Chapter 4

Of Americano, Fanfictions and Reality

Semua orang bilang, kalau manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan. Seonkyung percaya itu. Apalagi setelah rencananya untuk hidup bahagia selama-lamanya dengan Baekhyun tidak terjadi. Tuhan merencanakan yang lebih baik untuknya, yaitu hidup bahagia dan tenang selama-lama lamanya dengan laki-laki bermata besar yang mejanya ada di sebelahnya bernama Do Kyungsoo.

Pagi itu sangat tidak biasa untuk siapapun di rumah keluarga Bang. Well, mereka tidak pernah menyangka akan dibangunkan oleh Seonkyung, gadis satu-satuya (selain ibunya) yang bangun paling siang diantara siapapun. Dia bahkan memasak sarapan untuk semuanya, menyuruh Eommanya diam saja menunggu di meja makan. Setelah sarapan, dia naik ke atas untuk mengambil tas dan sepatunya, berpamitan pada orangtuanya lalu pergi dengan Kyungsoo yang sudah menjemputnya.

Junhong, Jongup, Minseok, Mr. dan Mrs. Bang melongo melihat kepergian Seonkyung.

“Aku merestui Kyungsoo menjadi menantuku.” Ujar Appa Seonkyung memecah keheningan.

Sementara itu Seonkyung sekarang sedang tersenyum tidak jelas disebelah Kyungsoo yang sibuk menyetir. Dia puas dengan pujian Kyungsoo yang melihat jepit pemberiannya bertengger manis di rambutnya. Tapi selebihnya, laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa. Seonkyung baru mau mengambil ponselnya saat ponsel Kyungsoo berdering.

Matanya mendelik melihat ID si penelepon. Jung Haeri. Mau apa perempuan itu menelpon Kyungsoo? Ahh kenapa aku tidak suka ini?!!! Haeri tolong jangan bilang kau mau mengambil Kyungsoo dariku. IT’S A BIG NO!! batin Seonkyung berteriak histeris. Dia makin kesal saat melihat Kyungsoo tersenyum menerima telpon itu.

“Iya dia bersamaku,”

“..hahaha suruh siapa kau tidak bertanya dulu.”

“Eh eh, iya cerewet!”

“Hm.. *tertawa* ya sampai jumpa.”

Itu semua jawaban Kyungsoo sebelum mematikan telponnya dan menaruhnya kembali di dashboard. Dia benar-benar tidak menyadari wajah Seonkyung yang sangat kesal sekarang. Kenapa dia terlihat senang sekali saat ditelepon Haeri? Apa ini cuma permainan saja? Jangan-jangan ini cuma akal-akalan mereka berdua, Kyungsoo jadian denganku supaya Howon tidak curiga, tapi ternyata itu hanya untuk menutupi hubungan mereka berdua. Hah! Itu benar-benar.. sangat tidak mungkin. Kau ini berpikir apa sih Seonkyung?! Batinnya sendiri.

Dia terus melamun dan sadar ketika Kyungsoo meraih tangannya dan menggenggamnya erat. Seonkyung langsung melihat kedepan, lampu merah. Dia menoleh kearah Kyungsoo yang sekarang tersenyum padanya.

“Jangan terlalu banyak melamun..” ujarnya lalu mengeratkan genggamannya. Seonkyung mengangguk tanpa berpikir dulu. Otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik. Tidak dengan senyum yang melelehkan hatinya itu.

Tak lama mereka sampai di kantor. Haeri belum sampai, jadi Seonkyung hanya membereskan mejanya yang sedikit berantakan sampai beberapa saat kemudian sahabatnya itu dengan heboh berteriak sesuatu seperti, “Selamat yaa!! Akhirnya kalian tidak jadi jomblo ngenes lagi.”

Sialan, batin Seonkyung, Haeri benar sih. Dia memang jomblo ngenes yang kerjanya membaca fanfiction sambil membayangkan dirinyalah yang mengalami itu. Haeri tersenyum penuh arti padanya sambil berbisik, “Aku dan Howon tak sabar untuk segera bertemu jodoh kami.”

“Pasangan gila. Jangan buat aku bangkrut!” seru Seonkyung mencubit lengan Haeri. Gadis itu tertawa sambil berjalan ke mejanya. “Tenang saja.” Ujarnya sambil menyalakan komputernya. “Ahh, sekarang aku harus membuka biro jodoh karena aku sangat berbakat dalam hal itu!” Haeri tertawa seperti maniak. Seonkyung memutarkan matanya.

“Yang benar saja! Yang ada mereka semua bangkrut karena harus membayar senilai 2 karung tonkatsu!” cibir Seonkyung, Haeri masih terus tertawa. “Memangnya ada yang salah dengan tonkatsu?! Kau ini sinis sekali.”

“Bukan tonkatsunya, tapi jumlahnya! Sudah kubilang kau itu dikasih 2 karung baru puas! Ckck, padahal rasanya begitu-begitu saja!”

“Ehh jangan merendahkan kekuatan tonkatsu! Itu yang membuat aku dan Howon bertemu, tahu?! Oh iya! Bukannya memberi tahu kalau kau dijemput Kyungsoo, jadi aku tidak menjemputmu!”

“Hahaha suruh siapa kau tidak bertanya dulu.”

“Kan biasanya kau itu bangun siang, dan aku sudah terbiasa menjemputmu, jadi kenapa aku harus bertanya?”

Seonkyung menghela nafas lalu kembali duduk di tempatnya, itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Dia melihat tumpukan dokumen yang sepertinya baru sampai. Dengan sedikit kesal karena tumpukannya banyak sekali, dia membuka salah satu dokumen itu dan terkejut melihat isinya.

Bukan, itu bukan terror. Bukan juga surat pemecatan, atau pemotongan gaji. Atau surat peringatan karena dia terlalu sering membaca fanfiction. Itu tulisan tangan seorang Byun Baekhyun. Hanya ada dua kata disana tapi sudah sukses membuat Seonkyung kelabakan.

Kau menyukaiku?

Seonkyung menutup dokumen itu dengan cemas. Darimana dia bisa tahu? jangan-jangan dia mempunyai telepati? Indra keenam? Atau malah ilmu hitam? Eh, apa yang kau pikirkan Seonkyung, pikirnya lalu geleng-geleng kepala. Dia lalu dikagetkan oleh suara Manajer Oh di belakangnya.

“Nona Bang, tolong selesaikan laporan mengenai kunjungan ke cabang Incheon sebelum makan siang ya.” Ujarnya lugas. Seonkyung mendongak pada manajer dibawah umur itu. Keningnya berkerut, dia menarik dokumen yang tadi ada tulisan Baekhyun-nya. Cabang Incheon… Baekhyun? Bukankah dia yang kemarin kesana?

“Maaf, tapi bukankah itu seharusnya tugas Baekhyun?” Tanya Seonkyung, Manajer Oh terdiam sebelum berkata, “Sudah kerjakan saja, kalau anda menyelesaikannya sebelum makan siang, saya kan memberi anda bonus.”

“Bukan begitu, masalahnya saya tidak tahu apa-apa soal cabang Incheon, dan ini harus dilaporkan ke pusat. Kalau ada kesalahan siapa yang akan bertanggung jawab?” protes Seonkyung panjang lebar sukses membuat Manajer Oh terdiam.

“Saya tanya kenapa laporan ini harus dikerjakan saya?”

“Nona Bang, tolong ikut ke ruangan saya.” Ujar Manajer Oh yang segera berlalu ke ruangannya. Seonkyung mengerutkan kening. Dasar Oh Thehun! Apa sih yang dia inginkan? Rutuknya. Dia melewati Haeri yang bertanya ada apa lewat matanya, dan hanya dia balas dengan mengedikkan bahu. Dia benar-benar tidak tahu.

Seonkyung melirik sekilas meja Baekhyun. Laki-laki itu menatap kearahnya dan dia balas dengan glare. Siapa yang kemarin mengajukan diri ikut dengan Manajer Oh? Sekarang kenapa dia tidak mau mengerjakan laporannya? Dasar penggemar eyeliner gila.

“Silahkan duduk.” Ujar Manajer Oh yang sudah duduk di sofa. Seonkyung menurut dan langsung menatap Manajer Oh meminta penjelasan. Dia bisa lihat anak itu gugup.

“Sebenarnya aku hanya ingin membantu Baekhyun hyung! Tolong jangan marah ya noona! Noona sudah lihat kan catatannya? Nanti akan kukembalikan ke Baekhyun hyung, tapi jawab saja dulu pertanyaannya.” Manajer Oh tiba-tiba berubah menjadi Sehun, yang mengingatkan Seonkyung akan Junhong.

“Oh begitu.. tapi, Baekhyun tahu darimana?”

“Jadi itu benar? Wah, padahal aku hanya menebaknya saja.” Ujar Sehun tampak senang. Seonkyung menelan ludah. “Kau menebaknya?! Apa aku sejelas itu?!”

Sehun dengan polosnya mengangguk, “Noona seperti buku terbuka yang mudah dibaca siapapun.” Ujarnya santai. Seonkyung menutup mulutnya. Dia sangat sangat malu sekali.

“Jadi jawabannya iya noona? Eh, tidak apa-apakan kalau aku memanggilmu Noona?”

“Tidak apa-apa, aku punya adik yang seumuran denganmu. Jawabannya.. iya.” Seonkyung mengangguk. Sehun terlihat sangat senang.

“Tapi itu dulu, sekarang aku sudah tidak menyukainya lagi. Lagipula Baekhyun kan menyukai Haeri.” senyum Sehun hilang, keningnya jadi berkerut, “Haeri noona?”

“Yup. Apa aku bisa kembali sekarang? Pekerjaanku masih banyak.”

Sehun baru sadar kalau ini sangat aneh, jadi dia mengangguk, “Maaf mengganggu noona. Jangan galak-galak ya, aku kan butuh bimbingan..” ujarnya pelan. Seonkyung terdiam, dia punya spot khusus untuk adiknya dan Sehun sangat mengingatkannya pada Junhong.

“Iya, maaf ya aku tidak pernah baik padamu.”

Sehun tersenyum, “Terimakasih banyak noona, janji ya jangan beritahu siapapun tentang ini.” dia mengulurkan jari kelingkingnya. Seonkyung tertawa, benar-benar seperti Junhong. Seonkyung menautkan kelingkingnya dengan milik Sehun lalu keduanya tersenyum.

“Kau tidak apa-apa?” Tanya Haeri setelah melihat Seonkyung kembali ke ruangan. Seonkyung menggeleng, “Memangnya aku kenapa?”

“Tidak.. kukira kau dimarahi atau sejenisnya.”

Seonkyung tertawa, “Tidak mungkin! Nanti saja ceritanya, kau lihat itu?” tunjuknya pada tumpukan dokumen di mejanya. Haeri tertawa kecil dan tak sengaja bertemu pandang dengan Baekhyun. Laki-laki itu sepertinya memperhatikan mereka dari tadi. Haeri balas menatapnya dan Baekhyun langsung tersenyum kaku lalu mengalihkan pandangannya ke layar komputernya lagi.

Saat makan siang, Seonkyung sudah tidak sabar untuk segera pergi dari kantor. Tapi saat dia baru mau pergi, Kyungsoo menghampirinya. Dia tersenyum sambil memperlihatkan dua buah kotak bekal makanan. “Kimchi spageti pesananmu.” Ujarnya. Seonkyung tersenyum, sementara Haeri dengan heboh menghampiri mereka berdua.

“Ayo cepat!! Aku sudah lapar!” seru Haeri ribut. Kyungsoo menatap Seonkyung.

“Kita makan di kantin saja?” Seonkyung mengangguk sementara Haeri langsung melesat ke kantin. Seonkyung tersenyum senang karena Kyungsoo tersenyum padanya. Secara aneh jantungnya berdegup kencang hanya karena senyuman itu. Dia jadi memperhatikan Kyungsoo terus sampai tidak sadar kalau dia menabrak seseorang.

“Ah maaf!” seru Seonkyung seketika, dia dapat merasakan tangan Kyungsoo menggenggam tangannya erat. “Kau tidak apa-apa?” Tanya Kyungsoo khawatir, Seonkyung mengangguk lalu mereka lanjut berjalan. Sampai saat dia sudah di dalam lift, dia baru melihat siapa yang ditabraknya.

Byun Baekhyun. Laki-laki itu terdiam sambil melihat kearahnya dengan pandangan yang sulit di jelaskan. Seonkyun menelan ludahnya lagi. Kenapa rasanya tak karuan? Dia merasa sangat tidak enak dan panik tanpa alasan yang jelas. Kyungsoo mengerutkan kening melihat wajah Seonkyung yang tiba-tiba pucat. Dia menarik tangan Seonkyung, dingin. Kyungsoo mengeratkan genggamannya berharap bisa menenangkan Seonkyung.

“Ada apa? Wajahmu pucat.” tanya Kyungsoo khawatir. Seonkyung segera menoleh ke Kyungsoo dan mengeratkan genggamannya. “Tidak ada apa-apa. Tenang saja.” Seonkyung tersenyum, hatinya sudah lebih tenang sekarang, apalagi saat dia melihat senyum Kyungsoo.

Mereka bertiga sampai di kantin dan Haeri sudah melesak ke antara karyawan lain yang mau membeli makanan. Tapi Seonkyung menariknya sebelum terlambat, “Tidak usah, Kyungsoo memasak untuk kita.”

Haeri terdiam. “Kyungsoo? Masak? Woah!” gadis itu lalu berjalan duluan mencari tempat kosong. Mereka berdua duduk berhadapan dengan Haeri yang duduk sendiri.

“Cepat Kyungsoo! Kau memasak apa?” serbu Haeri saat Kyungsoo sedang membuka bekal makan itu. Dia membukanya dan menyodorkan salah satu kotak makan yang lebih kecil pada Haeri, “Kimchi spageti.” Ujarnya. Mata Haeri berbinar cerah dan langsung mengambil sumpit, dia baru akan memasukkan makanan ke mulutnya saat melihat Seonkyung dan Kyungsoo berdoa dulu. Dia tertawa kecil sebelum ikut berdoa.

“Mari makan!!” seru Haeri setelah selesai berdoa. Dia segera mencoba masakan Kyungsoo sementara Seonkyung terdiam. Dia dan Kyungsoo akan makan dari bekal yang sama. Haeri yang menyadari Seonkyung malah terdiam melihat kotak bekal mereka lalu tertawa.

“Cieee satu untuk berduaa!!” godanya pada Seonkyung. Gadis itu hanya meng-glare Haeri membuatnya makin kencang tertawa. Sementara Kyungsoo menutup mukanya karena malu.

“A-aku tidak akan ikut makan..” ujar Kyungsoo menaruh kembali sumpitnya. Seonkyung menoleh padanya. “Eh jangan.. tidak apa-apa, aku tidak keberatan.” Ujarnya menyerahkan kembali sumpit Kyungsoo. Keduanya tersenyum dan Haeri tertawa melihatnya.

“Kalian seperti anak SMA saja. Tapi Kyungsoo, masakanmu benar-benar enak! Kalau saja aku punya pacar yang bisa memasak.. Howon itu masak telur saja gosong.” Rutuk Haeri sambil terus makan. Kyungsoo tertawa sambil mengucapkan “Sama-sama.” Haeri balas tersenyum padanya dan baru menyadari kalau Seonkyung meng-glarenya. Haeri tersedak.

“Aku hanya memuji Kyungsoo, sudah kubilang aku tidak akan meninggalkan Howon bahkan untuk Hoya Infinite! Tidak usah melihatku seperti itu.”

Mata Seonkyung mendelik, wajahnya langsung merona hebat sementara Haeri tertawa. Kyungsoo menoleh kearah Seonkyung yang ada disampingnya dan tersenyum, rasanya lega. Kalau dia cemburu berarti dia memang menyukaiku kan? Batin Kyungsoo. Senyum terus terpaku di bibirnya sampai Haeri melihatnya.

“Yah Kyungsoo! Jangan tersenyum terus! kau terlihat bodoh!” seru Haeri sambil tertawa. Kyungsoo mendelik, “Enak saja!” balasnya. Seonkyung hanya tertawa kecil melihatnya.

Mereka bertiga terus saja makan sambil mengobrol dan bercanda. Berbeda jauh dengan seorang laki-laki yang Seonkyung dapati duduk sendiri sambil melihat kearah mereka. Baekhyun. Tingkahnya aneh sekali hari ini, mulai dari catatan di laporannya, saat tadi ditabrak dan sekarang. Seonkyung bergidik saat melihat Baekhyun balas menatapnya.

“Ada apa?” Tanya Kyungsoo yang menyadari Seonkyung bergidik. Dia mengikuti arah pandang Seonkyung dan tidak melihat apapun. Seonkyung menggeleng, “Tidak ada apa-apa..”

Kyungsoo menghela nafas. Dia sebenarnya agak tidak suka begini. Seonkyung belum terbuka padanya, belum mencarinya saat dia membutuhkan seseorang, belum menceritakan semuanya langsung padanya. Tapi mau bagaimana lagi, Kyungsoo bukan tipe pemaksa.

Selesai makan, Kyungsoo dan Haeri pergi mengambil jatah Americano mereka, sekalian Seonkyung. Sementara gadis itu tidak ikut karena dia masih ada pekerjaan yang ingin segera dibereskan. Ketiganya berpisah di lobi, Seonkyung kembali ke mejanya dan mendapati Baekhyun didekat meja Haeri. Keduanya bertemu pandang dan Baekhyun langsung tersenyum pada Seonkyung.

Seonkyung bingung harus merespon apa. Tapi setelah dipikir-pikir, kenapa dia jadi tidak berteman dengan Baekhyun hanya karena dia menyukai Haeri? Jadi dia membalas senyum Baekhyun, lagipula dia sekarang sudah memiliki Kyungsoo.

“Kemana Haeri dan Kyungsoo?” Tanya laki-laki bermarga Byun itu. Seonkyung menyadari tangannya menelusuri pinggiran meja Haeri.

“Biasa, Americano.” Jawab Seonkyung singkat. Bibir Baekhyun membulat. “Kenapa kau tidak ikut?”

“Aku malas, masih banyak yang harus aku kerjakan, jadi aku titip saja.”

“Oh.. eum.. maaf soal laporan tadi..” ujar Baekhyun akhirnya setelah cukup lama. Seonkyung mendongak, wajahnya langsung memerah dan anehnya, jantungnya berdebar-debar lagi.

“Aku minta maaf waktu itu aku tidak tahu.. aku malah seenaknya meminta bantuanmu. Aku benar-benar minta maaf.” Baekhyun berujar pelan. Seonkyung terus menatap Baekhyun tidak percaya. WTF? APA MAUMU BYUNBAEK?! Batinnya berteriak. Jantungnya benar-benar tidak karuan sekarang, dan tanpa dia sadari wajahnya memerah.

“Sudahlah lupakan saja, aku sudah tidak memikirkannya.”

Itu tidak sepenuhnya benar. Tapi untuk apa terlalu jujur. Lagipula motif si ByunBaek itu belum diketahui. Jangan-jangan dia mau mempermalukanku didepan umum? Aahh maksudnya apa ini?!! Untuk apa membicarakan ini dan aku bersumpah ini keadaan paling canggung seumur hidupku! Konyol sekali orang ini.

Seonkyung terus menerus bergerak di kursinya tak nyaman. Dia benar-benar tidak nyaman apalagi dengan tatapan-yang-katanya-tulus dari Baekhyun itu. Tangannya terus menerus menelusuri pinggiran meja Haeri, dan Seonkyung dengan sengaja berdeham. Baekhyun langsung menarik tangannya dari sana dan tersenyum canggung. Sementara itu Haeri dan Kyungsoo baru datang dan melihat pemandangan aneh barusan mengerutkan kening.

“Baekhyun-ah, ada perlu apa?” Tanya Haeri semanis mungkin supaya Seonkyung ‘bebas’. Baekhyun langsung menatap Haeri sambil tersenyum senang sementara Seonkyung menghela nafas lega. Kyungsoo menyerahkan Americanonya sambil tersenyum.

“Ini punyamu. Pekerjaanmu sudah selesai?” tanyanya penuh perhatian. Seonkyung tersenyum lalu mengucapkan terimakasih.

“Belum, aku belum mem-fotokopi berkas ini.”

Mulut Kyungsoo membulat, lalu dia mempersilahkan Seonkyung untuk mem-fotokopi berkas yang merupakan tugasnya. Bersamaan dengan perginya Seonkyung, Baekhyun juga kembali ke mejanya. Dia bukan tipe pencemburu, sungguh. Tapi melihat Baekhyun dan Seonkyung tadi, Kyungsoo jadi penasaran, apa yang mereka obrolkan? Kalau dia bertanya pada Seonkyung, tidak enak, rasanya aneh.

Sementara itu Seonkyung terdiam, memikirkan semua tingkah aneh Baekhyun.

Jangan jangan dia ternyata akhirnya menyukaiku. Karma eh? Jadi sekarang si ByunBaek itu mau mendekatiku dan memintaku jadi pacarnya. Dan kita akan hidup bahagia selama-lam.. eh, lalu Kyungsoo? Seonkyung baru sadar dari lamunannya dan menoleh pada sekat yang memisahkan mejanya dan meja Kyungsoo. Laki-laki itu, yang baru satu hari resmi menjadi pacarnya. Bagaimana dia bisa melupakannya? Tidak mungkin tidak mungkin tidak mungkin!!! Aku sudah berusaha move on dari laki-laki penggemar eyeliner itu! Dan aku harusnya memikirkan masa depanku yang indah bersama Do Kyungsoo.

Seonkyung tertawa sendiri. Beginilah dia. Kalau sudah melamun, rasanya dia sedang membuat novel bersambung yang berlanjut sampai sekuel ketujuh seperti Harry Potter(?).

Seminggu kemudian.

Well, sekali lagi kau tidak tahu apa yang akan Tuhan rencanakan padamu. Dan Seonkyung tidak tahu kenapa sekarang keadaannya jadi seperti cerita novel murahan yang endingnya mudah ditebak: diam-diam dia keluar dengan Baekhyun tanpa sepengetahuan Kyungsoo.

Sebagai perempuan, Seonkyung tidak menampik kalau perasaannya pada Baekhyun tidak bisa hilang begitu saja. Tapi bukan berarti dia menjadikan Kyungsoo pelarian juga. Dia tulus menyukai laki-laki bermata besar itu. Jadi sekarang dia bingung. Baekhyun sudah mengetahui perasaannya dan tidak ragu-ragu menunjukkan perhatian lebih padanya. Tapi di sisi lain Kyungsoo sudah menjadi pacarnya dan mencintainya dengan tulus dan sepenuh hati.

Hati kecil Seonkyung berteriak kalau dia salah saat mengiyakan ajakan Baekhyun untuk pergi bersama. Tapi sebagian lainnya tetap berdebar keras karenanya.

“Kembalilah ke bumi Seonkyung!” tegur Haeri kesal. Mereka sedang berada di salon berdua, dan Haeri sudah mengajak Seonkyung mengobrol panjang lebar hanya untuk mengetahui kalau sahabatnya itu tidak mendengarkannya. Seonkyung terlihat kaget lalu menatap Haeri yang menghela nafas.

“Kau ini melamunkan apa? Korea Utara? Tenang saja perang itu bukan urusanmu.”

Mata Seonkyung mendelik. “Memang kau bicara apa tadi?”

“Kubilang aku akan keluar kerja.”

“Oh.. EH, APA?!”

“Tadi kau sepertinya tidak peduli.. iya, aku akan keluar dari pekerjaanku sekarang.”

“Kenapa?” Seonkyung melihat Haeri mengecek jam melalui jam tangannya. Hmm, pasti jam tangan baru. Bagus sekali.. sepertinya aku pernah lihat… batin Seonkyung sekali lagi mengabaikan Haeri yang sedang menjelaskan jawabannya.

“Itu jam tanganmu.. baru ya?” Tanya Seonkyung. Haeri tersenyum lalu mengangguk. Oh! Itukan jam yang dibeli Kyungsoo waktu itu!!

“APA? JADI JAM ITU UNTUKMU?! WTF HAERI KENAPA KAU BARU MEMAKAINYA SEKARANG?!”

Haeri menutup telinganya karena Seonkyung benar-benar berisik. Dia tertawa melihat reaksi Seonkyung.

“Karena aku meminta jam sebagai pajak kalau dia berhasil pacaran denganmu! Dan aku sudah memakainya di hari kedua kalian pacaran dan itu sekitar 5 hari yang lalu!!”

Seonkyung geleng-geleng. Kenapa dia baru sadar? “Kenapa aku baru sadar ya..”

“Mungkin karena kau terlalu sibuk pergi berdua dengan ByunBaek.” Ujar Haeri cuek. Seonkyung langsung mendelik. “Jangan membantah Nona Bang! Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau lakukan di belakang Kyungsoo!” Seonkyung makin terdiam. Bagaimana Haeri bisa tahu soal itu?

“Aku dan Howon melihatmu waktu kau dan Baekhyun pergi. Menonton film huh? Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranmu.”

“Memangnya kenapa? Apa yang salah kalau aku pergi menonton dengannya?”

“Yang salah itu statusmu yang sudah berpacaran dengan Kyungsoo. Puas?”

Seonkyung terdiam lagi. “Kyungsoo tidak tahu kan soal kau pergi dengan Baekhyun?” dia menggeleng. Bagaimana dia bisa memberi tahu hal itu pada Kyungsoo?

“Dan Baekhyun tidak tahu kalau kau sudah berpacaran dengan Kyungsoo?”

Seonkyung menggeleng lagi. Laki-laki itu memang tidak menyinggung soal Kyungsoo sama sekali. Haeri berdecak di sebelahnya, gadis itu berdiri karena rambutnya akan dibilas, tak berapa lama Seonkyung mengikuti jejaknya. Haeri tidak mengatakan apapun sampai rambut mereka selesai. Bahkan sampai mereka pergi dari salon itu dan menuju sebuah toko tas.

“Aku diam karena aku tidak mau terlalu ikut campur. Sebenarnya tanganku sudah gatal ingin menelpon Baekhyun dan menanyakan tujuan sebenarnya mengajakmu pergi. Tapi Seonkyung, aku rasa aku tidak perlu mengingatkanmu soal Kyungsoo. Untung dia belum tahu apa-apa soal ini.”

“Kau membuatku sangat bersalah padahal yang kulakukan hanya pergi dengan Baekhyun.”

Haeri menghentikan kegiatannya melihat-lihat tas dan langsung meng-glare Seonkyung. “Jangan kira aku tidak tahu. Kau masih menyukainya kan? Aku tidak akan mempermasalahkannya kalau kau hanya jalan biasa dan kau memberitahu Kyungsoo soal itu!”

“Memangnya kau memberitahu kalau kau jalan dengan orang lain selain Howon? Kau tidak mengerti posisiku Haeri!” suara Seonkyung mulai meninggi.

“Ya aku memberitahunya! Aku memberitahu semuanya pada Howon karena itulah dasar sebuah hubungan Seonkyung! Kepercayaan! Dan aku sangat mengerti posisimu karena aku pernah merasakannya! Kau ingat Hongbin kan?!” Haeri tidak mau kalah. Tapi volume mereka masih dalam batas wajar jadi tidak terlalu menarik perhatian.

Seonkyung terdiam tidak bisa membalas. Tentu saja dia ingat Hongbin, dulu sebelum Haeri jadian dengan Howon, dia menyukai Hongbin dan sisa ceritanya hampir sama dengan apa yang dia alami sekarang.

“Tapi aku masih menyukai Baekhyun..” suara Seonkyung melemah. Haeri berdecak, dia menarik Seonkyung ke kasir karena sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

“Terimakasih.” Suara pekerja di toko itu mengiringi Haeri dan Seonkyung yang keluar dari sana. “Makan saja dulu ya? Mau dimana?” Tanya Haeri, dia tidak suka kalau sahabatnya itu dalam mood seperti ini.

“Terserah.” Seonkyung menjawab seadanya. Dia membiarkan Haeri menariknya ke restoran yang sering mereka datangi saat ponselnya berbunyi. Seonkyung melihat ID si penelepon, ternyata Kyungsoo. Senyum terkembang di bibirnya tanpa sadar dan Haeri menaikkan sebelah alisnya.

“Halo Kyung..”

Hati Haeri langsung lega begitu mendengar nama Kyungsoo. Dia menarik Seonkyung ke sebuah meja di tengah ruangan.

“Iya, aku baru saja mau makan, kau sudah?”

“…”

“Hmm, iya.. tentu saja.”

“…”

“Dah Kyung.”

Seonkyung tersenyum sambil mematikan teleponnya. “Kau yakin masih menyukai Baekhyun?” Tanya Haeri dengan tatapan serius. Dia bingung harus menjawab apa, sepertinya tidak. Karena hanya saat bersama Baekhyun, dia baru merasakan hal yang aneh, berbeda dengan Kyungsoo yang dengan hanya memikirkannya sudah membuat perutnya serasa ada kupu-kupu di dalamnya.

“Kau tidak yakin kan? Apalagi yang kau mau, Kyungsoo sudah serius denganmu dan kau malah bermain-main dengan hatinya. Pilih yang pasti saja Seonkyung.”

Hati Seonkyung sekarang tenang. Haeri benar. Dia harusnya memilih Kyungsoo saja. “Apa yang kau lakukan pada Hongbin waktu itu? Apa Howon dan dia bertengkar?” Tanya Seonkyung penasaran. Dia tidak pernah tahu kenapa tiba-tiba Hongbin menjauh dari Haeri 3 hari setelah mereka pergi bersama. Haeri menggeleng sambil tertawa. “Tidak keduanya, dia hanya melihatku dan Howon berdua di depan kelas. Itu saja.”

Mata Seonkyung membelalak. “Kalian berdua benar-benar tidak melakukan apapun?”

“Tidak! Aku bersumpah. Itu di depan kelas, apa yang aku berani lakukan disana? Tapi aku bersyukur kalau Hongbin itu seorang gentlemen yang tidak mengganggu seseorang yang sudah punya pacar.”

“Jadi aku harus apa?” Tanya Seonkyung bingung. Haeri berdecak.

“Bilang pada Baekhyun kalau kau dan Kyungsoo sudah pacaran, bilang dan minta maaf pada Kyungsoo kalau kau sudah jalan dengan Baekhyun tanpa sepengetahuannya. Oh, apa harus aku yang bilang pada Baekhyun?”

Seonkyung berterimakasih pada Haeri, dia benar-benar sangat membantu. Dan dia menyerahkan soal Baekhyun pada gadis itu sepenuhnya. Entah kenapa sekarang rasanya malas untuk membicarakan Baekhyun. Jadi dia mengalihkan pembicaraan.

“Kau bilang kau ingin keluar dari kantor? Kenapa?!”

“Karena aku akan pindah ke kantor Howon.” Balas Haeri setengah tidak fokus. Dia sibuk makan.

Seonkyung tak percaya, “Jangan bilang kau menggunakan koneksi Howon untuk bisa masuk ke sana?” mengingat perusahaan tempat Howon bekerja itu sangat ketat dalam penyeleksian karyawan baru.

“Enak saja! Aku murni masuk kesana sendiri! Howon bahkan tidak tahu soal itu! Dan kau tahu aku bekerja di posisi apa?” mata Haeri berbinar-binar. Seonkyung menebak seadanya, “Resepsionis?”

“Sekretaris Howon bodoh.” Haeri tak senang dengan jawaban Seonkyung sementara gadis itu hanya tertawa keras. “Ohh, kapan kau mulai bekerja disana? Ya Tuhan kenapa aku lupa kalau Howon sekarang sudah jadi General Manager.” Seonkyung facepalm. Sementara Haeri tertawa-tawa kecil seperti orang stress.

“Umm, Senin?”

“APA? SECEPAT ITU?! KURANG AJAR KAU BARU MEMBERITAHUKU SEKARANG!” Seonkyung tak terima, Haeri hanya tertawa lebih kencang.

.

Hari Minggu berlalu dengan cepat dan Seonkyung tanpa sadar sudah bersiap-siap ke kantor di Senin pagi yang cerah ini. Gadis itu berpamitan pada orangtuanya dan duduk di kursi penumpang disebelah Kyungsoo. Keduanya tersenyum pada satu sama lain setelah memakai sabuk pengaman.

“Kudengar Haeri pindah?” Tanya Kyungsoo. Matanya menatap sebentar pada Seonkyung yang sibuk dengan ponselnya. Gadis itu mengangguk pelan. “Menjadi sekretaris Howon. Enak sekali hidupnya, seperti di fanfiction saja.”

Kyungsoo tertawa pelan, “Kau iri ya? Kau mau menjadi sekretarisku?” matanya mengerling jahil dan Seonkyung hanya mendelik.

“Sekretaris apanya?!”

“Kalau aku bilang aku di promosikan?” Mata Seonkyung membulat, “Kau bercanda kan.” Dia tidak percaya. Kyungsoo tertawa dan mengangguk, “Iya, tentu saja.” Seonkyung langsung memukul lengannya pelan.

“Haha, kau sudah sarapan?”

“Hmm,” Seonkyung menggumam sambil mengangguk. Dia menanyakan hal yang sama pada Kyungsoo tapi laki-laki itu menggeleng.

