Chapter 2

Of Americano, Fanfictions and Reality

Seonkyung tidak mau berharap banyak pada Kyungsoo yang memberinya perhatian lebih.

Dia takut kalau itu imajinasinya saja yang membuatnya menyangka kalau Kyungsoo menyukainya. Siapa tahu kalau Kyungsoo memang perhatian begitu kan? Dia belajar dari perhatian kakak kelasnya dulu di SMA, Woohyun. Pemuda itu ternyata memang aslinya perhatian. Seonkyung menghabiskan akhir semester 2 di kelas sebelasnya dengan pemikiran kalau Woohyun menyukainya. Ternyata, dia sudah memiliki kekasih yang dua tahun lebih tua darinya.

Mengingat Woohyun, Seonkyung jadi sedih, karena kalau benar Kyungsoo seperti kakak kelasnya itu, berarti dia harus siap patah hati lagi. Karena semenjak kejadian note di cup Americanonya itu, Seonkyung memutuskan untuk menyukai Kyungsoo. Kadang dia merasa kalau Kyungsoo tidak menyukainya, karena laki-laki itu tidak pernah menunjukannya! Kadang dia sangat perhatian secara tiba-tiba, tapi selebihnya, dia dingin. Dia lebih akrab pada Haeri.

Memangnya apa salahku sih?! Kenapa dia hanya dekat pada Haeri saja!! Seonkyung menendang selimutnya dari tubuhnya. Dia sampai tidak bisa tidur karena ini. Dia memutuskan untuk mengambil ponselnya untuk mendengarkan lagu saat melihat ada pesan masuk.

Kenapa aku tidak mendengarnya ya? Batin Seonkyung, dia membuka pesan itu. Pesan-pesan lebih tepatnya. Karena ada 3 pesan yang masuk dan semuanya dari “DO KYUNGSOO?! AAAHHHH.”

Kali ini suara jatuh itu tiga kali. Seonkyung menutup mulutnya. Dia kelepasan karena terlalu senang. Seonkyung menutup matanya dan bersembunyi di bawah selimut ketika tiga saudara laki-lakinya itu mendatangi kamarnya.

“Kau ini kebiasaan berteriak malam-malam. Ponselku sampai jatuh dari genggamanku tahu!” seru Minseok, kakak tertuanya. Selimutnya ditarik oleh Junhong dan ponselnya langsung diambil Jongup.

“Do Kyungsoo itu yang kemarin menjemput dia kan?” Tanya Jongup. Minseok dan Junhong mengangguk. Seonkyung baru sadar kalau ponselnya di genggaman Jongup langsung berusaha mengambilnya.

“Oppa aku mohon jangan dibaca!!” seru Seonkyung heboh, Jongup berpandangan dengan dua saudaranya dan tersenyum penuh arti.

“Seonkyung-ah?”

“Seonkyung.. bolehkah aku menjemputmu besok?”

“Kalau kau tidak mau tidak apa-apa. Aku minta maaf sudah mengganggu.”

“AWWWW…” Seru mereka bertiga setelah Jongup dengan dramatisasi membacakan keras-keras pesan Kyungsoo. Seonkyung terdiam, dia senang, malu, kesal, dan sekaligus deg-degan secara bersamaan. Dia langsung merebut ponselnya dari tangan Jongup dan ternyata benar, Kyungsoo mengiriminya pesan seperti itu.

“Cieee Noonaaa!!” suara Junhong membahana melihat wajah noonanya memerah setelah membaca sendiri pesan itu. Jongup bersiul sementara Minseok tertawa.

“Kau boleh senang, tapi jangan mengganggu kami lagi. Sekarang cepat tidur, kalau tidak besok kau akan terlambat dan Kyungsoo harus menunggu lama.” Ujar Minseok sambil mengusak rambut Seonkyung. Jongup dan Junhong kembali ke kamar mereka setelah puas menggoda Seonkyung.

“Sudah kau balas?” Tanya Minseok, Seonkyung mengangguk. “Kalau begitu tidur. Selamat malam.” Minseok menyelimuti adiknya itu lalu mengusak rambutnya lagi pelan sebelum keluar dari kamar Seonkyung.

Setelah mereka bertiga pergi, Seonkyung malah tidak bisa tidur sama sekali. Dia terlalu nervous untuk besok. Padahal kemarin-kemarin biasa saja. Bagaimana ini? bagaimana kalau orangtuanya tiba-tiba menyuruh Kyungsoo menikahinya? Bagaimana kalau Kyungsoo ternyata dijodohkan dengannya? Wah, itu terdengar seperti ff yang barusan dibacanya. Seonkyung tertawa geli.

Belum bisa tidur, dia memutuskan untuk menelpon Haeri. Dia melihat jam dinding yang sudah menujukkan pukul 11 malam. Tapi gadis itu biasanya belum tidur sampai setidaknya pukul setengah 12 malam. Jadi Seonkyung meneruskan menelpon Haeri. Benar saja, di dering ke 2, Haeri sudah mengangkatnya.

“Hobosheho? *srak srak*”

“Kau sedang sikat gigi?! Hih, bereskan dulu sana!” Seonkyung mengomel, Haeri tertawa lalu terdengar suara kumur-kumur. Seonkyung menjauhkan ponselnya dari telinganya sampai suara Haeri terdengar lagi.

“Ada apa?”

“Apa tidak apa-apa kalau aku menyukai Kyungsoo?” Tanya Seonkyung, Haeri langsung terbahak-bahak diseberang sana. “Ya memangnya kenapa? Dia kan masih jomblo juga.”

“Benarkah? Kau tahu, dia menawariku tumpangan besok.”

“WAH?! *BRUK* AWW!!” Seonkyung tertawa karena tahu Haeri pasti jatuh. Haeri mengumpat diseberang sana. “Untunglah kalau begitu, soalnya Howon memaksaku lagi untuk berangkat dengannya.”

“Hmm, tapi sekarang seluruh keluargaku sudah tahu soal Kyungsoo sejak dia menjemputku waktu itu.”

“Hahahaha, lalu apa kata orangtuamu?”

