Book 4

Cinta Ku Menjadi Angin Dan Pohon

"gak usah ngomong begitu mama papa sayang dengan Lia"
"Lia mau menikah sekarang juga dengan Deva"
"tapi kamu kan masih 16 tahun Lia, negara melarang pernikahan di bawah usia 17th"
"sudahlah mah, Deva"
"iya om"
"kita akan melaksanakan pernikahan Lia dan kamu"
"aku sangat bersedia om"
di taman itu telah hadir semua teman teman Deva dan Lia, di bawah pohon sakura yang ada di rumah sakit itu di laksanakan pernikahan Deva dan Lia secara apa adanya;
"baik acara pernikahan ini akan kita mulai"ujar Anko
semua teman Lia dan Deva terkejut mendengar teryata ini adalah acara pernikahan Lia dan Deva sungguh momen yang sangat langka.
"Devanya, apa kamu bersedia menjadi suami Lia dan selalu menemani Lia dalam susah, senang, dan bahagia?"
"ya saya bersedia"
"Lia harada apa kamu bersedia?"
"iya saya sangat bersedia"
pernikahan ala apa ada ya itu telah dilaksanakan, kini Deva dan Lia menjadi pasangan suami istri. Ke esokan hariya seperti biasa Deva datang ke rumah sakit untuk menjaga Lia sampai pagi, kini sudah 2 bulan Lia dirawat dirumah sakit, kangker darah Lia sangat ganas, sekarang alat bantu yang melekat di tubuh Lia sudah di lepas, Deva bertanya kepada tim dokter kenapa alat2 itu dilepas dan dokter dokter mengatakan bahwa mereka sudah angkat tangan skarang Lia memasukin stadium 4 kangker darah nya, Deva menanyakan soal sum sum tulang, salah satu dokter berkata sum sum yang di miliki Lia sangat langka sekali, mereka sudah mencoba menghubungi rs lokal sampai antar negara tapi tidak ada yang cocok, lalu Deva ke kuil yang di dekat rumah sakit untuk berdoa, tidak lama hujan turun lebat ya membuat Deva basah kuyub.
Deva melihat kelangit di tengah hujan itu, dia bertanya didalam hati kenapa tuhan membErikan takdir cinta seperti ini, Deva berjalan di tengah hujan, lalu Anko melihat Deva dan menghampiri Deva membErikan payung.
"Deva, kenapa hujan-hujanan"
"Anko"
"sudah lah, kamu harus berdoa"
"tapi, aku gak mau kehilangan Lia"
"iya aku mengerti, tapi ingat bukan kamu saja yang gak mau kehilangan Lia. Aku juga gak mau kehilangan sahabat seperti Lia, teman teman dan papa mama Lia juga takut akan kehilangan Lia bukan kamu saja yang bersedih, sekarang kita ke RS dan ganti baju kamu jangan buat Lia sedih dengan ke adaan kamu seperti ini"
"baik lah"
Deva dan Anko menuju rumah sakit, setelah selesai mengganti baju Deva dan Anko masuk ke dalam kamar Lia, Anko melihat semua alat bantu yang melekat di tubuh Lia sudah d lepas yang tandaya semua tim dokter sudah angkat tangan, tapi Anko harus mengerti atas kejadian semua itu.
"Deva kemana saja Lia kangen, Lia takut Deva kenapa napa"
"aku cman jalan-jalan sebentar mencari makan"
"udah dapet makan nya"
"belum, tadi aku ketemu Anko dijalan"
"iya Lia aku ketemu Deva jadi sekaLian aja kami berdua datang bareng ke RS"
"begitu ya Anko, suami aku Deva ngerepotin kamu gak"
"gak lah Lia hahahaha"
hujan pun sudah redah kiri matahari telah muncul, menerangi bumi yang tadi ya gelap karna awan mendung;
"suamiku Deva"
"ya istriku"
"tolong buka kan jendela itu"
"baik"
Deva membuka Jendela, dan angin hangat nan sejuk masuk kedalam kamar Lia dirawat, lalu Deva duduk di samping Deva, karna melihat itu semua Anko beralasan mau pulang karna dia sedang di tunggu orangtuanya, sebenarnya Anko tidak tahan melihat mereka berdua kenapa cinta mereka itu menjadi seperti ini, sebelum Anko keluar Anko di titipkan surat wasiat, dan Lia membiskan ke Anko buka lah surat ini apa bila aku sudah tidak ada lagi, dengan menahan air mata Ankopun berpamitan dengan Lia dan Deva.

