Stop Hurting Yourself

Black Rose

 

 

1 week passes

“Ya...Lay! bangun teman, kau tidak mau makan siang bersama kami?”Ujar Minseok sembari memukul kepala Lay yang tergeletak lemas di mejanya.

“Kalian pergilah... biarkan aku tidur sejenak”Gumam Lay malas

“Kenapa dia?”Tanya Baekhyun penasaran

“entahlah, akhir-akhir ini dia sering mengantuk di tengah pelajaran, dan setiap jam makan siang dia akan tidur seperti koala”Jelas Minseok sedih

“Yah! Apa kau baik-baik saja?”Kini giliran Chanyeol yang menepuk punggung Lay

“ehm..”Jawab Lay singkat

 

Chanyeol, Baekhyun dan Minseok saling pandang satu sama lain sebelum akhirnya ketiganya mengangkat bahu mereka dan memilih pergi meninggalkan Lay sendirian tertidur di kelas.

 

“Yah... aku seperti melihat Lay kemarin...uhuk... di proyek pmbangunan kantor dekat rumahku, awalnya aku tak yakin tapi ku rasa itu benar dia”Ujar Chanyeol sembari melumat Burgernya

“Yah... selesaikan dulu makanmu!, tapi... aku juga bertemu Lay kemarin di minimarket dekat bioskop, dia bekerja di sana, aku melihatnya mengenakan seragam pelayan”Imbuh baekhyun tak kalah ricuh

“benarkah... apa menurut kalian Lay sedang dalam kesusahan?, apa dia membutuhkan uang?, kalau begitu... kita harus membantunya, sejujurnya aku tak tega melihatnya seperti itu setiap hari”Ujar Minseok dengan wajah muram

 

Tanpa disadari ketiganya, Junmyeon yang memang sedari tadi duduk tak jauh dari tempat Chanyeol, Baekhyun dan minseok mengobrol, juga mendengar percakapan tiga bersahabat tersebut.

Sesaat Junmyeon menatap sandwich dan banana milk yang tersaji di kotak makannya dan kemudian setelah menghela nafas yang cukup panjang ia pun beranjak dari tempat duduknya dan membawa kotak makannya kembali ke kelas.

 

“Puk”

Seseorang memukul punggung Lay, membuat Lay menggeliat malas dan memilih untuk memunggungi sosok yang memukul punggungnya.

“puk”

Kali ini Lay mengerjapkan matanya perlahan hingga terbuka lebar, sesaat ia menghela nafas panjang karena merasa kesal tidur siangnya terganggu.

 

“Bukankah sudah kubilang min........Junmyeon-ah”

 

Lay mengedipkan matanya berkali-kali karena terkejut menyadari bahwa seorang yang menepuk punggunya tadi bukanlah minseok melainkan Junmyeon yang kini menatapnya datar sembari mengulurkan sekotak bekal padanya.

“i...ini untukku?”Tanya Lay tak percaya

“Makanlah”Jawab Junmyeon datar

“ah...terimakasih, tapi... kau?”Tanya Lay sembari menatap Junmyeon khawatir

“itu sisa makananku, aku sudah makan tadi, karena tak habis makanya kuberikan padamu, kau... terlihat menyedihkan”Ujar Junmyeon dingin

“benarkah?ehm... ini tak terlihat seperti makanan sisa, semuanya masih utuh”Ujar Lay sembari memperhatikan sepotong sandwich tuna dan satu carton banana milk di dalam kotak bekal Junmyeon

“Jika kau tak mau...”

“A..aku mau”Jawab Lay cepat

 

Lay hendak memakan sandwich tuna tersebut, namun belum sempat roti isi itu menyentuh bibirnya, terdengar suara asing yang keluar dari perut Junmyeon dan seketika itu tawa kecil keluar dari mulut Lay.

“bodoh..”Gerutu Junmyeon sembari memalingkan wajahnya yang kini telah memerah

Lay membagi dua sandwich tuna milik Junmyeon dan memberikan potongan yang lain pada pemuda berkulit pucat itu dengan sebuah senyuman yang menghiasi wajahnya, membuat dimple di pipinya terlihat begitu jelas.

“Untukmu, makanlah”Ujar Lay sembari menyodorkan sandwich itu pada Junmyeon, dan Junmyeon pun meraih sandwich itu meski dengan ragu-ragu namun akhirnya ia dan Lay memakannya sampai habis.

 

 

“terimakasih Junmyeon-ah, aku tahu kau tak sepenuhnya berubah”Ujar Lay lembut

Sesaat Junmyeon menoleh ke arah Lay yang tersenyum lembut padanya. Meski jantungnya kini berdebar, meski seribu kupu-kupu kini menyeruak dari benaknya, dan meski pelangi di mata Lay begitu nyata, namun Junmyeon menahan senyumnya dan menyisakan semburat dingin di wajahnya.

