part 1

The Boy Who Can't Break Up, The Girl Who Can't Leave

Sudah hampir satu tahun, aku dan Doojoon berpacaran. Kami sama-sama tidak ingin hubungan kami diketahui oleh publik. Ada dua alasan. Yang pertama, aku tidak ingin para fansnya kecewa. Yang kedua, Doojoon tidak ingin aku diganggu dengan kehidupan entertainmentnya. Kami sangat beruntung karena hubungan kami hubungan jarak jauh sehingga sampai saat ini hubungan kami tidak diketahui oleh siapa pun. Hanya Junsu oppa, anggota Beast, dan orang-orang tertentu lainnya. Kadang-kadang aku mengunjungi Doojoon di Korea, kadang-kadang Doojoon yang mengunjungiku disaat dia tidak sibuk. Walau jarak memisahkan kita, namun kita sangat bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Bahkan sekarang, bahasa koreaku sudah mulai lancar.

“GOLLLLL!!!!” teriak komentator. Doojoon berhasil mencetak sebuah gol untuk teamnya.

“DOOJOON-IE!! DOOJOON-IE!!” teriak penonton yang umumnya para wanita untuk memberi support kepada Doojoon. Doojoon berlari ke pinggir lapangan, dimana supporternya berada. Dia mengangkat kedua tangannya keatas kepalanya dan membentuk sebuah hati dan tersenyum dengan lebarnya.

“SA! RANG! HAE!” teriak para supporter saat melihat Doojoon melakukan hal tersebut.

Sebenarnya Doojoon melakukan hal tersebut untukku, yang saat ini sedang duduk di antara para supporter. Aku menyamar sebagai salah satu fansnya Doojoon. Tidak ada yang mengetahui bahwa aku kekasihnya Doojoon. Aku hanya tersenyum saat melihat Doojoon seperti itu.

“PRIIITTT..!! PRIIITTT...!!”

Wasit meniupkan peluitnya, tanda bahwa pertandingan telah usai. Team Doojoon memenangkan pertandingan dengan skor 2-0. Setelah bersalaman antar pemain, para pemain segera masuk ke ruang ganti pemain. Team Doojoon merupakan gabungan dari beberapa artis yang dipimpin oleh Junsu, sebagai kapten tim.

Aku memang sudah sering melihat Doojoon bertanding sepak bola. Setelah tunggu beberapa lama, aku menuju ke ruang ganti pemain.

“oppaa~ chukahae!” ucapku saat masuk ke dalam ruang ganti dan langsung memeluk Junsu.

“gomawo~” balas Junsu dengan tersenyum dan memelukku dengan lembut.

“yah! Jinny! Pacarmu itu disini!” protes Doojoon. Dia kesal karena aku mendahulukan Junsu daripada Doojoon.

“oh ya??” tanyaku pura-pura tidak tahu.

“kau!” kesal Doojoon melotot padaku.

“weekkk!” aku menjulurkkan lidah kepada Doojoon

“hahaha, sudah, sudah, jangan bercanda lagi.” Ucap Junsu dengan mengusap-usap kepalaku. “sana peluk pacarmu itu, nanti dia menggangguku terus.”

“jinny~!!” panggil Gikwang gembira. Dia keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada. Dia merentangkan kedua tangannya untuk memberi sebuah pelukan kepada Jinny.

“Gikwang-ie~!!” aku berlari kecil menghampiri Gikwang.

Doojoon berdiri di depan Gikwang, menghalangi aku dan Gikwang.

“eiyyy..” keluhku saat berdiri tepat di depan Doojoon. Doojoon merentangkan kedua tangannya. Aku pun tersenyum lalu memeluknya.

“chukahae, honey” ucapku lembut di dalam pelukan Doojoon. Doojoon tersenyum dan memelukku dengan lembut.

“Doojoon, kau tidak sabaran sekali. Aku kan belum memeluk Jinny.” Keluh Gikwang

“pakai bajumu dulu, baru boleh memeluknya.” Ucap Doojoon melirik Gikwang. Gikwang hanya menyengir lebar.

 

Hari ini adalah hari jadi kami yang ke-1 tahun. Kami merayakannya bersama seharian di pulau nami, pulau yang terkenal dengan keromantisannya. Bersepeda bersama, makan es krim bersama, dan kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Kami sangat menikmati kebersamaan kami. Walau sederhana namun kami sangat bahagia.

Malam pun tiba. Selama dalam perjalanan, Doojoon menggenggam tanganku dengan erat. Aku dan Doojoon pun tiba di hotel, tempat kami menginap.

KLIK. KLIK.

“yes! Aku mendapatkan berita besar.” Girang seorang pria yang bersembunyi di balik pepohonan dengan kameranya. Dia adalah seorang paparazi. Ternyata seharian ini, mereka diikuti oleh seorang paparazi. Hanya saja mereka tidak menyadari kehadirannya. Lalu paparazi itu mengikuti mereka masuk ke dalam hotel. Paparazi itu mendapati Doojoon dan Jinny masuk ke dalam salah satu kamar hotel bersama. tetap terus mengambil foto mereka.

“baiklah, kita sudah mendapatkan semua foto-foto menarik. Lihat saja, ini akan menjadi berita utama.” Ucap paparazi itu dengan yakin. Lalu dia meninggalkan hotel tersebut dengan senang karena sudah mendapatkan berita besar.

Sementara itu, Doojoon dan Jinny yang tidak tahu apa-apa, masih menikmati kebersamaannya. Doojoon memberikan sebuah hadiah kepada Jinny.

“apa ini??” tanya Jinny

“buka saja”

Jinny membuka hadiah tersebut. Sebuah kotak berukuran sedang. Di dalamnya terdapat sebuah kalung berbentuk lingkaran yang terdapat simpul diatasnya dan dihiasi dengan barisan permata di permukaannya. Lalu di bagian tengahnya, tergantung sebuah hati kecil dengan ukuran huruf D, inisial nama Doojoon, dan dihiasi sedikit permata.

“happy anniversary, honey.” Ucap Doojoon

Jinny memandangi Doojoon. Doojoon tersenyum lalu meraih kalung tersebut. Dia pakaikan kalung tersebut di leher Jinny. Setelah itu, Doojoon menatap Jinny. Jinny yang tadi melihat kalung yang ada di lehernya, kini mengangkat kepalanya. Doojoon menatap kedua mata Jinny dengan dalam. Bisa dilihat dari tatapannya bahwa Doojoon sangat mencintai gadis yang ada di depannya ini dan tidak ingin kehilangannya. Doojoon memajukan wajahnya lalu mencium Jinny dengan lembut.

Doojoon melepaskan ciumannya. Lalu dia membuka kancing atas kemeja denimnya, dia keluarkan kalung yang tergantung di lehernya. Kalung yang berbentuk sama dengan yang dimiliki Jinny, hanya saja huruf yang terukir adalah huruf J, insial nama Jinny.

“ini adalah kalung couple yang aku pesan khusus untuk kita. Hanya kita berdua yang memilikinya.” Jelas Doojoon

“gomawo, Doojoon" ucap Jinny

“baik, istirahatlah. Besok kita sudah kembali ke seoul.” Ucap Doojoon. Sebelum dia kembali ke kamarnya, dia mengecup keningnya Jinny.

 

Hari ini, aku dan Doojoon kembali ke Seoul. Setibanya di seoul, Doojoon segera menuju Cube Ent. Karena pekerjaan sudah menunggunya. Sedangkan aku pergi menemui Junsu di restoran pizza miliknya.

“Doojoon! Gawat!” ucap Junhyung

“ada apa? Apa ada masalah?” tanya Doojoon bingung. Padahal dia baru tiba, tapi sepertinya ada masalah besar yang terjadi.

“kalian ketahuan.” Jawab Yoseob. Doojoon mengernyitkan dahinya.

“hubunganmu dengan Jinny sudah tersebar” jawab Hyunseung

“lihat ini, hyung!” perintah Dongwoon sambil menyodorkan sebuah tablet.

Doojoon membaca berita yang menceritakan hubungannya dengan Jinny. Bahkan terdapat beberapa foto. Semua foto tersebut diambil kemarin saat mereka sedang di pulau nami. Tentu saja berita tersebut membuat heboh para penggemarnya. Berita tersebar dengan cepatnya. Banyak komentar-komentar yang tidak setuju bahkan ada kata-kata kasar. Tentu saja mereka sedih, kecewa, dan marah jika idolanya menjadi milik wanita lain. Setelah membaca berita-berita tersebut, Doojoon segera menelepon Jinny.

“halo”

“kau dimana?

“bersama Junsu oppa. Waeyo?”