"Deva"
"ya sayang"
"Deva ku sayang gak bleh bersedih , dengan keadaan Lia seperti ini, Lia ingin hidup lebih lama lagi dan melahirkan anak dari Deva, Lia pengen jadi ibu dari anak anak Deva, Lia ingin sekali"
Deva hanya terdiam membisu sEribu bahasa, dengan perasan yang sangat pilu, kedua orang tua Lia saat mau masuk kamar tempat Lia di rawat, orang tua Lia tidak jadi masuk karna mendengar pembicaraan mereka berdua, mendengar semua ucapan Lia dan Deva orang tua Lia sedih sekali atas kejadian yang menimpa mereka berdua.
"jika Lia nanti pergi jauh, Deva harus janji cari pengganti Lia, yang baik dan sayang dengan Deva tentunya melebihi kasih dan sayang Lia ke Deva. Dan lagi Deva gak bakal sendirian nanti Lia akan menjadi angin dan slalu bersama Deva menemani Deva melangkah meniti hidup Deva, Lia sangat bersukur bisa menjadi istri Deva"
"aku sangat sayang dan cinta dengan Lia"
"Lia akan slalu ada di sisi Deva"
perlahan mata Lia mulai menutup, Deva bergegas keluar kamar dan memanggil dokter, orang tua Lia pun datang, melihat anak ya yang sudah memejamkan mata, dokter segera membErikan pertolongan tapi sudah gak bisa lagi karna Lia sudah meninggal dunia dokter mencat kematian Lia hari minggu 14 february 2008, Deva menghubungi Anko sambil menangis tentang meninggalnya Lia, Anko menangis melihat sahabat ya yang telah menutupkan matanya, meninggalkan semua orang, jendela pun terbuka angin berhembus masuk, kini Lia sudah menjadi angin, upacara pemakaman Lia di lakukan siang hari tepat jam 12 siang, semua teman2 sekolah dan para guru menghadiri acara pemakaman itu. Setiap hari Deva selalu datang ke makam Lia, membawa bunga mawar putih untuk makam Lia, sebagian besar waktu luangnya di gunakan untuk ke makam Lia, Deva sangat mencintai Lia, mata Deva tidak bisa melihat cinta yang lain, hanya Lia, dan hanya Lia seorang cinta Deva, kadang malam haripun Deva datang ke makam Lia, Anko juga sEring bersama Deva mereka kadang bercErita di makam Lia tentang kejadian hari hari yang mereka lewati di sekolah seolah olah Lia masih ada di dekat mereka.
Saat acara kelulusan Anko membErikan amplop berwarna coklat keDeva dan Deva membuka amplop itu teryata, di semua fhoto itu ada fhoto Deva dan Deva tEringat saat wisata kls 1 d istana kyoto gadis yang mau dia tanyakan namaya itu teryata adalah Lia Deva memeluk Anko dan menangis, Deva dan Anko datang ke makam Lia membEritahukan mereka telah lulus, dan sekaligus berpamitan kepada Lia dan Anko bahwa Deva akan kuLiah di universitas tokyo dan Deva sudah lulus tes menjadi mahasiswa baru di universita tokyo

Cinta tak akan mati walau orang yang kita cintai telah tiada. Deva menyakini apa yang di yakini oleh Lia bahwa Lia akan slalu ada buat Deva dimanapun Deva brada. Tahun ajaran baru sudah dimulai di unversitas tokyo Deva mengambil jurusan Ekonomi, Deva berkenalan dengan beberapa mahasiswa dan mahasiswi di universitas tokyo, Universitas Tokyo juga di sebut Todai itu nama yang dibErikan oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang mengenyam pendidikan di universitas Tokyo.
