Let's Play the Beginning

She's a Troublemaker

Chapter 1

Let's play the Beginning

 

Author POV

“Jadi, jika x ini dipindahkan ke sini. Maka hasilnya akan blablablabla”

Seorang gadis manis menelungkupkan wajahnya di meja. Menindih buku-buku tebal miliknya, dan menyamankan kepalanya disana. Kerap kali ia tersenyum dalam mimpinya, ia terlalu asik dengan alam bawah sadarnya hingga tak sadar dengan apa yang seharusnya ia lakukan.

Berbeda dengan namja paruh baya yang tepat berdiri dihadapannya berkacak pinggang. Menggeleng-gelengkan wajahnya menatap gadis itu dengan tatapan sebal. Ia sudah tak tahan dengan kelakuan anak didiknya yang satu ini. Untuk kesekian kalinya, tertidur disaat melakukan privat dengannya. Ia sudah tak tahan lagi. Masa bodoh dengan gaji besar yang didapatnya karena mengajar anak ini. Ia tak perduli. Lebih baik ia kehilangan 1 juta won dari pada harus mengajar gadis dihadapannya lebih lama.

Ia merapikan alat-alat kerjanya cepat. Memasukannya ke dalam tas kerjanya. Ia sudah yakin dengan keputusannya. Ia lirik sebentar gadis itu sebelum pergi meninggalkannya, mendengus sebal. Lalu ia pergi keluar dari ‘studyroom’ tersebut. Namja paruh baya itu berjalan sambil sesekali mencibir.

Namja tegap dan tampan berkulit agak gelap datang dari arah bersebrangan. Melihat namja paruh baya itu, ia menghentikan jalannya dan mulai menyapa.

 

 

 

“Hei Tuan Park. Bagaimana kegiatan belajarnya? Apa sudah selesai? Bagaimana dengan Mi Hwa?” namja tampan itu memberikan serentetan pertanyaan pada namja paruh baya yang sedang menundukkan wajahnya.

“Mianhamnida, Mr Jung. Saya sudah tak tahan lagi dengan adik anda. Saya mengundurkan diri untuk mengajarnya. Saya mohon maaf.” Berulang kali tuan Park menundukkan diri. Jung Yunho, namja tampan itu menghela napas panjang. Untuk kesekian kalinya ia mendengar pernyataan yang sama, dengan kasus yang sama yang di buat oleh adiknya.

“Gwenchana, tuan Park. Justru saya yang minta maaf atas kelakuan adik saya. Ah,ini gaji anda.” Yunho menyodorkan amplop coklat yang cukup tebal pada tuan Park. Tuan Park terkejut melihatnya. Ia yakin, didalam sana tersimpan uang 1 juta won yang seharusnya jadi miliknya. Tapi ia ragu untuk menerimanya, karena dia menyadari belum menyelesaikan kewajibannya.

“Ta-tapi saya___”

“Tak apa. Saya membayar anda sesuai dengan perjanjian. Anda bisa pergi sekarang.” Tuan Park berkali-kali bow pada Yunho dan terus menerus mengucapkan terima kasih. Yunho hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk segera pergi.

Yunho berjalan dengan gagahnya melewati lorong rumah—bisakah bangunan besar nan kaya dengan arsitektur mewah ini disebut dengan rumah?—nya menuju tempat adiknya berada. Ia memasuki ruangan bertuliskan ‘Studyroom’, menggelengkan wajahnya ketika melihat adik ‘manis’nya sedang tertidur lelap di mejanya.

‘tuk’

“Ireona Jung Mi Hwa.” Yunho mengetuk kepala gadis itu dengan pensil, hingga sukses membuat gadis itu terbangun.

“Appo.” Gadis itu meringis, mengusap kepalanya yang sebenarnya tak terlalu sakit itu.

“Oppa~ Nae bogoshipoyo. Kau terlalu sibuk akhir-akhir ini, kau melupakanku!” Mi Hwa,gadis itu merangkul Yonho dengan manja.

‘tuk’ sekali lagi Yunho mengetuk kepala Mi Hwa hingga Mi Hwa kembali meringis.

“Ada apa sih, Oppa?” protesnya sambil mengembungkan pipinya lucu. Yunho hampir saja melupakan tujuannya saat melihat Mi Hye melakukan itu.

“Gadis nakal! Kau sengaja pura-pura tidur hingga seonsaeng mu sebal dan mengundurkan diri. Itu semula memang maumu kan?” marah Yunho, meskipun tak ada tekanan disetiap katanya.

“Aku tak sengaja tertidur Oppa, salahkan dia yang membuatku bosan.” Mi Hwa menampakkan wajah tanpa dosanya.

