"changmiiiiiin, palli. katanya kamu buru-buru mau bertemu grandma dan grandpa" teriak jaejoong dari dapur sambil menuang susu untuk changmin. "neee eomma, just wait a minute" teriak changmin yang sedang sibuk mencari sesuatu di kamarnya di lantai 2.

 "changmin palli" teriak jaejoong lagi yang sudah tidak sabar menunggu changmin. "entah apa yang dikerjakan itu bocah" bisik jaejoong yang akhirnya memilih untuk melihat changmin dikamarnya

"changmiina, palliwa, kalau tidak buru-buru nanti kita ketinggalan kereta dan kamu bakal kehabisan brownies kesayanganmu itu" bujuk jaejoong "bentar eomma, minnie sedang mencari playing card yang kemaren dibelikan granpa, grandpa janji bakal main bersama minnie"jawab changmin, yang masih sibuk ngubrak-abrik box mainannya. "oh playing card itu, bukannya kamu tinggal dikamar di rumah grandpa?" timpal jaejoong " benarkah? kalau begitu palli eomma, nanti kita kehabisan browniesnya”. Jaejoong hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu changmin." ayook, ini habiskan susunya sebelum berangkat"

                Entah apa yang ada dalam pikiran jaejoong saat itu, selama perjalan jaejoong asyik melihat keluar jendela, mungkin dia sangat menikmati pemandangan di luar sana, hingga mengabaikan changmin yang dari tadi asyik bermain dengan mobil-mobilannya.

“ ahjussi, tidak seperti itu, ini pesawat bukan mobil jadi dia harus dimainkan seperti ini” perkataan changmin barusan membuyarkan lamunan jaejoong “halo, kita ketemu lagi” “ iya halo” jaejoong masih belum sadar sepenuhnya, ditambah lagi dengan senyuman maut ahjussi yang barusan menyapanya. “ eomma, yunho ahjussi membelikan minni coklat barusan, tapi minni belum makan sama sekali kok eomma, changmin akan minta izin eomma dulu sebelum memakannya“. changmin masih terus saja mengoceh tanpa henti menghiraukan jaejoong yang masih diam seribu bahasa.

Jaejoong masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, di depan matanya duduk seseorang yang beberapa hari lalu ditemuinya di kampus, seseorang yang menajadi bahan omongan di kampus selama seminggu terakhir. Lelaki tampan yang mapan, begitulah teman-temannya dikampus menyebut yunho, semua cewe-cewe di kampus berharap bisa menjadi pacar yunho. Ets tunggu dulu, bukan berarti jaejoong ikut-ikutan terposana dan berharap yunho menjadi kekasihnya, dia hanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan terlebih lagi yunho sudah langsung akrab dengan changmin, padahal changmin adalah anak yang bisa dibilang slow to warm up, biasanya butuh berhari-hari bertemu baru changmin bisa akrab dengan orang baru.

“ kalian mau ke rumah grandpa dan grandma ya” tanya yunho yang langsung mengembalikan kesadaran jaejoong “ i.. i..iya” jawab jaejoong terbata-bata “tau dari mana?”. “ tadi changmin sudah bercerita kalau kalian ingin liburan di rumah grandpa dan granmpa” jelas yunho “ oo begitu”

Dan kemudian setelah basa-basi keadaan langsung sepi hanya sesekali terdengan suara chanmin yang sedak asyik bermain bersama yunho. Sedangkan jaejoong melanjutkan lamunannya tanpa menghiraukan keceriaan mereka berdua.

Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di kampung halaman jaejoong. “ayo minni kita turun, jangan lupa tasnya digendong dan sampahnya dipungut” tutur jaejoong “ne eomma” changmin langsung merapikan gendongan tasnya dan memungut semua sampah yang berserakan dan tidak lupa dia mengecek mainan yang tertinggal “ siap eomma, ayo kita turun “ kata changmin sambil menarik tangan jaejoong, lalu mereka berdua turun dari kereta. Jaejoong hanya membawa satu buah ransel dan tas jinjing yang notabene isinya adalah mainan changmin, jadi dia tidak terlalu kerepotan dengan bawaannya. Kemudian jaejoong langsung ke pemberhentian taxi.

Setelah 10 menit menunggu, jaejoong masih belum mendapatkan taxi, maklum musim liburan jadi banyak yang pulang kampung. “minnie gimana ini, taxi nya penuh semua, kita naik bis aja gapapa ya” “ok eomma, minnie ga masalah” sahut changmin dengan girang.

Tiba-tiba sebuah taxi berhenti  “ ayo ikut, kalian masih belum mendapatkan taxi kan?” tanya seseorang dari dalam taxi “ ah tidak usah –usah repot, kita berdua naik bis aja, lagian deket Cuma 10 menit naik bis “ jawab jaejoong dengan sopan “ ga merepotkan kok. Kalian mau kearah mana?”  tanya yunho dengan lembut “ kita mau ke arah balai kota” jawab jaejoong “ ayo ikutan, kita searah, lagian taxinya juga masih kosong” ajak yunho. Akhirnya jaejoong memutuskan menaiki taxi bersama yunho, toh ga ada ruginya juga, bisa hemat ongkos juga dan pastinya changmin ga bakal kepanasan.

“ berapa lama kalian liburan disini?” tanya yunho “ selama seminggu” jawab jaejoong singkat. “ kalian mau kemana saja?” lanjut yunho yang masih berusaha membuka pembicaraan “ mm belum tau, tergantung changmin mau kemana, dan dia ga bisa diprediksi “ timpal jaejoong, sebenarnya dia masih segan dengan yunho, tapi tidak enak mengabaikan orang yang telah menolong mereka.

“ pak, bisa tolong berhenti diperempatan depan itu saja?” tanya jaejoong sama supir taxi “ boleh” jawab supir taxi sambil melambatkan laju mobil “ rumahnya disitu? Buakankah itu Cuma barisan toko?” tanya yunho dengan heran dengan permintaan jaejoong. “ ah gapapa, rumah saya Cuma di blok sebelah dan sekalian ingin mampir dulu supermarket sana” terang jaejoong “ terima kasih sudah mau memberikan tumpangan “ kata jaejoong sungguh-sungguh. “ tidak ada masalah, lagian kita satu arah ini kok’ ajwab yunho ikhlas.

Mereka berdua kemudian turun dari taxi dan berterima kasih sekali lagi kepada yunho dan supir taxi “ eh tungggu” terdengar suara yunho dari dalam mobil “ boleh minta nomer hp nya?” tanya yunho. Buat sesaat jaejoong ragu untuk memberikan nomer kontaknya kepada orang yang tidak dikenal tapi menimbang kebaikan yunho dan mereka sudah beberapa kali bertumu akhirnya jaejoong memberikan kontaknya ke yunho “ thanks “ kata yunho “ nanti saya hubungi “

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

bagaimana ceritanya?

maaf kalo banyak typo

jangan lupa komen ya