CHAPTER 1

FAMILY

    

 

Di sebuah kamar yang mewah terdapat seorang wanita muda dan seorang pria muda yang masih tertidur lelap di ranjangnya masing-masing. Walaupun hari telah pagi dan bunyian alarm terus menggema di kamar itu namun tak satupun dari mereka yang menghiraukan bunyian itu. Namun tak lama kemudian wanita ini pun menyerah dan mematikan alarm itu, namun bukannya ia bangun ia malah menjatuhkan dirinya di ranjang dan melanjutkan tidurnya kembali. Namun sayang, ketika ia hendak menutup matanya, ketukan pintu dan teriakan seorang gadis kecil membuat ia harus bangun dari tidurnya dan membuka pintunya..

Ketika wanita yang bernama Im Yoona itu membukakan pintunya, gadis kecil itu langsung menghampiri wanita ini dan memeluknya erat dan menangis…

“Mommy…. Mommy…”

“Aiggo.. Yoo Jin.. Kau kenapa?”Tanya sang Mommy sambil menatap perempuan kecil ini dan menghapus air matanya..

“Aku mimpi buruk Mommy…. Aku tidak bisa tidur…”

“Ya sudah.. Karena kau sudah bangun kita sarapan saja… Kajja…”Kata Mommynya sambil menarik anak perempuannya keluar kamar..

“Tapi Mommy.. Daddy?”

“Aish… Biarkan saja daddymu..”

Akhirnya merekapun meninggalkan pria yang bernama Choi Siwon itu yang masih tertidur lelap dan menuju ruang makan yang ada di lantai dasar rumah mereka.

“Yoo Jin, hari ini Mommy sangat sibuk di rumah sakit.. Jadi hari ini Yoo Jin bermain di rumah halmeoni ya?”Kata sang Momy sambil menuangkan susu ke dalam gelas sang anak.

“Tapi Mommy… Ini kan hari Sabtu.. Apa kita tak bisa jalan-jalan?”

“Mianhae… Sepertinya tidak bisa.. Mommy benar-benar sibuk hari ini. Pasien yang harus Mommy tangani banyak sayang… Kita jalannya kapan-kapan saja ya?”

“Mommy selalu bilang kapan-kapan.. Tapi nyatanya Mommy selalu sibuk…”

“Maaf ya sayang… Kau coba Tanya Daddymu saja…”

“Huh… Daddy juga pasti sangat sibuk…”

Di tengah perdebatan kecil kedua perempuan itu, tiba-tiba muncullah seorang pria yang baru turun dan menuju ke ruang makan dan menyapa perempuan kecil yang duduk di samping Mommynya…

“Good Morning Yoo Jin..”Sapanya kepada perempuan kecil itu dan mencium pipi kanan anaknya itu..

“Morning Daddy…”Kata perempuan kecil itu dan mencium pipi Daddynya tercinta..

“Yah.. Im Yoona.. Kenapa kau tidak membangunkan aku?! Kau mau aku terlambat?”Kata sang suami menatap istrinya itu yang sedang makan croissant itu dengan santainya..

“Oops.. Apa urusanku? Kau tidak mendengar bunyi alarm yang menggema di kamar? Lagi pula mana aku tahu kegiatanmu? Bukankahh sudah kesepakatan kita untuk tidak mencampuri urusan masing-masing…”

“AISH.. Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Di mana sarapanku?”Tanya sang suami sambil mencari-cari sarapan untuknya..

“Ambil saja di dalam microwave. Sudah aku hangatkan tadi…”

Kemudian sang suami pun beranjak dari tempat duduknya dan mengambil sarapannya dari dalam microwave, sementara sang istri mengambil cangkir dan membuatkan kopi untuk si pria muda ini.

“Daddy, apa hari ini daddy bisa menemani aku jalan-jalan?”Tanya sang anak sambil menatap daddynya yang masih memakan sarapannya dengan buru-buru.

“Mianhae sayang.. Hari ini daddy sangat sibuk.. Hari ini Yoo Jin main dengan Mommy saja ya sayang?”

“Tapi Mommy juga sibuk Daddy.. Huh.. Lagi-lagi bermain di rumah Halmeoni…”

“Aiggo.. Mianhae sayang.. Nanti kalau Daddy pekerjaan Daddy sudah selesai, nanti Daddy akan menjemput Yoo Jin lalu kita makan malam bersama.. Eotte?”

“Ok… Tapi apakah Mommy ikut?”

“Molla.. Tapi kalau Mommy bisa, pasti Mommy akan ikut…”Ujar sang Mommy sambil tersenyum menatap anak perempuannya…

“Oppa… Hari ini kau antar Yoo Jin ke rumah Eomma ya? Aku ada banyak pasien siang ini..”

“Im Yoona, ini masih pagi.. Kau saja yang mengantarkan Yoo Jin. Aku harus bertemu klien ku jam 11 nanti…”

“Oppa! Kemarin kan aku yang mengantarkan Yoo Jin.. Apa salahnya hari ini giliranmu? Aku harus menangani pasien-pasien lain juga tau…”

“Tidak.. Hari ini kau saja..”

“Kau!”

“Kau!”

Akhirnya perdebatan itu dihentikan oleh terikan sang anak karena pusing melihat orang tuanya yang terus berdebat…

“POKOKNYA YOO JIN TIDAK MAU KE RUMAH HALMEONI KALAU MOMMY DAN DADDY TIDAK BERSAMA-SAMA MENGANTARKAN YOO JIN! TITIK!”Teriak sang anak kemudian beranjak dari kursinya dan menuju kamarnya yang ada di lantai 2.

“AISH.. Ini semua gara-gara kau Oppa! Huh…”

“Apa salahku? Hari ini hari Sabtu… Itu artinya tidak ada jadwal siapa-siapa kan yang mengantar ataupun menjemput Yoo Jin…”

“Sudahlah… Cepat mandi..  Aku tidak mau terlambat sampai di rumah sakit…”

“Iya.. Iya…”

“Ahjumma… Tolong bereskan meja ya.. Aku sedang buru-buru..”Pesan sang istri kepada pembantu di rumahnya yang sudah cukup tua itu kemudian menuju kamar anaknya…

Perlahan dia membuka kamar anak perempuannya itu dan melihat anak perempuannya itu sedang menangis di ranjang berwarna pink itu. Kemudian dia melangkah ke ranjang itu dan membelai rambut anak perempuannya itu dengan kasih sayang,…

“Mianhae Yoo Jian-ah.. Mommy dan Daddy membuatmu menangis lagi…”

“Mommy dan Daddy jahat… Kalian tidak menyayangi Yoo Jin…”

“Bukan begitu sayang.. Mommy dan Daddy sangat sibuk… Dan.. Sudahlah.. Pokoknya kita menyayangi Yoo Jin…”

“Tidak.. Kalian tidak menyayangi Yoo Jin…”

“Sayang.. Tolong mengertilah.. Mommy dan Daddy sangat sibuk… Begini saja, Mommy janji kalau Mommy ada waktu, kita jalan-jalan ke Jeju? Eotte?”

“Tapi kapan Mommy? Mommy kan selalu sibuk…”

“Bagaimana kalau minggu depan? Kebetulan ada pernikahan teman Mommy…”

“Chinjja?”

“Iya.. Tapi sekarang Yoo Jin jangan marah lagi ya… Mommy dan Daddy akan mengantarmu ke rumah Halmeoni..”

“Neh…”

“Cepat mandi.. Mommy akan menyiapkan bajumu..”

Sang anak pun segera beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandinya. Kemudian Mommynya menyiapkan pakaian untuk sang anak, setelah itu dia pergi ke kamarnya dan menyiapkan baju untuk suaminya dan dirinya.

Setelah semua siap akhirnya merekapun masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh suaminya itu. Sang suami menatap lurus ke depan sedangkan sang istri yang duduk di sampingny menutup matanya dengan damai sedangkan si anak di belakang hanya bermain dengan PSP pinknya.