“Mereka tidak mengatakan apa-apa, hanya saja Junhong menyebutnya ‘calon kakak iparku’. Bocah gila.” Haeri tertawa makin keras, “Well, aku setuju dengan Junhong. Kau tunggu saja nanti, aku yakin kisahmu kali ini berakhir bahagia.”

“Darimana kau bisa seyakin itu? Kyungsoo memberitahumu kalau dia suka padaku? Begitu?”

“Aku hanya tahu saja! Hahaha sudah ah aku mau tidur! Bye.” Haeri seenaknya mematikan telepon. Seonkyung mengutuknya diam-diam dan memutuskan untuk tidur juga. Minseok benar, dia tidak boleh membuat Kyungsoo menunggu lama besok.

Keesokan harinya, Seonkyung bangun pukul 5 pagi. Eommanya sampai kaget saat melihat anak perempuannya itu bangun pagi, karena itu sangat jarang terjadi. “Aku terlalu bersemangat pagi ini.” ujarnya. Dan akhirnya dia tahu saat Kyungsoo memencet bel rumah mereka.

“Annyeonghaseyo Mrs. Bang.” Ujar Kyungsoo sambil membungkuk, hatinya berdesir melihatnya. Dia senang sekali karena akan mempunyai menantu seperti ini. “Annyeonghaseyo, silahkan masuk dulu, Seonkyung sebentar lagi siap.” Ujarnya tersenyum, Kyungsoo balas tersenyum lalu mengikuti apa kata Mrs. Bang.

“SEONKYUNG! PACARMU SUDAH DATANG!” teriakan itu sukses membuat Seonkyung tersedak. Dia mengambil minum yang disodorkan Junhong. “Eomma! Aku tahu! Kenapa kau harus berteriak? Aku kan tidak tuli!!” balas Seonkyung sepelan mungkin dengan penuh penekanan. Eommanya tertawa, Seonkyung langsung membereskan sarapannya dan segera pergi setelah berpamitan.

“Maafkan Eommaku ya.” Ujar Seonkyung pelan, Kyungsoo tersenyum lalu menggeleng.

“Tidak apa-apa, aku tidak keberatan.”

Seonkyung tersenyum saat dia baru sadar sesuatu yang aneh. “Eh?” Kyungsoo tidak keberatan disebut pacarnya? Kyungsoo yang baru sadar langsung sweatdrop.

“Uh.. maksudku aku tidak keberatan dengan semua itu, aku tidak memasukkannya ke hati.” ALASAN MACAM APA ITU DO KYUNGSOO?! Batin Kyungsoo berteriak pada dirinya sendiri. Dia menatap Seonkyung cemas, tapi untungnya gadis itu mengangguk tidak mau memperpanjangnya lagi.

“Ayo berangkat sekarang.” Seonkyung masuk kedalam mobil sementara Kyungsoo masih berusaha menahan senyumnya yang mulai berkembang. Entah kenapa, hal kecil ini membuatnya senang sekali, meski hanya bisa menjemput Seonkyung, dia merasa mendapat grand prize di sebuah undian.

Keduanya diam selama perjalanan dan itu sangat canggung. Mereka selalu ingin berbicara tapi tidak jadi. Keduanya sama-sama menahan apa yang ingin mereka katakan, menunggu yang lain berbicara duluan. 10 menit kemudian, akhirnya Kyungsoo mengalah dan berbicara duluan.

“Seonkyung-ah?”

“Hmm?” Seonkyung merespon pelan.

“A-aku.. aku sudah tahu apa permintaanku..”

“Oh ya? Apa?” Tanya Soenkyung ceria, tolong minta aku jadi pacarmu.

Atau ajak aku jalan. Atau makan bersama. Tolong. Seonkyung terus berbicara dalam hatinya. Kyungsoo terlihat ragu menyebutkan permintaannya.

“Kau benar tidak akan keberatan?”

“Tentu saja! Kecuali kau memintaku untuk membunuh seseorang atau tindakan kriminal lainnya, aku pasti tidak mau.” Seru Seonkyung mencairkan suasana. Kyungsoo tertawa, “Tentu saja aku tidak akan meminta itu.”

“Lalu apa?” Tanya Seonkyung lagi.

“Ah.. aku mau.. aku mau.. uhm.. kau ada waktu minggu ini?”

Seonkyung terdiam. KATAKAN KALAU KAU MENGAJAKKU KELUAR KYUNGSOO!!

“Aku meminta waktumu hari Minggu besok. Bisa kan?”

“Ya!” Jawab Seonkyung langsung tanpa berpikir dua kali. Kyungsoo tampak kaget lalu tersenyum. Hati Seonkyung terasa seperti pesta kembang api. Semua ini sangat mengejutkan! Semoga saja happy ending yang dikatakan Haeri itu benar. Dia terus tersenyum begitu juga Kyungsoo.

“Terimakasih.” Ujarnya Kyungsoo akhirnya, Seonkyung mengangguk cepat.

Keduanya masuk kantor dengan senyum diwajah mereka. Haeri mengerutkan keningnya aneh tapi tidak bertanya apa-apa. Kyungsoo mengedip padanya dan Haeri langsung mengerti, dia langsung tertawa senang.

Kira-kira 2 jam setelah masuk, Haeri menguap untuk yang kesekian kalinya. Seonkyung yang menyadari ini menghampiri Haeri. “Kau mau jatah Americano mu sekarang?”

Haeri menggeleng. “Aku mau greentea frapuccino saja hari ini. Kau?”

“Tidak akan berpaling dari Americano.” Seonkyung nyengir.

“Ya sudah sana cepat!” usir Haeri. Seonkyung mengerutkan kening. “Sana cepat apa? Ayo pergi.”

“Kyungsoo!” panggil Haeri, Kyungsoo menyaut “Apa lagi?!”

“Seonkyung dan aku ingin kopi, kau tahu maksudku? Sana cepat!”

Kyungsoo berdiri dari kursinya sementara Seonkyung masih speechless. “Ya sudah ayo Seonkyung, kau tidak mau ikut Haeri?”

