Florence

Our Memory

Luhan menggandeng Jiayi erat. Keduanya sedang berjalan menyusuri deretan kota tua di Florence.  Escape keduanya dari  perintah orangtua mereka membuat mereka berada di ibukota Uffizi. Semuanya adalah ide Luhan untuk mengajak Jiayi berlibur ke Italia. Kegemaran yang sama untuk mengunjungi tempat2 romantis dan bersejarah membuat Luhan memilih kota Florence untuk tempat pelariannya bersama Jiayi.

 

Mereka hanya bergandengan tangan. Menjadi pusat perhatian selama perjalanan sudah tidak membuat keduanya risih. Malah dengan mesra, sesekali Luhan memeluk dan mengecup Jiayi. Hal yang selama ini sangat jarang dilakukannya di depan umum. Ya, Luhan hanya menyentuh Jiayi ketika mereka sedang bercinta.

 

“kau tunggu disini sebentar” perintah Jiayi pada Luhan yang memang takut ketinggian itu setelah mereka turun dari Campanile di Giotto. Menara raksasa berketinggian  84,7 m dan terdapat 414 anak tangga itu membuat Luhan pucat pasi. Sedangkan Jiayi hanya bisa menertawakan kekasihnya saat ini.

“aku akan kembali sebentar lagi. Kau jangan kemana2 Lu ge” sahut Jiayi lagi.

“kau jangan tinggalkan aku, Jia~” panic Luhan yang membuat Jiayi tertawa terbahak2.

Luhan yang biasanya dominan terhadap Jiayi sekarang terlihat begitu lemah. Jiayi tau betul kekurangan kakak tercintanya.

“aku tak akan meninggalkanmu, bodoh” ujar Jiayi sambil mengecup kening Luhan lembut.

 

 

 

Note::

sorry for late update dan chapter ini asli pendek dan maksa banget..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet