4: Approach

Memories of My Little Brother

=========

MEMORIES OF MY LITTLE BROTHER
CHAPTER #4: APPROACH

=========

 

Changmin selalu menjadi anjing kecil bagi para dokter dan perawat di rumah sakit tempat mereka bekerja. Tidak ada satu haripun terlewatkan tanpa Changmin yang lincah berkeliling kesana kemari, mengunjungi pasien anak-anak yang juga dirawat di sana, dan kadang-kadang menjahili para dokter di ruang jaga. Bagi mereka Changmin seperti matahari yang bisa bergerak. Adanya Changmin selalu membuat mereka menjadi lebih semangat menjalani tugasnya.

Karena itu para dokter dan perawat merasa sedih saat mendengar Changmin lagi-lagi kolaps di kamarnya. Tak terkecuali perawat di bangsal anak. Yoona dan Sooyoung semakin sering datang ke kamar Changmin, dan kadang-kadang residen lain seperti Sungmin dan Donghae membawakan beberapa mainan baru untuk bocah imut itu. Hati mereka terasa sakit saat melihat bocah kecil yang biasanya aktif terpaksa berbaring di tempat tidurnya tanpa boleh melakukan aktivitas apapun.

Sama seperti hari ini, Dokter Kim Heechul tengah berada di kamar rawat Changmin. Ia membelai pelan helai rambut pasien kecilnya dengan lembut dan hati-hati agar Changmin tidak terbangun. Setelah Heechul mendengar bahwa Changmin ditemukan pingsan di kamarnya, ia langsung berlari seolah dikejar penjahat menuju kamar Changmin. Baginya Changmin seperti anak kandungnya sendiri. Setelah istri dan anaknya meninggal karena kecelakaan Heechul selalu menganggap anak-anak di rumah sakit ini seperti anaknya sendiri, tapi Changminlah yang menempati ruang khusus di hatinya. Meskipun Changmin terkadang sangat nakal tetapi tak pernah sekalipun Heechul benar-benar marah padanya. Pikirannya terbang pada masa dimana anaknya sendiri masih ada di gendongannya. Seandainya anak kandungnya masih hidup, mungkin ia sudah seusia Changmin sekarang.

"Eung..."

Lamunan Heechul terpecah saat mendengar erangan lirih keluar dari bibir Changmin. Sedetik kemudian bocah itu membuka matanya perlahan.

"Ssaem..."

Heechul tersenyum kecil melihat pasien kecilnya sudah mulai terbangun.

"Hey bocah, berani-beraninya kau membuat jantungku nyaris copot." Meskipun kalimat itu pedas tapi Heechul mengucapkannya dengan suara lembut dan pelan, membuat Changmin merengut.

"Kalau jantungmu copot kau tidak akan ada di sini sekarang," protesnya.

"Kan kubilang tadi nyaris!" Heechul membela diri. Anak itu selalu bisa membuatnya kesal. "Kau ini masih sakit tapi kemampuanmu tetap mengagumkan, Shim Chwang..."

Changmin tersenyum lebar. Ia mencoba bangun dibantu oleh Heechul.

"Ini sudah pagi ya?" Changmin menoleh ke jendela yang menembuskan sinar matahari.

"Siang. Tumben sekali kau bangun sesiang ini, bocah!" ledek Hechul sembari menjulurkan lidahnya cepat. Changmin menoleh ke arah jam yang terpasang diatas pintu dan terkejut karena jarum pendek berada di angka sepuluh.

"Oh! Kenapa tidak ada yang membangunkanku?" Changmin berusaha turun dari tempat tidur tapi dihalangi tangan Heechul.

"Ya, bocah, kau mau kemana? Bukankah sudah kubilang kau masih belum boleh turun dari tempat tidurmu!"

Changmin mendengus.

"Kemarin kau juga keluar ke ruang main kan?" Heechul masih melanjutkan omelannya. "Sudah kubilang padamu jangan sekali-sekali turun dari tempat tidur apalagi keluar kamar! Kau benar-benar susah diatur..."

Changmin meringkuk dan menutupi separuh wajahnya dengan selimutnya.

"Kalau aku tidak turun bagaimana aku bisa pipis dan pup?" celetuk Changmin di sela-sela suara Heechul yang memenuhi kamarnya. Heechul baru menyadarinya, hingga ia langsung meralat kata-katanya barusan.

"Kau hanya boleh turun untuk pipis dan pup saja!"

"Kalau aku tidak turun bagaimana aku bisa mengambil PC tablet ku?"

"Kau bisa memanggil perawat!"

"Bagaimana aku bisa mengambil makan siangku?"

"Kau bisa..."

Heechul terdiam melihat mata Changmin yang berkilat jenaka, dan baru ia sadari bocah kecil itu lagi-lagi mengerjainya. Dan sayangnya itu bukan yang pertama kalinya bagi Heechul.

"Ish!" Tangannya menjitak kepala Changmin pelan. "Berani-beraninya kau mengerjaiku!"

Changmin menurunkan selimutnya, menampilkan seringai di wajahnya yang pucat.

"Heechul ssaem saja yang terlalu mudah dikerjai," ia berkata meremehkan.

Setelah menyelesaikan sarapan dan berganti baju (Changmin menolak untuk memakai piyamanya dan memaksa Heechul memakaikan overall biru dan kaus putih sebagai kostumnya hari ini, dan mengancam akan berlarian di halaman rumah sakit jika Heechul tidak mengabulkan keinginannya), akhirnya kamar Changmin kembali sepi. Heechul sudah keluar beberapa menit yang lalu untuk menjalankan tugasnya sebagai dokter. Segera saja Changmin merasa bosan sendirian di kamarnya. Tangannya memegang PC tablet miliknya dengan lesu, tanpa ada minat untuk memainkannya. Ia ingin sekali bermain di ruang mainan, tapi Heechul pasti akan memarahinya lagi. Sebuah desah napas panjang keluar dari bibirnya.

Tiba-tiba ia teringat anak yang berpapasan dengannya di depan ruang bermain beberapa hari yang lalu. Sepertinya usianya hanya terpaut satu atau dua tahun diatas Changmin. Changmin berpikir sejenak. Kamar anak itu hanya berjarak satu kamar dari sini. Tidak apa-apakan kalau ia hanya bermain sejauh itu? Toh ia merasa tubuhnya sudah lebih segar dibandingkan kemarin. Changmin tersenyum yakin dan beranjak turun dari ranjangnya.

---

Jungmo baru saja keluar membeli makanan untuk Yunho. Anak delapan tahun itu sudah mulai bisa menerima keadaan tanganya yang tidak bisa digerakkan beberapa lama dan tidak memaksakannya untuk melakukan apapun. Ia tidak menolak untuk dimandikan dan disuapi. Hanya sesekali saja Yunho menggunakan tangannya. Saat ini Yunho hanya menonton televisi di kamarnya tanpa minat apapun. Yang dia lakukan hanya menggonta-ganti channel TV saja.

Pintu kamar Yunho terbuka pelan. Ia menoleh dan menemukan anak kecil dengan overall yang kedua kancingnya tidak terpasang tengah berdiri di ambang pintu.

"Hai, boleh aku masuk?"

Suara anak itu terdengar riang dan berirama. Tanpa menunggu persetujuan Yunho, anak itu - Changmin - langsung masuk dan menghampiri Yunho. Tangan kanannya terulur mengajak bersalaman.

"Annyeonghaseyo, naneun Shim Changmin imnida (aku Shim Changmin)."

Yunho hanya diam tidak menanggapi perkenalan Changmin. Segera saja insiden dirinya mengamuk waktu itu muncul dalam pikirannya. Matanya tidak lepas dari sosok Changmin yang menurutnya cukup sehat. Rasa penasaran muncul di benaknya, mengapa Changmin dirawat? Tidak seperti anak-anak lain yang tidak lepas dari infus bahkan ketika mereka di ruang bermain, Changmin tampaknya baik-baik saja. Hanya tubuhnya yang kurus sehingga terlihat sangat tinggi bahkan untuk Yunho.

Melihat sikap diam Yunho tidak membuat Changmin kehilangan senyum lebarnya. Ia justru memutari ranjang Yunho hingga menemukan clipboard yang tergantung di bawahnya.

"Hmmm..." Ia membuka halaman pertama, "ah, namamu Jung Yunho ya?" Matanya melebar melihat keterangan di kertas-kertas itu. "Ternyata dugaanku benar!"

Changmin mendongak dengan seringai di wajahnya.

"Kau hanya dua tahun lebih tua daripadaku. Jadi aku boleh memanggilmu hyung kan?"

Changmin meletakkan clipboard itu di meja dan melanjutkan kalimatnya.