Haeri menggeleng, “Nah, sudah bagus kau mengerti, greentea frapuccino ya!” Kyungsoo mengangguk dan menarik tangan Seonkyung tanpa sadar. Seonkyung menurut saja, dia tidak bisa berpikir jernih dengan tangan Kyungsoo bertautan dengannya. Otak lambatnya akhirnya sadar dan langsung blushing melihat tangannya digenggam Kyungsoo.

Saat sampai di lobby, Kyungsoo heran kenapa banyak orang yang menatap mereka sambil berbisik. Dia melihat ke bawah dan melihat tangannya yang menggenggam tangan Seonkyung.

“Ya Tuhan aku minta maaf! Aku benar-benar tidak bermaksud melakukan itu!”

Seonkyung menggeleng, “Tidak apa-apa,”

Kyungsoo terlihat lega lalu mengangguk, kemudian berjalan lagi. Seonkyung dibelakang, tidak berani berjalan disebelahnya.

“Kenapa kau menyukai Americano? Itu kan pahit.” Tanya Kyungsoo saat mereka sampai di kedai kopi favorit Seonkyung dan Haeri.

“Karena Haeri memaksaku mencobanya, awalnya juga aku tidak suka, tapi sekarang, aku tidak mau mencoba yang lain.” Jawab Seonkyung panjang lebar, mulut Kyungsoo membulat.

“Bagaimana dengamu? Kau suka kopi?” Seonkyung bertanya balik, Kyungsoo menggeleng. “Terlalu kuat untukku.”

Seonkyung tertawa. “Baiklah Tuan Do, lalu kau suka apa?”

“Um.. bubble tea?” Seonkyung langsung tertawa lagi.

“Apa? Bubble tea? Kau ini anak SMA?” Kyungsoo tampak tidak senang, “Memangnya tidak boleh minum bubble tea?”

“Hahaha, bukannya tidak boleh, hanya saja seleramu berbeda ya.” Kyungsoo hanya mengedikkan bahu sambil mengambil pesanan Haeri dan Seonkyung. “Atau es krim.” Lanjut Kyungsoo.

Seonkyung masih tertawa. “Maaf maaf, kau mau beli bubble tea sekarang? Aku traktir! Sebagai bentuk terimakasih karena kau sudah mau menemaniku membeli kopi.”

Kyungsoo terdiam tapi Seonkyung dapat melihat matanya berbinar. “Ayo!” Seonkyung tanpa ragu menggandeng lengan Kyungsoo. Laki-laki itu kaget tapi membiarkan dirinya ditarik Seonkyung. Tak lama mereka sampai ke kedai bubble tea tak jauh dari sana.

“Kau suka rasa apa? Hmm, biar aku tebak.. coklat?”

Mata Kyungsoo membesar, lalu dia mengangguk. Seonkyung tersenyum puas, “Baiklah..bubble tea coklat satu!” ujarnya pada pelayan berwajah ramah dibelakang kasir itu.

“Sekarang ayo kembali, aku tidak mau si Thehun memarahi kita!”  Seonkyung tanpa sadar menarik lengan Kyungsoo dan menggandengnya. Lelaki itu hanya diam, tersenyum diam-diam, menikmati tangan Seonkyung yang menggenggam lengannya erat.

Keduanya sampai di ruangan mereka lagi kurang dari 8 menit, dan Kyungsoo langsung memberikan pesanan Haeri kepada sang pemilik yang sudah hampir tertidur. Dia jelas butuh istirahat, tapi sekarang, kafein bisa membantunya.

“Kau lesu sekali, semalam tidak tidur?” Tanya Seonkyung simpati. Haeri menggeleng.

“Hampir tidak, Howon sakit.”

“Sakit apa? Kenapa kau sampai tidak bisa tidur?”

“Aku tidak tahu, demamnya tinggi sekali dan baru turun saat pagi tadi. Howon terjaga semalaman dan aku jadi tidak bisa tidur juga.”

“Semoga dia cepat sembuh kalau begitu. Kenapa kau bukannya memesan Americano saja? Tidak ada kafein disitu. Pekerjaanmu masih banyak?”

“Tapi ada gula, dan aku suka gula. Tidak terlalu, tapi aku mengantuk sekali sekarang.”

“Gula dari whip creamnya saja maksudmu? Kalau kau ingin gula, pesan bubble tea.”

Seonkyung tampak tak suka dengan alasannya. Haeri mengedikkan bahu lalu menyedot minumannya. “Jadi, kau akan berkencan minggu ini?”

Gadis itu hampir saja tersedak. Haeri cengengesan melihat ekspresi itu. Konyol sekali. Seketika wajah Seonkyung merah padam.

“Kau tahu darimana?!”

Lagi, Haeri mengedikkan bahu. “Insting?”

Seonkyung mendengus, lalu mendorong kepala Haeri pelan. “Dia tidak bilang kencan, dia hanya meminta waktuku hari Minggu ini.”

“Cieeee, selamat ya!!”

“Selamat apa? Jangan selamat ah, aku takut dia seperti Baekhyun lagi.”

“Eh ngomong-ngomong soal Baekhyun, dia tadi mendatangiku.” Mereka mulai berbisik sekarang, karena hell, orang itu disebelah mereka.

“Dia bicara apa?” Tanya Seonkyung, Haeri mengedikkan bahu, “Sesuatu seperti apakah benar aku punya pacar dan lainnya, dia bahkan memintaku menunjukkan wallpaper ponselku.”

“Hahaha, lalu apa reaksinya? Wallpapermu masih yang itu kan?” Seingatnya wallpaper Haeri adalah foto Haeri dan Howon menempelkan wajah mereka berdampingan dan membuat ekspresi konyol. Haeri mengangguk, “Dia langsung kembali ke mejanya tanpa bicara apa-apa.”

“Dasar penggemar eyeliner! Hahaha eh, awas Thehun sebentar lagi berkeliling!” Seonkyung segera kembali ke tempat duduknya. Dan tak lama Manajer Oh alias Thehun keluar untuk melakukan keliling rutinnya. Seperti biasanya.

Sore harinya, Haeri langsung buru-buru pulang dengan alasan ‘Howon’. Seonkyung memutarkan matanya tapi tidak bisa berbuat apa-apa, dia mempoutkan bibirnya mengetahui dia akan naik bus. Atau dia minta jemput Junhong saja ya? Seonkyung tersenyum sambil mencari nomor adiknya itu di kontaknya saat suara Kyungsoo menginterupsinya.

“Seonkyung-ah? Kau mau kuantar pulang?” tanyanya ragu-ragu. Seonkyung hampir tersenyum senang karena dia memang sangat senang saat itu. “A-aku takut merepotkanmu..”

Kyungsoo tersenyum dan menggeleng, dan Seonkyung mengutuknya diam-diam karena senyum itu membuatnya benar-benar meleleh. LAMAR AKU SEKARANG KYUNGSOO!! Batinnya berteriak gila. “Tidak akan, ayo.”

“Terimakasih.. aku bisa meminta jemput adikku saja.” Ujar Seonkyung lagi. Kyungsoo berhenti di jalannya dan berbalik. Wajahnya tampak kecewa.

“Jangan begitu.. ayo kuantar saja ya?” Kyungsoo memohon.

Seonkyung akhirnya mengangguk ragu-ragu, mengikuti Kyungsoo yang sudah berjalan duluan.

“Begitu? Ya sudah.. hati-hati di jalan..” ujar Kyungsoo menekan semua kekecewaan dalam nada bicaranya. Seonkyung kaget. Bukan begitu! Perjuangkan aku Kyungsoo, kenapa kau tidak meminta sekali lagi?!! Batin Seonkyung, sekarang dia menyesal mengatakan hal bodoh itu. Apa yang sebenarnya aku pikirkan?!

Kyungsoo akhirnya berbicara lagi, “Aku duluan.. sampai ketemu besok Minggu.” Ujarnya sambil tersenyum. Seonkyung balas tersenyum dan mengangguk. Jangan pergi Kyungsoo.

Dengan bodoh Seonkyung menatap punggung Kyungsoo yang menjauh. Saat sadar, ia langsung mendial nomor Junhong.

“Yoboseyo noona?”

“Jemput aku di kantor ya? Cepat!” Seonkyung mendengar adiknya itu mengeluh diseberang sana, sebelum menjawab “Baiklah noona tunggu sebentar ya.” Lalu telepon mati. Seonkyung menghela nafas, kenapa aku mengatakan hal bodoh itu dan kenapa Kyungsoo tidak meminta sekali lagi?!!! Do Kyungsoo bodoh! Pikir Seonkyung sambil menginjak injak lantai dibawahnya dengan kesal. Dia dengan malas menyeret kakinya menuju lift, dia akan menunggu Junhong di lobby.

Sekitar 20 menit kemudian, Junhong datang dengan motor sport besarnya dan Seonkyung langsung menghampirinya. Untung dia memakai celana panjang hari ini.

“Tumben noona memintaku menjemputmu, kemana Haeri noona?”

“Pacarnya sakit jadi dia tidak bisa mengantarku.” Jawab Seonkyung sambil memakai helm. “Noona sih tidak mau belajar mengemudi. Jadi susah sendiri kan,” Junhong mengomel.

“Berisik kau Junhong, bicara sekali lagi kupatahkan lehermu.” Jawab Seonkyung dingin. Junhong menelan ludahnya, mood noonanya itu pasti sedang buruk sekali. Dia tidak mau berurusan dengan Seonkyung yang sedang badmood, jadi dia segera menyalakan motornya dan mereka pergi dari situ.

Setelah sampai rumah, Seonkyung tidak mau bicara apa-apa dan langsung masuk kamar. Junhong jadi tidak enak hati, dia tidak tahu apa-apa tapi melihat noona-nya itu bad mood, dia juga jadi tidak senang. “Apa jangan-jangan dia kesal karena aku lama menjemputnya?” Junhong bicara pada dirinya sendiri.

“AAAAAHHHH!!”

Seisi rumah kaget mendengar teriakan dari Seonkyung, tapi mereka sudah biasa, jadi mereka membiarkannya. Terkecuali Junhong yang langsung menerobos kamar noona-nya itu.

“Kenapa Noona?!”

Seonkyung kaget saat melihat adiknya itu. Dia langsung tersenyum dan menggeleng. “Aku senang sekali Junhong!!” ujarnya lalu memeluk adiknya itu. Junhong kaget tapi langsung balas memeluk kakaknya.

“Kyungsoo hyung? Dia benar akan menjadi kakak iparku?” Tanya Junhong sambil tertawa. Seonkyung melepaskan pelukannya dan mengangguk. “Semoga saja!”

Mereka berdua tertawa dan Junhong lega karena Seonkyung sudah tidak sedih lagi. Junhong memegang tangan Seonkyung dan mengayunkannya ke kanan dan kiri. “Kalau begitu Noona sudah tidak bad mood lagi kan?”

Seonkyung terdiam, “Memang kapan aku badmood?” Junhong memutarkan matanya. “Sudah lupa huh? Siapa yang tadi mengancam akan mematahkan leherku?” Seonkyung baru sadar langsung tertawa.

“Oh maaf maaf! Hahaha aduh dongsaengku sayang, mana mungkin aku mematahkan lehermu! Maaf yaa..” Seonkyung mengelus kepala Junhong sayang. Junhong tersenyum senang.

“Ya sudah ayo turun, makan malam sudah siap.”

Mereka berdua segera turun ke bawah. Seonkyung membereskan makannya secepat kilat lalu segera duduk di depan tv dan membalas pesan Kyungsoo.

Ya, Kyungsoo mengiriminya pesan soal besok Minggu. Dia bilang akan menjemput Seonkyung pukul 9 pagi, makanya dia berteriak dan belum sempat dia balas karena Junhong keburu menerobos masuk kamarnya.

‘Apa itu terlalu pagi? Bagaimana kalau jam 10?’ Kyungsoo sudah mengiriminya pesan lagi, mungkin dia khawatir karena Seonkyung tidak juga membalasnya. Seonkyung tersenyum sendiri karena Kyungsoo sangat mementingkan pendapatnya dulu.

‘Tidak tidak, 9 tidak terlalu pagi :)’ Seonkyung mengetik tanpa sadar dan langsung memencet tombol send. Dia baru sadar ketika melihat lagi pesannya.

KENAPA AKU MENGGUNAKAN EMOTICON ITU?!!!!! AH MATILAH AKU! BAGAIMANA AKU AKAN BERTEMU DENGANNYA?!

Seonkyung tidak mau melihat ponselnya lagi. Dia membenamkan wajahnya ke bantal karena malu. Tapi rasa penasarannya lebih besar ketika ponselnya bergetar menandakan pesan masuk. Dia dengan takut membukanya.

‘Baiklah kalau begitu, jam 9 ya. Sampai ketemu Minggu :)’

BOLEHKAH AKU BERTERIAK SEKARANG?!!

“AA-MMPPHH!!” Jongup membekap Seonkyung dengan bantal supaya tidak terlalu berisik. Seonkyung langsung melepaskan bantal itu dan meng-glare Jongup.

“Oppa jahat sekali, masa aku dibekap bantal?!”

Jongup hanya terkekeh geli dan melemparkan bantal itu ke wajah Seonkyung. “Hahaha, suruh siapa kau berteriak-teriak? Kita punya tetangga Mrs. Do!”

Seonkyung langsung blushing, sementara keluarganya langsung tertawa. “Siapa Mrs. Do huh? Oppa sok tahu sekali!”

“Jadi benar Kyungsoo akan menjadi menantuku? Ahh aku senang sekali! Kapan dia melamar?” Nyonya Bang ikut berbicara membuat Seonkyung membelalakkan matanya ke arah Eommanya itu. “Eomma bicara apa sih, aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan!”

Lagi lagi semuanya tertawa dan membuat Seonkyung merona hebat. Dan mengambil bantal tadi untuk menutupi wajahnya. Aku harap semua yang kalian harapkan terjadi.

Selama hari Sabtu, Seonkyung tidak kemana-mana, dia menghabiskan waktunya seharian untuk.. memilih baju yang akan dipakainya besok. Semua isi lemarinya dikeluarkan. Benar benar dikeluarkan sampai kamarnya berubah jadi kapal pecah. Dia tidak meminta bantuan Haeri karena dia takut menyusahkan, kemarin saja dia sudah tidak tidur karena menjaga Howon.

Setelah memilih, memilih, memilih, dan membereskan semua kekacauan di kamarnya, akhirnya dia memilih dress summer berwarna ungu kesukaannya. Sepertinya itu pantas? Karena dia tidak tahu kemana Kyungsoo akan membawanya. Jadi sepertinya ini aman? Seonkyung tersenyum puas dan memutuskan untuk membaca fanfiction.

Keesokan harinya, Seonkyung dibangunkan oleh Junhong yang menerobos kamarnya lagi dan mengguncangkan tubuhnya. “Noona banguuuun!! Aish bagaimana ini kau malah masih tidur?!” seru Junhong panik. Seonkyung hanya menggeliat malas di atas tempat tidurnya.

“Ini kan hari libur! Kenapa sih kau ribut sekali Junhong!”

“Noona kau lupa?! Ayo bangun ini sudah jam sembilaaaaaan!!” Junhong kesal melihat Seonkyung malah tidur lagi. Seonkyung membuka sebelah matanya, “Mema- ASTAGA AKU LUPA!!” secepat kilat, Seonkyung menghilang ke kamar mandi sementara Junhong geleng-geleng kepala. Semalam saking nervousnya, Seonkyung sampai tidak bisa tidur dan akhirnya terlelap pukul 2 pagi.

“Junhong? Kau bisa mengeluarkan bajuku yang sudah kusiapkan?! Terimakasih!” Junhong menghela nafas dan kembali ke kamar kakaknya itu dan membuka lemarinya. “Yang mana?!” teriak Junhong.

“Kau lihat dress ungu selutut?!”

Junhong mengeluarkan dress yang disebutkan kakaknya itu dan mengerutkan kening melihatnya. Baju macam apa ini? pikirnya sambil membuat wajah geli. Dia memasukkan dress itu lagi dan mengobrak-abrik isi lemari Seonkyung. Dia melihat sebuah jeans dan blouse berlengan pendek berwarna hitam. Junhong tersenyum puas sambil menaruhnya –lebih tepatnya melempar- ke tempat tidur.

“Sudah! Jangan protes ya! Jangan membuat dia menunggu lama!” pesan Junhong sebelum keluar dari kamar Seonkyung.

Setengah jam kemudian, Seonkyung keluar dan tanpa pikir panjang langsung memakai baju yang diambil Junhong. Dia segera menyisir rambut panjangnya, memakai make-up tipis, mengambil tasnya lalu segera pergi ke bawah.

Disana sudah ada keluarganya dengan pandangan tak senang pada Seonkyung. “Kau ini kebiasaan membuatnya menunggu! Sudah sana cepat! Hati-hati ya!” ujar Eomma Seonkyung, Seonkyung hanya nyengir lalu menghampiri Kyungsoo.

“Maaf ya kau menunggu lama.. aku kesiangan, hehe.” Seonkyung tertawa gugup, dia malu sekali sudah membuat Kyungsoo menunggu. Kyungsoo langsung berdiri dan tersenyum, “Ah tidak, aku baru sebentar kok.” Ujarnya tulus, Seonkyung melirik jam dan makin malu saat melihat kalau itu sudah jam 10 kurang limabelas menit.

“Maaf ya..”

“Sudah kubilang kan tidak apa-apa, sekarang ayo.” Kyungsoo mengulurkan tangannya dan Seonkyung menerimanya dengan ragu, tapi saat Kyungsoo dengan nyaman mengeratkan genggamannya, Seonkyung tersenyum lega.

Dia cukup tampan.. matanya melihat penampilan Kyungsoo dari atas kebawah. Rambutnya dibiarkan jatuh kebawah, dia memakai kaos hitam dengan jaket jeans berwarna biru dan celana jeans hitam. Simple. Lalu dia.. WAIT, JANGAN BILANG AKU MEMAKAI DRESS?!

