ii. take my jacket, it's cold outside
for us, there is only one wishiI
// TAKE MY JACKET,
IT'S COLD OUTSIDE.
IT'S COLD OUTSIDE.
SONG MINO ; SON CHAEYOUNG
WINNER ; TWICE
WINNER ; TWICE
NEIGHBORS!au
Toko milik neneknya itu masih selalu ramai pengunjung. Tidak pagi, tidak siang, tidak pula malam. Hampir setiap waktu selalu ada pengunjung yang datang. Katanya, toko ini adalah yang paling lengkap di kompleks perumahan mereka dan juga merupakan toko serba ada yang paling mudah dijangkau. Dan sore kali ini tepatnya, pemuda berbadan tinggi itu berdiri di balik kasir mengucakan sepatah-dua patah kata untuk menyambut pengunjung dengan enggan. Seharusnya bukan gilirannya menjaga sekarang, seharusnya ia sudah berada di luar sana pergi jalan dengan teman-temannya yang lain.
"Selamat datang, selamat berbelanja."
Bahkan sebelum kalimatnya diucapkan, sudah ada yang terlebih dahulu mengucapkannya. Yang tidak lain adalah figur anak perempuan bertubuh mungil dengan tinggi yang (hingga kini) belum mencapai bahunya. "Hei," sapanya kepada sang anak perempuan. "Kenapa lemas begitu?" Son Chaeyoung, nama anak perempuan itu menyelip dalam benaknya. Tak butuh waktu lama hingga ujung bibir pemuda kita ini pun ikut tertarik, tangannya dengan canggung berada di tengkuk dan mengusapnya perlahan. Salah tingkah, ya, Mino? PFT.
"Totalnya 25,000 won," ujarnya begitu selesai menghitung belanjaan gadis muda itu. Tidak banyak, hanya beberapa cemilan dan juga perlengkapan mandi lainnya yang Mino asumsikan sudah menipis. Bukannya menghitung pembayaran yang diterimanya, justru pemuda kita ini menatap pada figur familiar di depannya. Hanya terbalut dalam kain tipis ditambah dengan cardingan gelap senada dengan bawahannya, Mino masih terheran-heran bagaimana cara anak perempuan mungil ini selamat dari dinginnya angin malam. "Oppa, pembayaranku...?"
"Oh! Oh! Iya maaf ya, Youngie."
Bodoh. Bego. Tolol.
Ketika selesai menghitung, nama anak perempuan itu segera terselip dari bibirnya lagi. Chaeyoung pun menghentikan langkahnya yang baru saja hendak berputar dan keluar dari toko dengan barang-barang belanjaannya tersebut. "...ya?" tanya sang gadis bingung. Pemuda itu kemudian melepaskan mantel yang menghangatkannya. Sekalipun sudah bercampur dengan bau parfum, sudah lusuh, dan terlihat jelek—tapi masih terpercaya untuk menghangatkan diri, kok. Itu sebabnya, ia berinisiatif untuk menawarkannya pada anak perempuan itu.
Bagaimana pun, Chaeyoung adalah adik kecilnya yang paling ia sayangi dan ia jaga. Bahkan hingga detik ini. Jika kamu berani macam-macam dengan anak perempuan ini, maka kamu harus menghadapi Mino terlebih dahulu. Jika kamu berani naksir dan mengatakan cinta kepadanya, maka kamu harus mendapatkan ijin dari Mino dahulu. Jika kamu berada dekat dengannya kurang dari satu meter, siap-siap saja tangannya ini akan melayang ke wajahmu. Intinya, ia akan selalu berada di dekat Chaeyoung bak penjaganya.
"Kamu pakai ini sana. Di luar itu dingin, nanti kamu sakit repot," Kerut di wajah anak perempuan Son itu seakan bertambah beberapa kali lipat. Chaeyoung menerimanya dengan tanda tanya, menurutnya cardigan yang ia kenakan sudah cukup untuk menghangatkan diri. Toh, rumahnya berada tepat di sebelah toko ini. Toh, jika memang kedinginan ia bisa berlari. "Nggak usah protes, buruan dipakai. Kamu kalau sakit biasanya manja," ujar Mino, tepat sebelum Chaeyoung melakukan aksi protesnya.
Perhatian, tapi bukan perhatian.
Inilah Song Mino untuk Son Chaeyoung, kawan.
Comments