“Kau telah berlaku tak sopan padanya, Mi Hwa.” Tegur Yunho setelah menarik napas panjang.

“Sudahlah Oppa, lagipula dia telah mendapatkan haknya kan? Kau memberinya uang yang sangat banyak. Dia pasti tak merugi sama sekali.”  Ujar Mi Hwa santai sambil sesekali meniup ujung-ujung kukunya yang dirawatnya dengan baik.

“Arrgh.” Yunho menekan kepalanya frustasi. Kalau bisa menyerah dari awal, dia pasti sudah menyerah menjaga adiknya yang satu ini. Ia selalu tak pernah menang melawan gadis manis dihadapannya ini.

“Apa yang harus kulakukan padamu, anak manja?” dia mencubit hidung Mi Hwa gemas.

“Aish. Oppa. Dari pada memikirkanku terus, lebih baik kita keluar dan makan ice cream bersama. Kau bisa semakin tua jika memikirkanku terus.” Mi Hwa mendorong Yunho keluar dari ‘studyroom’ dengan semangat, sedangkan Yunho? Ia hanya pasrah di bawa kemanapun Mi Hwa menariknya karena gadis manis itu memang benar, dia semakin terlihat tua karena memikirkan adik semata wayangnya tersebut.

 

@@@@@

 

Jung Yunho, namja tampan berkulit gelap pemilik perusahaan agensi terkenal di Korea. JYEntertainment. Memproduseri banyak artis terkenal, dan memunculkan rookie-rookie berbakat. Siapa yang tak mengenal dirinya? 10 besar terkaya diKorea dan termuda tentu saja. Ya. Ia baru berumur 27 tahun, termasuk muda jika dibandingkan dengan kekayaannya yang berlimpah. Semula dia memang meneruskan usaha kedua orang tuanya, tapi dialah yang membuat JYEnt semakin sukses dan terkenal. Kedua orang tuanya tewas ketika berlibur di Jepang ketika ia berumur 21 tahun. Entahlah, seperti suatu kesengajaan dan masih misterius. Sampai sekarang Yunho masih mencoba menyelidiki kematian kedua orang tuanya.

Jung Yunho tidak hidup sendiri. Ia memiliki yeodongsaeng yang berbeda usia cukup jauh, 10 tahun di bawahnya. Mi Hwa. Jung Mi Hwa. Keluarga satu-satunya yang ia miliki. Adik yang sangat disayanginya. Saking sayangnya, ia sampai tak sadar telah terlalu memanjakan adiknya itu. Hingga Mi Hwa tumbuh menjadi gadis yang manja dan egois. Yunho selalu mengikuti kemauan Mi Hwa sesulit apapun itu, membuat Mi Hwa tak pernah berusaha sendiri demi mendapatkan kemauannya.

Mi Hwa, gadis berparas cantik itu seharusnya menempati Senior High School sekarang, mengingat umurnya yang sudah berumur 17 tahun. Tapi, dia lebih memilih ‘bersekolah’ dirumah saja. Yunho sempat mengajaknya bersekolah seperti anak-anak lain seumurnya, tapi dia selalu menolak. Yunho tak pernah tahu, bahwa adiknya tak punya teman sama sekali di sekolahnya. Ia dimusuhi karena sifatnya yang manja dan tak mau kalah. Mi Hwa menyembunyikannya, hingga dia membuat keonaran sendiri sampai dia dikeluarkan dari sekolah.

 

 

 

Yunho mengizinkannya, membiarkan Mi Hwa dengan keputusannya sendiri. Ia membawa berbagai guru privat untuk mengajarnya, tapi lagi-lagi Mi Hwa berbuat onar seperti menjahili gurunya dengan perekat, mengotori baju-baju mereka dengan ‘tidak’ sengaja, pura-pura tertidur, mengikir kuku saat guru itu menerangkan, apapun hingga membuat mereka tak betah dan tak ingin mengajarnya lagi. Mi Hwa tak pernah merasa bersalah atas tindakannya itu. Dia sudah seperti batu semenjak kematian kedua orang tuanya.

Kalian pasti tak akan percaya jika melihat Mi Hwa 11 tahun yang lalu. Mi Hwa yang ceria, baik hati, penurut, dan segala sikap manisnya. Sangat berbanding terbalik dengan Mi Hwa yang sekarang. Mi Hwa yang manja, egois, angkuh dan segala perangai buruknya. Dan Yunho selalu mencoba merubah sikap buruk adiknya sedikit demi sedikit meskipun ia masih belum menemukan caranya.