"Aku tidak pernah mempunyai teman yang usianya tidak jauh berbeda. Pasien di bangsal ini biasanya berumur sepuluh tahun atau lebih tua lagi, aku jadi minder mau bermain dengan mereka. Karena itu aku tidak punya banyak teman di sini kecuali para dokter dan perawat. Dan aku tidak mungkin mengajak mereka main sepanjang waktu..."

Dahi Yunho berkerut mendengar ocehan panjang lebar dari bocah pendatang baru itu.

"... Di ruang bermain juga menyenangkan, tapi aku tidak boleh ke sana untuk beberapa waktu. Makanya aku bosan..."

"Kau tidak lelah?"

Tanpa sadar Yunho menyuarakan pertanyaannya, membuat Changmin seketika berhenti dan menatap Yunho heran.

"Waeyo?"

"Ani... Aku capek mendengar suaramu yang tak juga berhenti. Apa kamu tidak lelah terus menerus bicara?"

Changmin tertawa kecil. "Mianhae, hehe... Sepertinya aku tertular kebiasaan cerewet Heechul ssaem," ucapnya dengan nada maaf.

Tiba-tiba remote TV yang sejak tadi Yunho genggam terlepas dan jatuh di dekat kaki Changmin. Segera saja Changmin mengambilnya dan hendak mengembalikannya pada Yunho, namun tangan kanan Yunho yang digips menghentikan gerakannya.

"Apa tangan hyung patah? Aku mendengar saat hyung baru masuk di rumah sakit ini kalau hyung kecelakaan ya?" Changmin memandanginya tanpa berkedip. Yunho melengos sendu tanpa menjawab pertanyaan bocah itu. Bukankan jawabannya sudah jelas?

"Wah..." Ia menyentuh gips itu dan mengetuknya pelan beberapa kali. "Aku belum pernah memegang gips sebelumnya. Jadi begini bentuknya?" Ia menggumam pelan.

Yunho kembali memandang Changmin. "Memangnya kau belum pernah patah tulang?"

Suaranya terdengar lebih ketus dari yang ia duga, tapi Changmin tidak terlihat marah. Ia justru tertegun melihat mata Changmin yang sebelumnya nampak berkilat jenaka berubah meredup. Anak itu hanya menyentuh gips Yunho tanpa berkomentar lagi. Sekilas Yunho seperti menemukan mata Changmin berkaca-kaca, tapi berikutnya ia merasa salah sangka karena Changmin menoleh dengan senyum tiga jari yang menjadi khasnya,

"Tenang saja, tangan hyung pasti akan cepat sembuh. Para dokter di rumah sakit ini sangat hebat. Setiap pasien anak-anak di sini tidak pernah dirawat lama-lama." Suaranya terdengar menyenangkan, membuat rasa kesal di hati Yunho perlahan sirna.

"Oh ya? Aku sudah lama dirawat di sini," ujar Yunho sinis. Sementara Changmin tidak tersentil sama sekali.

"Kau kan masih beberapa hari di sini. Pasien di bangsal ini selalu pulang paling lambat satu bulan dalam keadaan sehat, apapun kondisinya." Changmin mengernyit saat melihat Yunho hanya mendengus. Ia menegakkan punggungnya. "Hyung tidak percaya padaku?"

"Jangan panggil aku hyung. Aku bukan kakakmu!" Yunho sedikit membentak. Namun Changmin hanya memiringkan kepalanya sedikit.

"Waeyo, kan hyung lebih tua dariku? Aku juga memanggil perawat di sini dengan sebutan hyung dan mereka tidak keberatan?" tanya Changmin heran.

"Aku kan baru mengenalmu!"

"Apakah karena aku baru kenal hyung maka aku tak boleh memanggilmu hyung?" Changmin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kukira kita tidak perlu terlalu lama mengenal untuk tahu kita akan dekat. Aku merasa hyung seperti kakak kandungku sendiri, apalagi umur kita tidak beda jauh..."

Yunho memandanginya tanpa tertarik. "Aku punya hyung dan umurnya sepuluh tahun lebih tua."

"Dan kau punya dongsaeng yang umurnya dua tahun di bawahmu." Gigi Changmin berderet rapi tampak diantara senyumnya yang riang. "Tenang saja hyung, kau tidak akan menyesal punya dongsaeng seperti aku. Aku akan selalu menemanimu kapan saja kau memintaku."

Ucapan Changmin barusan membuat Yunho terkejut sekaligus heran. Entah mengapa ia bisa merasakan ketulusan dalam setiap kata yang keluar dari anak itu. Mendadak saja Yunho tertarik pada bocah berambut kelam itu. Diamatinya Changmin lekat. Dari fisiknya tidak ada yang istimewa. Sepertinya tak ada perban atau plester yang tampak di balik kaus putihnya. Namun ia mendapati memar kebiruan di siku dalamnya dan tampak beberapa bekas suntikan di sana. Sebentuk rasa penasaran muncul dalam benak Yunho.

"Memangnya kenapa kau dirawat di sini?"

Belum sempat Changmin menjawab pintu kamar kembali terbuka dan seorang perawat pria muncul.

"Oh, Shim Chwang, kau di sini?"

Changmin menoleh dan nyengir kuda melihat perawat bernama Lee Donghae menghampirinya. Ia segera memeluk kaki Donghae erat membuat Donghae kesulitan berjalan.

"Ya, Chwang lepaskan, nanti obat-obat ini bisa jatuh!" Donghae tertawa melihat tingkah Changmin yang semakin menempel di kakinya.

"Hyung  bogoshipoyo," suara Changmin teredam diantara celana yang Donghae pakai. "Apa kau membawa obat untukku?"

"Sayangnya tidak, aku membawanya untuk Yunho." Donghae akhirnya mencapai nakas di samping tempat tidur Yunho dan meletakkan obat yang ia bawa di sana. Kemudian tangannya menggendong tubuh kecil Changmin, mengangkatnya hingga duduk di samping Yunho.

"Sedang apa kau di sini? Kudengar kau dilarang berkeliaran akhir-akhir ini."

Changmin mengerucutkan bibirnya tanda ia sedang kesal. "Aku bosan," ujarnya pendek.

"Kau bisa memanggilku, kan aku bisa menemanimu main PSP."

Wajah Changmin yang semula keruh seketika bersinar. "PSP? Benarkah? Hyung membawanya?"

Donghae mengangguk. Changmin cepat-cepat turun dari tempat tidur dan menarik ujung seragam Donghae agar ia mengikutinya. Tinggal Donghae yang kewalahan karena ia belum melakukan tugasnya memberi obat pada Yunho.

"Ya, jamkkan (tunggu)..."

Mendadak Changmin berhenti dan berbalik ke arah Yunho. Ia berpikir sejenak sebelum bertanya, "Hyung , kau mau main ke kamarku?"

Alis Yunho terangkat mendengar tawaran itu. "Untuk apa aku ke sana?" tanyanya.

"Kita bisa main PSP berdua. Donghae hyung selalu membawa PSP di jadwal piketnya dan kita bisa memainkannya hingga sore nanti. Kau mau main denganku?"

Hampir saja Yunho menerima ajakan Changmin kalau iatidak ingat pada tangannya yang tidak berdaya. Sepertinya Changmin juga baru sadar akan hal itu, karena itu bahunya bergerak turun dan ia mendesah.

"Kurasa kau tidak bisa bermain..." Changmin berkata sedih. Namun sejurus kemudian wajahya kembali cerah. "Ah, aku tahu apa yang bisa kita lakukan!"

 


 

So, what will Changmin do with Yunho?

I'm so sorry with this boring update, I just have my recovery from some illness and much much things to do, so I could'n update so fast. Oh yeah, comments please :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
LintangKinantZ
Prepare a new story :)

Comments

You must be logged in to comment
MaxRen13 #1
Chapter 5: Apa ff ini prnah ada di ffn? Aku serasa prnah baca..
Lanjutin ya.. Please..
LintangKinantZ #2
Ya ampun... Berapa tahun saya nggak buka FF ini?

Maafkan... Saya lanjutin kisah Changmin dan Yunho, apa kira2 masih ada yg mau baca ya?
Zheeda #3
Chapter 2: chapter 5:changmiin....nasibmu nak....

yg di ffn juga nyampe' sini kan?udah lama nunggu yg di ffn..eh g taunya dsini juga ada...
ini dilanjut kan?pengen tau nasib changmin..penasaran jg sm reaksi yuno hyung..TT
pimprime #4
ya ampun... fic ini diposting d aff jg toh, baru nemu.
lama bgt nunggu update-an fic ini d ffn. masih mau dilanjut atau tidakkah fic ini? suka bgt sm ceritanya.
keyhobbs
#5
Chapter 5: ahh...changmin,jangan sampe kenapa-napa dong, well aku new reader hehe, aku suka bnget fanfic ini, soalnya latarnya tentang kedokteran gitu,jadi d tunggu bnget ya update nya^^