The Reason behind his cold face

Black Rose

 

Siapa yang menyangka hujan hari itu bertahan hingga bel pulang sekolah di bunyikan, dan seperti inilah Lay sekarang berdiri di lobi sekolah menunggu hingga hujan reda sementara Minseok, Chanyeol dan Baekhyun telah lebih dulu pulang dengan menerjang hujan dan membiarkan seragam mereka basah oleh derasnya air hujan yang mengguyur kota seoul siang itu.

Sebenarnya Lay juga ingin ikut bersenang-senang bersama yang lain, menikmati hujan dan membiarkan tiap rintiknya membasahi tiap surai rambutnya hingga seluruh tubuhnya basah namun mengingat Luhan ge yang menunggunya di rumah... Lay tak ingin melihat tanduk rusa Gege-nya itu semakin runcing, jadi ia putuskan untuk mendengarkan nasehat gege-nya untuk menunggu hingga hujan reda.

Lamunan Lay tentang Luhan seketika membuyar ketika ia melihat tangan seseorang yang menjulur dan membiarkan tiap tetes air dari atap membasahi jemari tangan itu, dan betapa tercengangnya Lay saat dilihatnya sosok pemuda yang berada di sampingnya.

 

 

Kim Junmyeon,

 

 

Pemuda berkulit pucat itu menjulurkan tangannya dan membiarkan rintik hujan yang mengalir dari atap membasahi jemarinya yang bermain-main dengan air hujan dengan sesekali tersenyum lembut menikmati air hujan yang dingin membasahi tangannya.

Ya.. Kim Junmyeon, pemuda berwajah pucat dengan tatapan mata yang dingin itu tersenyum, dan disaat itulah Lay menyadari sesuatu yang aneh terjadi padanya seolah ribuan kupu-kupu menyeruak dari dalam tubuhnya,

ya.. paling tidak itu yang sering ia baca dari novel romance milik ibunya.

 

Ketika kau jatuh cinta... jantungmu akan memompa lebih cepat dari normalnya dan kau merasa sesuatu menggelitikmu seperti ribuan kupu-kupu menyeruak dari dalam.

 

Lalu... apakah ini Cinta?

 

 

Lay terlalu sibuk dengan pertanyaan yang secara tiba-tiba muncul di kepalanya hingga ia tak sadar Junmyeon telah berhenti bermain dengan air hujan dan memilih untuk menoleh ke arah nya yang masih terpaku.

Desahan nafas panjang Junmyeon lah yang membangunkan Lay dari lamunannya, dan segera pemuda berlesung pipi itu menundukkan wajahnya sembari merutuk pelan atas kebodohannya.

 

Ya.. Lay selalu nampak bodoh setiap kali bertemu dengan Junmyeon.

 

Lay selalu tahu jika ia tak seharusnya menyukai pemuda berwajah pucat itu, namun entah dengan keberanian darimana, tangannya kini menggenggam jemari Junmyeon yang hendak pergi meninggalkan lobi untuk menerjang hujan yang tak lagi deras.

 

“Tunggu... jangan pergi.. maksudku... ini masih hujan, dan kau bisa sakit” Ujar Lay gugup

 

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Junmyeon selain tatapan dinginnya pada Lay yang kemudian mengarah pada tangan Lay yang masih mengenggam erat jemari Junmyeon.

 

“Ma..maaf, aku... maafkan aku”Ujar lay sembari segera menarik tangannya kembali.

 

Lay membuka jas sekolahnya dan dengan sigap mengembangkannya di atas kepala Junmyeon hingga dirasanya aman dari rintik Hujan, sementara Junmyeon hanya bisa menatapnya penuh ketidakpercayaan atas apa yang ia lakukan.

Karena sejujurnya belum pernah ada yang mau atau bahkan berani melakukan itu semua kepadanya, tidak pula Oh Sehun.

 

“Kau... ikuti aku, dengan begini kau tak akan kehujanan” Ujar Lay sembari menuntun Junmyeon untuk mengikuti langkahnya melewati rintikan hujan yang jatuh membasahi Jas sekolah Lay.

 

Dan anehnya... Junmyeon mengikuti langkah Lay tanpa mempedulikan tatapan siswa-siswa lain yang nampak tercengang melihat kejadian langka, dimana seorang siswa baru dengan beraninya mendekati dirinya.

