Heart Attack

Kai, Sang Pejuang Cinta

 

Kai lagi berbaring di atas kasurnya yang empuk. Dari tadi sibuk memandang handphone. Antara iya nggak mau nelpon Borin. Takut ganggu tapi kangen. Mau di chat aja, tapi takut nggak dibales. Ya udah lah laki harus berani ambil resiko.

Akhirnya dengan tekad baja, Kai pun nelepon sang pujaan hati. Setelah nada panggil kedua, telepon diangkat bikin Kai nggak sadar menarik nafas lega.

"Halo."

Kai langsung senyum. Suaranya Borin di telepon lembut banget dan bikin hati adem plus damai.

"Malam, Borin."

"Jongin?"

"Cieee hapal sama suara gue ternyata." Jujur Kai bangga banget rasanya, Borin ternyata hapal sama suaranya.

"Gue emang hapal sih sama yang nyebelin-nyebelin."

Bukannya marah, Kai malah ngakak. Bukan Borin namanya kalau nggak pinter ngeles. "Lagi apa lo?"

"Ngapain nanya?"

"Ya kali gue ganggu lo yang lagi belajar."

"Nah itu udah tahu."

"Tapi nggak sibuk-sibuk banget kan? Buktinya aja telepon gue, lo angkat."

"Ya udah, gue tutup ya kalo gitu sekarang."

"Eh jangan dong. Lo nggak kangen suara gue?"

"Nggak banget."

"Nggak dikangenin tapi dihapal ya?" Kai meringis.

Kai denger Borin mendengus di ujung sana. "Udah ah kalo nggak penting, gue mau belajar lagi aja."

"Gue mau kasih tahu sesuatu kok."

"Apa?"

'Gue sayang lo', kata Kai dalam hati tapi pada kenyataannya dia malah bilang, "Besok jam 3 pertemuan pertama klub sains. Harus datang lho!"

"Oh..di mana?"

"Di ruang klub sains lah. Kalau nggak tahu besok gue jemput ke kelas lo deh."

"Nggak usah. Klub sains di deretan area ekskul kan?"

Agak kecewa Kai dengan jawaban Borin. "Iya."

"Jadi, udah itu aja?"

"Lo kenapa sih selalu mau cepat-cepat kalau gue telepon? Lagi belajar apa emangnya?"

"Bahasa Inggris. Serius ini gue emang lagi belajar."

"Iya deh iya, Nona. Gue tutup dulu deh. Tapi besok harus datang ya. Ada yang kangen soalnya."

"Apaan sih..."

"Eh beneran emang ada yang kangen."

"Terserahhh."

"Nomor gue disimpen. Kalo butuh atau ada apa-apa langsung telepon atau chat gue. Oke?"

"Hemmmm..."

"Jangan tidur malem-malem ya. Bye, Borin."

"Oke bye."

Kai menutup telepon. Susah emang suka sama yang namanya Borin. Dicuekin terus. Makan hati sih, tapi gimana lagi udah terlanjur sayang dan nggak mau yang lain lagi.

 

***
 

Sebagai ketua, Kai yang bawa kunci klub sains. Jadi dia yang selalu datang paling awal. Untungnya hari itu, Sunyoung dan Jieun datang cepet juga, jadi Kai ada yang bantuin beres-beres ruang klub sains yang nggak kepake selama liburan.

Setelah itu dateng juga Suho, Jongdae, Mino, dan Jinwoo; empat cowok lain selain Kai di klub sains. Begitu lihat Kai keempatnya langsung saling tos dan bercanda ala cowok yang hanya dimengerti mereka aja.

"Eh katanya ada anak kelas 10 baru ya?" tanya Jieun.

"Oh ya?" Mino ikut nimbrung.

"Iya, dia di kelasnya Bu Haneul. Cantik lho!" jawab Sunyoung.

Suho, Jongdae, dan Jinwoo langsung tertarik waktu Sunyoung bilang kata sakti 'cantik'. Mereka langsung kepoin Sunyoung. Untungnya Sunyoung tipikal cewek kalem yang sabar jadi pertanyaan teman-temannya yang nggak penting diladeni semua.

"Makin sedap aja nih ya klub kita," kata Jongdae, langsung ketawa bahagia.

"Gue kayak pernah denger deh nama Borin. Apa itu ya yang lagi diincer anak-anak di kelas gue? Soalnya mereka bilang emang ada anak kelas 10 yang cantik," sahut Jinwoo.

'Mampus gue.' Yap, itu suara hati Kai. Kai mendadak jadi nggak rela Borin gabung klub sains. Apa dia telepon aja ya Borin biar nggak usah ikut? Susah emang punya inceran cantik. Saingan banyak banget.

