaknya akrab banget sampe ketawa bareng. Sakit banget deh liatnya.

Bukan Kai namanya kalo nggak bisa tampil cool. Dengan sok pede, Kai berjalan menghampiri Borin yang juga lagi jalan sambil ngobrol sama cowok tadi. Kai baru berhenti tepat di hadapan Borin yang langsung kaget ngeliat ada yang menghalangi jalannya.

"Hei," sapa Kai, lembut banget.

Borin cuma ngeliatin Kai, nggak tahu kenapa dia tiba-tiba kayak salting. Cowok di samping Borin tadi juga keliatannya bingung sama Kai yang mendadak muncul tanpa diundang.

"Temen sekelasnya Borin?" Kai senyum sok ramah sama si cowok, padahal aslinya pengen interogasi dan nyuruh dia jauh-jauh dari Borin.

"Eh? Oh iya. Aku Taeyong," jawab si cowok yang ternyata namanya Taeyong.

"Oke salam kenal, gue Kai, kelas 12-B. Eh, gue bawa dulu ya Borin-nya."

Nggak perlu nunggu jawaban Taeyong atau tanggapan Borin, Kai langsung aja menarik dan menggegam tangan sang gadis pujaan dan cepat-cepat membawanya kabur dari situ. Kai secara nggak langsung juga menggiring Borin bikin yang digiring bingung.

"Lho Jongin, apaan sih ini?" Borin protes, mau kabur dari Kai.

"Temenin gue lah. Plissss," kata Kai dengan nada memelas.

"Lo mau bawa gue ke mana sih ini?"

Dan pertanyaan Borin terjawab waktu Kai berhenti di kantin. Beberapa pasang mata langsung ngeliat mereka. Sapa coba yang nggak tertarik lihat idola sekolah lagi gandengan sama anak kelas sepuluh? 

"Jongin." Borin berusaha narik tangannya, risih diliatin.

"Temenin gue makan ya," Kai meringis.

Borin menatapnya aneh seolah-olah dengan pandangan itu dia bilang, 'Jadi cuma mau minta temenin makan loe sampe narik-narik gue kayak kambing?'. Borin sampe speechless denger permintaan Kai barusan.

"Temenin ya ya ya?" Kai ngomong sambil aegyo, lucu sih tapi Borin masih merasa aneh.

"Gue sibuk, Jongin. Mau cari novel di perpus," kata Borin akhirnya. Untungnya sih ngomongnya nggak pake nada jengkel, jadi nggak bikin Kai merasa bersalah.

"Nanti deh sepulang sekolah gue anterin ke perpusnya. Sekarang makan dulu sama gue."

"Gue bawa bekal kok. Lagian nggak enak sama Taeyong."

Hmmm...ternyata kebiasaan lama Borin bawa bekal dari rumah belum hilang juga. Tapi tetep Kai kesel juga denger nama Taeyong keluar dari bibir Borin.

"Lo minum aja ya? Gue bayarin deh!"

"Bukan masalah dibayarin apa nggak, lo kira gue nggak punya uang apa? Masalahnya udah janjian sama Taeyong mau ke perpus dari kemaren."

Taeyong lagi! Kai pun menyisir rambutnya kayak orang frustrasi, nyisirnya pake jari-jari tangan kanan, soalnya yang kiri masih sibuk genggam tangan Borin. Borin kayak nggak sadar gitu tangannya masih digandeng sama Kai, makanya kesempatan sama Kai nggak dilepas-lepas sekalian.

"Ada hubungan apa lo sama Taeyong?"

"Maksud lo? Dia temen sekelas gue!"

"Terus ngapain ke perpus berdua? Kenapa lo nggak sama Yuju atau dia sama yang laen?"

"Ini buat tugas resensi novel dan gue dapetnya satu kelompok sama dia." Borin mulai kesel juga.

"Anjir, lucky banget dia. Tugas dari Pak Youngjin?"

"Kok tahu?"

"Gue dulu waktu kelas sepuluh juga dapet tugas yang sama. Bukannya lo punya banyak novel di rumah?"

"Pengen baca yang baru lah. Novel gue kebanyakan cinta-cinta remaja."

Kai keliatan sebel. "Ya udah gue anter ke perpus kalo gitu."

"Nggak usah, gue udah tahu kok arah ke perpus."

