Bab Empat

Summer Time

Happy Reading.. ^ v ^


Wooyoung tiba-tiba menyadari dirinya sangat lelah dan lapar ketika ia berjalan melewati pintu restoran kecil berdesain modern itu keesokan harinya. Aroma steik yang enak menerjang hidungnya, membuat kepalanya pusing sejenak. Ia praktis tidak tidur semalaman karena harus menyelesaikan artikel yang dijanjikannya kepada Victoria. Ketika akhirnya ia berhasil menyelesaikan artikel itu dan mengirimnya lewat e-mail kepada Victoria, ia hanya punya sisa waktu satu jam sebelum bersia-siap berangkat ke lokasi syuting lagi. Dihadapkan pada pilihan apakah ia harus tidur atau sarapan, Naomi memilih tidur, walaupun tentu saja satu jam itu sama sekali tidak cukup.

Dan tadi pagi ketika Wooyoung hendak keluar dari flat, Victoria meneleponnya dan meminta bertemu di saat makan siang. Ketika Wooyoung berkata bahwa ia sudah mengirimkan artikelnya lewat e-mail, temannya itu tetap ingin bertemu. Katanya ada yang ingin dibicarakannya dengan Wooyoung. Sesuatu yang berhubungan dengan perancang busana baru yang akan ditampilkan di edisi mendatang. Karena Victoria tidak suka ditolak, dan karena Naomi juga tidak tega menolak, akhirnya ia menyerah.
Wooyoung melirik jam tangan dan mengerang dalam hati. Perutnya yang menyedihkan terpaksa harus bertahan tanpa makanan siang ini. Ia harus cepat-cepat kembali ke lokasi syuting. Tadi Wooyoung hanya sempat memberitahu Yoon bahwa ia akan pergi sebentar sementara para kru makan siang. Ia tidak memberitahu Sutradara Park karena tadi pria itu terlihat sedang sibuk bicara dengan asisten sutradara.

Si asisten sutradara... Wooyoung menarik napas dan mengusap pelipisnya sejenak. Ia tidak tahu apa yang harus dipikirkannya tentang Nichkhun. Mereka belum sempat berbicara hari itu karena keadaan di lokasi syuting sangat sibuk dan karena hari ini tidak ada adegan yang melibatkan dirinya, Nichkhun selalu berada di belakang kamera bersama Sutradara Park.  Tapi besok adalah hari terakhir syuting. Setelah itu Wooyoung tidak akan melihat Nichkhun lagi. Lalu semuanya akan kembali seperti semula. Semuanya akan baik-baik saja. Harus baik-baik saja. Lamunannya buyar ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Wooyoung menoleh dan menatap salah satu meja kecil di tengah ruangan. Victoria Song melambai ke arahnya sambil tersenyum lebar. Selain nama dan wajahnya, tidak ada kesan Asia lain dalam diri Victoria. Karena dilahirkan dan dibesarkan di London, cara berpikir, cara bicara, dan gayanya sangatmirip orang Eropa. Walaupun masih keturunan Jepang, ia praktis tidak bisa berbahasa Jepang. Kemampuan berbahasa Jepang-nya benar-benar payah sampai Wooyoung selalu berbicara dengannya dalam bahasa Inggris.

“Maaf, aku agak terlambat. Sudah lama menunggu?” tanya Wooyoung begitu ia duduk dan melirik piring salad yang sudah hampir habis di depan Victoria. Perutnya kembali berbunyi. Victoria mengibaskan rambut panjangnya yang dicat pirang ke belakang. “Aku bersedia menunggu lama asal kau datang ke sini. Aku benar-benar butuh bantuanmu,” katanya sambil tersenyum lebar. Walaupun ia kini adalah editor-inchief— jabatan yang dulunya dipegang oleh ibunya sebagai pemilik perusahaan—ia masih sering bergantung pada pendapat Wooyoung tentang berbagai hal.

“Baiklah. Apa yang bisa kubantu?” tanya Wooyoung langsung. Victoria tersenyum dan mengeluarkan sebuah folder dari tasnya yang besar. “Ini adalah perancang-perancang baru dan berbakat yang menurutku cocok diperkenalkan di edisi mendatang. Tentu saja kita tidak bisa menampilkan semuanya, jadi aku ingin mendengar pendapatmu. Menurutmu siapa yang paling oke?” Ia membuka folder itu dan mendorongnya ke arah Wooyoung. “Kita harus memutuskannya sekarang juga karena aku harus pergi selama seminggu atau bahkan lebih.”

“Memangnya kau mau pergi ke mana?” tanya Wooyoung sambil terus membaca data yang disodorkan Victoria.  Victoria  tersenyum masam. “Aku harus terbang ke Korea malam ini untuk menghadiri perayaan ulang tahun kakekku yang kedelapan puluh. Semua keluarga besar berkumpul untuk acara itu.” Ia mendesah panjang. “Asal kau tahu, aku tidak pernah suka acara keluarga seperti itu. Aku tidak dekat dengan kerabat-kerabatku, baik yang di Korea maupun yang di Jepang. Sama sekali tidak dekat. Bagaimana bisa dekat kalau akut idak mengerti apa yang mereka katakan dan mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Inggris? Membosankan. Tapi, tentu saja orangtuaku memaksaku hadir. Mereka tidak mau aku dianggap kurang ajar.”

Kali ini Wooyoung menatap Victoria dengan alis terangkat heran. “Kau punya keluarga di Korea?” Kenapa akhir-akhir ini ia merasa seolah-olah melihat orang Korea di mana-mana? “Tentu saja,” sahut Victoria sambil mendorong piring salad-nya yang isinya masih bersisa. “Ibuku keturunan Korea. Kau tidak tahu?” Wooyoung menggeleng. “Ternyata ibumu orang Korea?” Sepertinya Victoria tidak mendengar. Keningnya berkerut samar, memikirkan waktu-waktu panjang dan membosankan yang akan dihabiskannya di Korea. Ia sudah mengajukan seribu satu alasan kepada ibunya untuk tidak ikut, tetapi ibunya bersikeras dan Victoria tidak punya pilihan lain yang tersisa selain menurut. Ia mendesah panjang dan menatap ke sekeliling restoran, lalu berkata, “Sepertinya aku butuh sedikit puding cokelat untuk mempersiapkan diriku menghadapi hari-hari suram yang menantiku. Kau mau memesan sesuatu?” Wooyoung melirik jam tangan dan mengembuskan napas panjang. “Aku kelaparan setengah mati, tapi tidak ada waktu untuk makan.” Wooyoung menunjuk salah satu kertas di hadapannya. “Menurutku yang ini saja. Desain pakaiannya sangat unik, bukan? Aku suka warna-warna yang dipakainya. Bagaimana menurutmu?”


“Aku setuju saja denganmu,” sahut Victoria dan mengangguk-angguk. “Kau memang punya selera yang bagus, Wooyoung. Apa jadinya aku tanpa dirimu?” Wooyoung tertawa singkat. “Aku yakin kau akan baik-baik saja,” katanya, lalu melirik jam tangan. “Kalau tidak ada lagi yang lain, aku harus pergi sekarang.” Victoria menggeleng. “Tapi setelah aku kembali ke sini nanti aku ingin kau menemaniku pergi menemui perancang ini.”

“Baiklah,” kata Wooyoung cepat sambil bangkit dari kursi dan meraih tasnya. “Selamat bersenang-senang di Korea. Telepon aku kalau kau sudah kembali. Aku ingin tahu bagaimana kau berhasil melewati hari-hari suram yang kausebut-sebut itu.” Victoria tersenyum masam. “Itu juga kalau aku belum mati kebosanan di sana,” gerutunya. “Atau mati kesal karena harus menghadapi kerabat-kerabatku yang suka ikut campur dalam kehidupan pribadiku. Kau tahu, kudengar dari ibuku mereka sekarang berniat menjodohkan aku, seolah-olah aku sudah melakukan dosa besar karena masih melajang di usiaku yang sekarang.”

Wooyoung kembali melirik jam tangan. Ia harus segera kembali ke lokasi syuting. “Itu tandanya mereka peduli padamu,” katanya cepat, lalu tertawa ketika melihat raut wajah Victoria. “Jangan muram begitu. Maksudku, siapa tahu kau suka calon yang mereka ajukan?”

 


Maaf kalau mengecewakan n banyak thypo, authornya mendadak update gara-gara diteror sama janghaniwoo tapi gpp buat ngurangin beban makasih buat janghaniwoo yang udah slalu stay .. kkk = b

Makasih juga buat yang baca n menunggu, Bonus Chapx author kasih besok cz authorx capek habis pulang mudik ini..=.="

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
WinkAngel
#1
Chapter 5: khuntoria again...>.<

tapi yakin endingnya bagus kok hehehe..

typo udh biasa thor, tenang aja..
update sooon,..di tunggu cool kissnya..
aldios_khunyoung
#2
Chapter 5: Jangan perduliin readers nun ayuk hiatus dan jadi reader baek baek kyak aku hahaha

Pasti vic ingin d gantikan ya ama woo ! Ayo nun cook kiss hahaha ampe tamat baru hiatus hahaha
jangwooyoung0730
#3
Chapter 5: uuuh, pendek banget deh ... :'( bgt bgt bgt ini mah. Vict pasti dijodohin sama khun, udah jelas itu. Kasian, junho nya pasti jarang kesebut disini. Hhehe.. Kpan lagi mau update authorssi?? Pasti lama deeh :(
jangwooyoung0730
#4
Chapter 5: uuuh, pendek banget deh ... :'( bgt bgt bgt ini mah. Vict pasti dijodohin sama khun, udah jelas itu. Kasian, junho nya pasti jarang kesebut disini. Hhehe.. Kpan lagi mau update authorssi?? Pasti lama deeh :(
utywoo #5
Chapter 5: Khun dan vict lg .-.
Ditunggu lanjutannya besok thor ;)
afiati #6
Chapter 5: pemdek tp ok lah...di tunggu update nya ya...
specialkhunyoung
#7
Chapter 5: Sumpeh,,, chap ini Pendek banget Author
Jangan2 Khun di jodohkan sama vict, omo..
Ditunggu chap selanjtnya Besok,,,
rikayoung
#8
Chapter 5: Hmmmm....jgn " khun tuh yg dijodohin aissshhh am 'dia'

Penasaran am woo
woorama
#9
Chapter 4: maaf saeng bru bsa koment skrang ehehehe kapan nihhh mau lanjut lgi???? jngn bneran ampe seabad lgi ye ><
jangwooyoung0730
#10
Chapter 4: ommooo authorssi, andai novel itu skrg ada d depanku akan aku baca ulang lgiiii, aku bnr2 lupa sama certa novel ituuuuu... Oooh sudh berthun2 skali aku baca nvel itu, makanya lupa :( oooh udongie, kau jangn tterlalu cpek, nanti kau sakit,aku yg stres. Ga usah peduliin yg namanya Buck itu ya, anggap aja dia ga ada udongie, :) aku kangen udongie, kangen bgt bgt bgt. Hehe, mash ada nama naomi nya authorssi, tp ga papa,selama aku ngerti typo ga terlalu berarti :)
cpt update authorssi :)