Tepat saat itu, pintu terbuka dan malaikatnya Kai pun masuk. Kegalauan yang barusan sempat ada di hati Kai langsung sirna begitu lihat wajah Borin yang cantik-cantik imut. Borin langsung membungkukkan badannya ke para senior. Yang cowok-cowok langsung berdiri menyambut (kecuali Kai yang langsung merasa kalah start). Borin yang kaget karena dapat sambutan yang nggak biasa.

"Borin ya? Gue Suho, kelas 12-A."

"Gue Jinwoo, 12-E. Salam kenal dan selamat gabung klub sains."

"Gue Mino. 12-C. Sini tasnya gue bawain."

"Jongdae, kelas 12-A juga. Makasih lho udah bikin ruangan ini bersinar."

Borin cuma bisa bilang 'eh', 'iya', 'makasih', dan senyum bingung. Kai cuma melihat semua adegan di depan matanya ini dengan stres. Sunyoung dan Jieun cuma cekikikan lihat ulah temen-temennya yang bikin malu kucing tetangga.

Setelah Borin duduk, dia langsung kenalan sama seniornya yang cewek-cewek dan beramah tamah sama mereka. Yang cowok sih ada aja gayanya biar bikin Borin merhatiin mereka.

Tanpa pikir panjang, Kai langsung duduk di samping Borin. Mumpung masih kosong. Borin menoleh ke Kai bentar dan sejenak mereka saling berpandangan. Tapi Borin buru-buru mengalihkan pandangan waktu diajak ngomong lagi sama Jieun.

"Kai, buruan mulai deh. Udah lengkap nih," kata Sunyoung beberapa saat kemudian.

"Sip." Kai berdiri. "Borin, nitip tas gue ya," kata Kai, sengaja dikerasin biar seisi ruangan dengar. Maksud Kai sih biar semua tahu kalau ada 'apa-apa' antara dia dan Borin.

Setelah sampai di depan temannya. Kai langsung mulai pertemuan. "Sore teman-teman, makasih kehadirannya. Jadi hari ini kita mau bahas agenda klub sains tahun ini.........."

Kai pun langsung berceloteh tentang klub sains. Rencana belajar mingguan, outing, lomba-lomba yang mau diikuti, sampe siapa aja guru-guru yang bakal ngajar mereka.

"Udah sih itu aja. Jadi seperti yang udah-udah kita rutin kumpul di sini tiap Kamis sore ya. Ada saran atau yang ditanyain?" kata Kai.

Mino ngangkat tangan. "Kai, perkenalan anggota baru dong. Biar kita semua bisa kenal lebih dekat."

Bingung deh si Kai sekarang. Tapi lihat teman-temannya pada antusias, dia bisa apa? Dilihatinnya Borin yang kebetulan juga lagi ngelihatin Kai. Kai senyum sama dia, niatnya sih mau ngasih sinyal kalo everything's okay biarpun seniornya yang cowok lagi rese. Entah yang dikasih sinyal ngerti apa nggak.

"Park Borin, tolong ke depan sebentar dong."

Borin pun terpaksa berdiri, ya gimana lagi seniornya udah heboh gini. Dia berdiri tepat di samping Kai. Kai pun jadi mikir betapa serasinya dia sama Borin kalo udah berdiri berdampingan.

"Nah guys, ini anggota baru kita. Borin, silakan kenalin diri lo ya biar kita semua saling kenal. Yang akrab aja ya nggak usah pake acara sungkan sama kita-kita."

"Hai semua, ehm aku Park Borin, kelas 10-B. Dulunya dari SMP 2. Aku masuk sini sih diminta sama  Bu Kim Haneul, jadi mohon petunjuk dan bimbingannya ya, Sunbae. Apalagi ya?"

"Hobi-hobi gitu aja," sahut Sunyoung.

"Hobi banyak banget. Tapi paling suka ngedance sama wisata kuliner. Kalo pelajaran paling suka matematika."

"Statusnya apa?" tanya Suho tiba-tiba,

"Status? Belum nikah yang jelas," jawab Borin bikin para cowok langsung senang-senang sendiri. "Udah sih itu aja. Nggak ada yang penting kok."

"Yakin itu aja?" kata Kai senyum-senyum nakal bikin Borin yang ada di sampingnya bingung.

"Jadi ya Borin ini waktu SD, sekolah di SD Cita Hati. Dari kecil dia udah sering ikut lomba MIPA dan sering menang. Bahkan dulu hampir aja sekolah ke Jepang buat pertukaran pelajar tapi dilarang appanya soalnya masih kecil. Di SD dulu dia gabung di dance club, biasanya dia jadi centre. Waktu SMP, dia jadi makin pinter sampai juara Olimpiade Matematika di Universitas Kyunghee," kata Kai melanjutkan perkenalan Borin.

Teman-teman klub sains terdiam. Heran, kok Kai bisa tahu semua itu soal Borin.