-------------------------------FLASHBACK----------------------------------------------

Aku adalah seorang dokter muda lulusan Harvard. Hidupku boleh dibilang cukup sempurna, dan aku sangat bersyukur akan apa yang aku punya. Aku berasal keluarga yang terpandang, ayahku adalah seorang dokter spesialis jantung yang sangat terkenal di Korea, ibuku adalah seorang dosen. Namun sayang mereka telah bercerai. Sehingga tak aneh bukan kalau dari dulu banyak sekali laki-laki yang mengejarku. Aku memutuskan hidup di Amerika karena aku merasa lebih mandiri, karena tidak perlu terbayang-bayang oleh orang tuaku. Namun kehidupan indahku berubah ketika sebuah bencana yang tidak aku inginkan harus menimpa keluarga kecil kakakku.

Kakakku bernama Im Donghae, dia adalah seorang pengacara yang sukses. Dia menikah dengan Choi Soo Yeon, atau yang lebih dikenal dengan Jessica yang merupakan seorang desainer muda.  5 Tahun yang lalu, mereka di karuniai seorang putri yang sangat cantik dan manis yang diberi nama Im Yoo Jin. Hal ini tentu saja membuat keluarga besar kami sangat bahagia karena anak ini merupakan cucu pertama dari kedua belah pihak keluarga. Karena aku merupakan dokter anak, tentu saja aku sangat menyayangi keponakanku ini. Namun sayang kebahagiaan keluarga kecil kakakku ini tidak bertahan lama. Ketika Yoo Jin masih berusia 2 tahun, kedua orang tuanya harus meninggal dunia karena kecelakaan pesawat yang menimpa mereka. Sungguh tragis bukan? Apalagi saat itu kakak iparku sedang mengandung anak keduanya. Sungguh menyakitkan jika mengingat peristiwa itu.

Karena peristiwa itu, 3 tahun yang lalu aku harus pulang dan menerima kenyataan yang mengejutkan yaitu bahwa aku harus menikah dengan adik dari kakak iparku, Choi Siwon yang merupakan teman seprofesi kakakku. Walaupun, Choi Siwon merupakan junior kakakku, namun karena dia pintar dan merupakan lulusan Hukum Harvard, dia bisa menjadi seorang pengacara yang cepat terkenal sehingga dia dengan mudahnya bisa menjadi partner kakakku yang seharusnya menjadi seniornya.

Kami harus menikah karena kedua orang tua kami tidak mau melihat cucu kesayangannya menjadi Yatim Piatu.  Aku pun menolak akan perjodohan ini. Namun kedua keluarga kami tidak mengizinkan. Mereka bilang kalau tidak akan ada yang bisa menyayangi Yoo Jin seperti kami menyayangi dia, karena bagaimanapun, kamilah satu-satuny paman dan bibinya. Kalau kami menikah dengan orang lain, belum tentu pasangan kita bisa menyayangi dia seperti menyayangi anak kandungnya kelak. Mendengar alasan ini tentu saja membuat mau tidak mau aku menyetujui pernikahan ini, walaupun itu berarti aku harus mengorbankan kebahagiaanku sendiri.

Kami memang menikah 3 tahun yang lalu, namun karena saat itu Yoo Jin masih kecil, jadi dia tidak tinggal bersama kami, tetapi dia tinggal bersama keluarganya Siwon. Tentu saja, itu artinya aku dan Siwon juga tidak tinggal serumah. Namun, sejak 1 bulan yang lalu, tepatnya di  usianya yang ke 5 penderitaan yang sebenarnya pun dimulai.  Yoo Jin diserahkan kepada kami yang berstatus sebagai orang tuanya..

Kami diberikan rumah yang mewah, dengan 5 kamar. Sebenarnya aku sudah senang sekali karena itu berarti aku tidak perlu sekamar dengan dia. Namun, kenyataan berkata lain. Kedua orang tua kami melarang kami untuk tidur di kamar  yang berbeda. Karena katanya, Yoo Jin akan merasa aneh kalau kita tidur di kamar yang berbeda. Akhirnya mau tidak mau kami tidur di dalam kamar yang luas itu dengan ranjang yang berbeda. Ranjang yang berukuran King Size, digunakan oleh Siwon. Sedangkan aku hanya memilih menambah ranjang yang berukuran single, agar kamar tidak terlalu sempit. Tentu saja hal ini tidak diketahui oleh orang tua kami.

Semuanya tampak baik-baik saja karena kami sudah bersepakat tidak akan mencampuri urusan masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu, aku tidak yakin segalanya akan berjalan lancar.

-----------------------------------------------------FLASHBACK END----------------------------------------------------

SIWON P.O.V

Aku menyetir mobil di jalanan yang cukup ramai di hari Sabtu pagi ini. Sesekali ku tatap wanita cantik yang sedang menutup matanya dengan damai di sampingku ini. Sejujurnya, jika kami tidak dijodohkan mungkin, aku benar-benar bisa mencintai wanita ini. Sejujurnya, aku pernah menyukai wanita ini ketika kami kuliah di Harvard. Walaupun aku mengambil jurusan yang berbeda dan aku lebih tua 4 tahun darinya. Aku pernah berpikir untuk mendekati wanita ini, namun semua mimpiku tentang wanita ini hancur ketika aku mengetahui kalau dia adalah adik iparku. Untuk menghilangkan perasaan sukaku pada wanita ini, aku menjalin hubungan dengan wanita yang bernama Tiffany yang merupakan orang Korea yang tinggal di Amerika. Namun, semejak 1 tahun lalu dia memutuu tanpa alasan.

Setelah mengantarkan Yoo Jin ke rumah Eomma, aku mengendarai mobilku menuju Seoul International Hospital di mana istriku ini bekerja.

“Yoong.. Ireona… Kita sudah sampai…”

“Ah.. Neh..”

Setelah dia merapikan rambutnya dan pakaiannya, dia pun hendak keluar dari mobilku. Namun, sebelum dia keluar, aku menahannya.

“Yoong, hari ini jangan lupa rencana kita makan malam bersama Yoo Jin..”

“Oc.. Nanti aku kabari jam 6 sore.. Gomawo…”dia membuka pintu mobilku dan keluar kemudian masuk ke dalam rumah sakit yang terkenal ini.

Aku menatap kepergiannya dari dalam mobilku kemudian melajukan mobilku menuju kantor tempatku bekerja untuk bertemu dengan klienku.

AUTHOR P.O.V

Tak terasa waktu terus berjalan, Siwon yang masih sibuk dengan pekerjaan pun akhirnya menyerah kemudian mengambil Handphone di samping mejanya yang terus berdering.

“Daddy.. Daddy ada di mana?”Tanya gadis kecil di seberang sana.

Siwon yang masih menatap berkas-berkas di mejanya pun kaget dan menatap jam di depannya. It’s already 6 pm!

“Oops.. Mianhae.. Daddy masih di kantor. Daddy akan ke sana sekarang, Yoo Jin siap-siap ya…”

“Neh.. Jangan lupa ajak Mommy…”

Setelahi itu Siwon langsung membereskan berkas-berkasnya dan memerintahkan asistennya Sooyoung untuk menyelesaikan beberapa hal. Kemudian dia segera mengambil jas hitamnya dan tas kerjanya, lalu menuju basement dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata karena tidak ingin melihat putri kecilnya itu marah lagi.

 Di tempat lain pun tampak seorang wanita yang masih sibuk dengan pasien-pasiennya yang mayoritas adalah anak-anak. Ketika dia sedang memeriksa pasiennya dengan serius tiba-tiba saja getaran Handphone di sakunya membuyarkan konsentrasinya. Dia pun segera mengangkat telepon itu.

“Oppa.. Mianhae.. Aku tidak bisa ikut… Saat ini masih banyak pasien Oppa…”

“Oh.. Apa benar-benar tidak bisa? Jam berapa kau selesai?”

“Kelihatannya akan sampai malam.. Oppa pulang saja dulu dengan Yoo Jin, aku bisa pulang naik taksi…”

“Baiklah…”

Yoona menghela napasnya, kemudian segera melanjutkan pekerjaannya sebagai seorang dokter. Sebenarnya ada rasa bersalah ketika harus menolak ajakan suaminya, namun apa boleh buat saat ini keadaan anak-anak ini lebih penting…

“Siapa dokter yang menelepon? Apa suami dokter?”Tanya seorang wanita yang merupakan ibu dari pasien  yang sedang dia tangani.