Junmyeon terus menatap wajah Lay sembari terus berjalan cepat melewati rintik hujan, dan bisa dilihatnya mata cokelat lay yang penuh dengan ketulusan, dan lesung pipi itu... yang selalu menghiasi wajahnya setiap kali guratan senyum menghiasi wajahnya yang nampak polos.

 

“namaku Lay” Ujar Lay sembari terus berjalan cepat

“eh? a..aku sudah tahu”Jawab Junmyeon sembari menundukan kepalanya dan berpura-pura tak pernah memperhatikan Lay

“hei... kau seharusnya memperkenalkan namamu dan bukannya berkata seperti itu” Gurau Lay sembari memperlihatkan dimple nya dengan begitu manis

“na..namaku...”
 

 

 

 

 

“Kim Junmyeon!”

 

Lay dan Junmyeon menghentikan langkah mereka ketika sebuah mobil porche berwarna merah berhenti menghadang langkah mereka di sebuah tikungan jalan, dan bisa mereka lihat Oh Sehun yang duduk di balik kemudi dan beberapa iljins yang duduk di bangku belakang tengah menghisap rokok mereka.

 

“Ikut dengan ku sekarang”Perintah Sehun dengan menatap tajam pada Lay

 

Junmyeon berjalan cepat ke arah mobil Sehun dan duduk di samping pemuda berwajah tampan itu, Meski sekilas Lay bisa melihat wajah Junmyeon yang seketika berubah muram dan ketakutan ketika tangan Sehun mengenggam jemarinya dengan erat.

Seolah tak memberi kesempatan lebih lama bagi Lay untuk mengatakan perpisahan pada Junmyeon, Sehun dengan kuat menginjak pedal gasnya hingga mobil mewahnya melaju cepat meninggalkan Lay yang kini telah basah kuyup dengan air hujan dan.... jangan lupakan air yang muncrat dari mobil Sehun membuatnya semakin nampak kacau.

“Mobil yang bagus”Gumam Lay kesal sembari memeras jas sekolahnya yang kini juga basah kuyup.

 

 

#

 

“Haaatttcchhiiiiiihh”

Untuk kesekian kalinya Lay bersin dan untuk kesekian kalinya pula ia mengeluarkan ingusnya yang terus menerus keluar dari lubang hidungnya. Kepalanya pusing dan tubuhnya menggigil sejak ia pulang sekolah tadi dan untuk itu ia harus menerima omelan dari sepupunya Luhan dan juga harus menerima setiap pil pahit yang di sediakan oleh Luhan-ge untuknya.

Sepupunya yang juga seorang dokter itu memang terlalu freak dengan kesehatan, dan meski beruntung karena di rawat dengan baik oleh gege-nya itu, Lay merasa jika gege-nya itu terlalu berlebihan.

“Ini bubur hangat untukmu dan jangan lupa untuk minum obatnya lagi sebelum tidur”Ujar Luhan yang terlihat kesal sembari meletakkan semangkuk bubur di atas nakas di samping ranjang Lay

Lay tersenyum melihat gege-nya yang masih terlihat kesal,

karena meski terlihat kesal, Lay tahu Luhan hanya sedang mengkhawatirkannya, dan ini memang salahnya karena tak mau mengikuti nasehat gege-nya untuk tidak bejalan menerjang hujan.

 

“Gege akan menyuapimu..”Ujar Luhan sembari menyiapkan sendok dan mengangkat mangkuk itu ke pangkuannya.

“Ge...”

“tidak ada protes.. kau seprti ini karena tak mendengar nasehat gege mu ini, jadi kau tidak boleh protes”Perintah Luhan sembari menydorkan sesendok bubur ke mulut Lay.

 

Lay pun hanya bisa menghela nafas panjang dan kemudian memakan bubur yang di suapkan Luhan secara perlahan ke mulutnya, dan sesekali luhan akan memberinya air minum ketika tenggorokkannya mulai terasa gatal, juga ketika ia meminum obat-obatnya.

 

“Ge... aku baik-baik saja, kau tidurlah” Ujar Lay lemah

 

Luhan menggelengkan kepalanya dan menyibak poni Lay yang mulai jatuh dan menutupi keningnya.

 

“Lay... kau tahu gege akan selalu berada di sampingmu kan..., orang tuamu sudah menitipkan mu pada gege, kau... adalah tanggung jawab gege sekarang, kau mengerti?”Jelas Luhan sembari mengganti kompres di kening Lay dengan yang baru.