"Ya jangan sampe lo udah sekolah di sini dua minggu masih belum tau juga."

"Nah makanya. Tadi bilangnya lo mau makan?"

Kai langsung narik tangan Borin tanpa ngomong apa-apa. Dan sepanjang perjalanan menuju perpus, nggak ada suara di antara mereka. Kai yang biasanya ngajak ngobrol terus mendadak diem seribu bahasa. Saat udah di perpus, ternyata Taeyong ada di sana juga dan langsung melambai-lambaikan tangan ke Borin yang baru masuk. Kai pun ngajak Borin nyamperin Taeyong.

"Hei lagi Taeyong." Sapa Kai.

Taeyong keliatan bingung. "Hai juga, Sunbae. Eh Borin, nih udah gue ambili  novel Harry Potter!"

"Kok Harry Potter sih?" tanya Borin.

"Kenapa emangnya?" Taeyong tanya balik, clueless.

Kai langsung yang jawab, "Harry Potter udah pasaran. Pak Youngjin udah sering kali dapet resensi HarPot. Tunggu sini bentar!"

Dan akhirnya Kai melepaskan tangan Borin dari genggamannya. Dia jalan menuju rak-rak yang punya novel-novel fiksi. Nggak sampe lima menit, dia balik ke Borin dan Taeyong yang lagi debat soal Harry Potter. 

"Pake novel ini aja!" Kai naruh novel yang judulnya Nothing Lasts Forever karya Sidney Sheldon. "Ini ada kriminalnya, thrillernya dapet, romance ada, dan menyentuh. Dan sedikit bocoran Pak Youngjin suka sama Sidney Sheldon."

Borin ambil novel yang disaranin Kai terus baca sinopsis di belakangnya. Taeyong langsung ikut-ikutan baca juga, bikin Kai kesel soalnya dia deket-deket sama Borin, cari kesempatan.

"Ya udah pake ini aja," kata Borin bikin Kai senyum  penuh kemenangan.

"Terus Harry Potternya?" Taeyong tetep usaha.

"Ini aja lah, kalo lo nggak mau baca, biar gue aja."

"Terserah deh." Akhirnya si Taeyong nyerah juga.

Kai langsung ngelus rambut Borin. "Semangat ya, gue keluar duluan."

Borin memutar mata. "Hmmm...thanks."

"Taeyong, titip Borin ya. Jangan diapa-apain hehe!"

Dan Kai buru-buru cabut dari perpus, waktu Borin ngasih pandangan tajam ke arahnya.

 

****

 

Pulang sekolah, Kai duduk di bangku deket lapangan bola. Dia lagi nunggu Baekhyun dan Kyungsoo yang nggak tahu kenapa lama banget ke toilet berdua. Lagi bercinta apa mereka di sana? Padahal mereka bertiga mau ngopi bareng di cafe langganan mereka.

Dan setelah itu Kai lihat Borin dan Yuju yang lagi jalan berdua menuju gerbang sekolah. Kai sih awalnya mau nyamperin tapi kayaknya mereka lagi asik girls talk, jadinya Kai cukup mengagumi aja dari jauh.

"Ciee yang lagi merhatiin pujaan hati," Baekhyun mendadak muncul sambil jitak kepala Kai dari belakang. "Gas, Kai! Keburu disamber yang lain. Borin banyak yang minat, termasuk gue."

"Diem lo Baek, bacot mulu. Yuk ah cabut!" 

Bertiga mereka melangkah mau keluar sekolah dan Kai masih tetap memandangi Borin yang sedang berjalan beberapa langkah di depannya. Sumpah ya, dari belakang aja aura cantiknya kelihatan bahkan siluet bayangannya pun sempurna buat Kai.

Pas saat itu tiba-tiba muncul dua cowok anak kelas sebelas jalan di dekat mereka, Kai pernah liat mereka tapi nggak tahu namanya. Yang nyebelin sih, salah satu dari mereka ternyata fanboynya Borin.

"Eh itu tuh yang namanya Borin, yang pake tas pink, yang lagi jalan sama cewek pake tas item," kata yang rambut cepak.

"Lah nggak keliatah wajahnya Bro," kata yang satunya.

"Lo sih semedi mulu kalau istirahat, nggak tahu kalau ada orang cantik. Pokoknya dia cantik ada manisnya ada imutnya."