 

@@@@@

 

Yunho menyesap white coffee ditangannya perlahan, matanya terpejam merasakan kehangatan yang memasuki tubuhnya.

“Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang Jung Yunho? Memaksanya masuk ke asrama kedisiplinan?” Yunho memalingkan wajahnya kedepan tepat pada yeoja yang baru saja menyita perhatiannya dari coffee yang sedang dinikmatinya. Kang Eun Ji, asisten sekaligus sahabatnya itu menatap nya intens menunggu jawaban dari namja tampan dihadapannya. Yunho mengedikkan bahunya.

 

 

 

“Mollayo. Tapi, aku tak akan sekejam itu, membawanya ketempat yang dibencinya. Sepertinya aku akan mencari guru privat lain untuknya.” Jawab Yunho. Eun Ji membulatkan matanya tak percaya.

“Kau akan tetap memakai metode itu, sekalipun kau tahu itu tak pernah berhasil? Kau Bodoh.” Eun Ji berkomentar.

“Ya. Aku akan mencobanya sekali lagi. Dia selalu berkata seonsaeng nya membosankan. Kira-kira guru seperti apa yang tidak membuatnya bosan?” Yunho mulai berpikir, Eun Ji mengikuti apa yang dilakukan sahabatnya itu. Tak lama ia menjetikkan jarinya membuat Yunho berhenti berpikir dan menoleh padanya. Eun Ji menyuruh Yunho untuk mendekatkan telinganya padanya. Ia membisikkan sesuatu, membuat Yunho mengangguk dan tersenyum. Eun Ji ikut tersenyum melihat Yunho yang kembali bersemangat.

“Itu hebat! Aku yakin akan berhasil. Suruh dia kerumahku besok.” Perintah Yunho, wajahnya masih saja menampakkan senyum. Seakan puas dengan idenya kali ini.

‘Aku yakin kau tak akan merasa bosan kali ini Mi Hwa.’

 

@@@@@

 

Changmin POV

Aku menatap bangunan dihadapanku takjub. Halaman yang sangat luas dan arsitektur mewah bernuansa merah dan coklat. Luarnya saja sudah terlihat ‘mahal’ entah bagaimana dalamnya, aku bahkan tak bisa membayangkannya. Beruntung sekali aku dapat magang mengajar disini. Mendapatkan 1 juta won selama sebulan mengajar, dan itupun tak fulltime. Hanya 2 jam perhari. Sungguh menggiurkan. Apalagi aku hanya perlu mengajar 1 anak gadis berumur 17 tahun. Sepertinya itu tak akan sulit, mengingat aku sudah terbiasa mengajar anak seumurannya.

“Permisi. Apa kau bernama Shim Changmin?” Tanya seseorang—sepertinya Satpam—padaku.

“Ya. Aku Shim Changmin. Aku disini disuruh mengajar adik dari Mr Jung.” Terangku. Dia mengangguk-angguk mengerti dan langsung mengajakku untuk masuk kedalam.

Ku pandangi lorong yang sedang ku lewati ini, rumah ini seperti memiliki labirin mini karena terlalu banyak ruangan dan belokan. Aku tak yakin bisa menghapalnya, dan tak tersesat nantinya.

“tuan, kita sudah sampai. Tuan Jung sudah menunggu anda.” Ujarnya. Aku tersenyum.

“Gomapta.”

“Dan, kuatkan imanmu. Berjuanglah!” Dia berbisik padaku dan berlalu begitu saja dari ku yang terbingung dengan ucapannya yang samar-samar itu, tapi aku masih bisa mendengarnya.

kuatkan imanmu.’ Apa maksudnya? Apa orang yang bernam Mr Jung itu menyeramkan? Memikirkannya membuatku merinding. Ku rapikan kembali pakaian yang kupakai. Setidaknya aku tak boleh terlihat memalukan dihadapan ‘tuan rumah yang terhormat’ itu. Aku menghela napas panjang. Memberanikan diri membuka pintu ruangan bertuliskan ‘Jung Yunho’. Aku menengok kedalamnya. Ku lihat kursi itu berputar menampakkan namja yang sangat gagah sedang duduk disana. Namja itu tersenyum padaku.

“Kau sudah datang.” Ucapnya. Aku mengangguk takut. Dia mempersilakanku duduk dihadapannya. Aku menurutinya. Jujur, aku takut sekali melihat wajahnya yang tegas dan berwibawa itu. Aku kira orang yang bernama Jung Yunho itu sudah berumur lebih dari 45 tahun. Tapi sepertinya umur kami tak berbeda jauh. Hebat sekali dia dalam mengelola bisnisnya, hingga dapat sesukses ini di usia muda. Aku salut padanya.

