Black Rose
Description
If Junmyeon is a Flower...
He Could be a Rose
It may be beautiful now
But his sharp thorns will hurt you
If Junmyeon is a Flower...
He Could be a Rose
Yes, He may be fragrant
But the closer you get, the more He’ll hurt you
If Junmyeon is a Flower...
He Could be a Rose
The Black one
He’s so beautifull but as you know....
Every Rose has its thorn
Foreword
“An...anyeonghaseyo..namaku.. Yixing tapi kalian bisa memanggilku Lay, aku dari China, senang bertemu kalian”
Seorang pemuda dengan dimple yang menghiasi tiap gurat senyumnya membungkukan tubuhnya berkali-kali di hadapan semua siswa di kelas 3-4 pagi itu. Senyumnya semakin lebar ketika semua siswa menyambut kehadirannya sebagai anggota baru di kelas dengan tepuk tangan meriah, namun dimple itu tak nampak ketika dilihatnya sosok seorang pemuda yang sama sekali tak mempedulikannya dan lebih memilih memandang kosong ke arah langit yang terlihat sedikit mendung lewat jendela kaca.
“duduklah di kursi yang kosong Lay, kalian semua... bersahabatlah dengan Lay, dan jangan menertawakan aksen china nya, ok!”Perintah Mr.Shin yang dijawab dengan tawa kecil para siswa
Dan sekali lagi Lay melihat bibir plum pemuda tersebut yang sama sekali tak bergerak dan masih saja mengacuhkan keberadaannya.
Lay menempatkan dirinya di salah satu kursi kosong yang kebetulan bersebelahan dengan pemuda berwajah dingin itu, hingga tanpa dirinya sadari ia terus memperhatikan pemuda tersebut.
Dari tiap surai rambutnya yang berwarna gelap dan terlihat berkilat tertempa sinar mentari yang masuk melalui kaca jendela, turun ke wajahnya yang putih pucat dengan mata segelap langit malam dan bibir semerah mawar di musim semi.
Lay terlonjak ketika pemuda itu kini menoleh ke arahnya, hingga dengan salah tingkah ia berusaha untuk berpura-pura membaca buku sainsnya yang jelas-jelas terbalik dan ia pun hanya bisa menunduk sambil merutuk pelan atas kebodohannya.
“Hei... namaku minseok.. Kim Minseok.. “
Seorang pemuda berwajah sedikit chubby dengan kedua mata besarnya yang berbinar memperkenalkan dirinya pada Lay, dan Lay hanya bisa mengangguk dan tersenyum pada pemuda tersebut.
“namaku Lay, senang berteman denganmu”jawab Lay sambil menjabat tangan minseok.
“kuberitahukan tiga hal paling dasar yang harus kau ketahui sebagai peraturan utama sekolah ini!” Ujar Minseok dengan mimik serius yang cenderung terlihat lucu.
“eh?”
“Dengarkan.. yang pertama Jauhi meja no 17 di kantin karena itu tempat berkumpulnya iljins sekolah ini dan.....”
“Iljins?”potong Lay dengan ekspressi bingung
“oh ya aku lupa kau dari china, Iljins.. adalah gangster sekolah ini dan Oh sehun adalah ketua iljins sekolah ini”Jelas minseok yang di balas dengan anggukan pelan oleh Lay yang masih tetap memasang wajah bingung nya
“baiklah yang kedua... ehem.. Jauhi Kim Junmyeon!, jangan pernah mendekatinya atau melihatnya lebih dari 1 menit, dia.. adalah milik Oh Sehun, kau akan mati jika berani menyentuhnya” Jelas minseok dengan berbisik-bisik sembari sesekali menengok ke kanan dan ke kiri seolah tengah memberi perintah rahasia pada Lay
“Siapa itu Kim Junmyeon? Dan siapa itu Oh Sehun?” Tanya Lay semakin tak mengerti
“Sssshhhhhtt jangan keras-keras, kau tak tahu siapa itu Kim Junmyeon?, hey... kau melihatnya lebih dari 1 menit pagi ini, dan beruntung kau masih hidup hingga istirahat pertama”
“apakah... dia pemuda yang duduk didekat jendela itu?”
“Yup”
Seketika wajah Lay berubah muram mendengar penjelasan Minseok, ia bermaksud untuk berkenalan dengan pemuda bernama Junmyeon itu sebelumnya, namun belum sempat ia menyapa pemuda itu, minseok datang memberinya informasi tentang pemuda itu.
entah mengapa kini suasana hati nya tak secerah pagi tadi dan seolah rintik hujan yang terlihat dari jendela juga turun di hatinya, yang mendung.
“dan yang ke tiga?”tanya Lay dengan nada yang terdengar melemah
“ehem..yang ketiga dan yang paling penting!, jangan pernah..... memanggilku Baozi karena aku tak lagi segendut dulu, seperti yang kau lihat aku sudah membentuk otot lenganku dengan sempurna haha!”
Minseok menunjukkan otot di kedua lengannya dengan bangga, tanpa ia sadari bahwa lesung pipi Lay tak lagi sedalam ketika ia pertama kali datang di kelas pagi ini.
Dan Lesung pipi itu semakin menghilang dan tak nampak ketika keduannya sampai di kantin sekolah dan mendapati meja no.17 telah dipenuhi dengan beberapa siswa yang mengenakan seragam mereka tanpa mempedulikan peraturan sekolah, mereka duduk dengan tak teratur dan meja yang terlihat berantakan karena di penuhi dengan makanan yang berserakan.
Dan ditengah kekacauan itu... Lay melihat jelas sosok Junmyeon yang terlihat paling bersinar diantara semua itu, terlihat paling indah dan begitu menawan, bagaikan bunga mawar di tengah kebun liar,
begitu murni dan terlihat mempesona.
Namun... bukankah setiap mawar memiliki duri yang tajam?
Dan begitu pula dengan Junmyeon.
“hei... itu Baekhyun dan Chanyeol!, ayo ikut aku ke sana akan aku kenalkan kau dengan duo rusuh di sekolah ini hehe”
Minseok menarik tangan lay dan mengajaknya untuk ikut bergabung ke salah satu meja di salah satu sudut kantin, dan sambil berjalan Lay tak hentinya memandang lurus ke arah meja no.17 tempat di mana Junmyeon terduduk dengan seorang pemuda berwajah tampan yang merangkulkan tangannya di pundak Junmyeon, mencium pipi pucat Junmyeon dan kembali tertawa bersama yang lain tanpa mempedulikan Junmyeon yang tetap berekspressi datar.
“Kau tak terlihat bahagia....”Gumam Lay sembari tetap mengikuti langkah Minseok ke tempat Baekhyun dan Chanyeol yang kini saling berebut sebuah puding di hadapan mereka.
Comments