“syukurlah. Berikan handphonemu pada hyung. Aku mau bicara dengannya.”

“oppa, Doojoon ingin bicara denganmu.”

“hyung, kau sudah mendengar beritaku?”

“emm” jawab Junsu mengangguk

“tolong jaga dia, hyung. Jangan biarkan dia keluar sendirian dan jangan biarkan dia tahu berita ini.”

“ok, aku mengerti”

“terima kasih, hyung”

Lalu Junsu memberikan teleponnya kembali kepada Jinny.

“Jinny, saranghae.” Ucap Doojoon lembut di telepon

“eiyy, tiba-tiba kau mengatakan itu. Buat aku malu saja.” Ucap Jinny malu-malu.

“aku sangat sangat mencintaimu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap mencintaimu dan tidak akan melepaskanmu.” Ucap Doojoon serius

“na do. Saranghae.” Balas Jinny malu-malu

 

“hyung, aku ingin adakan jumpa pers hari ini. Aku ingin menyelesaikan masalah ini. Aku sudah mendapat persetujuan dari daddy Hong.” Pinta Doojoon kepada managernya.

“baiklah jika itu maumu”

Lalu dikumpulkanlah seluruh media massa dari berbagai nama. Jumpa pers tersebut disiarkan secara langsung di beberapa stasiun tv.

 

Sekarang Jinny berada di rumah Junsu oppa. Setiap dia ke korea, dia pasti menginap di rumahnya. Oppa yang mengajarkan semua tentang korea. Bahasa, budaya, dan masakan. Karena itulah, sekarang dia bisa mengenal korea dengan baik. Saat ini, Junsu oppa sedang mandi. Untuk menghilangkan bosan, Jinny menyalakan tv.  Ditekan remote tv untuk mencari stasiun tv yang menayangkan acara yang menarik. Berhentilah di stasiun tv SBS, yang saat ini sedang menayangkan acara gosip.

“pemirsa, pagi ini kita telah dihebohkan dengan sebuah berita dari salah satu artis kita. Selama ini kita mengenalnya bahwa dia belum memiliki seorang pacar, namun ternyata dia berpacaran secara diam-diam.” Ucap pembawa acara

“woohhh... siapa itu yang ketahuan??” ucap Jinny penasaran.

“ya, kalian pasti sudah mengetahuinya. Dia adalah Yoon Doojoon, leader Beast. Dia tertangkap sedang ng-date bersama dengan seorang gadis di pulau nami. Dan kini, Doojoon mengadakan jumpa pers untuk memberikan konfirmasi lebih lanjut. Mari kita simak bersama.” Jelas si pembawa acara.

Jinny sangat terkejut mendengar berita tersebut. Terdiam. Mematung. Fokus dengan acara yang ada di tv saat ini.

“annyeonghaseo semuanya, terima kasih sudah mau datang di acara jumpa pers yang mendadak ini. Saya akan mengkonfirmasi atas semua berita yang mencuat hari ini. Memang benar, gadis yang ada di foto-foto tersebut adalah pacarku. Kami sudah menjalin hubungan selama satu tahun dan kemarin adalah hari jadi kami. Karena itu, kami pergi ke pulau nami untuk merayakannya berdua. Untuk soal foto kami di hotel, itu memang benar. Itu adalah hotel tempat kami menginap. Tapi kami tidur di kamar terpisah. Dia bukan gadis yang seperti kalian pikirkan. Dia adalah gadis yang baik, ramah, dan lucu. Fans dan supporterku nomor satu.” Jelas Doojoon

“Jinny, kau tidak mandi?” tanya Junsu setelah dia selesai.

Jinny tidak mendengar pertanyaan Junsu. Dia masih fokus dengan acara di tv. Junsu terkejut saat menoleh ke arah dimana Jinny sedang fokus.

“beauty, kalian selama ini sudah memberikanku banyak cinta. Kali ini berikan cinta yang banyak juga kepada gadisku ini. Aku sangat mencintainya. Kumohon kalian bisa mengerti. Terima kasih.” Pinta Doojoon mengakhiri lalu meninggalkan ruang jumpa pers. Dia tidak memberi kesempatan kepada pers untuk bertanya. Padahal begitu banyak pertanyaan yang ada di kepala mereka.

“demikianlah penjelasan singkat dari Doojoon. Mari kita merestui hubungan mereka dan berharap yang terbaik untuk mereka berdua.” Ucap si pembawa acara.

