+EXTRACSTORY+
We Knew Each OthervA/N: haihai annyeong ^.^ ahh akhirnya aku bikin sesuatu juga kan buat FF ini. Sebenernya aku bingung mau bikin Squel kayak gimana jadi part ini kayaknya gak bisa dibilang squel yah. Mungkin EXTRAC STORY kali yah. Karena biasanya aku pribadi kalau baca FF cukup tahu mereka happy ending, it’s fine. Sudah seperti yang aku mau. Awalnya aku pengen bikin SeSull story, tapi sedikit yang minat. Dan banyak yang minta squel, it’s okey. Aku akan memuaskan kalian /?/ dengan Kaistal moment aja yah. Hehe. Ya sudahlah.
Happy reading~
.
.
.
.
“menikahlah dengan ku Jungie, aku mencintaimu.” Soojung melihat senyum getir itu, dia tak banyak berpikir tak bisa berpikir panjang untuk hal ini dan dia pun langsung berlari kedalam pelukan Kai. Soojung merasakan dekapan hangat yang sangat ia rindukan ini, Kai memeluknya erat seolah tak mau melepaskan Soojung untuk kedua kalinya.
“if we’re together, we will never cry.” Bisik Kai lembut dan membuat Soojung mengangguk dalam pelukan nya. Desiran dan debaran itu tak pernah berubah sampai detik ini.
<><><><><>
Soojung duduk di samping bangku kemudi, dia tersenyum membalas senyum manis lelaki di sampingnya. Sedari tadi mereka tak banyak bicara kecuali saat Kai menanyakan tempat tinggalnya. Dan Soojung masih tinggal di sana, di apartemennya yang dulu.
“kenapa aku merasa begitu tidak suka dengan atmosfer ini. Kemana ke-rewel-an mu itu?” Tanya Kai sambil menyempatkan tangannya untuk menyentuh puncak kepala Soojung, Soojung terkekeh. Dia memang merasa dia sedikit berubah sekarang, lagi pula dia sudah benar-benar dewasa sekarang, sudah tidak cocok lagi untuk terus berceloteh seperti dulu. Mengingat dia juga sering mendapat pekerjaan yang menumpuk di kantor membuat sense of Humor nya menurun (tapi emang dia gak humoris sih).
“aku hanya masih sedikit tidak menyangka kalau kan akan kembali Oppa, dan apa kau serius tadi?” Tanya Soojung hati-hati sambil memandang Kai yang serius dengan jalanannya. Kai menoleh sambil terkekeh.
“aku tidak mau menjawab,” kata Kai berlagak cuek dan membuat Soojung mem-pout kan bibirnya. Kai kembali terkekeh sambil mencolek bibir Cherry itu gemas. Dia masih saya begitu.
“uhh Oppa, kau berhutang banyak penjelasan untuk 6 tahun ini!!!” kata Soojung kali ini yang terdengar sebal kali ini. Kai hanya kembali terkekeh.
<><><><><>
Soojung menghela nafas saat Kai berdiri di depan pintu apartemennya dan mencoba untuk menebak password apartemennya. Kai sudah mencoba memasukan tanggal lahirnya, tanggal lahir Sehun, taggal lahir Soojung. Dia mencoba memasukan 6 digit terakhir nomer ponselnya dulu yang masih ia hafal, nomer ponsel Soojung yang juga ia hafal.
“hey, ini sudah 6 tahun Oppa. Mana mungkin aku tidak menggantinya.” Kata Soojung menggeser Kai dengan dengan tubuhnya secara paksa, tapi bukannya bergeser lelaki itu malah memeluknya secara tiba-tiba dari belakang.
Dan tentu saja hal itu membuat Soojung menjadi merasa sedikit lebih gugup karena Kai melakukannya sambil tertawa seolah menggodanya. Soojung mencoba melepaskan pelukan Kai yang begitu erat itu.
“hey, ini di lorong Oppa! Kalau tetangga lihat bagaimana?” gerutu Soojung, Kai pun melepas pelukannya sambil terkekeh ( mau masuk ke apartemen aja lama banget dah).
“aku tak pernah mengganti password apartemen ku disana. Masih tanggal kelahiranmu.” Kata Kai sambil memandang Soojung yang sedang menekan tombol-tombol kunci itu. hal itu membuat Soojung terdiam sejenak.
Dia tak pernah berpikir bahwa jauh di sana Kai masih memikirkannya, atau bahkan hanya sekedar menjadikan tanggal lahirnya sebagai password atau apalah.
Kai berjalan masuk sambil menyentuh bahu Soojung, seolah dia hanya akan mengikuti langkah Soojung. Soojung menarik tangan Kai dan menuntunnya untuk duduk di sofa yang juga belum berubah, tak banyak berubah di apartemen ini. Kecuali terlihat beberapa foto Soojung dan Jinri yang di cetak besar.
“apa kau ingin makan sesuatu?” Tanya Soojung saat Kai menariknya duduk di sampingnya, Kai hanya menggeleng dan menarik Soojung untuk semakin mendekat padanya sambil tersenyum. Tak bisa menahan senyum juga, Soojung akhirnya duduk di samping Kai yang terlihat entah kenapa sangat senang—dia terus terlihat tersenyum. Kai melingkarkan tangannya di pinggang Soojung. Sebenarnya Soojung sedikit merasa canggung karena dia merasa Kai terlalu cepat untuk pertemuan pertama menjadi kembali sedekat ini. Bahkan lebih dekat dari sebelumnya.
“jujur aku merasa sedikit canggung.” Kata Soojung dengan pipi bersemu dan membuat Kai terkekeh, Kai pun memindah kan tangannya jadi merangkul Soojung dan membelai rambut kecokelatan gadis itu.
“jujur aku sangat merindukanmu,” Kai bicara sambil menempelkan hidung nya di rambut Soojung yang berwangi anggur itu. Soojung tersenyum, sampai dia sekarang melihat kai bersandar santai di sampingnya, dan menggengga tanngannya.
“jujur aku tak pernah berpikir kalau kau akan merindukan ku seperti ini,” balas Soojung yang sengaja menggunakan kata Jujur sebagai kalimat pembuka sambil terkekeh. Kai menarik kepala Soojung agar bersandar di bahunya dan kembali membelai rambut gadis ini penuh sayang. Dan Soojung merasa ingin mati karena debaran jantungnya seakan membombardir ingin pe
Comments