Chapter 4

It Started With A Dare
Please Subscribe to read the full chapter

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Sarra pada sosok seorang lelaki tampan yang pagi ini sudah berdiri di depan pagar rumahnya, di samping mobilnya. Sejujurnya Sarra tidak bermaksud untuk bersikap tidak sopan, namun dia penasaran dengan apa yang lelaki itu lakukan di depan rumahnya.

“Menjemputmu.” Jawab Kai singkat.

Sarra tersipu mendengar jawaban Kai. “Waeyo?” tanyanya lagi.

“Karena aku ingin.” Ujar Kai lagi. Lelaki itu kemudian membungkukkan badan dan berkata, “Selamat pagi Mr. Lee, Mrs. Lee.” Sarra berbalik dan menemukan ayah dan ibunya berdiri di belakangnya.

“Pagi Kai.” Jawab Evelyn, sementara Jun Hwa hanya menganggukkan kepalanya. “Sudah sarapan?” tanya Evelyn lagi.

“Ne.” Kai menjawab sambil menganggukkan kepalanya. “Apa boleh saya mengajak Sarra berangkat sekolah bersama?” tanya Kai.

“Tentu saja kami akan senang sekali kalau kau mau melakukan itu.” Ujar Evelyn lagi. Sarra yang melihat kelakuan ibunya hanya bisa protes tanpa suara. Ibunya memalukan sekali.

Kai sendiri masih menunggu Jun Hwa mengatakan sesuatu, atau setidaknya menunggu beliau menganggukkan kepalanya. Dia masih sedikit segan pada Jun Hwa, mungkin karena Jun Hwa sedikit kaku. Jun Hwa sendiri tidak langsung menjawab, justru meraih tas nya dari tangan istrinya sebelum berjalan ke arah mobilnya. Namun sebelum masuk mobil dia berbalik dan berkata, “Hati-hati di jalan. Putriku baru sembuh dari sakit.”

“Tentu saja. Anda tidak perlu khawatir.” Kata Kai lagi. Setelah itu Kai berputar untuk membukakan pintu untuk Sarra, layaknya seorang gentlemen. Tidak hanya itu, Kai bahkan memasangkan seat belt untuk Sarra, membuat Sarra mau tidak mau mencium harum parfum Kai karena jarak mereka yang sangat dekat. Evelyn yang melihat hal itu kemudian mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda putri semata wayangnya, membuat pipi Sarra semakin memerah karenanya. Ketika Kai sudah duduk di belakang kemudi, dia segera menyalakan mesin mobil dan beranjak dari halaman rumah Sarra, meninggalkan Evelyn yang melambai pada mereka.

.

.

“Kau yakin sudah sembuh?” itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Kai selama setengah perjalanan mereka ke Seoul SHS.

Sarra sedikit terhenyak di tempatnya duduk karena terkejut mendengar Kai berbicara dengannya. Sejak pergi dari rumahnya tadi, Kai sama sekali tidak mengatakan sepatah katapun, membuat Sarra tenggelam dalam diam yang tidak mengenakkan.

“Tentu saja. Memangnya kenapa?” tanya Sarra sambil berusaha menutupi keterkejutannya.

“Wajahmu merah sejak kita berangkat tadi.” Ujar Kai.

Sarra menggigit bibirnya mendengar alasan Kai. Kalau saja lelaki di sampingnya itu tahu bahwa alasan wajahnya memerah adalah karena perlakuannya yang kelewat manis, mungkin lelaki itu akan tertawa. “Aku baik-baik saja. Wajahku memerah karena aku merasa sedikit dingin. Aku tidak terlalu akrab dengan dingin hahaha.” Kata Sarra sambil tertawa kering. Dia tidak sepenuhnya berkata bohong. Dia memang tidak terlalu suka dingin. Namun dia sedikit merutuki dirinya sendiri mendengar jawaban yang keluar dari mulutnya. Jawaban macam apa itu?

Kalau Kai menyadari ada keanehan dalam tingkah laku Sarra, dia benar-benar pintar menyembunyikannya. Yang lelaki itu lakukan hanya mengecilkan AC mobil sehingga temperature dalam mobil menjadi lebih hangat. Setelah itu Kai tidak mengatakan apapun hingga mereka sampai di sekolah.

.

.

Mobil Lamborghini putih milik Kai melenggang dengan anggun ke pelataran parkir Seoul International SHS. Sekolah ini memang terkenal sebagai sekolah yang siswanya berasal dari keluarga papan atas dari berbagai negara. Namun tidak jarang juga siswa yang berasal dari kelas menengah seperti Sarra, dan siswa yang masuk karena beasiswa. Namun dari sekian banyak siswa, tentu saja keluarga Kim adalah yang terkaya dan karenanya mobil milik Kai merupakan mobil termewah yang ada di pelataran Parkir Seoul International SHS.

Kai membukakan pintu untuk Sarra, membuat gadis itu sekali lagi salah tingkah dibuatnya. Kai yang gentle dan penuh perhatian namun tetap berusaha tidak menampakkannya, dia suka sisi Kai yang ini. Yang Sarra tidak suka adalah perhatian yang dia dapatkan dari siswa lain. Pandangan tidak suka, marah, dan jijik yang dia terima membuatnya sedikit merasa mual. Tentu saja akan begini jadinya ketika dia berangkat sekolah bersama The Cold Prince yang digilai banyak wanita. Memangnya apa yang Sarra harapkan?

Sarra dikejutkan oleh sebuah tangan yang menggenggam lengan kanannya. Gadis itu meoleh dan menemukan Kai berdiri di sampingnya. Kai tidak memandangnya, lelaki itu hanya menelusupkan jemarinya pada jemari Sarra sebelum mengajaknya berjalan. Masih sedikit terkejut, Sarra mengikuti langkah lebar Kai dengan sedikit kesusahan.

“Kai...” panggil Sarra lemah. Gadis itu berusaha untuk tidak menarik perhatian lautan para siswa yang terbelah untuk memberi jalan pada mereka. Sudah cukup dengan pandangan menyebalkan dari mereka, dia tidak butuh kata-kata pedas dari bibir mereka untuk membuat harinya semakin buruk.

“Hmm?”

“Could you please slow down?” tanya Sarra lirih. Kai berhenti dan menolehkan wajahnya pada Sarra. Pandangan matanya bertanya. “Langkahmu terlalu lebar. Aku sulit mengikutinya.” Kata Sarra memberi penjelasan.

Kai menghela nafas sebelum akhirnya memelankan jalannya. “Kau masih lambat.” Ujarnya singkat. Sarra hanya mengerucutkan bibirnya kesal, namun gadis itu tidak mengatakan apapun.

Mereka disambut siulan Baekhyun dan Chanyeol ketika mereka sampai di depan kelas 2A, kelas Kai. Sarra tidak suka menjadi pusat perhatian, itu sudah pasti. Dia juga sebal ketika ada orang yang terus meledeknya tanpa bisa diam, seperti Baekhyun dan Chanyeol sekarang.

“Ommmooo, setelah melalui weekend bersama sepertinya kalian makin mesra.” Ujar Baekhyun menggoda.

“Ku dengar mereka sudah bergandengan tangan sejak turun dari mobil Kai lho.” Kali ini Chanyeol yang berbicara. Sarra berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kai, namun lelaki itu tidak sedikitpun mengendurkan pegangannya. Kai hanya mengabaikan celotehan Baekhyun dan Chanyeol dan menarik Sarra menuju kelas gadis itu.

“Kai Oppa akan mengantarkanku ke kelas ya?” ujar Baekhyun berakting menjadi Sarra. Tangannya segera menggenggam tangan Chanyeol yang berdiri di sampingnya dengan erat dan suaranya di manis-maniskan.

Chanyeol yang mengerti maksud Baekhyun segera menjawab, “Oh tentu saja jagiya. Apapun akan ku lakukan untukmu.” Katanya berpura-pura menjadi Kai.

Kai yang tadinya tidak menggubris keduanya pun kini berhenti dan memandang mereka sambil berkata, “Just shut up, you two!” wajah Kai sedikit menunjukkan rona merah. Hal ini adalah pemandangan yang langka.

“Ommo mo, Oppa marah padaku?” tanya Baekhyun lagi sambil mengedip-ngedipkan matanya genit. Jelas sekali dia senang setelah mendapatkan reaksi dari Kai.

“Tentu saja tidak, Jagi. Aku tidak mungkin bisa marah padamu.” Jawab Chanyeol sambil memonyongkan bibirnya seolah ingin mencium Baekhyun.

Kesal, Kai melemparkan tas nya pada mereka. Hal itu di sambut tawa riuh dari semua anggota EXO minus Sehun. Entah dimana anak itu berada, Kai tidak tahu-tidak perlu tahu-dan tidak mau tahu. Karena kalau ada Sehun mungkin suasananya akan semakin rumit.

Sarra sendiri memang sebal ketika BaekYeol meledeknya, tapi dia juga tidak bisa tidak tertawa setelah melihat parodi konyol mereka berdua.

“Lucu?” tanya Kai pada Sarra, masih dengan ekspresi kesalnya.

“Mianhaeyo, hanya saja mereka berdua kocak sekali.” Jawab Sarra sambil mengusap sedikit air mata yang ada di ujung matanya karena tertawa.

“Stop being lovey-dovey so early in the morning, Kai.” Kata D.O nimbrung. Kai mengalihkan pandangannya dari Sarra sebelum memandang D.O sambil mencibir.

“But really, Kai... congratulation.” Kata Suho.

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kunikuma #1
Chapter 6: Awesome
Ohhuse #2
Chapter 1: Keren ff nya. Apalagi main castnya kai. Aku selalu dapet feel kalo yg main ini orang. Fighting ya..
Hyostyle #3
Chapter 5: salam kenal eon ^^ aku pendatang baru di web ini, dan bru beberapa hr bca ff disini aku lngsung kepicut(?) ff ini.. aku suka ff ny eon ~~
Putripranata #4
Chapter 4: Really like this story, agak mainstream sih, tapi authornya bisa buat kesan tersendiri sama ceritanya! Fighting! Lanjut terus ya,, aku bakalan rajin baca