"Dan yang paling penting, Borin ini...." Kai berhenti sebentar sambil melirik gadis cantik di sampingnya, "....calon pacar gue."

"Jongin!" Borin reflek memukul lengan Kai.

"Eaaa... jadi ternyata gitu Kai?" kata Suho.

"Yaelah Kai, mundur dah gua," kata Mino.

Kai melirik Borin yang mukanya lagi merah. Yang dilirik langsung buru-buru balik ke tempatnya duduk. Sementara anak klub sains yang lain masih ngecie-ciein.

"Jadi ini akhir kisah Ketua Kai dan Sekretaris Sunyoung dong?" Salah satu yang ada di ruangan nyeletuk. Kai emang selama ini digosipin deket sama Sunyoung di kalangan klub sains.

"Oh iya ya, yang sabar ya Sunyoung," sahut Jinwoo.

"Eh apaan? Kenapa mesti gue sih yang kena?" kata Sunyoung.

"Gue ditendang sama Sunyoung. Dia sekarang lebih milih sama Jongdae!" kata Kai, yang emang selalu nanggepin dengan godain Sunyoung kalo lagi dijodoh-jodohin sama si sekretaris.

"Lah...." Jongdae bingung.

"Kai nggak usah gosip deh." Sunyoung mukanya langsung merah.

"Bukannya kalian ngedate bareng di toko buku pas liburan maren?" Goda Kai.

"Cuma beli buku yaelah," Jongdae bikin pembelaan.

"Lah itu sama aja," sahut Suho.

"Hebat lho, bisa ngalahin Kai di hati Sunyoung," kata Mino.

Acara ledek-ledekkan masih lanjut. Semua pada ketawa, kecuali Borin yang kelihatan kayak lagi bete. Kai langsung berhenti ngeledek Jongdae, waktu Borin pamit duluan.

"Pulang duluan ya semua." Borin menganggukkan kepala ke senior-seniornya.

"Nggak dianter Kai?" Suho nanya.

"Nggak usah. Bye semua. Sampai jumpa."

Dan Borin langsung ngacir. Ngeliat air muka Borin tadi, nggak tau kenapa Kai merasa ada yang nggak beres. Marah lagi dia sama Kai? Emang sih kapan Borin nggak marah sama dia, tapi kali ini ada sesuatu yang bikin Kai galau.

"Eh bentar ya!" Kai lari keluar ruangan diiringi alunan cie dari teman-temannya.

Kai nyusul Borin dan narik lengannya biar si cantik berhenti dan lihat dia.

"Pulang bareng yuk. Gue ambil tas dulu!" Ajak Kai.

Borin melepaskan tangan Kai di lengannya. "Nggak. Gue ada janji sama Yuju," kata Borin, dingin.

Borin jalan lagi, tapi lagi-lagi tangannya ditarik sama Kai. "Lo marah waktu gue bilang lo calon pacar gue?"

Borin nggak jawab. Tapi pandangan matanya yang bagi Kai penuh kebencian udah cukup mengartikan segalanya. Dan hati Kai rasanya sakit banget dapet pandangan seperti itu dari cewek yang dia suka.

"Gue cuma becanda tadi, oke? Lagian kenapa sih? Semua cewek pasti seneng lho kalo gue bilang gitu."

"Jongin, plis ya. Nggak semua cewek tergila-gila sama lo."

Borin melangkah pergi ninggalin Kai. Sumpah rasanya, seperti ada yang nusuk jantung Kai waktu denger apa yang dibilang Borin barusan. Segitunya kah bencinya Borin sama dia.

Kai langsung lari lagi dan berhenti di hadapan Borin. Borin menatapnya, masih dengan pandangan itu.

"Maaf," kata Kai pelan tapi tulus.

Mereka berdiri berhadapan, saling menatap. Dan beban yang tadi dirasakan di hati Kai langsung meleleh waktu pandangan tajam Borin perlahan jadi melunak dan sedikit melembut.

"Ya udahlah. Gue duluan."

Kai putar balik tubuhnya, buat ngelihatin Borin yang perlahan berjalan melangkah makin jauh meninggalkannya.

Tanpa sadar Kai bergumam, "Emang nggak semua cewek tergila-gila sama gue. Contohnya lo, Borin. Dan itu yang bikin lo beda dari lainnya."

 

 

Kau sangat mempesona 
dan ketika kau menghilang segalanya tak lagi sama
Udara menjadi sesak dan berat bahkan aku tak bisa bernafas
Aku mengatakan sesuatu padamu 
walaupun mungkin kau tak mendengarnya
Untuk sesaat, serangan hati, 
pada akhirnya dunia menguasaiku dengan perasaan gembira dari serangan hati ini
Aku sangat menyukaimu 
hingga aku tak peduli kalau aku berhenti bernafas

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment