Chapter 1

It Started With A Dare
Please Subscribe to read the full chapter

Sarra berjalan dengan sedikit lebih cepat dari biasanya. Gadis itu berusaha mengikuti langkah besar Mr. Jung untuk sampai di kelasnya. Sesampainya di depan sebuah ruang kelas yang bertuliskan 2B, Mr. Jung melirik Sarra dan berkara “Kau sudah siap, Miss Lee?”

 

Sarra memperhatikan penampilannya sebentar. Kaos krem polkadot panjang dengan kerah hitam dipadu dengan rok polkadot selutut berwarna biru dongker serta legging hitam dan flat shoes krem. Rambut panjang lurus nya hari ini dibuat keriting gantung. Tas ranselnya tersampir di belakang punggungnya. So, penampilan check.

Hari ini adalah hari pertama Sarra bersekolah di Seoul International Senior High School. Dia adalah murid baru pindahan dari Jepang. Dia tidak memakai seragam bukan karena dia belum memilikinya tapi memang karena Seoul International SHS tidak memiliki seragam khusus seperti kebanyakan sekolah di Korea. Para siswa disana hanya berpakaian kasual namun rapi.

Sarra menarik nafas dalam, berusaha untuk menenangkan diri. It’s okay Sarra, you can do this! You’ve done this countless of time so everything will be allright.  batinnya. Gadis itu akhirnya menjawab “Ne.”

“Baiklah. Kau tunggu disini. Nanti masuklah pada saat ku panggil.” Ujar Mr. Jung. Sarra hanya mengangguk mengiyakan.

Mr. Jung kemudian membuka pintu kelas 2B dan melenggang masuk. “Good morning students.”

“Good morning sir.”

Sarra bisa mendengar Mr. Jung dan para siswa kelas 2B bercakap-cakap. “Bagaimana akhir pekan kalian? Tanya Mr. Jung. Kemudian terdengar jawaban-jawaban dari para siswa. “Hari ini kalian kedatangan teman baru dari Jepang. Miss Lee?” Mr. Jung memanggil Sarra.

Sarra masuk ke dalam kelas 2B. Gadis itu merasakan berpasang-pasang mata menatapnya penasaran. Ketika gadis itu sudah berdiri di samping Mr. Jung, guru itu berkata “Perkenalkan dirimu, Miss Lee.”

Sarra kemudian menatap calon teman-teman barunya. Gadis itu memberikan senyum manisnya lalu berkata dalam bahasa Korea yang fasih, “Hai, namaku Sarrah Catherine Lee. Kalian bisa memanggilku Sarra. Kuharap kita bisa berteman baik.” Sarra memperkenalkan dirinya. Beberapa diantara mereka tersenyum hangat, namun banyak diantara mereka yang cuek saja. Tentu saja! Memangnya siapa Sarra?

Kalau kalian mengira Sarra adalah tipikal princess, kalian salah. Sarra hanya siswa sekolah menengah biasa dengan wajah yang rata-rata. Belum lagi sifat pemalunya yang membuatnya selalu di cap menjadi seorang yang pendiam. Sarra benci tempat baru seperti ini karena dia harus menyesuaikan diri lagi.

Sedih memang mengingat sifat Sarra yang pemalu dan  tidak mudah bergaul tetapi dia harus sering berpindah tempat. Ayah Sarra bekerja di kedutaan Korea, membuatnya sering berpindah-pindah tempat. Hal itu membuat Sarra mau tak mau juga harus berpindah-pindah sekolah. Paling tidak kali ini Sarra berharap ini yang terakhir kalinya dia berpindah sekolah. Semoga saja mereka menetap, terutama karena ini adalah tanah kelahiran Ayahnya.