 

Lay mengangguk pelan mendengar penjelasan gegenya, dan dengan sebuah senyum kecil di wajahnya, Lay mulai menutup matanya yang terasa berat akibat obat yang di minumnya tadi dan kembali Luhan mengelus lembut surai rambut Lay sebelum akhirnya berjalan ke arah jendela kamar Lay dan memandang lurus tepat pada seorang pemuda yang menunggunya di seberang jendela dengan wajah yang nampak khawatir.

 

“Dia baik-baik saja” Ujar Luhan pada pemuda tersebut yang di jawab dengan anggukan dan sebuah senyuman tipis.

 

“Kau sendiri bagaimana?, kau baik-baik saja.... Junmyeon-ah”Tanya Luhan

 

Junmyeon mengigit bibir bawahnya, sebelum akhirnya mengangguk pelan dan sebuah senyum getir terlihat jelas di wajah pemuda berwajah pucat itu.

Luhan hanya bisa menghela nafas panjang ketika jendela kamar Junmyeon tertutup rapat dan pandangannya beralih pada langit malam yang masih nampak mendung hingga tak menyisakan satupun celah untuk bintang-bintang.

 

“ia selalu saja berbohong... bocah itu!”gumam Luhan sebelum akhirnya menutup jendela kamar Lay, mematikan lampu kamar Lay dan menutup pintu nya perlahan berharap pemuda berlesung pipi itu tak terbangun.

 

 

#

 

 

Esoknya Lay berjalan menyusuri lorong kelasnya dengan wajah yang terlihat lemas, hidungnya masih terlihat merah akibat flu yang di deritanya, dan berkali-kali ia bersin hingga membuat orang-orang di sekitarnya menjauh.

Namun lebih dari itu semua, tanpa ia sadari setiap orang yang ditemuinya di lorong kelas saling berbisik dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah ia pahami hingga ia berfikir ‘apakah orang korea tidak pernah terkena flue sebelumnya?’,

mengapa semua orang melihatnya dengan tatapan yang aneh seperti itu?, apa yang sedang terjadi?, apa yang salah dengan dirinya?, Lay yakin ia memakai seragam dengan benar, dan sepatunya hari ini terlihat lebih bersih dari biasanya, karena Luhan membersihkannya sedari tadi pagi.

 

“Hey...”

 

Lay menoleh untuk melihat Minseok yang terlihat ragu-ragu untuk mendekatinya, mungkin takut tertular, pikir Lay.

 

“Why?”

“ehmm... itu..aduh.. bagaimana aku menjelaskannya.. tapi... ah sudahlah!, semoga kau beruntung teman!”Ujar Minseok gugup sebelum akhirnya berlari meninggalkan Lay yang nampak kebingungan.

 

 

Lay masih tak mengerti dengan maksud dari perkataan Minseok, karena... ya tentu saja ia tak mengerti maksud dari kata-kata yang bahkan hampir tak bermakna itu.

Apa maksudnya dengan kalimat semoga beruntung?, mengapa ia harus menjadi orang yang beruntung?, dan beruntung dari apa?

Lay masih tak memahaminya hingga seseorang menariknya tepat sebelum kakinya melangkah masuk ke dalam kelas, dan membawanya menjauh hingga sampailah ia di sebuah gudang bawah tanah yang penuh debu, dan barang-barang yang telah usang dan tak terpakai lagi.

 

“Kau beruntung bocah baru... Sehun mengirimku untuk memberimu pelajaran, tapi karena mood ku sedang baik aku hanya akan memberimu peringatan!”

“kenapa semua orang membicarakan keberuntungan”gumam Lay tanpa mempedulikan pemuda bermata phoenix di hadapannya menatap tajam ke arahnya

“hey... apa yang kau katakan?”tanya pemuda itu dingin

“ah?, bukan apa-apa hanya saja.... kau ini siapa?”tanya Lay sembari menggosok hidungnya yang mulai gatal

“aku?... Kim Jongin, kau bisa memanggilku Kai dan yeah... aku peringatkan padamu untuk menjauhi Junmyeon mulai dari sekarang!”Ujar Jongin dengan tatapan yang masih tajam.

“kenapa aku harus melakukan itu?, Junmyeon berhak untuk berteman dengan siapa saja”Protes Lay

“hei..hei... siapa kau beraninya melanggar Oh Sehun huh?”