“Kenapa belum?” dia heran. Kyungsoo tidak pernah melewatkan sarapan. Dia orang yang sangat teratur. Seonkyung mendekat dan mengusap pipi Kyungsoo pelan dan menyadari kantung mata Kyungsoo.

“Aku sibuk akhir-akhir ini. Banyak yang harus kukerjakan..” Kyungsoo tersenyum.

Jantung Seonkyung berdetak tak nyaman. Hatinya terasa ngilu, seakan-akan ada yang menusuknya dengan keras.

Dan itu adalah kenyataan bahwa beberapa hari ini dia tidak memperhatikan Kyungsoo.

Tentu saja itu ada hubungannya dengan Baekhyun. Laki-laki yang sudah berhasil membuat Seokyung melupakan Kyungsoo untuk beberapa saat. Dia mengusap pipi Kyungsoo lagi yang tampaknya kelihatan sedikit mengurus. Hatinya sakit lagi.

“Kau tetap harus makan sesibuk apapun dirimu Kyung, lihat kantung matamu.” Ujar Seonkyung menekan sedikit bagian kantung mata Kyungsoo.

“Kalau begitu temani aku sarapan?” Mata coklatnya menatap Seonkyung penuh harap. Kyungsoo terlihat sangat lucu dan Seonkyung langsung tertawa.

“Baiklah Tuan Do! Mau makan dimana?”

Kyungsoo tersenyum sambil membelokkan mobilnya ke sebuah restoran dekat kantor mereka. Mata Seonkyung mendelik melihatnya, dia kaget karena banyaknya pengunjung di restoran itu. Dia melihat jamnya. Baru jam setengah 8, tapi apa mereka bisa segera makan dan pergi ke kantor sebelum jam masuk?

Pemuda itu tersenyum melihat gadis disebelahnya yang tampaknya panik. Dia segera memarkirkan mobilnya dan keluar diikuti gadis itu.

“Tenang saja, aku pelanggan tetap disini, dan pemiliknya juga sahabatku.” Ujar Kyungsoo sambil menarik tangan Seonkyung supaya lebih dekat dengannya. Seonkyung mengangguk dan melihat sekeliling restoran itu. Dia melakukannya supaya pipinya yang memerah karena perlakuan Kyungsoo barusan cepat hilang.

Seonkyung membulatkan matanya saat sadar dia dibawa kemana. Tapi semua protesannya terlambat karena mereka sudah memasuki ruang HRD.

“Hai hyung.”

“…Kyungsoo-yah!” seorang laki-laki berumur sekitar 26 tahun langsung menghambur untuk memeluk Kyungsoo. Seonkyung menjauh sedikit dan melihat papan nama di meja kerja yang ada disana.

Kim Ryeowook.

“Lihat siapa yang datang kesini setelah satu minggu tak ada kabar dan membawa pacarnya.” Goda Ryeowook pada Kyungsoo. Pemuda yang lebih muda tertawa dan mencubit pelan tangan Ryeowook.

“Jangan begitu hyung, maaf akhir-akhir ini aku sibuk sekali. Dan sekarang aku buru-buru. Yang biasa ya?”

Ryeowook tersenyum dan mengangguk. “Baiklah, sekarang kau tunggu saja di mejamu, ini akan kurang dari 10 menit.” Setelah itu mereka keluar dan duduk di sebuah meja kosong, jauh dari keramaian. Ruangan ini agak tersembunyi dari bagian utama restoran. Hanya ada beberapa pasang orang yang tampaknya buru-buru.

Kyungsoo tersenyum sambil menatap Seonkyung yang masih heran dengan tata ruang restoran itu. Sentuhan Seonkyung di pipinya tadi membuat hatinya menghangat. Harusnya dari dulu seperti ini, pikirnya sedikit menyesal. Kyungsoo terus memperhatikan Seonkyung yang sekarang sibuk membalas pesan. Sepertinya dari Haeri. Dia baru sadar ketika pesanannya datang.

“Makanlah dengan tenang, kantormu kan dekat dari sini.” Ujar Ryeowook penuh perhatian. Seonkyung tersenyum melihat Kyungsoo mengangguk dan mulai makan.

“Oh iya hyung, perkenalkan, Seonkyung.. ehm, pacarku. Seonkyung, perkenalkan Ryeowook hyung, seniorku di kampus.” Kyungsoo memulai. Seonkyung balas tersenyum pada Ryeowook.

“Woah, jadi benar ini pacarmu?! Tidak kusangka kau sudah besar Kyungie!!! Aku ikut senang!! Kim Ryeowook.” Pemilik restoran itu heboh dan berjabat tangan dengan Seonkyung.

“Bang Seonkyung.” Balasnya ramah.

Ketiganya berpisah 20 menit kemudian, setelah Ryeowook berpesan agar Kyungsoo sering datang ke restoran itu bersama Seonkyung. Keduanya menyanggupi dan segera pergi ke kantor.

Sesampainya di kantor, Seonkyung mengerutkan kening karena rekan-rekannya heboh melihat sesuatu di papan pengumuman. Ada apa? Pengumuman kalau Baekhyun sebenarnya gadis dan sekarang hamil? Pikiran Seonkyung sudah melantur pagi-pagi begini. Dia ingin tertawa saat berhasil menelusup dan melihat pengumuman yang membuat semuanya heboh.

PENGUMUMAN PROMOSI JABATAN

GENERAL MANAGER: KYUNGSOO DO.

Mata Seonkyung membelalak. WHAT THE HELL?!!! APAKAH INI MIMPI KARENA AKU MENJADI PACAR SEORANG GENERAL MANAGER?! KYUNGSOO-KU SEORANG MANAGER SEKARANG!??!