“Oke cukup perkenalannya. Kalian bisa berkenalan dengan Miss Lee ketika waktu istirahat tiba.” Mr. Jung lalu menoleh kearah Sarra. “Miss Lee, kau bisa duduk di kursi kosong di sebelah Miss Han.” Sarra mengangguk dan berjalan ke kursi kosong di barisan tengah dimana seorang gadis mungil cantik melambai padanya. Sarra memberikan senyum manisnya sebelum duduk di kursinya. “Baiklah, sekarang buka buku matematika kalian halaman 56.” Ujar Mr. Jung.

Mr. Jung sedang mulai menerangkan tentang Matriks ketika sebuah suara lembut menarik perhatian Sarra. “Hey, aku Ahreum. Han Ahreum. Salam kenal.” Gadis di sebelah Sarra, yang dipanggil Mr. Jung dengan sebutan Miss Han tadi, mengulurkan tangannya pada Sarra. Sarra menyambut uluran tangan gadis itu sambil menjawab “Sarra”. Gadis itu lalu memberikan senyum terbaiknya.

 

Sara tidak perlu memperhatikan Ahreum dengan seksama karena sekilas saja dia sudah tahu gadis itu cantik. Rambut cokelat sebahunya yang sedikit ikal dibagian bawah, mata nya yang dihiasi softlens biru, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis serta pipinya yang tirus. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan gaun biru dongker dengan corak putih yang dikenakannya. Bandana dengan pita hitam yang melingkar di rambutnya menambah kesan manis. Lalu sifat gadis itu yang ramah menambah kesan cantik yang melekat padanya. Sungguh perpaduan yang sempurna untuk dijadiakan kekasih. Kalau aku laki-laki, pasti aku akan jatuh cinta padanya. Sarra membatin.

Ahreum balas tersenyum lalu menunjuk seseorang di depannya. “Ini Mihyun dan yang di sebelahnya itu Inhwa.” Kedua gadis itu menoleh dan tersenyum pada Sarra. Mihyun dan Inhwa menoleh dan memberikan senyum mereka pada Sarra. Sarra mengenalkan dirinya pada mereka.

 

Mihyun adalah tipikal ‘eonni’ yang sempurna jika dilihat dari wajahnya. Gadis itu terlihat dewasa. Rambut hitam panjang ikal sepinggang, mata yang sedikit lebih besar, hidung mancung, serta bentuk bibir yang seksi menambah kesan ayu nya. Belum lagi badannya yang proporsional yang dibalut dengan kaos putih dan vest krem yang pas di badannya serta rok mini hitam dengan legging berwarna senada membalut kakinya.

 

Berbeda dengan Mihyun yang memberikan kesan ‘eonni’, Inhwa justru memberikan kesan ‘magnae’ yang kental. Hal itu terlihat dari wajah imutnya. Rambut panjang di keriting gantung dangan poni yang menutupi dahinya. Matanya yang sedikit sipit ditambah hidungnya yang mancung serta bibir mungilnya yang merah membuatnya terlihat seperti boneka. Sweater kuning kebesaran dengan corak biru yang membungkus badan mungilnya membuatnya terlihat lucu. Belum lagi wajah innocent nya yang membuat Sarra yakin bahwa tidak ada seorangpun yang tega menolak permintaannya.

Pikiran Sarra teralihkan oleh Mr. Jung yang memarahi Ahreum. “Miss Han, sudah saya katakan untuk berkenalan dengan Miss Lee ketika istirahat nanti, bukan?” Ahreum hanya meringis sebelum akhirnya meminta maaf pada Mr. Jung dan berjanji untuk tidak mengulanginya, membuat Mr. Jung kembali melanjutkan penjelasannya. Inhwa menoleh pada Ahreum, bibirnya bergerak mengatakan “Serves you, right?” tanpa suara. Ahreum hanya mengerucutkan bibirnya sebal.

.

.

“Jadi kau ini keturunan mana? Namamu bukan nama Korea kecuali nama belakangmu.” tanya Ahreum pada Sarra.

“Aku blasteran Korea-Inggris-Turki. Ayahku adalah orang Korea asli sedangkan ibuku keturunan Inggris-Turki.” Jawab Sarra sambil menyeruput milkshake cokelat kesukaannya. Mereka sedang duduk di kafetaria untuk makan siang sambil bertukar cerita untuk lebih saling mengenal.

“Tapi kau lebih banyak terlihat seperti orang Asia.” Mihyun berkomentar sambil mengunyah sosis nya.

“Mungkin karena aku lebih mirip Ayahku?” Sara berusaha memberikan sebuah alasan yang logis.

“Pasti menyenangkan sekali ya bisa beripindah-pindah tempat?” tanya Inhwa pada Sarra. Ternyata dugaan Sarra mengenai Inhwa yang tipikal ‘magnae’ adalah salah. Justru diantara mereka berempat, Inhwa adalah yang tertua. Hanya saja wajahnya yang imut dan sifatnya yang sedikit manja membuat orang banyak menyangkanya sebagai anak kecil, tidak sesuai dengan umurnya.

“Tidak juga. Bagiku justru sangat merepotkan” kata Sara.

“Kenapa? Kau kan jadi tahu banyak tempat. Kau bisa jalan-jalan kemanapun. Kau bisa mengerti budaya negara-negara yang sudah kau datangi. Kau bisa berbagai bahasa dan kau juga bisa punya banyak teman dari berbagai negara. Bukankah itu mengasyikkan?” tanya Inhwa lagi.

“Tidak. Aku jarang menetap di satu negara dalam waktu yang lama. Biasanya hanya sekitar enam bulan sampai satu tahun saja, atau yang paling lama lima tahun. Terkadang aku terlalu dibingungkan oleh cara berinteraksi dengan orang-orang sekitar hingga saat aku hampir menguasai bahasa mereka, aku sudah harus pindah lagi. Bagaimana aku mendapat teman kalau berinteraksi dengan mereka saja tidak bisa?” Sarra menjelaskan.

“Sepertinya berat sekali.” Mihyun mengomentari. Sarra mengangguk mengiyakan.

“Adakah tempat yang membuatmu paling sulit beradaptasi?” Ahreum bertanya lagi.

“China. Aku pernah mogok sekolah selama dua minggu disana. Bayangkan ketika aku tidak bisa bahasa Mandarin sedikitpun, tapi semua buku yang ada disana berbahasa Mandarin. Aku berusaha mencari buku bahasa Inggris dan nihil. Aku sampai mengurung diri di kamar dan merengek kepada orang tuaku agar mereka mengirimku kembali ke London saja. ” Kata Sarra. Gadis itu sedikit merinding mengingat pengalamannya di China.

Mereka berempat masih asyik bercerita ketika sebuah suara seorang wanita menggema di seluruh kafetaria manandakan adanya sebuah pengumuman. “Perhatian-perhatian! kepada seluruh siswa Seoul International Senior High School, dikarenakan ada perubahan kurikulum maka untuk dua jam pelajaran setelah istirahat makan siang akan diadakan self-study. Siswa yang ketahuan berkeliaran atau membuat gaduh akan dikenakan hukuman. Demikian harap dipatuhi.” Bersamaan dengan berakhirnya pengumuman itu, berbunyilah bel tanda istirahat makan siang berakhir.

.

.

“Hey, let’s play truth or dare.” Kata Inhwa setengah berteriak. Matanya berbinar-binar

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kunikuma #1
Chapter 6: Awesome
Ohhuse #2
Chapter 1: Keren ff nya. Apalagi main castnya kai. Aku selalu dapet feel kalo yg main ini orang. Fighting ya..
Hyostyle #3
Chapter 5: salam kenal eon ^^ aku pendatang baru di web ini, dan bru beberapa hr bca ff disini aku lngsung kepicut(?) ff ini.. aku suka ff ny eon ~~
Putripranata #4
Chapter 4: Really like this story, agak mainstream sih, tapi authornya bisa buat kesan tersendiri sama ceritanya! Fighting! Lanjut terus ya,, aku bakalan rajin baca