Sialan! Kai langsung pengen mereka diem dan mendeklarasikan diri sebagai orang pertama di barisan yang antri buat ngedapatin cinta Borin. 'Antri di belakang gue plis kalo mau Borin.' Kata Kai dalem hati aja.

Baekhyun pura-pura batuk. "Kyungsoo, mendadak panas ya. Ada yang hatinya lagi terbakar api cemburu soalnya."

Kyungsoo meringis dan Kai cuma bisa melirik tajam.

"Makanya Kai, lo nunggu apa sih? Buruan tembak!" Kata Baekhyun sambil nge-shoot Kai dengan dua jarinya.

"Lo kira nembak sama gampangnya kayak makan nasi?" Kai membela diri.

"Katanya udah temenan dari kecil? Gue jadi ragu nih sama kredibilitas dan keabsahan cerita lo," sahut Baekhyun.

"Ngomong apa sih nih anak?" Tanya Kai ke Kyungsoo.

Kyungsoo mengangkat bahu. "Tau tuh, sok intelek banget!"

Baekhyun jitak kepala dua temennya. "Asu lo berdua."

 

****

 

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Kai mau siap-siap ekskul sepak bola. Tapi baru turun dari tangga, Kai ngeliat seseorang yang sama sekali nggak diduga bakal ditemuinya di sekolah ini. Seseorang dari sekolah lain, salah satu kalau bukan satu-satunya orang yang masuk daftar orang paling nggak disukai Kai di dunia. Kai berniat cari arah lain ke lapangan bola, tapi sayangnya seseorang yang harus dihindari udah liat Kai juga.

"Kim Kai! Kapten tim bola SMA 1! Long time no see, Bro" Dia pamer senyum sok ramah dan berjalan ke arah Kai.

Kai pun segera pasang pamer senyum cool. "Oh Sehun! Striker andalan SMA 2! Nggak nyangka ketemu lo di sini."

Keduanya langsung bro-fist. Sok akrab gayanya, padahal asli pasti di hati dan pikiran mereka pada sama-sama mau menerkam lawannya.

"Ada perlu apa nih lo ke sini?" Tanya Kai.

"Itu!" Oh Sehun menunjuk ke arah mading.

Kai lihat sebuah poster warna orange. Tulisannya 'SMA 2 Soccer in Action'. Hmm acara tahunan kompetesi bola di SMA 2 ternyata.

"Ah masih dua bulan lagi ternyata," Kai bergumam tapi cukup buat didengar sama Sehun.

"Sengaja diumumin sekarang sih, biar lawan-lawannya SMA 2 punya persiapan lah buat nantang kita," kata Sehun.

Kai sedikit ngangkat alisnya, buset dah songong banget nih orang, batinnya. "Thanks lho udah ngasih kesempatan kita buat tambah kompak dan kuat sebelum kompetisi di SMA 2." Kai pun nggak mau kalah, dikira cuma Sehun aja yang bisa sombong?

Sehun ketawa meremehkan, tapi dia mendadak diem dan mengalihkan perhatian ke sesuatu yang ada di belakang Kai. "Park Borin?"

Deg! Kai langsung memutar badan. Dan benar Borin lagi ada di belakangnya bersiap mau pulang. Borin kayaknya kaget liat Sehun. Dia langsung gantian abis lihat Sehun terus lihat Kai.

"Sehun sunbae?"

Fak, jadi mereka kenal? Nggak tau kenapa Kai rasanya pengen nonjok apapun di sekitarnya. All of people, kenapa Sehun juga tau tentang Borin.

Sehun keliatan excited banget ketemu Borin. "Lo sekolah sini ternyata? Padahal udah gue tunggu di SMA2 lho biar kita satu sekolah lagi."

Borin cuma ketawa awkward. Kai baru sadar, mereka dulu satu sekolah pas SMP. Tiba-tiba Kai nyalahin Borin kenapa jadi cewek dia harus nyaris sempurna sih?

"Tambah cantik aja ya lo, jadi jatuh hati lagi nih," Sehun flirting.

Fak cukup! Kai nggak sanggup lihat adegan ini. Ini nggak bisa dibiarin. Dia pun segera muncul di antara Sehun dan Borin. "Jadi kalian kenal ya?"

"Iya dong, Borin nih adek kelas tercinta gue pas SMP!" Kata Sehun bangga.

"Oh...gue udah deket sama Borin sejak SD sih." Kata Kai terus senyum manis ke Borin yang lagi ngeliatin dia.

Sehun dan Kai langsung berpandangan. Mereka udah jadi rival di lapangan bola dan tampaknya satu lagi nih yang jadi alasan perseteruan mereka. Mendadak Sehun langsung jadi orang paling nggak disukai Kai di seluruh jagad raya, udah bukan level dunia lagi.

"Sehun buruan!" Seseorang dengan seragam SMA 2 mendadak muncul dan manggil Sehun.

"Sip tunggu bentar!" Sehun teriak balik. "Gue duluan ya Borin. Nomor lo tetep kan? Ntar gue telpon ya?" Sehun juga pamer senyum gantengnya sambil menepuk-nepuk kepala Borin, terus dia beralih ke Kai. "Jaga Borin buat gue ya." Sehun smirk terus lari nyusul temennya.

Kai menutup mata, nahan emosi biar nggak makin meledak. Soalnya naluri membunuhnya mendadak muncul dan pengen rasanya dia bikin muka Sehun menyentuh aspal atau ngelempar dia pakai bola besi yang biasanya dipake tahanan di kaki.

"Gue duluan, Jongin!" 

Denger suara Borin, hati Kai langsung meleleh. Dia pun buru-buru megang lengan Borin, supaya dia nggak pergi dulu.

"Lo nggak ada hubungan apa-apa kan sama Sehun?" Tanya Kai, di wajahnya penuh rasa khawatir.

"Maksudnya?"

"Jangan deket-deket dia plis!"

"Kenapa emangnya?" Tanya Borin sambil masang wajah penasaran.

Kai jujur bingung, banyak hal yang nggak dia suka dari Sehun soalnya. "Dia.....playboy."

"Sama kayak lo dong?"

Kai kaget denger omongan Borin, tapi yang barusan bilang malah ketawa liat ekspresi Kai yang kayak orang ketahuan belangnya. Borin langsung ngambil kesempatan untuk melepaskan lengannya dari tangan Kai dan segera berjalan meninggalkan Kai yang masih speechless.

Setelah sadar, Kai lari-lari kecil dan menghalangi Borin. "Park Borin, gue serius!"

"Serius apa?"

"Jangan deket-deket sama Sehun!"

Borin cuma ngeliatin Kai yang emang lagi masang tampang serius. Setelah itu ada seseorang yang manggil nama Kai buat cepet-cepet ke lapangan bola.

"Tuh lo udah dipanggil. Buruan sana. Bye!" Kata Borin.

Kai udah nggak ngejar Borin lagi dan jalan ke lapangan bola dengan hati yang rasanya seberat satu ton. Sumpah nggak gampang banget lah perjuangannya buat ngedapetin cewek bernama Park Borin ini. Udah yang dicinta kayak nggak respon juga ditambah saingan segudang. Tapi dia adalah Kai, dan kata menyerah tak pernah ada dalam kamus hidupnya.

 

Aku ingin menyembunyikanmu dalam pelukanku
Sehingga tak akan ada yang bisa melihatmu
Semua mata yang menginginkanmu membuat angin kasar bertiup dari dalam diriku

Bayangan hitam terbangun dalam jiwaku, kembang api pun meletus dari mataku yang melihatmu
Semuanya, menyingkirlah dari sisinya karena aku sedang merasa liar
Aku menggeram menggeram dan menggeram
Jika tak pergi, kalian bisa terluka

Mataku menjadi lebih tajam, ketegangan ini rasanya bisa memotong apapun
Aku merengkuh dirimu dan sekelilingmu oh sayang
Jadilah tetap begini dan hanya lihat diriku
Aku tak akan pernah melepaskanmu, lihat saja, sayang

Di tempat yang berkabut ini terlihat dengan jelas
Mata-mata yang menginginkanmu membunyikan alarm dalam diriku

Serigala lainnya mungkin akan melihatmu karena kau sangat sempurna
Aku akan memelukmu dengan lembut
Untukmu, aku aku akan menjadi liar
Pada akhirnya, yang kuat akan mendapatkan si cantik
Tak ada tempat bagi kalian jadi menyingkirlah
Aku akan menang, kesempatan kalian kosong, jadi berhentilah memandangnya
Jika kalian mengincarnya, lewati aku dulu

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment