Loser ?

She's a Troublemaker

Chapter 2

Loser ?

 

Author POV (Yunho side)

 

 

 

 

“Bagaimana dengan pekerjaan seonsaeng muda itu, Yunho-ssi?” Tanya Yeoja cantik dihadapan kemudi setelah Yunho masuk kedalam mobil Peugeot 307CC – Coupe miliknya.

 

 

“Ya! Sudah ku bilang jangan memanggilku seperti itu selain di kantor, ingat?” Yunho mengoreksi, sedangkan Eun Ji hanya memutar bola matanya bosan. Ia mulai menyalakan mesin mobilnya setelah memastikan namja di sebelahnya telah memakai seatbelt.

 

“Sebagai pemula, ia cukup hebat. Entahlah sampai kapan ia bisa bertahan.” Yunho mengedikkan bahunya. Tiba-tiba ia berbalik menghadap Eun Ji.

 

“Maaf telah merepotkanmu lagi.” Yunho tersenyum sumringah pada yeoja yang sedang sibuk menyetir itu. Eun Ji mendengus sebal.

 

“Kau kenapa sih tak mau memakai ASTON MARTIN ONE-77 mu saja? Jika kau tak ingin mengendarai sendiri kan, kau bisa mencari seorang drifer.” Eun Ji berkomentar. 

 

“Aku hanya tak ingin menjadi pusat perhatian dijalan. Kau tahu kan, terakhir kali aku memakai mobil itu ada orang gila yang berpura-pura tertabrak oleh ku dan meminta tebusan padaku. Kau ingin sahabatmu yang tampan ini ditipu seperti itu lagi?” Ya. Eun Ji tahu, sangat tahu. Siapa yang tak akan tertarik melihat mobil yang hanya di jual 77 unit di seluruh dunia itu? Mustahil.

 

“Kalau begitu, kenapa kau membelinya?” Tanya Eun Ji ketus.

 

“Untuk koleksi. Hey! Sudahlah. Lagi pula aku lebih suka pergi bersamamu. Jarang sekali kan ada driver cantik sepertimu.” Yunho menggoda, membuat Eun Ji sedikit bersemu merah. Ya, Eun Ji tahu, Yunho memang bermulut manis. Maka ia tak pernah mau mendengarkan secara serius perkataan sahabatnya itu. 

 

Eun Ji tak berkutik. Ia lebih memilih diam dari pada membalas godaan Yunho. Hal itu membuat Yunho menyerah dan kembali menatap keluar jendela. Sedikit kecewa dengan reaksi Eun Ji padanya. Tak ada yang berbicara, hening. Hanya deru kendaraan lain yang meramaikan perjalanan mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

@@@@@

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Author POV (Mi Hwa Side)

 

 

 

 

 

 

 

 

“Ya! Oppa~ aku tak ingin diajar olehnya. Dia menyebalkan! Dia bahkan mengancam akan menciumku!”

 

 

 

 

 

 

 

“…”

 

 

 

 

 

 

“Jebal~. Aku berjanji akan belajar, asal kau memecatnya sekarang juga.”

 

 

 

 

 

“…”

 

 

 

 

“Oppa~ kau jahat! Hiks. Membiarkanku berdua dengannya disini, memaksaku melakukan apa yang tak kusuka!”

 

 

“…”

 

“Aku membencimu, Oppa! Aku tak ingin menjadi adikmu lagi!”

 

‘tik’

 

“Ya. Waktu habis. Saatnya melanjutkan pembelajaran kita.” Changmin mematikan stopwatch yang ada ditangannya. Merebut ponsel Mi Hwa dari genggamannya. Mi Hwa menatap Changmin tak percaya.

 

“ya! Kau! Aku belum selesai berbicara. Oppa! Kau harus tau perlakuannya padaku! Oppa! Mmph.”Mi Hwa berteriak berharap Oppanya mendengar protesannya. Buru-buru Changmin membekap mulutnya dengan sebelah tangannya yang besar. 

 

 “ah ya,, Mr Jung. Adik anda baik-baik saja.” Ucap Changmin setenang mungkin pada orang yang berada di seberang sana.

 

“Mmph” . Mi Hwa mulai memberontak dari bekapannya. Menatap Changmin tajam.

 

‘klik’ Changmin sengaja menyalakan loadspeaker agar Mi Hwa bisa mendengar percakapannya dengan Yunho.

 

“Jangan terlalu kasar padanya, Changmin-ssi. Dia belum terbiasa. Kau tahu, dia sangat polos.” Changmin mendelik, menatap Mi Hwa yang melayangkan Deathgleare padanya. Ia terkekeh.

 

“Oh tentu saja. Adik anda benar-benar POLOS. Kau tenang saja, saya akan mendidiknya dengan baik.” Changmin ber smirk ria.

 

“Baiklah. Aku percaya padamu, Changmin-ssi. Aku banyak urusan, aku percayakan Mi Hwa padamu.”

 

“Opp,, mmph!” dia kembali memberontak, menggapai-gapai ponselnya dari tangan Changmin. Tapi, ia tak berhasil mengingat Changmin lebih tinggi darinya.

 

“Siap. Terima kasih atas kepercayaan anda pada saya. Baiklah. Selamat siang, Mr Jung.”

 

‘tit’ segera Changmin mematikan saluran telepon dan tentu saja melepaskan bekapan tangannya. Hei! Tentu saja dia tak berniat untuk membunuhnya—walaupun ia tak menyangkal jika dia ingin.

 

“hah-hah-hah. Kau membunuhku! Huwaa! Kau jahat!” Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tanggannya. Ya. Mi Hwa kembali melakukan aksinya. Dia tahu aksinya ini akan selalu berhasil, apa lagi jika ia lakukan pada Oppanya. Pura-pura menangis dan membuat korbannya merasa bersalah. Itulah senjatanya. Ia sesekali mengintip, ingin mengetahui reaksi Changmin padanya. Ia tersentak ketika Changmin semakin mendekatkan wajahnya.

 

‘Apa yang akan dia lakukan? Apa aku berhasil?’

 

Changmin melepas kedua telapak tangan Mi Hwa yang menutupi wajahnya. Mi Hwa tercengang, tersenyum dalam hati.

 

‘Aku berhasil!’

 

“Hentikan Drama Queen mu itu. Hal yang seperti itu tak akan mempan untukku, Nona.” Mi Hwa terbelalak.

 

‘Bruk’ Changmin mendorong Mi Hwa untuk kembali ke ‘kursi panas’nya. Mi Hwa mendengus sebal.

 

‘Cih! Ini mimpi buruk!’

 

‘Brak’ Changmin melemparkan beberapa buku dihadapan Mi Hwa, hingga membuat mata gadis itu membulat sempurna.

 

“Ini tugasmu untuk hari ini. Aku ingin kau secepatnya menyelesaikannya.” Ujar Changmin tegas sambil melipat kedua tangannya di dada menatap meremehkan Mi Hwa.

 

“Kau gila! Bahkan aku tak pernah mengerjakan tugas-tugas seonsaengku sebelumnya. Dan sekarang kau menyuruhku mengerjakan tugas sebanyak ini?! Aku tak mau! Kau kerjakan saja sendiri, namja bodoh.” Protes Mi Hwa. Mi Hwa benar, tak ada satupun guru yang memaksanya mengerjakan tugas sebelumnya. Dan kini, namja dihadapannya dengan santainya menyuruh mengerjakan setumpuk buku yang dibencinya. Bagi seorang Mi Hwa, itu mustahil.

 

“Ya. Waktumu tak lama Mi Hwa, kau bisa mengerjakannya sekarang.” Changmin tak menghiraukan protesan yeoja cantik itu yang sedang mengembungkan pipinya sebal.

 

‘Ini tak boleh terjadi! Seorang Mi Hwa kalah dengan Seonsaeng bodoh sepertinya?! Aniya! Aku harus mencari cara agar ia kapok mengajarku! Dan secepatnya pergi dari sini.’

 

Mi Hwa berpikir sambil membuka buku. Bukan. Dia sama sekali tak berniat mengerjakannya, ia hanya membohongi Changmin yang kini sedang sibuk dengan Laptopnya. Ia terus berpikir, hingga muncul ide dikepalanya. Sesuatu yang menurutnya akan berhasil, karena ia pernah melakukan itu pada Seongsae sebelumnya. Ia melirik Changmin dengan memasang Smirknya dan tentu saja tak terlihat oleh Changmin yang sedang sibuk.

 

“Aa, Seonsaeng. Siapa namamu? Sejak tadi kau belum memperkenalkan diri padaku.” Tanya Mi Hwa berbasa-basi sebelum memulai rencananya. Sebenarnya, ia tak perduli sama sekali dengan namja tampan yang berstatus sebagai gurunya ini. Changmin mengalihkan pandangannya pada Mi Hwa.

 

“Changmin. Shim Changmin.” Ucapnya sambil kembali pada kegiatan awalnya, yang entah sedang mengerjakan apa.

 

“Changmin-ssi. Aku haus, bolehkah aku mengambil minuman?” Tanya nya manis. Sangat manis. Hingga Changmin tak mengira bahwa orang yang sedang berbicara itu adalah Mi Hwa. Aneh, menurutnya.

 

“Aku tak melarangmu untuk minum, Mi Hwa.” Jawabnya di sambut senyuman senang oleh Mi Hwa. Mi Hwa bangkit dari ‘kursi panas’nya menuju kulkas dan mengambil lemon water.

 

“Emm. Changmin-ssi, apa kau mau minum? Maafkan kelakuanku yang tak sopan padamu, merebut minumanmu begitu saja. Aku hanya tak suka orang mengambil milikku tanpa sepengetahuanku. Kau mengertikan?” ucapnya sangat lembut. Dan kau dengar? Dia baru saja meminta maaf, meminta maaf pada Shim Changmin Seonsaeng nya.  Ia kembali mengambil orange juice dari kulkas dan mendekati meja Changmin. Changmin mengangkat sebelah alisnya, menatapnya bingung. Apa dia kerasukan malaikat? Itu lah yang kini ada dipikiran Changmin.

 

Mi Hwa membuka kaleng orange Juice itu, dan menyodorkan nya pada Changmin.

 

“Ahni. Aku sedang tak ingin minum Mi Hwa. Kembalikan saja kekulkas.” Changmin menolak. Ia sedikit menjauhkan kaleng itu darinya. Sedikit mengernyit, takut sesuatu akan terjadi padanya.

 

“Wae? Kau masih marah padaku? Atau kau kira aku memasukan serbuk racun diminumanmu? Sungguh, kau sangat jahat jika berpikiran seperti itu pada muridmu sendiri, Changmin-ssi.” Mi Hwa terus saja menyodorkan minuman itu pada Changmin. 

 

“Tidak. Aku memang tak ingin minum Mi Hwa.” Changmin bersikukuh menolaknya. Maka terjadilah dorong mendorong kaleng minuman tersebut. Tak ada yang mau mengalah. Hingga akhirnya,

 

‘Plash’ minuman itu tumpah tepat pada kemeja Changmin hingga kemeja yang semula berwarna putih berubah warna menjadi orange. Mi Hwa tersenyum puas dalam hati. 

 

‘Yeay! Rencana ku berhasil! Kita 1 sama, Changmin-ssi.’

 

“Ah! Maafkan aku Changmin-ssi. Sungguh aku tak sengaja.” Mi Hwa mencoba membersihkan kemeja Changmin dengan tangannya yang juga terkena orange juice hingga membuat kemeja Changmin semakin kotor. Changmin menangkis tangan Mi Hwa, menyuruhnya untuk berhenti dari acara ‘membersihkan’ kemejanya. 

 

Sungguh, Changmin sangat marah. Benar-benar marah. Hanya saja ia harus menahannya. Karena jika ia meluapkan emosinya, maka ia kalah. Dan gadis manis nan menyebalkan dihadapannya ini akan  senang. Oh, Changmin tak akan membiarkan itu terjadi.

 

“Mianhae, Changmin-ssi. Aku menyesal.Kau bisa memarahiku. Ini semua salahku. Marahi aku.” Mi Hwa menunduk, ia berpura-pura menyesal. Dalam hatinya ia bersorak kegirangan karena berhasil mengerjai namja tampan nan menyebalkan dihadapannya.

 

“Gwenchana.” Changmin mengusap surai hitam Mi Hwa lembut, membuat si ‘pemilik’ tercengang. Kaget dengan respon Changmin padanya yang sedang tersenyum sangat manis terhadapnya. Ia kesal. Seharusnya Changmin memarahinya, sesuai dengan apa   yang telah ia rencanakan. Tapi ia salah, ia tak pernah berpikir respon Changmin akan seperti ini padanya.

 

“Eh? Tapi Changmin-ssi, kau bisa sakit jika menggunakan pakaian basah. Bagaimana jika hari ini kau pulang saja?” Mi Hwa menawarkan. Harap-harap cemas menunggu jawaban Changmin yang seolah sedang berpikir. Tak lama, ia menatap Mi Hwa menampakkan senyumannya.

 

“Kau sangat baik Mi Hwa.” Kembali ia mengusap kepala Mi Hwa.

 

‘Apa dia akan pulang?’

 

“Tapi, aku tak mungkin meninggalkan tanggung jawabku. Jadi aku akan tetap disini.” Lanjut Changmin. Mi Hwa terkejut ketika tiba-tiba Changmin melepaskan kemejanya, menampakkan abs nya.

 

“Kyaa! Apa yang kau lakukan?” Mi Hwa berteriak sambil menutup matanya erat.

 

 

 

 

“Tentu saja mengeringkan kemejaku. Kau sendiri yang bilang aku bisa sakit jika memakai pakaian basah. Kau tak usah khawatir. Lanjutkan saja tugasmu.” Changmin melampirkan kemejanya di sofa, dan kembali duduk dikursinya dan melanjutkan kegiatannya yang tadi sempat tertunda.

 

‘OMO! Ini gila! Dia berani bertelanjang dada dihadapanku?’

 

Mi Hwa sesekali mencuri pandang pada Changmin. Sejujurnya, dia ‘sedikit’ terpesona pada namja itu. Bagaimana tidak, Changmin memiliki wajah tampan dengan rahang sempurna, alis mata yang tegas, memiliki bentuk bibir yang unik dan jangan lupakan abs nya yang menggoda itu. Ya, Seonsaeng yang sempurna. Tapi tentu saja Mi Hwa tak mau mengakuinya. Selain masalah harga diri, ia juga tak suka dengan orang yang mengekangnya. Dia tak suka diperintah.

 

‘Aish! Kenapa aku tak bisa berhenti memandanginya? Ada apa denganku? Kapan dia pulang? Aku tak tahan jika melihatnya yang seperti itu terus.’

 

“Changmin-ssi. Ini sudah 2 jam, maka waktu belajar telah habis bukan?” Ingat Mi Hwa setelah tak sengaja melihat jam digital di mejanya.

 

Changmin menggeleng. “Tidak bisa. Kau bahkan belum mengerjakan satupun tugasku. Aku putuskan waktumu bertambah.”

 

“MWO?!! Kau tak bisa seenaknya seperti itu! Kau hanya dibayar 2 jam perhari oleh Oppaku!”

 

“Aku merubahnya. Aku tak perlu uang tambahan. Kalau kau ingin aku cepat pergi, kerjakan tugas yang kuberikan padamu.” Ucap Changmin santai tanpa menatap lawan bicaranya.

 

“Arrgh! Kenapa ada orang super menyebalkan sepertimu didunia ini?!” Erang Mi Hwa sambil mengacak rambutnya.  Changmin hanya mengedikkan bahu, tanpa memperdulikan Mi Hwa yang frustasi karenanya.

 

 

 

 

Dengan sangat  terpaksa dia kembali membuka buku dihadapannya dan mulai mengerjakannya. Sungguh ia membenci dirinya yang menuruti perintah orang lain. Ia mengaku ia kalah kali ini oleh namja Jangkung itu, tapi ia bertekad akan membuat namja menyebalkan itu menyerah ditangannya. Ia berjanji.

 

‘Aku pasti bisa! Ini baru akan dimulai Changmin-ssi!’

 

‘Kau akan tahu siapa aku sebenarnya. Lihat saja!’

 

 

 

@@@@@

 

 

Changmin POV

 

‘Cklek’ Ku tekan stop kontak apartemenku. Kosong. Lagi-lagi dia tak pulang. Sudah dua hari dia tak kembali kesini. 

 

Haa~ hari ini sangat melelahkan. Mengurus gadis remaja sepertinya tak semudah yang kukira. Jung Mi Hwa. Dia memang berbeda dengan gadis remaja lainnya. Sekarang aku mengerti kenapa banyak Seonsaeng yang menyerah mengajarnya. Dia sulit ditaklukan. Egonya sangat tinggi dan sifat tak mau kalahnya tak tertandingi. Setidaknya hari ini dia mengerjakan 1 tugas yang kuberikan. Lumayan, dari pada tidak sama sekali. 

 

Aku penasaran dengannya. Aku yakin ada sesuatu yang membuatnya hingga seperti itu. Apa ia tidak bahagia? Tidak mungkin jika melihat harta berlimpah yang ia miliki. Kasih sayang? Itu juga tak mungkin, mengingat Oppanya, Jung Yunho sangat-sangat menyayanginya bahkan tak segan untuk memanjakannya. Lalu apa? Mollayo.

 

Memikirkan gadis itu, aku jadi mengingatnya. 

 

Aah~. Kenapa kau tak pulang? Bahkan ku dengar kau membolos lagi. Apa sebenarnya yang kau lakukan? Apa kau masih magang ditempat itu? Kau tahu kan, tempat itu tak layak untukmu! Jika benar, sepulang nanti kau tak akan kumaafkan! 

 

Aish! Maafkan Hyung, ne? Aku tak bisa mendidikmu dengan baik. Itu lucu, padahal aku adalah seorang guru. Tapi menjagamu saja aku tak mampu. Maafkan aku yang tak bisa mengerti kemauanmu. Tapi sungguh, aku hanya ingin yang terbaik untukmu.

 

Kau tahu, gadis itu mengingatkan ku denganmu. Perangainya serupa denganmu. Hanya saja kau lebih diam dan tertutup. Tapi aku yakin, jika kau bertemu dengannya kalian bisa menjadi pasangan yang pas. Pasangan yang sama-sama menyebalkan dan menyusahkan. Hahaha. Apalagi dia seumuran denganmu, kebetulan? Cepatlah pulang, aku ingin mengenalkannya padamu.

 

 

To Be Continue

 

A/n : Aku tanpa sengaja menemukan pict Changmin menampakkan abs nya, mungkin saat ia disebuah dorama. Molla. Tapi, anggaplah itu sebuah bonus di Chap ini. -___-V *SebagaiCuciMata.

Well, jika memang FF ini ingin dilanjut, cukup isi kotak Comment agar aku tahu ceritaku dibaca oleh readersnim. Thanks before. Jjang!

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 6: hey! ceritanya bagus ^^ knp nggak dilanjutkan? hehe
lovidovi #2
Chapter 2: baru baca sampe chapter 2 dan.... suka! bagus deh ceritanya.
aku sebenarnya tidak terlalu mencari cerita dengan tag tvxq, tp ini lg browse2 ff dgn tag bahasa dan tertarik membaca yg ini tanpa sengaja.
ceritanya bagus PinguLulu!
Kamu baru saja mendapatkan new subscriber, hehe.
lovelovelyloving
#3
Chapter 5: Hiks.. sedih bacanya…… hayoung jahat!
lovelovelyloving
#4
Chapter 4: i like it~^^ update soon!!
lovelovelyloving
#5
Chapter 2: woah~! aku suka!!! ><
lovelovelyloving
#6
lanjut yaa! fighting ><