Jinny segera berlari menuju pintu keluar. Tapi, junsu dapat mencegahnya.

“mau kemana kau?” tanya Junsu yang memegang tangan Jinny dengan erat.

“aku ingin menemui Doojoon. Dia pasti sangat tertekan. Dia pasti membutuhkan aku. Aku tidak ingin dia menghadapi ini sendirian.” Jawab Jinny yang berusaha melepaskan cengkraman Junsu.

“apa kau gila?? Disana pasti banyak pers dan fansnya. Jika kau kesana, kau akan memperburuk keadaan. Lagipula Doojoon sudah berpesan kepadaku untuk menjagamu.” Ucap Junsu “lebih baik kau disini saja. Jika keadaan sudah memungkinkan, kau bisa menemuinya.” Tambah Junsu.

Jinny hanya bisa pasrah. Yang Junsu oppa katakan sangat benar. Saat ini memang bukan saat yang tepat untuk menemui Doojoon. Malam ini, Jinny tidak bisa tidur di kamarnya. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Doojoon. Dia juga tidak bisa menelepon Doojoon karena dia pasti sangat sibuk karena masalah ini.

RRRR... RRR...

“kau belum tidur?” tanya Doojoon diseberang sana. Akhirnya Doojoon menelepon.

Jinny menggelengkan kepalanya. “gwenchana??” tanya Jinny khawatir.

“hm-mh. Jangan khawatir. Selama kau selalu berada disisiku, aku bisa menghadapi ini semua.” Jawab Doojoon yang berusaha untuk membuat Jinny tidak khawatir.

“mian” ucap Jinny lirih

“tidak, ini bukan salahmu. Sekarang tidurlah, sudah malam.”

Jinny menganggukan kepalanya. “good night. Saranghae, my Doojoon.” ucap Jinny

“saranghae” balas Doojoon

 

Hari demi hari, masalah Doojoon tidak membaik. Banyak fansnya yang protes tidak setuju dengan hubungan Doojoon dan Jinny. Banyak wanita yang patah hati. Bahkan ada beberapa sekolah yang siswinya mogok belajar karena sedang patah hati. Mengapa bisa seperti itu?? Karena Doojoon adalah nation’s boyfriend. Semua wanita ingin menjadi pacarnya. Tidak ada wanita yang suka pacarnya direbut wanita lain. Mereka ingin Doojoon dan Jinny berpisah.

Menurut Doojoon, semua ini akan segera berlalu dan kembali seperti semula. Karena itu, dia tidak terlalu memperdulikan protes dari fansnya. Dia lebih mengkhawatirkan Jinny. Dia takut terjadi hal buruk dengan Jinny. Atas saran Junsu, Jinny lebih baik dipulangkan ke negaranya agar dia aman. Namun, sebelum itu, Junsu dan anggota Beast yang lainnya membantu Doojoon dapat bertemu dengan Jinny. Beast bersama-sama mengunjungi rumah Junsu agar tidak mencurigakan.

“Doojoonnn~!” seru Jinny dengan berlari menuju Doojoon dan segera memeluknya dengan erat saat Beast tiba di rumah Junsu.

Junsu dan anggota beast yang lainnya segera menyingkir dari situ. Mereka ingin memberikan Doojoon dan Jinny waktu berdua. Karena itu, mereka berkumpul di dapur agar tidak mengganggu Doojoon dan Jinny.

“kukira fans kita akan menerimanya kalau kita memiliki seorang pacar.” Komen Dongwoon.

“kasian Doojoon dan Jinny” iba Gikwang

“semoga saja mereka bisa melewati ini semua.” Harap Junsu

“kau baik-baik saja?" tanya Jinny dalam pelukan Doojoon sambil mengusap-usap dadanya Doojoon yang bidang. Saat ini, mereka sedang duduk bersama di ruang tamu dengan saling berpelukan. Mereka tidak ingin melepaskan satu sama lain.

“hm” jawab Doojoon singkat sambil mengusap-usap kepala Jinny.

“kau makan dengan baik?” tanya Jinny lagi

“hm”

“kau tidur dengan nyenyak?”

“hm”

“bohong” ucap Jinny lalu melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Doojoon yang kusut. “kau bohong. Raut wajahmu kusut, sedikit kurusan, kantung matamu tebal.” Ucap Jinny lagi. Kali ini matanya mulai berkaca-kaca.