Seonkyung sudah panik saat menyentuh celananya dan dia kaget saat melihat bahwa dia memakai jeans biru dan blouse berwarna hitam. Sejak kapan dia memakainya? Seingatnya dia menyiapkan dress ungunya. Oh, Junhong! Seonkyung sangat senang dan sangat ingin memeluk adiknya itu sekarang. Terimakasih Junhong! Aku berhutang padamu!!

Mereka segera masuk mobil dan Kyungsoo segera tancap gas. “Kyungsoo? Apa kita terlambat untuk sesuatu?” Tanya Seonkyung cemas, dia merasa bersalah lagi karena bangun kesiangan. “Tidak, apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” Tanya Kyungsoo, Seonkyung menggeleng.

“Aku kan terlambat bangun, jadi mungkin saja kan?” Kyungsoo tertawa, “Tidak, tenang saja.”

Akhirnya setelah meminta maaf sekali lagi, Seonkyung melihat ponselnya dan disana ada 2 missed calls dan 3 pesan dari Haeri, dan 2 pesan lagi dari Kyungsoo. Pesan dari Kyungsoo isinya hanya ‘Selamat pagi :)’ –pukul 8- dan ‘Aku menjemputmu sekarang’ –pukul setengah 9-

Seonkyung menatap Kyungsoo yang fokus ke jalanan di depannya. “Aku minta maaf tidak membalas pesanmu.” Ujarnya pelan. Kyungsoo tampak kaget lalu menoleh dan tersenyum, “Sudah sudah, kau sudah terlalu banyak meminta maaf hari ini, aku mengerti.” Seonkyung terdiam. Apa yang dia lakukan sampai pantas mendapatkan malaikat disampingnya ini? Dia sampai ingin menangis. Uh, dasar moodswing sialan.

“Terimakasih..”

“Untuk?”

“Memaafkanku.”

Kyungsoo tertawa lagi, “Itu bukan hal besar.”

Hati Seonkyung langsung berpesta kembang api lagi, rasanya ada ribuan kupu-kupu berterbangan didalamnya. Dia memutuskan untuk melihat pesan Haeri untuk mengalihkan hatinya yang tidak tenang itu.

‘Ciee yang hari ini berkencan!! -8 AM-‘

‘Kau belum bangun ya?! -8.30 AM-‘

‘KAU MEMBUAT TEMAN KENCANMU MENUNGGUMU?! -8.35 AM-‘

Seonkyung tertawa dan langsung mendial nomor Haeri.

“Akhirnya kau menelponku juga!! Kau sudah bangun kan? Bagaimana? Kalian jadi kan?!” suara Haeri langsung memenuhi pendengaran Seonkyung. “Iya cerewet, ini sudah dijalan.”

Kyungsoo menoleh dan bertanya ‘Haeri?’ menggunakan mulutnya, Seonkyung mengangguk.

“Dasar kau gadis bodoh,” ujar Haeri pelan, Seonkyung tertawa kecil.

“Aku sudah meminta maaf tahu! Eh, Howon sudah sembuh?”

“Sudah.. eh, ayo bertaruh! Kalau kau happy ending hari ini, kau harus mentraktir aku dan Howon tonkatsu ayam sepuasnya. Kalau tidak, aku akan mentraktirmu apapun yang kau mau sampai kau lupa Kyungsoo. Mau?”

“Tonkatsu sepuasnya katamu?! Kalian itu dikasih 2 karung baru puas!” Seonkyung geleng-geleng Haeri dan Howon itu penggemar berat tonkatsu ayam. Haeri tertawa geli diseberang sana, “Ayolaah, aku yakin itu sepadan.”

Seonkyung berpikir keras, “Baiklah! Awas kalau kau tidak menepati janjimu!”

“Ya ya ya, sudah ah, aku tidak mau mengganggu. Have fun ya! Bye!” Haeri menutup telepon dan Seonkyung menghela nafas sambil tertawa kecil. Dia melihat jalan dan tampaknya mereka sebentar lagi sampai. Mereka sudah masuk kawasan Myeongdong. Kyungsoo memarkir mobilnya di tempat parkir yang disediakan lalu mereka melanjutkan dengan berjalan.

“Kau belum sarapan kan? Bagaimana kalau kita makan dulu?” tawar Kyungsoo, Seonkyung tersenyum dan mengangguk. Dia berdebar-debar saat melihat tangan mereka yang sangat dekat. Dia kira Kyungsoo akan menggenggamnya lagi. Tapi ternyata tidak. Sampai di sebuah restoran, Kyungsoo langsung memesan tanpa bertanya pada Seonkyung.

Seonkyung menatap tak percaya pada Kyungsoo. Apa dia kira aku ini hantu? Atau dia pikir dia datang sendiri? Laki-laki macam apa dia ini?!. Dia melipat tangannya di dada dan tidak menyadari kalau Kyungsoo kembali padanya tampak panik. Seonkyung mendongak sedikit untuk melihat wajahnya.

“M-maaf, aku baru ingat kalau aku bersama denganmu. Kau mau makan disini? Ayam disini enak..” ujar Kyungsoo pelan. Dia benar-benar lupa pada Seonkyung karena dia terbiasa pergi kemana-mana sendiri. Kyungsoo menggigit bibir bawahnya pelan, dia gugup saat melihat wajah Seonkyung yang terlihat kesal.

“Baiklah.. tapi jangan lupakan aku lagi! Pesan saja sesukamu.” Ujar Seonkyung masih sedikit kesal. Kyungsoo tersenyum melihat pout dibibir perempuan itu dan dia rasa dia ingin mencubit pipinya. Wait. What?

“Cepat Kyungsoo!! Aku lapar tahu..” pinta Seonkyung lagi dengan puppy eyes yang berhasil membuat Kyungsoo mematung. Kenapa dia lucu sekali?. Tangan Kyungsoo bergerak sendiri tanpa berfikir, mengelus pipi Seonkyung sambil tersenyum lembut.

“Baiklah, tunggu sebentar ya.”

Kyungsoo lalu melepaskan tangannya dan pergi. Meninggalkan Seonkyung yang melongo karena perlakuannya barusan. Setelah dia pergi, Kyungsoo masih tersenyum dan melihat tangannya, pipinya lembut dan –APA AKU BARU SAJA MENYENTUH PIPINYA?!! Kyungsoo menatap horror pada tangannya. Dia menoleh kebelakang dan melihat Seonkyung sama shocknya dengan dia.

Tapi Kyungsoo diam-diam tersenyum senang, dan segera memesan untuk mereka berdua. Setelah beberapa menit kemudian, pesanannya selesai dan dia langsung membawa makanan itu ke meja. Seonkyung menatap lapar semua makanan itu.

“Waahh darimana kau tahu aku suka ayam ini!!” ujar Seonkyung ceria sambil mengambil salah satu ayam goreng kesukannya dari piring. Tapi Kyungsoo langsung menepuk pelan tangannya. “Kau sudah cuci tangan?” tanyanya tegas. Seonkyung terdiam dan menatap Kyungsoo lalu menggeleng. “Kalau begitu kau tidak boleh menyentuhnya dulu. Sana pergi cuci tangan.”

Seonkyung tidak percaya dengan pendengarannya. Dia terdengar seperti Eommanya sekarang. Kenapa laki-laki ini lebih mementingkan kebersihan dibanding dirinya yang cuek? Kyungsoo balas menatap Seonkyung yang mempoutkan bibirnya. “Kau ini seperti Eommaku saja.” Ujarnya tampak kesal, Kyungsoo hanya tertawa.

“Kau tidak mau aku menceramahimu soal kuman juga kan? Sudah sana cepat, ayam-ayam ini tidak akan lari saat kau mencuci tangan.”

Seonkyung masih dengan pout dibibirnya itu berjalan dengan berat hati ke wastafel sementara Kyungsoo sibuk mengatur piring-piring mereka. Benar benar laki-laki yang rapih, pikir Seonkyung. Tapi dia sangat suka dengan tipe lelaki rapih seperti itu. Enak dilihat. Perempuan itu cepat-cepat mencuci tangannya dan segera kembali ke tempat duduknya.

Disana Kyungsoo sudah menunggunya dengan kedua tangannya diatas meja menyangga dagunya. Dia tidak menyentuh ayam itu sedikitpun. Seonkyung tersenyum melihat Kyungsoo menunggunya, dia segera mengambil ayam itu lagi tapi Kyungsoo malah meng-glarenya lagi. “Apa lagi?” Tanya Seonkyung tak enak. Kyungsoo menggenggam kedua tangannya erat dan mulai berdoa. Seonkyung terbatuk. Oh iya, doa. Dia mengikuti Kyungsoo dan mulai berdoa juga.

Setelah selesai, baru Kyungsoo mulai makan, Seonkyung juga mengikutinya. “K-kenapa kau sangat rapih? Aku jadi malu.” Kyungsoo hanya melihatnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Aku terbiasa seperti ini, tidak usah malu, aku tidak mempermasalahkannya.” Balasnya sambil tersenyum.

Pipi Seonkyung menghangat melihat senyum itu. Dia senang bisa berada disini, dan sangat tidak menyesal menyetujui permintaan Kyungsoo. Kenapa aku malah menyukai si ByunBaek itu ya? Padahal Kyungsoo begitu dekat dan terjangkau.. Seonkyung menggeleng karena pemikirannya. Apa yang dia lihat ya dari Baekhyun?

Kening Kyungsoo berkerut melihat Seonkyung malah melamun. Ia menyenggol lengan Seonkyung pelan. “Hey, apa yang kau pikirkan? Kau tidak suka makanannya?” Seonkyung menggeleng. “Ah tidak, hanya sedang terpikir sesuatu.”

Kyungsoo mengangguk lalu mengangkat sendoknya mendekati mulut Seonkyung.

“Aaaa,” ujar Kyungsoo berusaha menyuapi Seonkyung. Seonkyung tertawa tapi membuka mulutnya, dia lalu melakukan hal yang sama pada Kyungsoo. Keduanya tersenyum dengan mulut penuh makanan hasil suapan satu sama lain. Hati Seonkyung sangat senang dengan semua ini.

Tapi ternyata sendok itu dimasukkan ke mulutnya. Seonkyung melongo. Dia bahkan sudah membuka mulutnya. Ternyata laki-laki itu memang tidak berencana untuk menyuapinya. Ia hanya berhenti untuk mengecek ponselnya.

“Nah, kau sudah melamun lagi kan sekarang.” Ujar Kyungsoo, Seonkyung sadar dari khayalannya dan tersenyum kaku pada Kyungsoo. “Heheh, aku hanya terpikir sesuatu..”

Kyungsoo geleng-geleng kepala, dia melanjutkan makannya begitu juga Seonkyung. Suasananya jadi canggung karena Kyungsoo memang tidak biasa mengobrol saat makan. Seonkyung memutuskan untuk cepat-cepat membereskan makanannya.

“Kita akan kemana lagi setelah ini?” Tanya Kyungsoo, Seonkyung menoleh padanya.

“Bukannya kau yang mengajakku kesini, aku tidak tahu.” Ujar Seonkyung sedikit kesal. Laki-laki macam apa yang mengajaknya keluar lalu bertanya mereka akan kemana. Sepertinya Do Kyungsoo adalah orang yang berbeda dari laki-laki kebanyakan. Dan itu sudah terbukti tadi saat dia menyuruh Seonkung cuci tangan dulu, padahal mereka makan menggunakan sendok (Well, Seonkyung memang ingin mengambil ayam itu dengan tangannya).

Kyungsoo terdiam, “Oh iya,” ujarnya kemudian.

Oh iya apanya?! Uuuhhh dia ini sangat aneh! Seonkyung berpikir kalau ini tidak akan sepadan dengan uang yang akan dikeluarkannya untuk tonkatsu, tapi benar-benar alasan yang bagus untuk memeras Haeri jika dia kalah.

“Ayo kita lanjut.” Ujar Kyungsoo, dia tersenyum sambil berdiri, diikuti Seonkyung. Dia lalu menawarkan tangannya lagi. “Jalan disini sangat ramai, aku takut kita akan terpisah.” Ujarnya sambil tersenyum. Seonkyung tersenyum saat Kyungsoo benar-benar mengulurkan tangannya.

“Kemarikan ponselku.” Ujarnya dengan santai. Seonkyung yang baru akan menyambut tangan itu melongo lagi. KUKIRA KAU AKAN MENGGENGGAM TANGANKU! Dia melihat ternyata ponsel Kyungsoo ada di genggamannya. Tadi laki-laki itu menaruhnya di meja begitu saja jadi Seonkyung mengambilnya.

Dengan kecewa Seonkyung menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya. Kyungsoo menerimanya lalu dia mengecek jam. “Eh, ayo cepat, kita hampir terlambat!” ujarnya, Seonkyung buru-buru mengikuti Kyungsoo yang berjalan cepat didepan, menuntunnya ke sebuah tempat.

Tadi bilang tidak tahu mau kemana, sekarang dia bilang akan terlambat. Ada apa sebenarnya dengan laki-laki aneh ini?! Benar-benar, sekali aneh ya tetap aneh. Pikir Seonkyung sambil terus mengikuti Kyungsoo.

Tak lama mereka sampai di sebuah mall dan Kyungsoo terus berjalan cepat. Seonkyung hanya mengikutinya dengan malas.

“Kyungsoo! Sebenarnya kita ini mau kemana?!”

Kyungsoo tidak menjawab. Dia masih terus saja berjalan cepat. Seonkyung tidak suka seperti ini, dia berhenti dan menarik tangan Kyungsoo.

“Kau mau tidak menyebutkan dulu kita mau kemana? Aku tidak suka harus mengikutimu tanpa tahu tujuannya.” Ujar Seonkyung kesal. Kyungsoo masih melihat lengannya yang ditarik Seonkyung. Dia lalu melihat wajah Seonkyung yang sepertinya sangat kesal. Kyungsoo merasa bersalah lalu melepaskan tangan Seonkyung dan menggenggamnya.

“Maaf.” Kyungsoo lalu berjalan lebih lambat dengan menggenggam tangan Seonkyung. Itu tidak menjelaskan mereka akan kemana, tapi seperti ini lebih baik. Jauh lebih baik. Seonkyung tersenyum dan terus memandangi tangan mereka yang bertautan sampai tidak sadar kalau mereka sampai di.. bioskop.

“Kau mau kan menonton Maleficent?” Tanya Kyungsoo mengeratkan genggamannya. Pandangannya penuh harap kepada Seonkyung yang terdiam mematung melihat doe-eyesnya. Perempuan itu tanpa sadar mengangguk. Dia lihat Kyungsoo tersenyum lega dan melepaskan tautannya. Seonkyung sedikit kecewa tapi dia senang melihat senyum Kyungsoo. Kenapa tidak bilang saja kalau dia mengajakku menonton batinnya geli.

Hmm.. tadi dia bilang apa? Male..ficent? Seonkyung melihat poster film yang sepertinya disebutkan Kyungsoo tadi. Dia lihat Angelina Jolie berada di cover dengan pakaian aneh dan cahaya berwarna hijau disekitarnya. Film tentang apa ini? Jangan-jangan horror?! Tapi aku suka horror sih, haha. Jangan-jangan maksud Kyungsoo supaya aku bisa memeluknya saat nanti menonton? Apa nanti malah dia yang ketakutan di dalam?

Seonkyung tertawa kecil membayangkan Kyungsoo berteriak-teriak sambil menggenggam tangannya erat.

“Kenapa kau tersenyum sendiri?” Tanya Kyungsoo heran saat melihat Seonkyung tersenyum-senyum seperti orang bodoh. “Ah tidak..” jawab Seonkyung kaget saat melihat Kyungsoo dengan 2 tiket ditangannya.

“Filmnya dimulai 10 menit lagi, kau mau membeli minuman atau yang lainnya?” Seonkyung mengangguk. Kyungsoo tersenyum lalu mereka berdua berjalan segera membeli yang mereka inginkan.

Kyungsoo memesan soda dan nachos dengan saus keju. Sementara Seonkyung memesan soda dan popcorn. Mereka berdua lalu segera masuk karena film akan segera dimulai. Jantung Seonkyung berdebar-debar karena dia terlalu excited untuk bisa menonton dengan Kyungsoo. Sementara itu dia juga ingin tertawa karena masih terbayang kalau Kyungsoo berteriak-teriak.

Selama film berlangsung, Seonkyung fokus pada layar. Popcornnya bahkan tidak sempat dimakan. Seonkyung terlalu serius memperhatikan film sampai tidak sadar kalau Kyungsoo memperhatikannya.

Perempuan itu akan mengambil minum disampingnya saat melihat kalau Kyungsoo melihat kearahnya. Laki-laki itu segera mengalihkan pandangan ke layar lagi setelah ketahuan. Seonkyung menyedot minumannya sambil mengerutkan kening. Jangan-jangan dia ingin minum tapi minumannya habis?

“Kyungsoo?” ujar Seonkyung pelan sambil menyenggol laki-laki disebelahnya itu.

Kyungsoo menoleh padanya, “Hmm?”

“Kau mau minumku? Ambil saja.”

“Hm? Tidak, minumanku juga masih banyak.” Ujar Kyungsoo heran.

“Lalu kenapa kau dari tadi melihatku? Kukira kau mau minta minum.”

Kyungsoo sweatdrop. “Eh? Oh iya, mi-minumku habis, terimakasih.” Dia dengan cepat mengambil minuman Seonkyung. Sementara Seonkyung mengerutkan keningnya heran.

Benar-benar laki-laki aneh.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kimxgyu #1
di-subscribe dulu yah, lagi sibuk soalnya jd belom bisa baca :D fighting authornim!!
kimxgyu #2
di-subscribe dulu yah