Yoona pun hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dari Ibu itu. Sejujurnya Yoona bingung harus berkata apa.

“Ah.. Pasti suami anda sangat bahagia ya.. Punya istri yang cantik, pandai, dan tentunya baik hati… Oh iya dok,kalau boleh tau apa pekerjaan suami anda?”

Yoona terdiam sejenak.. kemudian dia menjawab dengan suara yang cukup kecil

“Pengacara..”

“Oh.. Kalian pasti pasangan sempurna!”

Yoona pun hanya menanggapi pernyataan ibu itu dengan tersenyum. Ini bukan pertama kalinya dia mendengar komentar seperti ini.

“Dokter hebat! Tidak banyak wanita muda yang mau menikah semuda ini, apalagi anda mempunyai pekerjaan yang menjajikan.. Oh iya, dok.. Tadi Yoo Jin itu anak dokter?”

“Neh..”

“Aigoo.. Dokter hebat.. Tapi dok, saya sarankan dokter jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bagaimanapun keluarga tetap no 1! Apalagi anak dokter, dia membutuhkan perhatian…”

“Neh.. Gomawo atas sarannya…”

Di tempat lain, Siwon menatap putri kecilnya yang berada di hadapannya yang sedang kecewa karena Mommynya tidak bisa ikut makan bersama-sama dengan mereka.

“Yoo Jin-ah.. Sudahlah.. Jangan marah lagi.. Kita nikmati saja makanan hari ini. Yoo Jin mau makan apa?”

“Yoo Jin tidak mau makan.. Yoo Jin mau Mommy….”

“Yoo Jin tidak boleh begitu.. Mommy sedang sibuk sayang…  Kita makan dulu ya?”

“Tidak!”

“Yoo Jin… Begini saja.. Sekarang Yoo Jin makan ya… Setelah itu daddy akan belikan Yoo Jin mainan..  Eotte?”

Yoo Jin pun yang tadinya marah mulai berpikir, kemudian dia tampak tersenyum dan menatap daddynya dengan polosnya..

“Daddy.. Apa ada mainan untuk membuat adik bayi?”

“Hah?”Daddynya langsung bingung harus menjawab apa.

“Iya daddy. Yoo Jin mau mainan itu! Kata teman Yoo Jin dia sangat senang ketika mempunyai adik bayi…”Lanjut gadis kecil ini sambil menatap daddynya dengan puppy eyesnya..

“Yoo Jin-ah.. Itu.. Hm….. Tidak ada mainan seperti itu sayang..”

“Lalu bagaimana mereka bisa mempunyai adik bayi? Yoo Jin ingin mempunyai banyak adik bayi, soalnya Mommy dan Daddy kan selalu sibuk, jadi nanti banyak yang menemani Yoo Jin bermain….”

Siwon benar-benar tidak tahu harus menjawab apa kepada putrinya ini. Lalu dia pun teringat aka Yoona. Sudah seharusnya perempuan itu yang menjelaskan hal seperti ini kepada putrinya, lagipula dia kan sudah setiap hari berhadapan dengan anak-anak,jadi pasti sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti ini.

“Begini saja. Ketika pulang nanti, Yoo Jin Tanya Mommy saja….”

“Wae?”

“Karena Mommy yang akan memberikan adik bayi untukmu jika Mommymu mau..”

Sang anak pun makin tak mengerti apa yang di katakana oleh Daddynya. Akhirnya Siwon pun langsung mengalihkan pembicaraan yang aneh ini dengan memesan makanan kepada pelayan.

YOONA P.O.V

Pekerjaan hari ini sangat melelahkan. Aku memutuskan turun ke kafe bawah untuk mengisi perutku yang mulai kesakitan karena sudah kosong selama 7 jam ini. Ketika aku hendak manyantap makananku ini tiba-tiba Handphoneku berdering

“Kau sudah selesai Yoong?”

“Sudah Oppa.. Kalian di mana?”

“Sedang di toko boneka.. Aku akan menjemputmu ya… Setengah jam lagi aku ke sana..”