“berhenti mengatakan hal omong kosong seperti itu Lay, dan sebaiknya kau menyerah sekarang!”Ujar Junmyeon datar membuat senyum di wajah Lay seketika menghilang

Junmyeon beranjak dari kursinya, ia hendak berjalan pergi namun langkahnya terhenti ketika tangan Lay mengenggam erat pergelangan tangannya, dan kembali mata keduanya bertemu.

Meski mata Junmyeon selalu terlihat dingin dan menusuk, lay selalu melihat semburat kepedihan di dalamnya. Entah apa yang terjadi selama 6 tahun setelah kepergiannya meninggalkan Junmyeon, entah apa yang telah dialami pemuda yang dulu dikenalnya begitu lembut dan hangat itu hingga berubah menjadi begitu dingin padanya.

“Aku tak akan menyerah, aku akan membawa dirimu yang dulu kembali!”Tegas Lay pada Junmyeon yang kini melepaskan tangannya dari genggaman Lay dan berjalan ke arah pintu keluar untuk meninggalkan Lay sendiri terisak dalam diamnya.

 

“Kumohon... kembalilah Suho..”Gumam Lay dengan sedih

 

#

 

Lay melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 23:00 yang menandakan bahwa jam kerjanya telah berakhir.

Lay mengemasi tas ranselnya dan bergegas pergi meninggalkan lokasi proyek tempatnya bekerja. Ya, setiap malam selama seminggu ini ia bekerja keras dari siang hari usai sekolah hingga larut malam seperti ini, dari bekerja sebagai penjaga mini market, tukang cuci piring di restauran hingga bekerja sebagai tenaga buruh di proyek pembangunan.

Tubuhnya mungkin lelah, namun bayangan Junmyeon yang tersenyum di hari hujan waktu itu selalu berhasil membuatnya kembali pulih dan bersemangat mengumpulkan uang sedikit demi sedikit.

Tak banyak memang, sejauh ini ia baru mengumpulkan 700ribu won, dan ditambah dengan tabungannya... tak sampai memang di angka 10 juta won, tapi semangatnya tak padam begitu saja, tekadnya untuk mengembalikan Junmyeon seperti yang dulu ia kenal begitu kuat hingga ia tak peduli jika nantinya ia mungkin tak lagi dapat berdiri,

karena melihat Junmyeon tersenyum kembali adalah impiannya.

 

#

 

 

“Hei... ayolah... jangan jual mahal seperti itu, aku...hiks... akan membayarmu mahal malam ini”Seorang pria tua yang masih mengenakan jas kerjanya terlihat mabuk sempoyongan di depan sebuah Club malam hingga menimbukan keramaian di sekitarnya

“Sudahlah... Suho sudah keluar dari Club ku ini, jangan ganggu dia lagi”Ujar seorang wanita paruh baya ber-makeup tebal yang mengenakan mini dress warna merah dengan hiasan bunga mawar tersemat di rambutnya yang panjang

“Ma...maafkan saya tuan”Ujar Suho sembari membungkukan badannya berkali-kali

 

Lay menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah keramaian untuk menemukan Junmyeon yang berkali-kali membungkukan badannya pada seorang pria tua yang mabuk berat.

Mata Lay terbelalak ketika pria tua itu tiba-tiba memeluk tubuh Junmyeon hingga Junmyeon terjerembab di trotoar jalan.

Lay dengan sigap menarik tubuh pria tua itu menjauh dari Junmyeon yang kini meringis kesakitan karena terjatuh dengan keras menghantam trotoar jalan.

Mata Junmyeon seketika terbelalak saat Lay berkali-kali memukul pria tua itu hingga keluar darah segar dari sudut bibir pria itu.

 

“Hentikan Lay!”Teriak Junmyeon dengan dada yang kembang kempis menahan amarah.

 

Tangan Lay terhenti di udara, dan melihat kesempatan untuk pergi maka pria tua itu segera lari terbirit-birit meninggalkan Lay yang masih mengepalkan tangannya di udara sembari menunduk dalam.

 

“Bug!”

 

Seketika darah segar keluar dari punggung tangan Lay yang terluka akibat meninju Trotoar yang keras, dan spontan para wanita yang melihat darah segar yang terus mengalir dari tangan Lay pun terhentak dan menjerit, sementara Suho menutup mulutnya yang ternganga.

 

Lay berdiri dari tempatnya, dan dengan darah yang terus menetes dari tangannya ia berjalan lemah meninggalkan Club malam itu dan membiarkan orang-orang memandang punggungnya dengan tatapan nanar.

 

“Berhenti”Ujar Junmyeon di tengah suara berbisik yang membuat langkah Lay seketika terhenti seolah perkataan Junmyeon adalah perintah baginya.

 

Junmyeon berjalan mendekati Lay yang masih tak jauh dari tempatnya berdiri. Dengan hati-hati ia menarik pergelangan tangan Lay dan meniup luka Lay yang masih mengeluarkan darah segar.

 

“Luka ini... biarkan aku membersihkannya”Tawar Junmyeon pada Lay yang kini menatapnya datar.

 

Junmyeon menangani luka di tangan Lay dengan begitu hati-hati dan penuh perhatian, dan entah disadari Junmyeon atau tidak, sedari awal ia membersihkan luka hingga membalut luka Lay dengan perban, mata Lay seolah tak berkedip selama memperhatikan wajah Junmyeon yang nampak begitu tenang dengan sorot mata yang begitu teduh.

Usai membalut luka di tangan Lay dengan perban, seperti yang biasa Junmyeon lakukan ia mencium punggung tangan Lay yang terluka dan sesaat ia terkekeh membuat Lay nampak bingung.

 

“kenapa tertawa?”Tanya Lay penasaran

“Kau mengingatkanku pada seseorang yang juga terluka karenaku”Ujar Junmyeon dengan senyum di wajahnya

“seseorang...”

“Oh Sehun”

 

Seketika Lay menundukan wajahnya begitu mendengar nama rivalnya itu di sebut, hatinya terasa tertusuk ribuan jarum yang semakin membuatnya terluka dalam setelah apa yang dilakukan pemuda itu pada Junmyeon, tak ada alasan baginya untuk bersimpati pada pemuda itu, namun mengetahui Sehun yang terluka untuk Junmyeon......

 

 

Apakah Sehun mencintai Junmyeon, lebih dari yang Junmyeon sendiri tahu.

 

“Aku dengar hari ini kau berhenti?”Ujar Lay berusaha mengalihkan pembicaraan mereka

“ehm... Sehun yang menyuruhku”

Namun sepertinya usaha Lay untuk mengalihkan pembicaraan pun gagal begitu nama Oh Sehun kembali di sebut.

“ehem... benarkah? Itu cukup mengejutkan”Ujar Lay setengah hati

“Dia menyuruhku berhenti karena menurutnya itu hanya membuang waktuku saja dan sebaiknya aku menyerahkan diriku begitu saja padanya”

“itu...”

“dan aku juga ingin mengatakannya padamu, kau... berhentilah!, aku tak mungkin menunggumu Lay!, biarkan diriku menjalani hidupku dan kau... kau dikirim orang tuamu ke korea bukan untuk mempedulikan orang sepertiku, jadi pergilah biarkan aku menangani ini semua sendiri”Ujar Junmyeon dengan senyum getir yang menghias wajahnya yang nampak muram.

“Sebaiknya aku pergi”Ujar Junmyeon sembari beranjak dari tempatnya duduk

 

Junmyeon baru berjalan tiga langkah sebelum akhirnya terjatuh ke tanah karena kakinya yang sedari tadi terasa terpelintir setelah jatuh ke trotoar. Sepertinya ia salah posisi jatuh hingga kakinya kini terkilir.

 

“naiklah..”Ujar Lay yang kini berjongkok di hadapan Junmyeon menunggu Junmyeon untuk segera naik ke punggunya.

 

Junmyeon menuruti perintah Lay, dengan begitu Lay dapat mengangkat tubuh Junmyeon di gendongannya dan keduanya pun berjalan menyusuri jalan yang kini telah sepi.

 

“Kau menggunakan nama yang kuberi sebagai nama Hostesmu? Tanya Lay yang terus melangkah menyusuri jalan dengan Junmyeon di gendongannya

“Ehm.. menurutku nama itu bagus, Suho artinya guardian”Jawab Suho dengan senyum manis menghias wajahnya

 

“mengapa kau melakukan itu semua?, ada banyak pekerjaan yang bisa kau lakukan, mengapa memilih menjadi hostes club?”

 “mereka memberiku bayaran yang cukup besar tanpa harus bekerja keras”Jawab Junmyeon datar

“dengan menjual dirimu?”

“aku tak menjual diri Lay... pekerjaan Hostes adalah menjual impian, impian bagi mereka yang tak merasa puas dengan pasangannya di kehidupan nyata, aku memberikan  mereka mimpi sesaat dengan menjadi kekasih impian mereka”

“jadi... kau ini dream boy?”

Junmyeon terkekeh mendengar pertanyaan Lay, dan meski terdengar aneh namun begitulah nyatanya Junmyeon, seorang Dream Boy yng diimpikan banyak orang di luaran sana, termasuk Lay yang tak pernah hentinya mengagumi sosok pemuda bertubuh mungil di gendongannya itu.

“Lalu...jika kau sibuk menjual impian bagi mereka, bagaimana dengan impianmu sendiri Suho-ah?”

.

.

.

.

.

.

“mimpiku?, aku sudah mendapatkannya”Gumam Junmyeon

 

Lay menurunkan Junmyeon dari punggungnya tepat di depan pintu rumah Junmyeon yang juga bersebelahan dengan rumah Luhan gege-nya.

Lay hendak mengucapkan salam perpisahan ketika Bibir Junmyeon dengan lembut menyentuh bibir Lay, membuat Lay terkejut namun akhirnya setelah sepersekian detik ia mulai mengikuti ritme ciuman Junmyeon yang begitu lembut dan manis.

“J-j-junmyeon-ah”Ujar Lay terbata ketika bibir mereka terpisah

“Gomawo...Gomawo Lay”Ujar Junmyeon dengan senyum yang Lay tahu itu begitu murni dan indah bagai mawar yang merekah di hari fajar.

 

Sehun menatap tajam ke arah Junmyeon yang masih tersenyum kepada Lay. Meski dari kejauhan, Sehun bisa melihat secercah kebahagiaan di wajah Junmyeon, dan itu membuat amarahnya membuncah.

Dengan cepat ia menutup kembali kaca jendela mobilnya, dan dalam sekali injakan pedal gas maka mobil porche merah itu membelah jalanan yang begitu sepi dengan kecepatan tinggi.

Meski mata Sehun tajam menatap Jalanan malam kota Seoul namun pikirannya terlalu dipenuhi bayangan Junmyeon yang berciuman dengan Lay, dan karenanya ia kehilangan kendali di sebuah tikungan dan hampir menabrak sebuah kotak telefon umum.

Beruntung bagi sehun yang berhasil banting kemudi dan menghindari kecelakaan yang hampir membuatnya celaka.

“Bug!”

Tangan kanannya yang masih berbalut perban seketika kembali mengeluarkan darah segar ketika ia memukulkan tangannya pada kemudi dengan keras.

“Aaaaaarrrrrgggghhhh”

Teriak Sehun Frusatasi sembari memukul-mukul kembali kemudinya dengan keras dan darah segarpun berhasil merembes dari perbannya.

 

 

“Kenapa kau......kau tak bisa mencintaiku seperti kau mencintainya Junmyeon Hyung?! Huh?, mengapa?!!!”

 

 

 

 

 

 

oke sehun, aku gak tahu kenapa ya?, karena hell aku juga bingung kenapa tengah malam begini aku gak bisa tidur dan akhirnya memasrahkan diri berkutat di depan kkamjjong berjam-jam demi membuat nih FF yang muali gajelas juntrungannya kkkk.

hehe makasih ya semuanya yang udah komen dan buat para subbies^^

please keep your comment ^^

bye.. i wanna sleep now /seketika tepar

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lyra89 #1
Chapter 4: Oh my godness ini menyentuh banget T A T Mana saya bacanya sambil dngerin lagu Rose pula.
Keep fighting thor!
Yukiegalaxies
#2
sedih bangattttttttttttttt TT___________TT tapi yang pentingnya happy ending loh.... hiks hiks ....maunya sehun sama suhoooooooooooooooo ;(((
krishokids #3
Chapter 5: huwee T-T
mamah T-T
akoh terhura mamah T-T
kamvretto T-T akoh nangis mamah T-T
aaaaa akoh Mewek Terbahak bahak pelis T-T
hiks T-T
author Daebak hiks ToT (¬▂¬)
lay9095 #4
Chapter 5: gue nangis bombai kayak istri ditinggal mati suaminye...T.T
myeon88 #5
Chapter 5: aku kasian dengan Sehun. Dia itu cinta banget yaa sma Suho T^T nice ff thor ><
myeon88 #6
woah ... LayHo. SeHo... apapun itu yg Suhonya uke aku suka >///< Suho itu mungil lebi cck jd Uke XD. aaaah~~~ ini seru. perebutan Suho. coba ada Kriseu, pasti lbi seru XD
xounicorn #7
Chapter 5: LayHo!!!
aku sampe bikin akun di aff gara-gara pengen baca fict ini ><
daebak thor :)
kirain Lay yg bakal ngorbanin diri
ah tapi yg penting happy ending dan joonmyun tetep sama Lay hihi
keep writting ya authornim ^^
suho0210
#8
Chapter 5: Nooooooooooo.....it's already finish :<
Anyways nice story you write.hope you will write more about Suho's stories....haha :')
chickinae #9
Chapter 5: eung.. fyi, akhirnya baca cast LayHo yang bagus!

alur ceritanya unpredictable author-ssi, aku suka bgt hehe

keep writting~
JiaHannie #10
Chapter 5: Sedih kenapa harus ada death chara tapi gak apa ini tetep bagus