Chapter 1

Of Americano, Fanfictions and Reality

“Haha, ff macam apa ini? D.O tidak mungkin melakukan hal bodoh itu.”

Seorang gadis berperawakan sedang dengan rambut panjang terurai itu melakukannya lagi. Membaca fanfiction ditengah-tengah pekerjaannya. Merasa ada yang memperhatikan, gadis itu menoleh ke sekitar. Tuan Oh, manajer barunya itu suka berkeliling mengecek apakah ada karyawan yang tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.

“Hoi Seonkyung!”

Sebuah suara mengagetkan gadis tadi, matanya langsung mencari si pemilik suara. Byun Baekhyun, teman kerja sekaligus incaran Seonkyung itu tersenyum manis kepadanya. Seonkyung langsung balas tersenyum, melupakan semua kemarahan apapun yang barusan dia rasakan.

“Apa?” balas Seonkyung gugup, tidak biasanya si penggemar eyeliner itu mengajaknya mengobrol.

“Kau kosong tidak minggu ini?”

“I-iya.. memangnya kenapa?” Seonkyung makin gugup. Mungkinkah? Akhirnya semua doanya terkabul?

“Kau mau menemaniku menonton The Amazing Spiderman? Aku tidak suka menonton sendiri.”

Seonkyung langsung mengangguk dengan cepat berulang kali. Hatinya rasanya senaaaaanng sekali. Akhirnya Ya Tuhan! Kau mengabulkan doa-doaku!!!

“Seonkyung!! Yah! Seonkyung! Kau ini kenapa?”

Suara merdu itu membawa Seonkyung kembali dari khayalannya. Ia balas menatap Baekhyun yang menatapnya dengan heran. Oh bagus, sekarang aku terlihat bodoh.

“Ah tidak, ada apa?” Seonkyung berusaha terlihat tenang.

“Kau mau Americano?” tawar Baekhyun.

Oh.. Oh? Apakah ini nyata?!!! Aku pasti bermimpi.. sadarlah Seonkyung!

“Satu untukku ya!” sambar Haeri, sahabat Seonkyung yang berada tepat di antara Baekhyun dan Seonkyung.

“Aku tidak menawarimu bodoh!” Baekhyun mehrong, Haeri tertawa.

“Seonkyung! Cepatlah, si Thehun sebentar lagi akan berkeliling!” seru Haeri kepada Seonkyung yang masih berimajinasi di pikirannya. Seonkyung sadar lalu nyengir.

“Aku juga mau.”

“Baiklah. Dua Americano segera datang.” Baekhyun segera menghilang mengambil pesanan dua temannya itu.

Yah, setidaknya ini lebih baik daripada tidak ditawari apapun sama sekali, pikir Seonkyung tersenyum pada dirinya sendiri. Sementara Haeri hanya berdecak mengetahui apa yang ada di pikiran sahabatnya itu.

“Lebih baik tutup tab itu. Manajer Oh menuju kearahmu.” Tegur seseorang pada Seonkyung. Itu bukan Haeri, gadis itu sudah kembali fokus ke pekerjaannya. Seonkyung hanya mengangguk sambil melirik orang yang barusan menegurnya.

“Terimakasih.” Ujar Seonkyung pelan. Do Kyungsoo. Lelaki itu hanya diam dan kembali duduk ke tempatnya. Dasar makhluk aneh, batin Seonkyung.

Perkenalkan, Bang Seonkyung. Putri satu-satunya di keluarga Bang. 24 tahun. Penggemar berat fanfiction dan D.O EXO. Saat ini bekerja di sebuah perusahaan terkenal dengan sahabatnya, Jung Haeri. Ia suka membaca fanfiction kapanpun dan dimanapun, termasuk disaat dia sedang bekerja. Seringkali kena tegur oleh manajer baru mereka, Oh Sehun karena ketidakdisiplinannya itu.

Dari jaman SMA, dia sering dianggap gila karena selalu tertawa dan menangis sendiri. Alasannya satu, fanfiction. Buruknya, dia selalu menjadi seorang sider alias silent reader, dia tidak pernah meninggalkan apapun pada ff yang dibacanya. Dan saat ini sedang tergila-gila pada Byun Baekhyun, pemuda manis yang senang memakai eyeliner yang berada dua meja darinya.

Tak lama kemudian, Baekhyun datang membawa Americano untuk dua orang temannya itu. Seonkyung berterimakasih dan Baekhyun tersenyum manis lagi. Ada apa hari ini? Tidak biasanya Baekhyun tersenyum dan banyak mengobrol dengannya. Jangan-jangan dia tidak tidur semalaman jadi otaknya berhalusinasi karena kelelahan?

Seonkyung disenggol Haeri dan baru akan protes saat Haeri menunjuk Manajer Oh yang berjalan kearah mereka. Seonkyung dengan panik menutup browser dan mulai melanjutkan pekerjaannya.

Pukul 5 tepat, jam kerja mereka berakhir. Seonkyung baru akan pergi ketika Baekhyun menghalangi jalannya. Pemuda yang tingginya tidak jauh darinya itu tersenyum manis lagi. Sekarang Seokyung mulai yakin kalau Baekhyun memang sedang mengalami kelainan. Mau apa Baekhyun?

“Kau mau pulang bersama? Ayolaaah.. ya ya ya?” Baekhyun bahkan beraegyo.

“A.. aku..” Seonkyung tidak bisa berkata-kata. Ini sangat mengejutkan baginya, sepertinya mimpinya jadi kenyataan.

“Aku tidak menerima penolakan! Kkaja!” Baekhyun langsung menggamit lengan Seonkyung dan membawanya keluar.

“Seonkyung? Kenapa kau suka sekali melamun sih?” suara Baekhyun mengantarkan Seonkyung kembali ke kenyataan. Ah, dia jadi sering berimajinasi gara-gara terlalu sering membaca fanfiction.