“Kau lebih tampan dari yang ku kira. Cocok sekali.”

‘Doeng.’

 

 

 

Apa yang dipikirkannya? Aku disini untuk mengajar, apa hubungannya dengan wajahku yang memang tampan ini #plak.

“Kau tau tugasmu apa?” tanyanya tiba-tiba. Aku mengangguk,sedikit ragu muncul dalam benakku.

“Adik ku sangat manja dan juga manis, buatlah ia menyukaimu. Aku tak mau kau menyerah setelah bertemu dengannya.”

Hei, ini bukan perjodohankan?

Mr Jung lalu menekan sesuatu dimejanya, hingga datanglah maid masuk ke ruangan.

“Antar dia ke ‘studyroom’. Setelah itu, suruh Mi Hwa kesana juga.” Perintahnya.

“Baik tuan. Mari.” Akupun mengikuti maid itu pergi.

‘Degh’

Kenapa tiba-tiba hatiku tak tenang? Apa yang perlu aku cemaskan? Hey! Aku hanya akan bertemu muridku. Kenapa musti sampai seperti ini. Ha~ mudah-mudahan tak ada sesuatu yang buruk terjadi.

“Tuan. Kita sudah sampai. Kau bisa menunggu didalam.” Ucapnya sambil berlalu meninggalkanku.

 Aku menatap pintu bertuliskan ‘studyroom’ di hadapanku ini. pintu yang cukup besar. Ku buka perlahan pintu itu dan mulai memasukinya. Ruangan ini tak kalah besar dengan ruangan Jung Yunho-ssi tadi. Aku mengitari seluruh isi ruangan ini.Perpustakaan mini di ujung ruangan, sebuah whiteboard, dua buah meja yang sudah tersusun buku dan alat tulis diatasnya. Dan bukan hanya itu saja, disini di lengkapi berbagai electronic seperti AC, TV layar lebar yang sudah dilengkapi sofa besar, dua buah speaker dan kulkas mini, infocus, dan beberapa CD original yang tersusun rapi di sebelah TV. Ini benar-benar Daebak! Hanya saja, ini tak cocok jika disebut ‘studyroom’ ini lebih cocok disebut ‘Funnyroom’, right?

Aku menduduki salah satu meja. Mulai mengeluarkan barang-barang yang kuperlukan untuk mengajar—walau sebenarnya aku yakin disini lebih lengkap dari pada yang kubawa.  Ha~ disini benar-benar nyaman. Aku akan betah mengajar disini jika ruangannya seperti ini. kalau disuruh memilih aku lebih baik kerja selamanya disini dari pada di SMart high school tempatku berkerja.

Haa~ tenggorokanku terasa kering. Ku tengok isi kulkas, mencari minuman yang dapat menyegarkanku. Dan,,, Gotcha! Aku menemukan sekaleng orange juice dingin. Aku segera mengambilnya. Ku buka penutup kaleng itu, dan mulai meminum isinya.

“Hei kau, Klepto. Sembarangan meminum milik orang lain!” aku terkejut. Hampir saja aku menyemburkan isi yang telah kuminum dari mulutku. Ku tatap orang itu yang mulai mendekatiku.

 ‘Adik ku sangat manja dan juga manis, buatlah ia menyukaimu. Aku tak mau kau menyerah setelah bertemu dengannya.’ Ku ingat pesan dari Mr Jung. Ku akui, gadis dihadapanku ini cantik dan manis. Aku sedikit tertarik. Tapi, Hey! Dia muridku!

“Ini milikku!” dia merebut orange juice dari tanganku, dan meminumnya. OK. Aku menarik ucapanku yang tadi. Sekarang aku mengerti dengan apa yang dimaksud untuk ‘menguatkan iman’ oleh Satpam tadi.

“Ya,ya,ya! Kau tak tahu siapa aku?!” aku melotot, mencoba menakutinya agar dia sedikit lebih sopan padaku.

“Aku tahu. Kau hanya guru kleptomaniac. Kau tak sadar apa disini ada CCTV? Kelakuan memalukanmu dapat ketahuan, bodoh!”  aku memutar mataku pada langit-langit ruangan. Dan benar saja, aku menemukan kamera CCTV yang berada disetiap sudut ruangan. Tapi, kenapa aku mesti takut? Aku hanya mengambil minuman. Aish! Aku terbawa oleh mulut menyebalkannya.

“Kau memalukan! Ha~ kenapa oppa mengirimkan guru sepertimu untukku?” dia semakin mendekatiku. Mendekatkan wajahnya kewajahku. Aku membalas tatapannya dengan tajam.

“Kau memang berbeda dari guruku sebelumnya. Kau muda dan,,tampan.”

‘Blush.’

Dia sukses membuatku malu dengan ucapannya. Apa yang terjadi? Ingat Shim Changmin! Dia muridmu!

“Tapi sepertinya, nyalimu akan sama seperti mereka. Atau bahkan lebih kecil?” Dia membalikkan badan menjauhiku dan duduk di sofa depan tv, menyalakannya sambil membaringkan diri disana.

“Aku yakin. Hari ini pun kau akan meraung-raung pada oppa ku untuk mengundurkan diri.” Dia meremehkanku! Peringai buruk seperti dia, aku sudah terbiasa. Ini masih tingkat medium bagiku. Ah tidak, ini Easy. Dia hanya gadis manja yang egois. Aku harus bisa menaklukannya!

“Baiklah, apa kau sudah cukup bersenang-senang?” tanyaku padanya sedikit berteriak Karena suara TV yang sengaja ia kencangkan volumenya. Dia diam. Hanya bersiul-siul seolah tak mendengarku.

‘Pest’ aku mematikan TV itu cepat. Sontak dia kaget dan menatapku sengit. Aku mulai mendekatinya dengan tatapan tak mau kalah.

“Kau!”

“Waktumu sudah habis, Nona Jung Mi Hwa.” Ku beri tekanan pada setiap namanya.

“Kini, waktu ku untuk bermain denganmu. Nikmatilah.” Aku menyeringai. Ku lihat dia yang mulai sedikit gemetar. Aku berhasil! Dia mulai takut padaku. Aku menggendongnya ‘bridal style’ tak memperdulikannya yang berontak dan memukuliku.

“Jangan macam-macam kau! Namja sialan!” aku mendudukinya di kursi belajarnya. Dia mendengus sebal.

“Buka buku matematikamu sekarang!” perintahku. Dia menggeleng kuat.

“Atau, kau mau aku…” dia menatapku tajam.

“Cium?” lanjutku dengan tetap seringaian terpatri indah di wajahku. Dia membelalakan matanya seketika. Ku lihat wajahnya yang memerah. Marah atau,, senang? Mollayo.

“Aish! Kau menyebalkan!” umpatnya. Tapi aku tak perduli, karena dia mulai membuka buku dengan terpaksa.

Aku tersenyum puas. Aku memang brilliant.

“Aku belum kalah!” katanya sengit.

Kau bukan apa-apa bagiku Jung Mi Hwa.

 

@@@@@

 

Author POV (Yunho side)

“Tuan, sudah waktunya kau berangkat ke kantor.” Seorang maid mengingatkan Yunho yang tengah asik menatap layar dihadapannya. Ya. Kini dia tengah berada di ‘ruang CCTV’ memantau apa yang terjadi pada adiknya.

“Kau lihat! Shim Changmin-ssi itu berhasil membuat Mi Hwa membuka bukunya! Ini hebat!” teriaknya sambil bertepuk tangan.

“Ia tuan. Tapi Nona Kang telah menunggumu diluar.” Yunho menoleh pada maid itu. Diapun berdiri merapikan jas dan kemejanya. Melirik sekali lagi layar tersebut yang sedang menampilkan Changmin yang berceloteh pada Mi Hwa yang menatapnya sebal. Dia kembali tersenyum.

Aku percayakan adikku padamu Changmin-ssi. Jangan mengecewakanku.’

 

To Be Continue

 

A/n : Chap ini berisikan pengenalan tokoh dan sedikit gambaran cerita. Tersisip berbagai picture untuk menggambarkan sosok tokoh yang diceritakan. Untuk selanjutnya, konflik akan muncul. Mohon dukungannya... Jjang! ^.^V

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
anmade #1
Chapter 6: hey! ceritanya bagus ^^ knp nggak dilanjutkan? hehe
lovidovi #2
Chapter 2: baru baca sampe chapter 2 dan.... suka! bagus deh ceritanya.
aku sebenarnya tidak terlalu mencari cerita dengan tag tvxq, tp ini lg browse2 ff dgn tag bahasa dan tertarik membaca yg ini tanpa sengaja.
ceritanya bagus PinguLulu!
Kamu baru saja mendapatkan new subscriber, hehe.
lovelovelyloving
#3
Chapter 5: Hiks.. sedih bacanya…… hayoung jahat!
lovelovelyloving
#4
Chapter 4: i like it~^^ update soon!!
lovelovelyloving
#5
Chapter 2: woah~! aku suka!!! ><
lovelovelyloving
#6
lanjut yaa! fighting ><