Doojoon memegang wajah Jinny dengan kedua tangannya. Lalu dia tersenyum.

“kau lupa dengan apa yang kukatakan. Selama kau bersamaku, aku pasti baik-baik saja.” Ucap Doojoon sambil menatap mata Jinny dalam-dalam. Jinny memeluk Doojoon dengan sangat erat.

“benar. Aku tidak boleh menangis. Aku harus kuat agar Doojoon juga kuat menghadapi ini semua.” Pikir Jinny. dia berusaha menahan air matanya agar tidak mengalir keluar.

“besok aku tidak bisa mengantarmu ke bandara.” Ucap Doojoon

“aku mengerti.”

 

Setelah pulang dari korea, Jinny tidak pernah merasa tenang. Dia selalu mengkhawatirkan Doojoon setiap saat, setiap hari. Berita-berita yang berkaitan dengan hubungannya dengan Doojoon tidak pernah berhenti. Banyak caci maki yang ditujukan kepada Jinny, namun Jinny tidak memperdulikannya selama Doojoon baik-baik saja. Bahkan sekarang fans diluar korea juga ikut angkat bicara.

Kini berita tersebut berdampak kepada karir Doojoon dan Beast di dunia hiburan. Penjualan single mereka turun drastis. Beberapa acara yang terdapat Doojoon dan Beast juga turun ratingnya. Bahkan ada beberapa kontrak yang dibatalkan.

Walau Doojoon selalu berkata bahwa dia baik-baik saja, Jinny tetap khawatir karena keadaan semakin memburuk. Beast harus berusaha keras lagi agar bisa diterima kembali oleh fansnya. Jika seperti ini terus, karirnya akan tamat. Jinny tidak ingin itu terjadi.

“oppa, apa yang bisa kulakukan untuk membantu Doojoon?” tanya Jinny saat menelepon Junsu

“kamu harus terus semangat, terus mendukung Doojoon, dan tetap berdoa.” Jawab Junsu

“sudah tapi keadaan malah semakin memburuk”

“tenang, Doojoon dan yang lainnya pasti bisa melewati ini semua.”

Jinny menutup teleponnya. Dia berbaring di kasurnya. Kepalanya pusing. Begitu banyak yang dia pikirkan. Dia mulai meneteskan air mata. Dia kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa membantu Doojoon. Tidak bisa membuat semuanya jadi lebih baik.

 

“sorry guys, aku telah membuat kita seperti ini.” Ucap Doojoon merasa bersalah dengan anggota Beast yang lainnya.

“hei, apa yang kau katakan?” tanya Junhyung pura-pura tidak dengar.

“kau tidak perlu mengatakan hal itu.” Ucap Hyunseung

“benar, ini bukan salahmu atau salah Jinny. Merekalah yang tidak mengerti.” Ucap Yoseob

“kita akan baik-baik saja. Kita pasti bisa melewatinya. Kau tidak boleh menyerah.” Ucap Gikwang memberi semangat.

Dongwoon tidak bisa berkata-kata lagi. Dia peluk Doojoon agar Doojoon bisa lebih kuat. Yang lainnya ikut memeluk mereka berdua.

 

Setelah berpikir panjang, Jinny telah mengambil keputusan. Sebuah keputusan yang sangat sulit baginya. Tapi dia harus melakukannya demi orang yang dia cintai. Hari ini dia kembali ke korea tanpa sepengetahuan siapa pun. Dia akan menemui pihak management cube ent. Sebelumnya, Jinny sudah berdiskusi dengan daddy Hong mengenai keputusannya itu.

“maafkan aku, Doojoon. Aku harus melakukan ini.” Ucap Jinny dalam hati.

“halo semuanya. Maaf, semenjak beritaku mencuat, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Jinny, yang kalian kenal sebagai pacar Yoon Doojoon.” Ucap Jinny pada acara jumpa pers. Ternyata inilah idenya.

“Doojoon, gawat!” panik sang manager. Dia menghampiri Doojoon yang sedang berlatih koreografi.

“ada apa lagi, hyung?”

“Jinny...”

“Jinny?! Ada apa dengannya?”

“dia, dia sedang ada di ruang konferensi pers”

“mwo?! Dasar babo!”

Lalu Doojoon segera berlari menuju ruang konferensi pers. Diikuti oleh yang lainnya.

“hari ini aku akan mengumunkan sesuatu. Sesuatu yang tentunya menjadi keinginan semua orang. Ya, aku akan memutuskan hubunganku dengan Doojoon. Aku melakukan ini bukan karena takut dengan fansnya Doojoon atau aku menyerah terhadap Doojoon. Tapi aku melakukannya semua demi Doojoon. Demi masa depannya dan demi karirnya. Demi kebahagiaannya. Sekian dan terima kasih.” Jelas Jinny lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut tanpa memberi kesempatan untuk bertanya.

Saat Jinny membuka pintu, sudah ada Doojoon yang berdiri mematung di depan pintu. Jinny membelalakan matanya.

“apa maksud semua ini?” tanya Doojoon tidak bertenaga. Seketika mata Jinny dipenuhi oleh air mata saat melihat sosok yang sangat dia cintai itu. Lalu dia pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Doojoon.

“tunggu!!!” larang Doojoon

Jinny menghentikan langkahnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menahannya beberapa saat. Dia juga mengepalkan tangannya dengan kuat. Itu semua dilakukan agar air matanya tidak mengalir. “jangan nangis Jinny!! Tunjukkan ke Doojoon kalau kau baik-baik saja. Demi Doojoon!” pikir Jinny menyemangati dirinya sendiri.

Jinny membalikkan badannya. Kini dia dapat memandangi wajah dari orang yang dia cintai untuk terakhir kalinya.

“Doojoon, ayo kita putus.” Ucap Jinny setelah dia mengumpulkan seluruh tenaganya agar dia dapat berbicara dengan tenang.

“tidak mau! Sudah berapa kali kukatakan padamu, selama kau ada bersamaku, aku akan baik-baik saja.” Tolak Doojoon

“kau jangan egois!” bentak Jinny. Jinny menatap kedua mata Doojoon dalam-dalam. Mata yang sangat dia sukai.

“Doojoon, dengarkan aku.” Ucap Jinny menurunkan nada bicaranya. “kau tidak boleh egois. Pikirkan orang-orang yang telah membantu hingga seperti ini. Pikirkan anggota beast yang lain, fansmu, keluargamu. Mereka tidak ingin melihatmu seperti ini. Aku pun juga.”

“kalau begitu, aku keluar saja dari dunia hiburan. Aku tidak ingin ketenaran ini tanpamu. Aku tidak ingin...” ucap Doojoon terhenti oleh Jinny yang meletakkan jari telunjuknya di bibir Doojoon.

“kau tidak boleh berhenti dari dunia hiburan. Kau tidak boleh berhenti dari dunia sepak bola. Karena dari dunia hiburanlah, aku mengenalmu. Karena dari dunia sepak bolalah, aku jatuh cinta padamu. Apapun yang terjadi, aku akan selalu menjadi fans dan supportermu nomor satu. ini pasti berat untukmu, aku juga. Tapi aku yakin kita bisa melewati ini semua.”

Jinny benar-benar berusaha sekuat tenaga agar dia tidak menangis. Dia berusaha agar suaranya tidak bergetar.

Doojoon sangat tidak ingin kehilangan Jinny. Doojoon sangat tidak ingin berpisah darinya. Tapi, kini dia hanya bisa pasrah. Dia sangat mengenal Jinny. Tidak akan bisa mengganggu gugat keputusannya. Dan dia pasti sudah memikirkannya berkali-kali dengan keputusannya itu. Mungkin memang itu jalan terbaik untuk mereka berdua.

Doojoon melepaskan anting kesayangannya yang selama ini selalu dipakainya. Doojoon pakaikan anting tersebut di telinga kanan Jinny lalu mencium kening Jinny dengan lembut sebagai tanda perpisahan. Mata Doojoon mulai berkaca-kaca. Hatinya sakit sekali. Begitu juga dengan hati Jinny. Sesak. Doojoon melepaskan ciumannya perlahan-lahan lalu dia membalikkan tubuhnya agar tidak melihat kepergian Jinny. Dia tidak mampu melihatnya pergi.

“my Doojoon” panggil Jinny.

Doojoon membalikan tubuhnya kembali. Jinny bergegas mencium Doojoon. Sebuah ciuman perpisahan. Doojoon membelalakan matanya karena terkejut, namun dia segera memejamkannya. Air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi. Keluar dengan bebas saat merasakan ciuman lembut dari Jinny. Begitu pula dengan Jinny. Air matanya mulai mengalir. Mereka bertautan cukup lama karena mereka ingin melepaskan segala perasaan mereka. Dari situlah, mereka bisa merasakan perasaan yang dirasakan satu sama lain. Mereka tidak perduli jika diperhatikan oleh orang lain. Lalu Jinny melepaskan ciumannya dengan berat hati.

“aku pergi. Jaga dirimu baik-baik. Bye.” Pamit Jinny

Jinny pergi meninggalkan Doojoon dengan air mata yang terus mengalir. Dia tidak mampu menghentikannya. Doojoon berdiri mematung, memperhatikan kepergian Jinny. Wanita yang sangat dia cintai kini telah pergi. Rasanya ingin berteriak sekuat tenaga. Rasanya ingin mengejar dan mencegahnya. Doojoon hanya mampu mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat. Menahan semua perasaan yang ada. Air matanya masih terus mengalir.

Jinny terus berjalan tanpa arah. Pikirannya mumet.

 “hei, kau wanita itu kan?”

Di tengah jalan, Jinny menemui beberapa fans fanatic. Namun Jinny tidak menjawabnya. Mereka mengepung dan menyudutkan Jinny ke tembok.

“dasar wanita jalang!”

“beraninya kau menggoda oppa kami”

“beraninya kau merebutnya dari kami”

Jinny tetap diam. Dia tidak ingin mengatakan apa pun.

“kenapa kau diam saja?”

Karena kesal dengan sikap diam Jinny, salah satu dari mereka menampar Jinny dengan kuat. Yang lainnya tidak tinggal diam. Mereka menjambak dan memukuli Jinny. Tapi Jinny tidak menghindar atau pun membalas. Dia terima semua pukulan-pukulan tersebut. Karena bagi Jinny, semua pukulan yang diterimanya tidak sesakit hatinya sekarang. Setelah mereka puas melampiaskan kemarahan mereka, mereka pun pergi meninggalkan Jinny yang tak berdaya.

Jinny dalam posisi duduk bersandar pada dinding. Lemah tak berdaya. Air matanya masih saja mengalir. Tak ada habisnya. Hujan pun mulai turun. Seakan langit pun ikut bersedih. Cukup lama Jinny bertahan dalam posisi tersebut dengan tetap diguyur oleh hujan yang deras.

Sementara itu, Doojoon duduk di pinggir ruang latihan sambil terus memandangi kalungnya dengan tatapan kesedihan. Rasa sayang, kesal, kecewa, dan sedih semuanya bercampur menjadi satu. tak terasa air matanya kembali mengalir. Jatuh membasahi telapak tangannya yang terdapat kalung tersebut. Liontin kalung tersebut ikut bahas oleh air mata Doojoon.

“kita biarkan Doojoon seperti itu. Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri.” Ucap Yoseob

 

“Jinny?!” Junsu terkejut dengan keadaan Jinny yang basah kuyup dan penuh luka.

“oppaaa~” Jinny berlari ke dalam pelukan Junsu. Saat ini, dia benar-benar membutuhkan tempat untuk bersandar. Junsu memeluknya dengan erat. Junsu tidak bertanya lagi karena dia sudah mengetahui apa yang telah terjadi. Jinny menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Junsu. Junsu hanya bisa menepuk-nepuk punggung Jinny dengan lembut.

“keluarkan semuanya. Menangislah sepuasnya.” Ucap Junsu

 

“Doojoon-ie” panggil Yoon Doo Ri, kakak perempuan Doojoon. Tapi Doojoon tidak memperdulikannya. Dia masih memandangi kalungnya dengan air matanya yang masih terus mengalir. Menangis dalam diam. Doori sedih sekali melihat adik satu-satunya seperti itu. Dia segera memeluk adiknya itu. Lalu Doori duduk bersandar ke tembok. Dia rentangkan kedua kakinya ke depan. Dia rebahkan kepala Doojoon dipangkuannya. Dia elus kepalanya dengan penuh kasih sayang.

Bahu Doojoon mulai bergetar, tak dapat lagi menahan tangisannya. Tangannya memeluk pinggang Doori dengan erat dengan tetap menggenggam erat kalungnya. Doojoon menangis dengan kencangnya. Sesekali dia mengerang. Mengeluarkan segala emosinya.

Doori bisa merasakan kesedihan Doojoon. Matanya mulai berkaca-kaca.

“keluarkanlah semuanya. Teriaklah sekuat-kuatnya.” Ucap Doori

“biasanya kau selalu tegar dalam menghadapi masalah. Tapi kali ini kau begitu rapuh. Ini pertama kali aku melihatmu menangis seperti ini. Kau benar-benar mencintai gadis itu, Doojoon.” Pikir Doori

“hiks.. hiks.. kasian sekali Doojoon. Aku tidak tega melihatnya seperti itu.” Iba Gikwang yang ikut menangis saat melihat kesedihan Doojoon dari balik pintu. Anggota yang lainnya hanya diam saja. Namun, mata mereka berkaca-kaca. Semuanya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Doojoon.

 

Sejak hari itu, Jinny dan Doojoon mulai menjalani kehidupannya masing-masing. Tentu tidak mudah untuk mereka berdua yang sama-sama masih saling mencintai.

“lukamu sudah sembuh?” tanya Junsu di telepon

“yah, terima kasih, oppa, kau sudah merawatku. Tolong jangan ceritakan kepada Doojoon.” Ucap Jinny

“kenapa kau ambil keputusan seperti ini? Padahal kau dan Doojoon saling mencintai.” Tanya Junsu

“aku tidak ingin melihat Doojoon dan kawan-kawannya menderita karena aku. Aku ingin mereka bahagia.”

“apa Doojoon bisa bahagia jika seperti ini? Apa kau sendiri bahagia?”

Jinny terdiam untuk beberapa saat. “suatu hari nanti.. kami akan bahagia..” jawab Jinny pelan.

 

Doojoon mulai beraktivitas kembali. Dia dan yang lainnya mulai bekerja kembali. Dan perlahan-lahan semuanya sudah mulai membaik. Tapi tidak dengan Doojoon. Dia bagaikan mahkluk hidup tanpa jiwa. Dia bekerja namun jiwanya kosong. Hampa. Tanpa ekspresi. Jika memang harus tersenyum, dia akan memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia tidak mengambil tawaran bermain drama karena dia sedang tidak ingin berakting.

“Doojoon hyung seperti Zombie sekarang” komen Dongwoon

“dia tidak banyak bicara lagi seperti dulu. Keceriaannya sudah hilang.” Ucap Hyunseung

“aku kangen dengan suara tawanya. Aku kangen dengan kebodohannya. Aku kangen dengan kenakalannya.” Ucap Junhyung sedih

Beast yang biasanya ceria kini sudah kehilangan keceriaannya itu. Jika mereka terlihat ceria, itu hanya akting di depan publik.

Hampir setiap malam Doojoon duduk di tepi sungai Han untuk menenangkan dirinya. Dia selalu menangis jika mengingat Jinny. Dia selalu menangis saat mendengar suara rekaman Jinny di handphonenya. Dia sangat merindukan Jinny. Dia merindukan tatapan mata Jinny, senyuman Jinny, suara Jinny, wajah Jinny, semuanya. Dia ingin memeluk Jinny dengan eratnya. Sering dia mengirimkan pesan kepada Jinny namun tidak dibalas olehnya.

Tidak hanya Doojoon yang menangis setiap malam. Jinny pun begitu. Dia juga sangat merindukan Doojoon. Setiap hari dia mendengarkan lagu-lagu beast agar bisa mendengar suara Doojoon. Setiap hari dia mendapatkan pesan dari Doojoon tapi tak mampu membalasnya. Karena sekali Jinny membalasnya, maka semua kekuatannya yang selama ini dia kumpulkan akan runtuh begitu saja.

‘sepertinya kau baik-baik saja. Meskipun aku tahu bagaimana sulitnya untukmu. Hatiku kini merana. Aku selalu mencari semua kenangan bersamamu. Semakin aku mengenang, semakin aku terlarut dalam kesedihan. Aku mencintaimu dengan seluruh kekuatanku. Tanpa menyesal, aku percaya bahwa akulah satu-satunya untukmu. Jalan dimana aku dahulu mengantarmu, kopi yang dahulu diminum bersama denganmu, Buku yang dulu dibaca bersamau, drama yang dulu ditonton bersama. Aku betul-betul merindukan semua hal itu. Saat aku merindukanmu, saat aku memikirkanmu, aku selalu berkata “aku tidak apa-apa” selama kau bahagia.’

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
DoubleJ
woow~ 100 reader yeiyyy~ thank you my readers and my subscribers ^^

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet