i. happy birthday
for us, there is only one wishi
// happy birthday.
JUNG HOSEOK (J-HOPE) ; LEE MIJOO
BANGTAN SONYEONDAN ; LOVELYZ
BANGTAN SONYEONDAN ; LOVELYZ
housemates!au
Hal pertama yang terdengar di penjuru rumah adalah bunyi suara barang terjatuh dalam gelapnya ruangan.
Ini adalah hal yang tak biasa untuknya, waktu sudah menunjuk hampir tengah malam, dimana seingatnya (dan hari-hari biasanya sekalipun) partner berbagi rumahnya ini pasti sudah berada di dalam kamar dan menikmati alam mimpinya. Lantas, dengan bunyi debum yang keras itu membuatnya awas seketika. Kakinya melangkah masuk ke dalam rumah sewaan berukuran standar—cukup untuk tempat keduanya tinggal selama ini. Tangan kanannya menyusuri dinding kediaman mereka berdua itu, mencari-cari lokasi saklar lampu.
Begitu lampu menyala, pemuda Jung ini terdiam sejenak. Tidak ada yang salah, tidak ada barang yang terjatuh dan tidak ada tanda-tanda bahwa Lee Mijoo masih terbangun saat ini. Sebab yang menyambutnya hanyalah kesunyian seperti hari-hari sebelumnya. Setidaknya, itulah yang ia kira sampai sebelum langkahnya berhenti pada area dapur, dimana ia disambut dengan sosok anak dara yang disangkanya terbangun itu berada di lantai dengan kue yang ada di lantai. Atas pemandangan itu, Hoseok tertawa lepas, terutama ketika melihat bibir gadis itu ditarik ke bawah dengan tidak senang.
"Kamu mengejutkanku, tahu!"
"Terus... i, ini maksudnya apa? Kok aku yang disalahin?" Masih sempat berucap demikian di sela tawanya itu, pemuda Jung ini. Dengan sigap sang gadis berdiri, menempatkan seloyang cake yang sudah hancur ke atas meja sambil melirik sinis pada partner serumahnya. Pemuda itu baru saja pulang dari acara liburan dengan keluarganya—lalu, inikah yang didapatkannya setelah mereka lama tidak berjumpa? O ya tentu saja, mereka selalu seperti ini, hubungan yang terjalin selalu bagai kucing dan tikus.
"Malas tahu, harusnya aku nggak perlu repot-repot ngucapin kamu," sahut Mijoo. Lututnya sakit, tapi tidak sebanding dengan usahanya yang menuai tawa dari Jung Hoseok. Ini serius. Ia tidak main-main mempersiapkan cake ulang tahun itu, bahkan ia sampai sibuk membuatnya sendirian. Baru Mijoo akan melangkah lagi, namun pemuda itu mencengkram pergelangan tangannya. Ketika ia menoleh, senyum ekstra lebar khasnya sudah berada di sana lagi.
"Sudah hampir jam dua belas nih,"
"—terus?"
"Kamu nggak kangen aku?"
"..." Ia terdiam, cukup lama hingga ponsel Hoseok berbunyi memecah keheningan antara mereka berdua. "Nggak tuh," Iya, kangen—ini maksudnya. Ada yang aneh di sini, karena senyum Hoseok seolah berhasil membiusnya, membuatnya merasa nyaman, membuat amarahnya itu turun seketika. Mijoo tidak menyangka, ada yang bisa membuatnya begini. "Teleponnya diangkat sana," perintah Mijoo.
"Kamu nggak mau ngucapin pertama?"
"..."
"Lee Mijoo, aku ditungguin angkat telepon nih sama eomma," sambungnya.
Seringai itu masih di sana, lebih lebar dan lebih cerah dan seolah baru saja mendapatkan kejutan yang paling meriah di dalam hidupnya. Jung Hoseok, adalah pemuda yang berulang tahun di malam itu. Dan sekalipun ia tidak disambut dengan kue dan lilin—ia bahagia. Sekalipun ada yang harus diralat lagi dalam kalimat anak gadis itu... untuk saat ini, Hoseok tidak keberatan mendengarkannya.
"Met ultah, orang aneh."
Comments