Banyak orang yang lulus dari todai menjadi orang yang berhasil, dan untuk menjadi mahasiswa dan mahasiswi di todai tidaklah gampang karna tes yang sangat sulit, Deva bisa masuk todai juga bukan karna Deva pintar atau jenius tapi karna faktor keberuntungan banyak cewe-cewe dari universitas lain hingga anak anak SMU yang mengincar mahasiswa todai karna orang yang mengenyam pendidikan di Todai di anggap orang yang mempunyai masadepan yang cerah, bukanya tidak ada universitas yang setara dengan todai cman todai merupakan universitas idola saat ini.
Teman teman Deva setelah menjadi mahasiswa di todai mulai mencari cewe cewe cantik untuk dijadikan pacar tapi berbeda dengan Deva, Deva memilih untuk blajar dengan sErius soal mencari cewe kini dijadikan nomer 10 kan oleh Deva karna Deva masih mencintai Lia, di buku harian Deva banyak catatan catatan bahwa Deva sangat rindu akan Lia, sangat rindu sekali, hanya buku harian yang tau isihati Deva, padahal banyak di sekitar Deva para gadis yang ini menjadi pacarnya Deva tapi entah kenapa Deva tidak tertarik dengan mereka. Bermacam cara untuk memikat hati Deva tapi semua itu sia sia, saat jam plajaran ekonomi perbangkan ada seorang cewe smester 2 yang bernama Eri, Eri menunggu Deva keluar dari clas.
"Deva!!!"Eri memanggil dengan keras
"ya senior"
"jangan manggil aku dengan kata kata itu, aku kan punya nama"
"iya maaf kan aku"
"gak apa apa, kamu dah tau nama aku kan saat ospek aku pernah hukum kamu"
"iya, senior Eri"
"cukup panggil aku Eri aja ok?"
"baik, maaf Eri aku lagi mau bEristirahat"
"tunggu, ada yang aku sampaikan ke kamu dev"
"ada apa??"
"ayo ikut aku"
Deva mengikuti kemana Eri berjalan, Deva tidak tau harus mengikuti sampai kemana tapi Deva tetap mengikuti saja kemana Eri berjalan;
"dev"
"??"
"kamu ini pendiam yah"
"biasa aja koq"
"aku sEring Liat Deva di bawah pohon yang besar di samping gedung kampus"
"iya aku sEring kesana, kok Eri tau?"
"semua orang udah tau kali" Eri tersenyum
"oh begitu ya"
"nah sekarang kita sudah sampai, di ruangan Kesehatan"
"trus??"
"sini ikut aku masuk kedalam"
Eri membuka pintu ruangan kesehatan dan Deva melangkah masuk duluan,diam diam Eri mengunci pintu dari dalam dan hanya ada Eri dan Deva yang ada di dalam ruangan kesehatan itu.
"Eri untuk apa kita kesini"
"dengarkan aku dev"
"iya aku akan mendengarkan"
"mau kah Deva menjadi pacar aku?"
".........."
"jawab dev, aku dah jatuh cinta ma kamu"
".........." Deva masih terdiam
"aku udah lama menahan rasa cinta aku ke kamu"
"maaf Eri"
"kenapa?? apa aku gak cantik??, apa aku gak seksi?"
"bukan begitu, Eri tu cantik banget, banyak cowo yang mau jadi pacar Eri"
"tapi Eri maunya dengan Deva"
"gomenasai"
"aku sangat cinta ma kamu Deva"
"sekali lagi maaf Eri aku menolak untuk menjadi pacar kamu, aku sekarang fokus untuk blajar"
"tapi...dev..tapi"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet