Chapter 3

Fu-Josy

Dicky terlihat terkejut, ia menutup mulut Josy dan menarik Josy ke kamarnya. Josy duduk di lantai, -masih mabuk pastinya-. Sementara Dicky melihatnya dengan wajah yang memerah.

Dicky : Josy, tadi apa yang kamu katakan mengenai aku dan Diego?

Josy   : Aku... tidak memiliki inspirasi... karena kau dan Diego tidak terlihat bersama lagi... (hic...hic...- cegukan)

Wajah Dicky semakin memerah, sementara Josy masih belum sadar dan malah cegukan. Dicky masih terdiam. Suasana kamar menjadi hening. Josy juga diam. Tak berapa lama, pintu kamar Dicky terbuka, ternyata Diego yang masuk. Diego terdiam sejenak melihat ada orang lain berada di kamar Dicky.

Diego : Ky, siapa? (sambil mengarahkan matanya menuju Josy)

Dicky : Josy...

Diego : Ah~ Josy-chan♥

Josy   : Diego-san♥♥♥ ternyata kau datang... (mengangkat kepalanya, terlihat wajahnya memerah karena terlalu mabuk)

Diego : Kenapa kamu ada disini?

Josy : Aku ke sini untuk mendapatkan inspirasi♥♥♥ hhe♥~

Diego : (melangkah mendekati Josy dan duduk di kasur milik Dicky) Inspirasi apa♥??

Josy   : Inspirasi untuk manga-ku, tentang kalian berdua... Dicky, sebagai uke pecemburu, yang tidak suka orang lain dekat dengan Diego. Diego, sebagai seme yang ramah dengan orang lain, tapi sebenarnya sangat menyukai Dicky... Dari teman dekat menjadi sepasang kekasih yang cute. Awalnya kalian tidak berani mengungkapkan perasaan kalian karena takut menghancurkan persahabatan kalian, padahal kalian saling menyukai, terus akhirnya kalian mengungkapkan perasaan kalian. Tapi kalian belum menunjukkan ke publik, jadi kalian terus sembunyi-sembunyi. Dan sekarang aku bingung bagaimana membuat kiss scene dan bed scene kalian...!!!

Diego : Ah~ ternyata begitu, kamu penasaran ya♥?

Josy   : Haii!!! Penasaran! Aku ingin lihat♥!!!

Diego : Kalau gitu, kamu duduk di sini, okay?

Diego menarik tangan Dicky menuju kasur. Dicky terbelalak melihat Diego yang agresif mendekati Dicky. Yang mengejutkannya lagi adalah Josy sebagai penonton. Sementara Josy, ia tersenyum lebar menunggu momen selanjutnya. Josy sangat excited tidak sabar melihat. Diego mendekatkan wajahnya ke wajah Dicky, hanya berjarak 1 inci.

Josy   : Chotto matte! (“Tunggu sebentar!”)

Josy menghentikan momen tersebut. Sementara Dicky dan Diego melihat ke arah Josy. Melihat Josy dengan tangannya dengan gestur 'stop'. Josy mengangkat kepalanya melihat ke arah Dicky dan Diego. Terlihat hidungnya berdarah, ia terlalu gembira sampai-sampai ia pun mimisan.

Diego : Oi.. Oi... Kau mimisan?

Josy   : Aku... Aku masih belum siap dengan semua ini.

Diego : (sambil menyumbat tissu ke hidung Josy) Makanya, jika kamu ingin melihat hal-hal seperti ini kamu harus bersiap...

Josy   : Tapi... Aku sudah siap sekarang... Sekarang...

Diego : Sudahlah, lebih baik kamu balik ke kamar sana. Oh iya, satu hal lagi... Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa... Jadi jangan memikirkan hal-hal itu lagi, okay?

Josy   : Eeee?!?!?! Kalian tidak ada apa-apa? Aaaa~

Josy kembali ke kamarnya. Sudah tidak begitu mabuk, ia kembali menuju meja kerjanya. Ia kembali berkutat. Asyik menggores ke atas kertas ke sana-sini, mengapus, menempel...

TBC

---

Udah mau mulai saudara-saudara

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet