Chapter 5

It Started With A Dare
Please Subscribe to read the full chapter

Updated.

Maaf karena update nya terlalu lama.

Terimakasih buat yang masih setia menunggu.

Do comment because I'll really appreciate it.

Sorry for the typos, for my flawed english, and any mistakes I made.

Happy reading, good people :*

 

Sarra memperhatikan gadis berperawakan timggi di hadapannya dengan mata terbelalak dan mulut terbuka. “What are you doing here?” tanyanya dengan nada cukup kasar.

“Rude!” ujar gadis itu sambil mendorong Sarra dari pintu dan menerobos masuk ke rumah. Sarra yang terlalu shock melihat gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Eun Sae, Sarra’s long-distance--of-cousin, hanya bisa mematung di tempatnya berdiri. Eun Sae duduk di sofa ruang tamu Sarra dengan nyaman. “Kenapa berdiri disitu saja? Cepat ambilkan aku minum!” ujar Eun Sae bossy.

“Geureonikka, niga wae yeogisseo?” tanya Sarra lagi, masih tidak bergerak dari tempatnya berdiri.

“Mulai hari ini aku tinggal disini. Memangnya Samchon dan Imo tidak bilang?” tanya Eun Sae lagi sambil mengawasi ruang tamu rumah Sarra.

“Geojitmal!” ujar Sarra tak percaya.

“Kalau kau tidak percaya, tanya saja pada orang tuamu.” Ujar Eun Sae acuh.

“Moooooooommm....” suara teriakan Sarra membuat Evelyn yang sedang menjemur baju di halaman belakang rumah mereka berlari tergopoh-gopoh memasuki rumah menuju sumber suara.

“Mwol? Wae?” tanya Evelyn terkejut.

“Does she really going to live with us?” tanya Sarra pada Evelyn sambil menunjuk Eun Sae.

Evelyn menolehkan wajahnya dan matanya menemukan Eun Sae yang sudah berdiri dan berjalan mendekatinya. “Oommoo, uri Eun Sae wa-guna.” Ujarnya sambil merentangkan tangan, menandakan bahwa dia minta Eun Sae memeluknya. “Sudah lama?” tanya Evelyn lagi, mengabaikan putrinya yang saat ini benar-benar butuh jawaban.

“Lumayan.” Jawab Eun Sae setelah melepaskan diri dari pelukan Evelyn. “Imo, aku haus.” Eun Sae merengek manja.

“Kau belum mengambilkan Eun Sae minum?” tanya Evelyn pada putri tercintanya sambil geleng-geleng kepala. Sarra hanya memutar bola matanya sebelum beranjak ke dapur, mengambilkan Eun Sae minum, karena gadis itu tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban apapun dari ibunya saat ini.

Lee Eun Sae adalah putri sulung dari Lee Jun Ki−adik Jun Hwa−dan Yoo Mi Rae. Dia memiliki adik laki-laki bernama Lee Kwang Hee, yang usianya 4 tahun lebih muda. Berbeda dengan Kwang Hee yang manis, Eun Sae itu licik seperti rubah. Sarra tidak sedang menjelek-jelekkan Eun Sae, dia hanya mengutarakan fakta. Eun Sae bisa melakukan apa saja untuk membuat hidup Sarra menderita. Dia tidak ingat apa salahnya sehingga membuat Eun Sae sangat senang membuatnya terluka−well, dia tidak ingat apapun sebelum dia berusia 6 tahun−tapi dia tahu Eun Sae membencinya sejak lama.

Sarra kehilangan memorinya saat dia berusia 6 tahun karena kecelakaan. Evelyn bilang, Sarra sedang pulang dari taman setelah bertemu dengan teman bermainnya ketika gadis itu tidak sengaja terjatuh ke tengah jalan dan tersambar truk bermuatkan pakaian. Sarra tidak ingat bagaimana kejadian persisnya, yang dia ingat dia membuka mata dan menemukan dirinya berada di ruangan serba putih beberapa hari setelahnya. Tangan kanannya di gips dan kepalanya pening. Seluruh badannya serasa remuk. Menurut dokter, tulang tangan kanan Sarra patah dan kepalanya terbentur cukup keras. Benturan di kepalanya membuatnya kehilangan memorinya sebelum hari itu.

Kalau dipikir-pikir, saat itu adalah pertama kali dan terakhir kalinya Sarra melihat Eun Sae menangis untuknya. Pertama kali karena, well, dia tidak ingat apapun sebelum hari itu. Terakhir kali karena setelah hari itu Eun Sae memilih untuk menjadi musuh bebuyutan Sarra dengan selalu mencari gara-gara dengannya. Dia pernah protes dan bertanya pada Eun Sae apa salahnya sehingga membuat Eun Sae begitu membencinya. Pada saat itu, sekilas Sarra bisa melihat kesedihan dalam mata Eun Sae sebelum digantikan dengan kebencian. Sarra berusaha mengerti dan menerima perlakuan Eun Sae padanya, karena dia selalu menganggap dirinya sebagai kakak dari Eun Sae. Dan seorang kakak yang baik tidak akan membalas kelakuan nakal adiknya. Namun ketika kelakuan Eun Sae semakin menjadi, Sarra sudah tidak tahan lagi. Dia juga lelah terus-menerus mengalah. Akhirnya lama-kelamaan dia membalas perbuatan Eun Sae kepadanya. Dia akan melukai Eun Sae sebesar Eun Sae melukainya. Jadilah mereka seperti Tom and Jerry jika bertemu, tidak pernah bisa bersatu.

.

.

Sarra menggenggam bolpoinnya erat-erat, berusaha mengalihkan emosinya dari Lee Eun Sae. Bagaimana tidak ketika Eun Sae memutar musik keras-keras sementara saat ini dia sedang berkonsentrasi mengerjakan tugas biologinya. Belum lagi suara cempreng Eun Sae yang benar-benar memekakkan telinga, Sarra berharap dia masih bisa mendengar besok pagi.

Be patient Sarrah, love. Ignore her and focus! You can do it! Dia membatin sambil berusaha sekuat tenaga mengabaikan apapun selain tugas biologinya. Dia menutup matanya, menghirup nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya perlahan. Dia membuka mata dan mulai membaca.

Komponen kimia dalam sel

BAMM

“Nanana”

yang berperan memberi ciri

DUMM

“ohoho llalala...”

dari sel

TAKK

“duduru”

adalah

JREENGGGGGG

 “Yaah Lee Eun Sae, kau tidak bisa diam ya?!” Sarra meneriaki Eun Sae karena sudah tidak bisa menahan emosi. Bukannya berhenti, Eun Sae hanya meliriknya sekilas sebelum melanjutkan kegiatannya. Kesal, Sarra meraih boneka kucing abu-abu nya dan melemparkannya tepat mengenai kepala Eun Sae, menghasilkan kutukan dari bibir sepupunya itu.

“Yaa, aku ini tamu. Seharusnya kau memperlakukanku dengan baik!” ujar Eun Sae. Sarra tidak mempedulikan apapun yang Eun Sae katakan, yang dia lakukan justru membereskan alat tulisnya dan berjalan meninggalkan kamarnya. Dia tidak bisa menanggapi Eun Sae saat ini, ah bukan tidak bisa melainkan tidak boleh. Dia harus menyelesaikan tugas biologinya atau detensi menantinya esok pagi. Dan demi kecintaannya pada bluberry, dia benar-benar akan membunuh Eun Sae kalau sampai dia tidak bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

.

.

“Look at you and that dark circle under your eyes.” Inhwa berseru pagi ini saat Sarra tiba di tempat duduknya. Senyum lebarnya membuat Sarra kesal. Hari ini dia tidak berangkat dengan Kai karena lelaki itu ada kepentingan lain. Dan pagi ini menjadi semakin buruk ketika dia harus membawa serta sepupu menyebalkannya ke sekolah. Mau bagaimana lagi ketika sepupunya itu juga akan bersekolah di sekolahnya sekarang.

“Terimakasih sudah mengingatkan.” Ujar Sarra sarkastik sambil memutar bola matanya sebal.

Mihyun tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya pagi ini. “Kau tidak bisa tidur semalam?” tanyanya pada Sarra.

“Bagaimana aku bisa tidur dengan tugas biologi yang banyaknya melebihi novel Harry Potter?” ujar Sarra melebih-lebihkan.

“Kenapa tidak mengerjakan dari hari-hari sebelumnya?” Mihyun kembali bertanya.

“Aku lupa.” Ujar Sarra sambil menghela nafas lelah. Mihyun meringis.  

“Memangnya kau mulai mengerjakannya kapan?” kali ini Inhwa bertanya.

“Tadi malam. Aku akan mengerjakan kemarin siang tapi ada iblis mucul di depan pintu rumahku.” Kata Sarra lagi.

“Iblis?” Inhwa bertanya penasaran.

“Hmm. My long-distance--of-cousin suddenly appeared in front of my door, and BOOOOM ‘goodbye freedom’” ujar Sarra lagi sambil meletakkan kepalanya di meja.

“Sepertinya kau membencinya.” Ujar Inhwa.

“Dia itu musuh bebuyutanku, tentu saja aku membencinya.” Ujar Sarra ma

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kunikuma #1
Chapter 6: Awesome
Ohhuse #2
Chapter 1: Keren ff nya. Apalagi main castnya kai. Aku selalu dapet feel kalo yg main ini orang. Fighting ya..
Hyostyle #3
Chapter 5: salam kenal eon ^^ aku pendatang baru di web ini, dan bru beberapa hr bca ff disini aku lngsung kepicut(?) ff ini.. aku suka ff ny eon ~~
Putripranata #4
Chapter 4: Really like this story, agak mainstream sih, tapi authornya bisa buat kesan tersendiri sama ceritanya! Fighting! Lanjut terus ya,, aku bakalan rajin baca