“Ehh, tidak apa-apa. Ada apa?” Tanya Seonkyung gugup. Bagaimanapun, dia sangat menyukai Baekhyun dan mengobrol dengannya membuat jantungnya berdebar tidak karuan.

“Sebenarnya aku ingin meminta bantuanmu. Tapi..” Baekhyun melirik Haeri datang menghampiri mereka.

“-tidak jadi! Nanti saja, aku duluan ya! Daahh!!” Baekhyun buru-buru keluar dari ruangan itu. Seonkyung mengerutkan kening sementara Haeri langsung menggodanya.

“EHM! Sepertinya ada yang senang sekali hari ini.”

Wajah Seonkyung memerah dan dia langsung memukul pelan lengan Haeri. “Kau ini bicara apa sih!”

Haeri tertawa, “Tapi aku benar kan! Eh, kita harus ke Twosome lagi hari ini, tidak apa-apa? Kita akan mengantarkanmu seperti biasa, tenang saja.” Haeri menarik lengan Seonkyung.

“Ya ya sesukamu sajalah.” Jawab Seonkyung tak tertarik. Selama dia diberi tumpangan gratis, untuk apa menolak? Saat mereka melewati meja Kyungsoo, Seonkyung mendapati lelaki itu menatap sinis kearahnya dan Haeri.

15 menit kemudian, Seonkyung dan Haeri sudah berada di kafe milik visual Super Junior itu. Well, sebenarnya dia tidak terlalu suka cake disana, begitu juga Haeri.

“Howon lagi?” Tanya Seonkyung. Haeri mengiyakan dan ia langsung memutarkan matanya. Dia juga ingin seperti itu, membeli cake yang dia tidak sukai karena pacarnya memintanya. Tapi mau bagaimana lagi? Baekhyun sepertinya jauh dari genggamannya.

Kenapa hidupku tidak semudah di fanfiction saja? Kalau aku hidup di fanfiction, Baekhyun dan aku sudah hidup bahagia berdua sekarang, batin Seonkyung sambil menghela nafas. Haeri yang sudah selesai membeli cake kesukaan pacarnya itu menarik Seonkyung keluar.

“Kau ini melamun terus! Kenapa tidak kau saja yang menyatakan perasaanmu duluan.” Ujar Haeri. Mata Seonkyung mendelik. “Aku? Enak saja, tidak mau! Baekhyun yang harus menyatakannya kepadaku!”

“Apa salahnya mencoba.” ujar Haeri sambil mencari sesuatu, ia lalu menarik tangan Seonkyung saat melihat mobil Howon yang terparkir di pinggir jalan. Seonkyung kaget namun diam saat melihat sedan hitam yang sudah tidak asing baginya itu.

Di perjalanan, Haeri sibuk mengobrol dengan Howon. Tidak menjadi pikiran Seonkyung sebenarnya, karena dia mengeluarkan ponselnya dan mulai membaca fanfiction lagi. Pikirannya melayang kepada laki-laki bermarga Do yang tadi menatapnya sinis. Seonkyung tak habis pikir, dia rasa dia tidak punya salah apa-apa pada Kyungsoo.

“Haeri! Kau punya masalah dengan si Owl?” Tanya Seonkyung menginterupsi Haeri dan Howon yang sedang mengobrol.

“Hmm? Owl? Do Kyungsoo maksudmu?”

“Yup.”

“Tidak ada, memangnya kenapa?”

“Tadi saat kita pulang, aku melihat dia menatap sinis kearah kita. Aku tidak ada masalah dengannya, kau juga tidak kan? Lalu mengapa dia seperti itu?”

“Mungkin karena silindernya? Matanya kan bermasalah?” Haeri menanggapi dengan santai.

“Oh begitu? Aku tidak tahu soal itu.”

“Yaaa kau kan hanya tahu soal Byun Baek.” Timpal Howon begitu saja. Seonkyung mendelik.

“Pasti kau kan yang memberitahukannya! Dasar mulut ember! Sekalian saja umumkan dikantor!” ujar Seonkyung kesal sambil menarik rambut Haeri yang tertawa keras.

“Yah! Lepaskan bodoh! Kalau kau mau, besok aku akan benar-benar mengumumkannya di kantor!” dengan itu Seonkyung langsung melepaskan rambut Haeri sambil merutuk seperti ‘sebarkan saja lalu aku akan keluar kerja’.

Bersamaan dengan itu, ternyata Seonkyung sudah sampai di rumahnya. Seonkyung segera turun tanpa banyak bicara.

“Terimakasih ya.” ujar Seonkyung, Howon mengangguk.

“Sama-sama, besok mau kujemput? Mobilku keluar bengkel hari ini.” Tawar Haeri, Seonkyung mengangguk cepat. Karena kenapa tidak? Kalau itu berarti bisa mengurangi ongkosnya, dia akan senang hati menerimanya.

“Ya sudah, daah!!” Haeri melambai sebelum kaca mobil di tutup dan mereka berdua pun tak lama menghilang di kejauhan. Seonkyung segera masuk rumah dan naik ke kamarnya.

7 PM

“Makan malam sudah siap belum ya?” ujar Seonkyung pada dirinya sendiri. Dia turun dan mendapati Eomma, Appa, 2 kakak dan 1 adiknya sedang makan bersama. Tanpa mengajaknya.

“Eommaa!! Kenapa tidak mengajakku makan malam? Aku juga masih ada dirumah ini tahu!” protes Seonkyung sambil mengambil makanan. Eommanya itu hanya tertawa kecil. Selalu saja begitu, entah kenapa Eommanya itu tidak pernah mengajaknya makan. Kapanpun. Pagi, siang, malam.

Setelah makan Seonkyung langsung naik lagi ke kamarnya. Dia melihat jam, baru jam 8 malam. Seonkyung tersenyum mengingat tidak ada pekerjaan yang menunggu belum terselesaikan. Dia langsung membuka tab-nya saat mendengar telponnya berdering. Dalam sekejap tab ditangannya berganti dengan ponselnya.

“Yoboseyo?”

“Yoboseyo Kyung-ah.”

Suara itu. Mata Seonkyung mendelik. Dia tidak melihat ID si penelpon tadi dan langsung mengangkatnya. Dia melihat ponselnya sambil berkedip tak percaya.

“Seonkyung..?” ujar suara diseberang sana lagi.

“A-ada apa Baekhyun?” Seonkyung merasa sulit bernafas sekarang. Seorang Byun Baekhyun menelponnya? Bagaimana bisa?! Pasti dia akan mengajakku makan siang besok, lalu dia akan menyatakan perasaanya, dan kita hidup bahagia berdua selama-lamanya. HAHAHAHA- Ya Tuhan, apa yang aku pikirkan. Seonkyung facepalm lagi dengan imajinasinya itu.

“Ini soal tadi, aku mau mengatakan sesuatu.”

Tolong siapapun katakan bahwa ini hanya mimpi!! Aku tidak bisa seperti ini terus.

“Mengatakan apa? Katakan saja sekarang..” suara Seonkyung mengecil. Oh tolonglah semoga ini benar. Lalu aku akan segera hidup bahagia dengan Baekhyun.

“Ah.. bagaimana ya.. aku tidak enak berbicara di telepon. Besok.. makan siang. Kita berdua saja, kau bisa?”

Seonkyung hampir menjerit tertahan karena senang, “Baiklah!! Dimana?”

“Lihat besok saja. Kalau begitu.. maaf mengganggu. Selamat malam.”

Dengan itu, Seonkyung tertawa senang dan segera menelpon Haeri.

“Haeri-ah!” serunya heboh.

“Chagi!! Seonkyung menelpon!” seru seseorang samar di seberang sana. Ah, Howon.

“Yoboseyo? Maaf ya aku tadi sibuk menyiapkan makan malam. Ada apa?”

“Coba tebak siapa yang besok diajak makan siang bersama Baekhyun!”

“AAAAAHHH!!” Keduanya berteriak bersamaan di telepon, lalu tertawa senang. “Benarkah? Selamat yaaa!! Aku mendoakan yang terbaik untuk kalian, hihi.”

“Aku juga tidak menyangka. Tadi dia tiba-tiba menelponku dan bilang kalau dia ingin mengatakan sesuatu, dan akhirnya mengajakku makan siang!!”

“Wah, benar-benar diluar perkiraan. Kalau begitu, semoga besok sukses ya!”

“Haha baiklah.. tapi Haeri, berarti aku besok tidak bisa makan siang bersamamu.”

“Tidak usah pedulikan aku! Nikmati saja waktumu berdua dengan Baekhyun!”

“Ahh arraseo. Yasudah kalau begitu, maaf ya mengganggu! Daah!!” Seonkyung pun mematikan telepon dengan senyum cerah. Dia tidak sabar untuk makan siang besok.

Keesokan harinya. 12 PM.

Waktu istirahat. Akhirnya, inilah yang ditunggu-tunggu Seonkyung. Dia mengecek dirinya di cermin sekali lagi. Gadis itu bahkan memakai pakaian terbaiknya hari ini. Haeri menyembul dari atas sekat yang memisahkan meja mereka berdua. “Kau sudah cantik!! Ayo cepat, Baekhyun menunggumu.”

Seonkyung berdebar-debar. Dia tersenyum pada Haeri dan Baekhyun akhirnya datang menghampirinya. “Wah, kau cantik sekali hari ini.” puji Baekhyun pada Seonkyung membuat gadis itu makin berdebar-debar. Haeri cekikikan sendiri.

“Kkaja! Kita pergi sekarang.” Baekhyun menawarkan tangannya pada Seonkyung seperti seorang gentlemen. Haeri hampir tertawa saat tak sengaja matanya menatap Kyungsoo yang tak jauh dari sana. Matanya menyorot pada Seonkyung dan Baekhyun dan rasanya ada yang aneh. Apa silindernya memburuk? Pikir Haeri. Dia sampai tidak sadar kalau Seonkyung dan Baekhyun sudah tidak ada.

Mereka sampai di sebuah restoran mewah yang jaraknya lumayan jauh dari kantor. Oh, Seonkyung mulai panik, bagaimana kalau dia tidak bisa mengatakan hal dengan benar? Baekhyun bahkan membukakan pintu mobil untuknya.

“Terimakasih..” ujar Seonkyung pelan saat Baekhyun menarikkan kursi untuknya. Baekhyun tersenyum lagi untuk yang kesekian kalinya hari ini. Membuat Seonkyung tidak karuan.

Setelah memesan, Baekhyun mulai berbicara.

“Baiklah Seonkyung, aku tidak ingin basa-basi lagi, aku harus segera mengatakan ini.”

“Aku sudah menyukaimu sejak lama, dan aku harap kau mau menjadi pacarku.”

Seonkyung tersenyum dan hampir terharu. Dia mengangguk karena tidak bisa mengatakan apapun.

“Aku menyukai Haeri.”

Seonkyung ingin tersenyum saat sadar kalau bukan namanya yang disebut. “Aku menyukai sahabatmu itu sudah lama.” Lanjutnya lagi.

Tubuhnya rasanya beku. Rasanya keringat dingin menghiasi pelipisnya sekarang. Hatinya tak karuan, kaget, kecewa, marah, sedih, semuanya bercampur jadi satu.

“Jadi aku memintamu membantuku mendapatkan Haeri.”

Perubahan tiba-tiba Baekhyun, sampai mengajaknya makan di restoran mewah ini adalah usahanya untuk mendekati Haeri? Dia hanya bisa menatap tak percaya pada laki-laki yang berada di depannya itu.