“Oh Sehun sendiri siapa?”

Kai tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Lay yang kini menatapnya bingung sekaligus kesal karena dibuat semakin pusing dengan segala teka-teki tentang Junmyeon.

“hei...”

“Dengarkan aku... Junmyeon adalah milik Oh Sehun, kecuali kau memberi 100juta won pada Oh sehun, barulah kau bisa memilikinya”Ujar Kai sembari menepuk pundak Lay berkali-kali

“apa maksudmu?, mengapa aku harus memberinya uang sebanyak itu?”

“itu adalah hutang yang ditanggungnya, dan hanya dengan tubuhnya lah Junmyeon membayarnya, setidaknya ia membayar bunga pinjamannya dengan menjadi teman kencan Sehun, dan kau... jika kau menginginkannya kau bisa datang ke Rose Club dan  membayar untuk setiap wine yang ia tuangkan untukmu”

 

Seperti tersambar petir dengan kekuatan 100 Mega Watt, seketika tubuh Lay mematung dan tak mampu lagi bergerak, ia bahkan hanya bisa tersungkur lemah ketika Kai memberinya pukulan tepat di ulu hatinya, sebelum akhirnya meninggalkan Lay yang masih berusaha menemukan kembali kesadarannya.

 

 

"He just a ..." Ujar Kai dari ambang pintu

 

 

Hingga kembali ia melihat bayangan Junmyeon yang tersenyum di hari kemarin, dan sebuah bulir air mata mengalir begitu saja dari sudut matanya.

 

 

 

#

 

 

ehm... okay.. ini pertama kalinya aku nulis LayHo or... Sulay?? hehe agak gak biasa sama pairingnya, but well ini request dari temen sih yang minta aku buat nyoba nulis Layho... hmm mungkin ini akan jadi two shot ^^ moga ajaaaa... karena sebenernya da FF yang belum aku lanjut, namun ide ini terlalu sayang buat gak aku tulis so... beginilah aku, terjerembab di depan kkamjjong lepiku setelah sesorean nulis nih FF ampe lupa mandi lupa makan /lebay kkk

thanks udah baca FF ku ini, n please comment nya... huhuhu ini pertama kalinya akun bikin pairing Layho T.T berharap bisa dapet masukan atau respon kalian sebagai pembaca and yeah... this is my TWITTER  

 

Let's be Friend ^^

Anyeoong ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lyra89 #1
Chapter 4: Oh my godness ini menyentuh banget T A T Mana saya bacanya sambil dngerin lagu Rose pula.
Keep fighting thor!
Yukiegalaxies
#2
sedih bangattttttttttttttt TT___________TT tapi yang pentingnya happy ending loh.... hiks hiks ....maunya sehun sama suhoooooooooooooooo ;(((
krishokids #3
Chapter 5: huwee T-T
mamah T-T
akoh terhura mamah T-T
kamvretto T-T akoh nangis mamah T-T
aaaaa akoh Mewek Terbahak bahak pelis T-T
hiks T-T
author Daebak hiks ToT (¬▂¬)
lay9095 #4
Chapter 5: gue nangis bombai kayak istri ditinggal mati suaminye...T.T
myeon88 #5
Chapter 5: aku kasian dengan Sehun. Dia itu cinta banget yaa sma Suho T^T nice ff thor ><
myeon88 #6
woah ... LayHo. SeHo... apapun itu yg Suhonya uke aku suka >///< Suho itu mungil lebi cck jd Uke XD. aaaah~~~ ini seru. perebutan Suho. coba ada Kriseu, pasti lbi seru XD
xounicorn #7
Chapter 5: LayHo!!!
aku sampe bikin akun di aff gara-gara pengen baca fict ini ><
daebak thor :)
kirain Lay yg bakal ngorbanin diri
ah tapi yg penting happy ending dan joonmyun tetep sama Lay hihi
keep writting ya authornim ^^
suho0210
#8
Chapter 5: Nooooooooooo.....it's already finish :<
Anyways nice story you write.hope you will write more about Suho's stories....haha :')
chickinae #9
Chapter 5: eung.. fyi, akhirnya baca cast LayHo yang bagus!

alur ceritanya unpredictable author-ssi, aku suka bgt hehe

keep writting~
JiaHannie #10
Chapter 5: Sedih kenapa harus ada death chara tapi gak apa ini tetep bagus