“Ah.. Tidak usah Oppa.. Aku bisa pulang naik taksi..”

“Sudahlah. Lagipula tokonya tidak jauh dari rumah sakitmu…”

“Neh.. Baiklah.. Aku tunggu di lobby…”

Setelah itu aku menutup teleponku kemudian aku pun menatap seorang wanita muda yang sedang menggendong bayi kecil di dalam pelukannya. Dia tampak ketakutan sambil sesekali memegang dahi bayi kecil itu.

Hal ini tentu saja menarik perhatianku. Kemudian akupun meninggalkan meja makanku dan menghampiri wanita ini. Wanita ini tampak seumuranku, hanya saja wajahnya tampak dewasa. Dia tampak sangat cantik.

“Selamat malam… Aku dokter anak di sini.. Ku lihat sepertinya anakmu sakit?”

Wanita ini langsung tersenyum menatapku.

“Iya.. Aku juga tidak tahu kenapa. Tapi sejak tadi siang dia demam tinggi dan malam ini dia muntah. Tapi, katanya semua dokter anak sudah selesai praktek..”

“Bagaimana kalau kita membawa dia ke ruang praktekku? Aku bisa memeriksakannya sebentar…”

“Baiklah…”

Akhirnya wanita muda inipun dan Eommanya berjalan mengikutiku menuju ruanganku. Di dalam ruanganku, segera ku timbang berat badan bayi kecil ini dan memriksanya.

“Maaf, usianya berapa bulan?”

“4 bulan…”

“Apa boleh aku menyuntikkan obat pada dia agar panas dia turun?”

“Silahkan dok…”

Setelah itu pun aku segera menyuntikkan obat ke tubuh anak ini sehingga perlahan-lahan tangisnya reda.

“Melihat gejala-gejala yang anak anda derita, ada baiknya besok anda periksakan darahnya di laboratorium. Ini saya berikan resep untuk di minup. Nanti malam kalau dia muntah-muntah lagi dan demam lagi berikat obat ini. Tapi besok pagi anda harus langsung membawanya periksa darah”

“Baiklah… Terima kasih banyak dok, kalau tidak ada anda saya tidak tau lagi hharus bagaimana…  Oh iya, apa saya boleh meminta kartu nama anda?”

“Iya.. Sama-sama.. Ini  sudah tugas saya… Ini kartu nama saya. Nanti kalau kondisi anak anda menurun anda bisa hubungi saya…”

“Ah.. Terima kasih banyak…”

“Oh iya, nama anda siapa?”

“Saya Tiffany Hwang… Kalau dokter?”

“Saya Yoona.. Im Yoona…”

Setelah menangani bayi kecil itu akupun berlari menuju basement tempat dimana suamiku memarkirkan mobilnya karena menungguk terlalu lama.

“Mianhae…”

“Sudahlah.. Kau sudah makan?”

Aku pun menggelengkan kepalaku..

“Kau ini dokter, tapi mengurus diri sendiri saja tak bisa”

Walaupun aku dan Siwon tidak terlalu dekat, tapi aku selalu merasa kalau dia perhatian kepadaku walaupun dia tidak mengatakannya secara langsung. Selama dalam perjalanan, Yoo Jin tertidur pulas, sementara Siwon seperti memikirkan sesuatu. Sedangkan aku hanya bisa menatap langit yang sudah malam sembari mengelus perutku yang kesakitan karena maag…

“Kau kenapa?”

“Ani… Maagku kambuh…”

“Kau tidak bawa obatmu?”

“Tidak.. Maagku sudah lama tidak kambuh, tapi karena beberapa hari ini aku telat makan sepertinya kambuh lagi…”

AUTHOR P.O.V

Siwon segera memutar mobilnya untuk berhenti di sebuah apotik. Kemudian segera membeli sebotol obat maag dan sebotol minuman untuk istrinya.Setelah membayarnya, dia pun keluar dari apotik itu. Ketika hendak menuju mobilnya, dia melihat sebuah restoran bubur yang hampir tutup. Dengan berlari, dia segera masuk ke dalam restoran kecil itu.

Ketika Siwon masuk ke dalam restoran itu tentu saja membuat bibi tua yang sedang membereskan tokonya itu terlonjak kaget.

“Mianhae Ahjumma…Apa aku bisa memesan bubur satu porsi?”

“Ah.. Maaf.. Tapi toko kami sudah tutup…”

“Tolonglah Ahjumma… Aku membutuhkannya.. Ani.. Maksudku istriku membutuhkannya…”

“Kenapa? Istrimu sakit?”

“Neh.. Tolonglah Ahjuma.. Kasihan dia…”

“Tapi ini sudah malam…Apa istrimu sedang ngidam?”

“HAH?”Siwon pun tak kalah kaget mendengarkan pertanyaan bibi ini.

“Kalau istrimu memang mengidam, aku buatkan. Aku juga pernah merasakan hamil.. Kalau istrimu ada, bawa saja dia kesini, kasian kalau dia menunggu terlalu lama.”

Bibi itu pun meninggalkan Siwon yang masih berdiri karena kata-kata dari bibi itu.. Akhirnya dia pun keluar dan memapah Yoona yang kesakitan karena maagnya sedangkan Yoo Jin berdiri di samping mommynya menuju restoran kecil itu.

Setelah sampai di restoran ini, mereka duduk bertiga di meja lingkaran itu. Siwon duduk di samping Yoona sementara Yoo Jin duduk di samping daddynya.

“Yoong, kau makan dulu bubur sedikit, baru setelah it minum obat…”

Tak lama kemudian bibi tua itu pun meletakkan semangkuk bubur panas di meja mereka. Siwon segera mengambil sendok untuk menyuapi Yoona karena tak tega melihat istrinya yang lemas seperti ini. Setelah beberapa sendok, Yoona merasa mual. Siwon pun langsung memapah Yoona ke dalam kamar mandi kecil yang ada di dalam restoran kecil itu. Siwon pun mengelus pundak Yoona dan mengambikan minuman untuknya.

Yoo Jin mulai bingung melihat Mommynya yang sakit, setelah Yoona dan Siwon kembali ke tempat duduk mereka, Yoo Jin menatap Mommyny yang lemas.

“Mommy kenapa?”

“Mommy tidak papa sayang…”Kata Yoona sembari tersenyum tipis menatap putri kecilnya.

Bibi yang sedari tadi duduk dan memperhatikan keluarga kecil ini pun tersenyum dan menghampiri Yoo Jin.

“Aiggo.. Mommymu tidak sakit sayang.. Mommymu sedang mengandung adik bayi di dalam perutnya. Jadi wajar sayang kalau mommymu merasa mual..” Kata bibi itu dengan tersenyum sembari mengelus lembut kepala Yoo Jin.

“MWO?”

“Matilah aku!”

“Adik?”

 

To be continue…

Ini aku buat sebelum TRY OUT.. Jadi aku pasti lanjutin sesudah TRY OUT, tapi kalo responnya bagus ya.. THX…Please keep comment.. Thx… Gbu..

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xyz1234 #1
wah suka banget sama cerita ini bener bener sukaa! lanjutin dong eoniii
novamp #2
Chapter 4: Yup...kl km yoonwonited pasti kamu udh pernah baca
Kaistal26 #3
Chapter 2: Ini pernah di post di blog lain y??
bcupz_simpLe #4
Chapter 2: bagaimana kelanjutannya????
kayanya semakin seru..
permintaan yoo jin bagaimna?
tiffany balik sama siwon kah?
up date pleaseeeeee!!!!!!!
mahda711 #5
Chapter 1: onnie..... update yah!! aku nggak sabar mau baca lanjutannya^^
novamp #6
Chapter 1: Lanjutkannnnnnnnnn
Semoga permintaan Yoo Jin utk ade baru segera terwujud
Hheeeeee
novamp #7
Ayo segera dilanjutkannn
Ditunggu chapter selanjutnya ya
Tq
aholic #8
Looking forward for an English version of this story!
yoonda #9
Chapter 1: wah kayaknya nanti segitiga yah... udah ada fany unnie~ update soon
Nayoungkang #10
Chapter 1: Aku suka banget sama ceritanya. Makin penasaran sama kelanjutannya.