Seonkyung baru ingin menjawab saat pesanan mereka datang. Aku tahu Baekhyun tidak akan pernah kumiliki. Apa yang aku harapkan? Dia akan menyatakan perasaannya untukku? Konyol sekali. Seonkyung meremas pinggiran meja untuk menahan airmatanya yang sudah siap jatuh.

“Aku permisi ke toilet.” Ujar Seonkyung buru-buru. Dia tidak akan menjatuhkan airmatanya dihadapan Baekhyun. Dia bahkan tidak berharga untuk ditangisi.

Dia tahu usianya sekarang sudah tidak membolehkannya menangis hanya karena masalah ini. tapi entah kenapa, rasanya hancur sekali. Kesal sekali. Kadang dia ingin, ada seseorang yang mencintainya tulus lebih dulu. Kenapa dia selalu jatuh cinta pada orang yang salah?

Seonkyung terus menerus melamun di toilet sampai dia baru sadar kalau dia sudah menghilang selama 15 menit. Dia akhirnya keluar dan mencuci mukanya. Untung saja dia tidak kelihatan sehabis menangis.

“Kenapa lama sekali?” Tanya Baekhyun sedikit terganggu, kekesalan tergambar jelas di wajahnya. Seonkyung jadi kesal, memangnya siapa dia?

“Maaf.”

“Jadi kau menyukai Haeri huh?” Tanya Seonkyung kesal. Baekhyun tersenyum dan mengangguk.

“Kau mau kan membantuku? Aku akan memberikan apa saja untukmu kalau kau mau membantuku.”

Berikan hatimu.

“Bagaimana kalau Haeri itu ternyata sudah mempunyai kekasih yang dia pacari sejak pertama kali masuk SMA dan sebentar lagi mereka akan menikah?”

Baekhyun tersedak dan Seonkyung mati-matian menahan untuk tidak tersenyum puas. Dia senang melihat wajah Baekhyun. Sementara lelaki itu mengambil minum, dia memakan makanannya dengan tenang.

“Apa?! Kau jangan bercanda! Aku tidak melihat cincin atau foto pacarnya di mejanya!”

“Itu karena sebelum kau bekerja dengan kita, piguranya pecah dan kau tahu Haeri itu sangat pemalas jadi sampai sekarang belum diganti. Kau tidak melihat wallpaper ponselnya?” Seonkyung puas sekali. Rasakan itu! Memangnya enak patah hati? Batinnya sambil sedikit tersenyum.

Baekhyun masih terus menatap Seonkyung tidak percaya. “Lalu kenapa dia sangat baik padaku? Kupikir dia juga menyukaiku!”

“Haeri memang seperti itu, tapi bukan berarti dia suka padamu. Kau pikir dia hanya baik padamu? Sayang sekali, lain kali, perhatikan lebih baik lagi.”

3-1. Baekhyun kalah telak dan dia terlihat sangat kecewa. Seonkyung bangkit karena tiba-tiba dia merasa kenyang.

“Ini untuk makananku. Dan aku akan memakai taksi. Bye.” Seonkyung melenggang pergi. Baekhyun menatapnya tak percaya dan segera menyusulnya.

“Tidak! Kau datang bersamaku dan harus kembali bersamaku juga. Ayo.” Baekhyun meninggalkan uang di meja dan mereka berdua segera pergi.

Selama perjalanan kembali ke kantor, tidak ada yang bicara. Seonkyung kecewa, tapi dia puas karena Baekhyun juga patah hati. Setidaknya karena dia tidak mendapat apa-apa, maka Baekhyun juga tidak. Sementara itu Baekhyun tidak habis pikir kenapa dia tidak menyadari kalau Haeri sudah memiliki pacar.

Haeri menyambut mereka berdua dengan ceria, tapi senyumnya langsung terhenti ketika tidak ada tangan yang bertautan, atau senyum di wajah keduanya. Ada yang salah, pikir Haeri. Dia memutuskan untuk diam saja tidak menanyakannya, apalagi keduanya bahkan tidak ada yang menyapanya.

“Nona Bang! Mana laporan anda yang harusnya anda serahkan pada saya hari ini? Kemarin anda bilang sehabis makan siang!” suara Manajer Oh mengagetkan Seonkyung dari lamunannya. Matilah aku, batinnya.

“Ini laporannya Manajer Oh, Nona Bang meninggalkannya di meja saya sebelum makan siang.” Mata Seonkyung langsung menatap ke sumber suara. Pahlawannya, penyelamatnya dari amukan si manajer dibawah umur itu. Do Kyungsoo.

“Oh baiklah, kalau begitu lanjutkan pekerjaan kalian!” Manajer Oh menghilang ke ruangannya sementara Seonkyung bernafas lega.

“KYUNGSOO TERIMAKASIH BANYAK AKU BERHUTANG NYAWA PADAMU!” Seonkyung langsung memeluk Kyungsoo yang masih berdiri. Mata bulatnya makin membesar karena kaget di peluk Seonkyung. Haeri tertawa kecil melihat itu.

“Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti itu untukku!! Aku sangat berterimakasih padamu!” Kyungsoo masih saja mematung. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Seonkyung yang merasa aneh karena tidak mendengar jawaban dari Kyungsoo, baru sadar dan langsung melepaskan pelukannya. Gadis itu tersenyum gugup sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Eh, maaf..”

Wajah Kyungsoo yang memerah tidak luput dari perhatian Seonkyung. Kenapa dia? Tapi gadis itu berusaha tidak mempedulikannya. Mungkin dia merasa panas? Tapi AC diruangan itu berfungsi dengan baik.

“A-ah ti-tidak apa-apa.. sama-sama Seonkyung-ah.” Kyungsoo menunduk dan Seonkyung hampir berteriak karena KYUNGSOO SANGAT SANGAT LUCU SEPERTI ITU. Rasanya dia ingin memeluk lelaki itu lagi karena tingkahnya menggemaskan.

“Aku benar-benar berterimakasih dan sebagai gantinya, aku akan mengabulkan satu permintaanmu apapun itu!”

Kyungsoo mengangkat wajahnya dan Seonkyung dapat melihat binar di matanya. Oh, kenapa aku baru sadar kalau Kyungsoo itu menarik? Batin Seonkyung yang tenggelam di doe-eyes nya Kyungsoo.

“Benarkah?” tanyanya, nadanya penuh harap. Seonkyung mengangguk sambil tersenyum. Kyungsoo sangat bahagia, tapi begitu mengingat saat makan siang, senyumnya hilang.

“Tidak usah, tidak apa-apa.”

“Tidak bisa begitu Kyungsoo! Kau menyelamatkan hidupku! Aku akan menunggu permintaanmu, jadi pikirkan baik-baik ya!” Seonkyung akhirnya melepaskan tangan Kyungsoo yang ternyata dari tadi digenggamnya. Seonkyung kembali ke pekerjaannya sementara Kyungsoo makin memerah saja. Haeri hampir tertawa keras kalau tidak karena Kyungsoo meng-glarenya. Gadis itu mehrong pada Kyungsoo dan kembali ke pekerjaannya dan Kyungsoo juga melakukan hal yang sama.

Jam pulang kantor. Haeri segera menarik Seonkyung pulang. Dia bilang ada sesuatu hal yang penting untuk dibicarakan. Seonkyung hanya menurut karena definisi ‘penting’ menurut Haeri, bisa berarti dia tidak tahu boleh mengganti wallpaper komputernya atau tidak. Seonkyung melewati meja Kyungsoo sambil tersenyum dan tak disangka, laki-laki itu juga balas tersenyum padanya.

“Bagaimana dengan Baekhyun? Kalian tidak jadi?” Tanya Haeri heboh.

Seonkyung menggeleng. “Dia menyukaimu.” Jawabnya sambil tertawa. Aneh Seonkyung tidak merasakan apapun lagi, dia tidak sakit hati lagi.

“Apa? Itu tidak mungkin.” ujar Haeri tak percaya.

“Aku serius Nona Jung! Dan aku bilang, kalau kau akan segera menikah dengan Howon.”

“Menikah apanya!” Haeri berdecak.

Seonkyung baru sadar kalau Howon menyuruhnya untuk merahasiakannya. Dia memang belum resmi melamar Haeri. Oh, aku keceplosan! Bagaimana ini! Seonkyung menggigit bibir bawahnya. “Hahaha, maksudku supaya Baekhyun tidak mengejarmu begitu!!”

“Oh, ya sudahlah. Terimakasih dan maaf kalau begitu.” Haeri merasa sangat bersalah.

“Tidak apa-apa, aku tidak memikirkannya lagi sekarang. Aneh. Awalnya aku sangat sakit hati, tapi setelah aku melihat wajah kecewanya karena tidak bisa memilikimu, aku puas. Kita impas, hahaha.” Seonkyung tertawa, Haeri ikut tertawa pelan.

“Maaf ya, aku merasa bersalah.”

“Hey, sudah kubilang tidak apa-apa. Aku yang minta maaf karena kau jadi makan siang sendiri. Eh, bukankah kau bersama Howon?”

“Hmm, seharusnya. Tapi dia tiba-tiba ada meeting jadi kami gagal makan bersama.”

“Apa? Jadi kau benar-benar makan sendiri?” Seonkyung kaget, well, itu berlebihan. “Tidak, aku menemukan seorang teman yang cukup menyenangkan di menit-menit terakhir. Dan dia, berbagi rahasiany- AH AKU BARU SADAR KALAU DIA TIDAK AKAN JADI PATAH HATIII!!”

Haeri tiba-tiba berteriak dan Seonkyung harus menutup telinganya karena gadis itu benar-benar berisik. “Siapa sih maksudmu? Jangan bilang kau akan selingkuh.”

“Tidak mungkin! Aku tidak akan meninggalkan Howon bahkan untuk Hoya Infinite!!”

Seonkyung memutarkan matanya. “Lalu siapa?! Cepat beritahu aku!”

“Tidak mau! Nanti juga kau tahu!”

“Ayo beritahu aku Nona Jung!!” Seonkyung mulai mengeluarkan jurus andalannya. Yaitu mencubit lengan Haeri. “Tidak –AH! Aku sedang menyetir bodoh!”

“Aku tidak peduli!!” Seonkyung mencubitinya lagi. “Yah! Nanti juga kau tahu, aku hanya bisa bilang, bukalah hatimu untuk cinta yang baru, arraseo?!”

“Apa? Jangan buat aku penasaran!! Aku akan terus mencubitimu!”

“Hih!” Haeri sebisa mungkin menghindari cubitan Seonkyung. Mereka berdua terus saja melakukan itu sepanjang jalan sampai rumah Seonkyung.

“Dasar gadis gila!” rutuk Haeri. Seonkyung mehrong. “Rasakan itu!”

“Kau harus membayar mahal untuk ini nanti! Lihat saja! Aku tidak akan menjemputmu besok! Daaahh!!” Haeri langsung tancap gas sebelum Seonkyung sempat berkata apa-apa.

“Dasar Jung gila.” Gumam Seonkyung sambil masuk rumah.

Malamnya Seonkyung memikirkan perkataan Haeri tadi.

“..bukalah hatimu untuk cinta yang baru.”

Cinta yang baru? Siapa? Jangan-jangan Kyungsoo?

Seonkyung terkikik geli. Laki-laki dengan doe-eyes itu sangat tidak mungkin menyukainya. Terlebih karena tidak ada perilakunya yang menunjukkan kalau dia suka padanya.

Apa jangan-jangan, dia tipe pemalu yang tidak mau mendekatiku duluan dan akan langsung menembak. Lalu aku akan berpacaran dengannya dan kita berdua akan hidup bahagia berdua bersama selamanya. HAHAHAHA –Astaga aku lupa laporan ku untuk besok! Seonkyung jatuh dengan tidak elit dari tempat tidurnya. Dia baru ingat kalau dia masih punya pekerjaan. Well, Kyungsoo dan imajinasinya bisa menunggu nanti.

D.O mencium yeoja itu dengan hati-hati dan penuh perasaan. Lalu tiba-tiba D.O mendorong tubuh yeoja itu ke atas tempat tidur. Dia mengangkat bibirnya keatas menjadi smirk.

“What? Yang benar saja! Mana mungkin D.O melakukan itu? Tsk, dengan wajah innocent itu? Apa author ini fans baru apa bagaimana?!”

Oke, setelah 15 menit berusaha menyelesaikan pekerjaannya, Seonkyung malah membuka situs fanfiction. Laporannya belum selesai. Seonkyung baru akan membuka fanfiction baru saat ponselnya berdering. Gadis itu berusaha mengambil ponselnya, dan sukses jatuh dari kursinya karena dia memaksakan tangannya yang tidak sampai ke ponselnya itu.

BUM! Suaranya cukup keras terdengar di seluruh rumah. Adiknya, Junhong, yang kamarnya berada disebelahnya langsung masuk dan menemukan kakaknya itu baru saja bangun sambil meringis.

“Noona! Kau baik-baik saja?” Tanya Junhong khawatir, Seonkyung tersenyum. “Gwaenchana.. Ah! Yoboseyo?”

Junhong kembali ke kamarnya karena setelah melihat bahwa kakaknya sedang berbicara di telpon. Sementara Seonkyung belum sempat berterimakasih karena adiknya itu mengkhawatirkannya. Dia baru melihat lagi ID si penelpon setelah suara di seberang sana menyapa pendengarannya.

DO KYUNGSOO?!

Apa yang bisa lebih gila dari ini? Mungkin dia juga ingin memintaku membantunya untuk mendapatkan Haeri? Pikir Seonkyung kelam.

“Ada apa Kyungsoo? Kau sudah memikirkan permintaanmu?”

Tut tut tut

Teleponnya putus. Seonkyung menatap tak percaya pada ponselnya. Sebenarnya kenapa sih si Owl itu? Jangan-jangan dia salah tekan.

Seonkyung menghela nafas dan baru meletakkan ponselnya saat ponselnya berdering kembali. Dia melihat ID si penelepon dan agak kecewa setelah tahu kalau itu bukan pemuda bermarga Do. Bukan juga si penggemar eyeliner.

“Hoi Seonkyung! Besok aku tidak bisa menjemputmu. Howon memaksaku untuk pergi bersama dengannya.”

“Ah? Ya sudahlah, sudah lama juga aku tidak naik bus umum.”

“Maaf ya!! Tapi aku tidak menyesal juga sih! Aku hanya ingin mengatakan itu saja, jadi, bye!”

Tiba-tiba telepon diputus. Kenapa gadis itu? Aneh.. tapi kapan Haeri tidak aneh? Seonkyung tertawa sendiri lalu terdiam. Naik bus? Malas sekali. Sebuah ide tiba-tiba terlintas di pikirannya dan seketika dia meneriakkan nama adiknya.

“JUNHOOOONG!”

Junhong di kamar sebelah yang sedang mendengarkan lagu lewat headsetnya sukses jatuh dari tempat tidur karena kaget. Seonkyung baru sadar kalau suara terlalu keras.

“BANG SEONKYUUUUNG!!”

Suara Appanya menggelegar satu rumah. Seonkyung berlari dan langsung mengunci kamarnya seketika sebelum Appanya itu datang padanya karena membuat anak tersayangnya, Junhong jatuh dari tempat tidur. Seonkyung langsung menyelinap kebawah selimut dan berpura-pura tidur sampai dia benar-benar tidur tak berapa lama kemudian.

Keesokan paginya. Seonkyung turun untuk sarapan dan tidak menyadari tatapan aneh yang dia dapatkan dari seluruh penghuni rumah. Dia baru menggigit rotinya saat melihat Junhong menatapnya sambil tersenyum.

“Apa hang hau hihat?” ujar Seonkyung dengan mulut penuh roti. Junhong hanya menggeleng sambil tersenyum. Seonkyung pun melihat ke sekeliling dan mendapati semuanya menatapnya sambil tersenyum penuh arti.

“Ada apa sih?!” serunya merasa terganggu. Akhirnya eommanya berbicara, “Cepat bereskan sarapanmu! Kau mau membiarkan dia menunggu berapa lama?”

“Menunggu? Haeri menjemputku? Semalam katanya dia akan bersama pacarnya. Ah biarlah dia menunggu! Lagipula kenapa dia tidak masuk kedalam?”

“Dari tadi dia sudah ada di ruang tamu!” ujar Jongup, kakak keduanya. Seonkyung masih cuek sampai Junhong menarik tangannya. “Ayo cepat! Jangan biarkan calon kakak iparku menunggu!”

Mata Seonkyung membesar. Dia tidak melawan saat Junhong menyeretnya ke ruang tamu.

“Kakak ipar siap- DO KYUNGSOO?!” kata kata Seonkyung terpotong ketika melihat seorang pemuda bermata besar duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Junhong melambaikan tangan.

“Bye noona! Hati-hati dijalan ya!”

“Ap-apa ini?! Aku tidak mengerti!” Seonkyung masih heboh sementara Kyungsoo menunduk, bingung apa yang harus dikatakan.

“Ma-maaf kalau aku mengejutkanmu. Tapi Haeri menyuruhku untuk menjemputmu.” ujar Kyungsoo akhirnya. Dia menjual nama Haeri berharap Seonkyung mau menerima tawarannya. Meski pernyataannya itu tidak sepenuhnya salah. Seonkyung terdiam, Haeri? Gadis bodoh itu.. apa yang dia lakukan?! Seonkyung langsung keluar menarik tangan Kyungsoo karena menduga pasti keluarganya sekarang sudah menganggap lelaki itu pacarnya.

Kyungsoo masih terdiam karena kaget tiba-tiba ditarik keluar, wajahnya juga merona merah. Seonkyung akhirnya melepaskan tangan Kyungsoo yang digenggamnya. “Ya sudah sekarang ayo!” ujar Seonkyung langsung masuk ke mobil. Sementara si Owl masih bengong. Seonkyung membuka kaca mobil.

“Kau mau mengantarku atau tidak?”

Dalam sekejap Kyungsoo masuk ke mobilnya sambil berusaha menyembunyikan senyumnya. Sementara Seonkyung mengecek ponselnya karena ada pesan masuk.

‘Nikmati perjalananmu dengan Kyungsoo! XOXO –Haeri’

‘Dasar kau gadis gila, kenapa memaksa Kyungsoo untuk menjemputku?’

‘Aku tidak memaksanya bodoh’

Seonkyung melirik ke samping, dimana Kyungsoo berada. Matanya membesar seketika.

“Wah! Kenapa aku duduk disini?!!” serunya heboh. Kyungsoo yang kaget hampir menabrak seorang penyebrang jalan. Dia langsung minta maaf sementara Seonkyung masih speechless.

“Kita sudah setengah jalan dan kau baru menyadarinya? Memangnya kenapa?” jawab Kyungsoo heran. Seonkyung menggeleng. “Jadi tidak apa-apa aku duduk disebelahmu?”

Kyungsoo tertawa. “Tentu saja, memangnya ada yang salah?” Seonkyung menggeleng pelan.

Tiba-tiba Kyungsoo memegang tangannya dan mengusapnya pelan sambil tersenyum. “Aku mau bilang, kalau aku sebenarnya menyukaimu.”

Mata Seonkyung membesar. “K-kau serius?” Seonkyung menahan nafas saat Kyungsoo menarik tangannya dan menciumnya pelan. “Apa itu menjawab pertanyaanmu?”

“AAAAHHH!!” Seonkyung menggeleng dan berteriak saat Kyungsoo mau mengambil minum yang berada disebelahnya, dekat tangannya. Kyungsoo kaget dan menarik tangannya kembali.

“Kau kenapa? Ada apa?!” Tanya Kyungsoo panik melihat wajah Seonkyung yang pucat. Seonkyung terdiam dan baru sadar dari lamunannya dan dia balik menatap mata Kyungsoo. Dia bisa lihat Kyungsoo sangat khawatir padanya.

Tangan Kyungsoo terulur untuk mengecek kening Seonkyung. Panasnya normal. Lalu dia kenapa? “A-aku baik-baik saja..maaf mengkhawatirkanmu.” ujar Seonkyung pelan. Tatapan Kyungsoo melembut dan tangannya turun ke pipi Seonkyung lalu mengusapnya pelan. “Kalu begitu  jangan lakukan itu. Jangan buat aku khawatir..”

APA INIII?!! Imajinasiku benar-benar menggila didekat Kyungsoo. Seonkyung menggeleng keras dan Kyungsoo sampai menghentikan mobilnya kepinggir. Dia benar-benar khawatir.

“Kau benar-benar baik-baik saja kan?” Tanya Kyungsoo. Tangannya tetap di kemudi. Seonkyung jadi merasa bersalah sudah membuat Kyungsoo khawatir.

“Aku baik-baik saja! Benar!”

“Lalu.. kenapa dari tadi kau seperti banyak pikiran? Kau tidak suka aku mengantarmu?”

Seonkyung menggeleng cepat. “B-bukan begitu!! Aku minta maaf! Aku senang kok diantar olehmu! Sungguh!”

Kyungsoo tampak tak yakin, ekspresinya sulit ditebak. Dia melihat jam di dashboard dan tiba-tiba menyalakan mobilnya lagi. “Kita hampir terlambat!!” ujarnya panik sambil menginjak pedal gas. Seonkyung hampir berteriak kalau tidak menahan dirinya. Dia sudah terlalu banyak berteriak dan membuat Kyungsoo khawatir hari ini.

Keduanya berlari dari parkiran ke lift yang untungnya tidak penuh. Untung saja mereka bisa datang tepat waktu meski keduanya sangat lelah dan sekarang masih berusaha mengambil nafas. Haeri mengernyitkan keningnya melihat mereka berdua baru datang.

“Minum dulu.” Ujarnya menaruh minuman untuk masing-masing Kyungsoo dan Seonkyung. Keduanya secara bersamaan langsung meminum air itu sampai habis dalam sekali teguk. Kyungsoo bahkan berdiri dan mengambil air lagi untuknya.

“Kenapa kalian terlambat? Perasaan hari ini tidak macet.”

“Ada insiden!” jawab Seonkyung sekenanya. Kyungsoo hanya mengipasi wajahnya yang terasa panas. Haeri tertawa. “Insiden apa?” tanyanya pada Kyungsoo. Pemuda itu hanya mengangkat bahu karena tidak mengerti apa yang dimaksud Seonkyung.

“Si Oh Thehun sudah datang?” Tanya Seonkyung mengalihkan pembicaraan.

Haeri menggeleng. “Dia dan Baekhyun pergi hari ini keluar kota.” Seonkyung membelalakkan matanya “APA?! LIBURAN BERDUA?”

“Urusan pekerjaan bodoh.” Haeri mendorong kepala sahabatnya itu cukup keras. Seonkyung hanya mengusap kepalanya.

“Ya siapa tahu..”

“Kenapa dengan Baekhyun? Bukannya dia baru bekerja beberapa bulan disini?” Tanya Kyungsoo heran. “Hmm, awalnya dia mengajakku, tapi aku menolak karena malas. Siapa juga yang mau berduaan dengan si Thehun selama 3 hari?!” jawab Haeri.

“Memang dia tidak marah kau menolaknya?” Seonkyung mendongak untuk melihat Haeri yang sedang berdiri.

“Tidak, Baekhyun langsung menawarkan dirinya dan dia langsung menyetujuinya.”

Seonkyung geleng-geleng kepala. “Dia sampai mau melakukan itu untukmu?”. Haeri menggeleng, “Kupikir itu karena dia ingin segera dipromosikan.”.

“Dasar ambisius.” sela Kyungsoo, dua gadis itu menatapnya. “Kau benar, dia memang ambisius.” Seonkyung mengiyakan. Entah kenapa Haeri langsung tertawa seperti orang gila. Seonkyung menatap aneh padanya sementara Kyungsoo berusaha tidak mempedulikannya.

“Kau ini mengganggu saja! Sana-sana kembali ke mejamu! Seperti kau tidak punya pekerjaan saja.” Usir Seonkyung. Haeri tidak mau beranjak.

“Memangnya kau mau apa? Melanjutkan pekerjaanmu membaca fanfiction? Dasar! Santai saja mumpung tidak ada si Thehun.”

“Kau benar. Ahh untung saja, aku punya laporan yang harus kuselesaikan hari ini untuknya. Untung saja dia tidak ada. HAHAHA!”

Haeri terdiam, tampaknya baru teringat sesuatu. “Oh! Aku lupa dia berpesan agar laporanmu tetap harus diselesaikan hari ini. Kirimkan lewat email padanya sebelum jam makan siang.”

Seonkyug terdiam. “Kenapa bukan bilang dari tadi bodoh!” Gadis itu langsung memutar kursinya menghadap komputernya, dan mengerjakan laporannya lagi. Kyungsoo geleng-geleng kepala, Haeri tertawa lalu menghampiri Kyungsoo.

“Kyungsoo-yah, aku tahu kau tidak ada deadline hari ini. Ayo temani aku membeli Americano.” Ajak Haeri, dia menyadari Seonkyung berhenti mengetik.

“Oke.” Jawab Kyungsoo. Haeri tersenyum puas lalu segera menarik Kyungsoo. Dia sangat menyadari kalau Seonkyung akhirnya mengetik kembali setelah Kyungsoo memberikan jawabannya.

Seonkyung mengintip kepergian mereka berdua dari balik sekat. Dia lihat Haeri berbalik dan menaikkan sebelah alisnya padanya. Seketika Seonkyung langsung menyembunyikan wajahnya lagi. Wah, dia ketahuan, rasanya malu sekali. Dia melihat lagi kearah pintu dan mereka sudah tidak ada.

Gila Haeri, kenapa dia hari ini? Apa dia menyukai Kyungsoo dan berencana meninggalkan Howon? Lalu Howon akan patah hati dan aku akan ada untuknya, akhirnya kami berdua menikah dan memiliki 3 anak. Lalu Haeri datang padaku mengatakan kalau dia menyesal meninggalkan Howon. Wah wah wah, itu kan cerita fanfic yang semalam dibacanya.

Seonkyung tertawa karena pemikiran konyolnya. Dia menerima tatapan sinis dari Min Ah, teman sekerjanya. Seonkyung balas menatapnya, dan akhirnya Min Ah yang menunduk karena malu. Seonkyung tersenyum puas. Gadis itu selalu mengkritiknya karena kesukaannya pada fanfiction. Dasar jalang, pikir Seonkyung lalu kembali menyusun laporannya. Sebentar lagi selesai.

Tapi Seonkyung malah terpikir Kyungsoo. Lelaki itu sekarang berhasil membuatnya berdebar-debar bahkan lebih dari yang dia rasakan dengan Baekhyun. Well, tidak mungkin dia menyukainya kan? Cepat sekali.. baru saja kemarin dia menyukai Baekhyun dan sekarang, Kyungsoo sudah berhasil menginvasi pikirannya. Seonkyung memutuskan untuk tidak peduli. Lagipula tidak ada salahnya kan? Ini yang namanya move on, hihihi. Batin Seonkyung.

Dia merasa tidak enak saat tadi Haeri dengan cueknya mengajak Kyungsoo keluar. Rasanya.. dia tidak rela jika Kyungsoo pergi dengan perempuan lain. Padahal kan dia bukan siapa-siapa. Haeri juga sudah memiliki Howon dan tidak mungkin akan dia tinggalkan. Tapi tetap saja dia tidak suka. Dan Kyungsoo dengan mudahnya mengatakan iya.

“Haaahhh kalau begitu kan aku ikut saja tadi, lihat sekarang laporanku sudah selesai!” rutuk Seonkyung.

“Ikut kemana?” suara Kyungsoo mengagetkannya. Ternyata mereka berdua sudah kembali, tapi Haeri tidak terlihat dimanapun.

“A-ah tidak..” pipi Seonkyung memerah sementara Kyungsoo tersenyum. “Ini untukmu.” Ujarnya sambil menyerahkan se-cup Americano yang masih hangat.

Seonkyung makin blushing. “Te-terimakasih..” balasnya sambil menerima Americano itu dengan kedua tangannya. “Haeri kemana?” tanyanya berusaha mengalihkan perhatian.

“Tadi dia bilang ingin ke toilet- ah, itu dia sudah kembali.” Tunjuk Kyungsoo pada Haeri yang baru datang sambil tersenyum seperti orang bodoh.

Seonkyung geleng-geleng kepala dan akan meminum Americano-nya saat melihat sesuatu menempel disisi cup itu. Itu sebuah note. Matanya membesar saat melihat isinya.

‘Terimakasih sudah mau kuantarkan pagi ini :) –DKS’

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kimxgyu #1
di-subscribe dulu yah, lagi sibuk soalnya jd belom bisa baca :D fighting authornim!!
kimxgyu #2
di-subscribe dulu yah