Welcome
Definition of LoveAku melihatnya. Benar-benar melihatnya. Ia berdiri memunggungiku dengan tangan terentang. Posisinya yang berada di pinggir gedung membuatku menahan nafas. Terlebih ketika ia membalikan badannya. Benar, dia Sanghyuk.
Tidak kusesali keputusanku untuk kembali datang ke tempat ini. Aku bisa bertemu dengannya. Dengan senyum manis di bibir, ia mengulurkan tangannya. Menyuruhku untuk mendekat. Nafasku yang masih memburu tidak kupedulikan. Aku berlari menghampirinya. Ingin segera memeluk tubuh hangat yang dulu menjadi tempat sandaranku.
Air mata berjatuhan. Sungai kecil terbentuk di kedua pipi pucatku. Namun, tidak ada niat sama sekali untuk menghapusnya. Hanya satu yang ada di dalam pikiranku. Sanghyuk kembali. Ia pulang.
Dengan tangan terbuka lebar siap untuk memelukku dan senyum manis di wajah, ia menyambutku. Seolah tahu aku akan datang.
Aku merentangkan kedua tanganku. Berharap dapat segera memeluknya. Namun—
Tubuhnya lenyap seketika. Aku memeluk udara kosong. Dan kakiku tidak memijak apapun.
Melayang. Rasanya seperti melayang. Tubuhku terasa ringan tanpa beban. Mataku terpejam tanpa diperintah. Dan tiba-tiba sesuatu yang keras menubruk tubuhku. Sakit. Sungguh. Rasanya seperti ingin mati.
Seketika wajah Sanghyuk muncul di depanku. Ia tersenyum dan kemudian menarik tanganku.
Dia menjemputku
Aku mati
Comments