Batinnya sudah berteriak tidak jelas, dia memutar tubuhnya dan melihat Kyungsoo yang tampaknya tidak kaget, dia tersenyum dan mengucapkan ‘terimakasih’ kepada semua orang yang mengucapkan selamat padanya. Seonkyung tanpa pikir panjang langsung menghambur ke arah Kyungsoo.

“Selamat Kyungsoo-yah! Kau hebat sekali..” pujinya terang-terangan. Kyungsoo tersenyum lembut padanya.

“Terimakasih..”

Seonkyung baru sadar kemudian meng-glare Kyungsoo tajam. “Kau! Berarti yang tadi itu tidak bercanda kan!” Kyungsoo langsung tertawa dan menggeleng. Tangannya menarik tangan Seonkyung membawanya mendekat.

“Maaf, aku hanya ingin memberimu kejutan.” Suaranya lembut dan tulus membuat tatapan Seonkyung melunak dan sekarang dia tersenyum.

“Baiklah, kejutan! Kita harus merayakannya!!” serunya ceria. Kyungsoo tertawa, “Iya iya, kita akan merayakan ini dengan Haeri dan Howon?”

“Ide bagus!”

Keduanya tersenyum satu sama lain, dan kembali ke meja masing-masing. Eh, Kyungsoo tidak mungkin duduk disebelahnya lagi kan? Seonkyung melirik meja Haeri yang sekarang kosong. Rasanya sepi tidak ada sahabatnya satu itu, apalagi Kyungsoo juga akan pindah. Jadi sekarang tinggal ada dia dan…

“Selamat ya Kyungsoo!” suara Baekhyun menyadarkan Seonkyung dari lamunannya. Laki-laki itu sedang menyalami Kyungsoo dan sekarang sedang mengobrol.

Jadi sekarang tinggal ada dia dan ByunBaek di ruangan itu!! Bagaimana ini, apa yang akan terjadi nanti? Jangan-jangan dia akan pindah meja ke sebelahku dan dia akan mendekatiku lagi?! Tidak! Aku tidak mauuuuu!!! Kenapa Haeri dan Kyungsoo harus pindah?!!!

Pikiran-pikiran negatif langsung berkecamuk di kepala Seonkyung. Ya, selebihnya akibat terlalu membaca fanfiction. Gadis itu terlalu larut dalam pikirannya sendiri sampai tidak sadar kalau Baekhyun menyapanya.

“Seonkyung-ah!” seru Baekhyun sekali lagi. Seonkyung mengerjap dan menatap ke sumber suara.

“Eh?”

“Kau senang sekali melamun,” ujar Baekhyun menyentil pelan dahi Seonkyung. “Ya!” seru Seonkyung tak terima dan Baekhyun tertawa.

“Maaf maaf, habis dari tadi aku memanggilmu kau diam saja.”

“Hmm,” Seonkyung hanya menanggapi dengan singkat. Haeri bagaimana sih? Apa dia benar-benar sudah memberitahu Baekhyun soal Kyungsoo atau tidak? Kenapa masih seperti ini.

“Wah wah, cuek sekali.” Komentar Baekhyun, Seonkyung terdiam. “Haeri pindah ya?” tanyanya kemudian.

“Ya..”

“Kemana?”

“Kenapa kau tidak tanya sendiri padanya? Kupikir dia akan senang hati menjawabnya.” Jawab Seonkyung dingin. Maksudnya dia ingin segera mengusir Baekhyun. Belum tatapan Kyungsoo yang sulit dijelaskan membuat dirinya sangat tidak nyaman. Tapi apa yang didapatnya sangat jauh diluar dugaan.

Baekhyun mendekat dan menyentuh dagu Seonkyung dengan lembut, membuatnya menatap langsung ke mata laki-laki itu. “Kau cemburu?” ujarnya pelan dan penuh perasaan.

Seonkyung jungkir balik dalam pikirannya. Dia jadi sulit berbicara, tatapan Kyungsoo jadi semakin tajam. Dan demi semua mata burung hantu di dunia ini, mata Kyungsoo sangat menyeramkan.

Seonkyung hanya terdiam. Rahangnya mengatup keras, tatapannya berubah menjadi glare tajam. Dia kaget ketika Kyungsoo tiba-tiba pergi meninggalkannya dengan Baekhyun. Dia bahkan tidak mengatakan apapun. Bisa dipastikan Kyungsoo marah.

Tanpa berpikir panjang Seonkyung berjalan cepat menyusul Kyungsoo. Tidak boleh. Ini tidak boleh terjadi. Kyungsoo tidak boleh putus denganku. Aku tidak mau putus dengannya! Seonkyung panik. Langkahnya dipercepat.

Akhirnya Seonkyung berhasil menyusul Kyungsoo dan menarik lengannya. Wajahnya tidak berekspresi. Tapi matanya mengatakan segalanya, dan Seonkyung ingin menangis karena merasa sangat bersalah.

“Kenapa kau tiba-tiba pergi?”

“…”

“K-Kyungsoo..”

“…”

Seonkyung benar-benar panik sampai tidak tahu harus melakukan apa. Dia berusaha keras untuk tidak menangis. Entah kenapa hatinya rasanya sakit sekali.

“Aku butuh waktu sendiri.”

Jawaban Kyungsoo begitu singkat. Dia melepaskan tangannya dari pegangan Seonkyung dengan pelan. Lalu berjalan begitu saja.

Apa yang telah aku lakukan?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kimxgyu #1
di-subscribe dulu yah, lagi sibuk soalnya jd belom bisa baca :D fighting authornim!!
kimxgyu #2
di-subscribe dulu yah