[BONUS #4] (setelah malam “itu”)

Fu-Josy

Setelah kejadian malam itu, awalnya mereka terlihat canggung. Apalagi Josy yang berhasil melihat kejadian antara Diego dan Dicky malam itu. Namun tampaknya Josy masih belum bisa keluar dari zona shock.

Waktunya kuliah, Josy baru saja keluar dari kamarnya. Ia pun menuruni anak tangga dan berjalan menuju pagar. Dicky yang keluar dari kamarnya seperti sudah menunggu Josy keluar.

Dicky : Jos! Baru mau berangkat ke kampus?

Josy   : Ee? Oh, iya mas... Baru mau berangkat...

Dicky : Kebetulan aku juga mau berangkat, mau bareng kah?

Josy   : Gak... Gak usah, Mas Dicky, biasanya aku juga jalan kok...

Josy pun langsung berlari, karena sebenarnya dia sudah sangat telat karena kesiangan. Josy benar-benar berantakan hidupnya hari ini, dari telat, lupa kalau kuliah selanjutnya ada ujian, sampai-sampai tutup spidol meluncur ke jidatnya karena ia melamun saat pelajaran. Kuliah hari ini sudah selesai, ia pun langsung menuju kos. Setelah sampai ia langsung duduk di bangku di teras kos.

Josy   : (memandang kelangit) Yang kemarin itu... Benar? Rasanya mustahil... Bukan fantasi...? Tapi terlihat sangat nyata...

Dicky : Josy! Kamu sudah pulang kuliah? Sini-sini nyemil dulu aja...

Josy terbelalak melihat Dicky yang keluar dari salah satu ruangan. Josy langsung berdiri dan mengatakan bahwa ia akan ke kamarnya, dan lari.

Dicky merasa belakangan ini Josy selalu menghindarinya. Memang, akhir-akhir ini Dicky menjadi baik kepada Josy, sebenarnya ia takut Josy akan mengatakan kepada orang lain. Dicky berusaha mendekatinya, namun Josy terus saja berlari menghindar. Diego dan Dicky sedang menikmati malam minggu di luar.

Dicky : Diego... Aku rasa akhir-akhir ini, Josy bersikap aneh.

Diego : Aneh gimana? Setiap aku sapa dia, dia senyum kok.

Dicky : Iya, senyum tapi langsung kabur gitu.

Diego : Mungkin dia lagi banyak tugas, 'kan sudah masuk minggu akhir...

Dicky : Tapi tetap saja, aku merasa dia aneh. Dia 'kan sudah tahu hubungan kita...

Diego : Jadi kamu mempermasalahkan hal itu...

Dicky : ...

Hari minggu telah tiba, Diego sudah berada di kosan sejak pagi sekali. Ia dan Dicky telah menunggu Josy dari tadi namun tidak ada tanda-tanda bahwa Josy akan keluar. Sudah pukul 1 siang, sudah waktunya makan siang, Diego pun sudah membeli makanan siap saji. Tanpa mereka sadari, Josy sudah turun mendekati kulkas.

Josy   : Aa... A.. Argh... Suaraku... (lantas meneguk air mineral)

Diego yang melihat Josy yang tengah minum, lantas ia langsung merangkul Josy dan menariknya ke ruangan depan.

Josy   : Aa! Dingin!!! (airnya tumpah ke baju)

Josy duduk bersila sambil menunduk. Ia merasa sangat terancam, di depan Dicky, di samping kiri Diego, di belakang dan kanannya dinding, tidak ada lagi jalan keluar, sementara depannya lagi ada Mba Mia yang tengah membersihkan lantai.

Diego : Josy-chan, ayo makan, kebetulan tadi aku membeli makanannya banyak. (bohong, padahal mereka sengaja beli makanan banyak supaya bisa ngobrol dengan Josy)

Josy   : ... (Masih menundukkan kepalanya) (dalam hati : apa yang harus aku lakukan???)

Diego : Ayo, dimakan... Nanti keburu dingin, Josy-chan...

Josy   : Aku...aku... ada yang ingin aku tanyakan kepada kalian...

Josy masih menundukkan kepalanya, terdengar Dicky yang menyuruh Mbak Mia untuk membeli sesuatu, alasan supaya dapat meninggalkan mereka bertiga.

Diego : Josy, apa yang mau kamu tanyakan?

Josy   : ... (masih menundukkan kepalanya)

Dicky : Josy... Josy? Hey!! (sambil mengguncang tubuh Josy)

Josy pun mengangkat kepalanya. Terlihat air matanya yang mengalir.

Josy   : Diego-san... Yang kemaren itu... Itu mimpi... atau kenyataan...? (*hiks hiks)

Diego : Its's real... Look! (mencium bibirnya Dicky)

Josy   : Yeah, it's real...

Diego : Jadi, kamu masih shock dengan kejadian malam itu...

Josy   : Iyaaa! Haaa! ;(

Diego : Sudah... Jangan nangis lagi, sekarang tenangkan dirimu dan makan dulu okay?♥

-END-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet