Chapter 24

Untitled [DISCONTINUED]

Sejak aku mendatangi Himchan ke stasiun TV waktu itu, cowok itu selalu mengirimkan bouquet bunga ke apartemenku setiap hari. I find it incredibly irritating, but its kinda nice too.  Ia tidak menyelipkan kartu atau apapun. Ia hanya mengirimkan bunga setiap hari.

                Souta menyodorkanku bouquet bunga yang dikirim oleh Himchan hari ini, tiba-tiba HP berbunyi. Nama Himchan tertulis dilayarnya.

                “Are you gonna keep doing this?” tanyaku cepat.

                “Well, hello to you too,” balasnya santai.

                “Seriously, bouquet everyday?”

                Himchan tertawa. “Aku suka mengirimkan bunga untuk orang lain. You don’t like it?”

                “Well..” aku berpikir sebentar. “Aku suka, tapi kamu tidak perlu mengirimkannya setiap hari. Apartemenku semakin penuh dengan bunga yang kamu kirimkan setiap hari,” ucapku cepat.

                “You kept them all?” tanyanya agak kaget.

                Aku menghentakkan kakiku keras. “Not all of them,” jawabku perlahan. Aku bisa merasakan Himchan tersenyum saat ini.

                “Can you come out?”

                “For what?”

                “I’m outside. Come out, come out. It’s cold here,” ucapnya cepat.

                Aku berjalan keluar beranda dan melihat ke bawah. Aku bisa melihat Himchan berdiri di parkiran sambil melambaikan tangannya. “What are you doing?”

                “Ask you for a date,” jawabnya cepat.

                “Yaa—“

                “I know, I know, I’m just kidding. Can you just come out? I wanna show you something,” ucapnya cepat.

                Aku mengambil jaketku dan menghampiri Himchan. Ia menyuruhku masuk ke mobilnya dan kami mulai berjalan.

                “Kita mau kemana?” tanyaku.

                “It’s a surprise,” jawabnya sambil tersenyum.

                Aku memperhatikan Himchan. Aku rasa ia memang benar-benar punya kepribadian ganda. Di satu waktu, ia bisa sangat sangat kasar dan menyebalkan, tapi di waktu lain, ia bisa sangat lembut dan penuh senyum. Aku tidak pernah bisa menebak suasana hatinya.

                “What?”

                Aku menggeleng dan melihat keluar jendela. Kami terdiam lama sekali. Himchan menghentikan mobilnya dan menyuruhku keluar. Aku melangkah keluar dari mobil dan melihat pemandangan di sekelilingku. Aku tidak tahu ke bagian mana dari Seoul Himchan membawaku, karena suasana ini tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Sepertinya Himchan membawaku ke sebuah restoran tradisional korea yang suasananya sangat sepi dan jauh dari segala kebisingan kota.

                Himchan berdiri disampingku dan tersenyum.

                “Ini dimana?” tanyaku.

                “Ayo masuk,” ucapnya sambil menggenggam tanganku dan berjalan masuk.

                Kami masuk dan Himchan memesan makanan. Aku menyerahkan segalanya kepada Himchan. Melihat pemandangan sekelilingku jauh lebih menarik dibandingkan melihat menu makanan. Aku berdiri dan berjalan perlahan ke sekeliling restoran itu, tapi aku tidak berjalan terlalu jauh dari Himchan.

                Restoran ini benar-benar bagus. Suasananya sangat tenang dan budaya korea terasa begitu kental. Sudah lama sekali aku tidak merasakan hal ini, karena aku sudah terlalu lama tinggal di Jepang.

                “You like it?” Tanya Himchan.

                Aku mengangguk dan kembali duduk di hadapan Himchan. “How did you find this?” tanyaku.

                “Ayahku pernah mengajakku ke sini dulu sekali. Tiba-tiba saja aku ingat dengan tempat ini dan ingin membawamu ke sini,” jawabnya santai.

                Aku mengangguk. Tidak lama, makanan datang dan kami mulai makan. Kami terus ngobrol dengan berbagai topic. Aku tidak tahu apa yang membuatku banyak bicara, mungkin karena suasananya nyaman, mood ku jadi ikut bagus.

                Himchan berdeham pelan. “Yumi-yaa,” ucapnya. Aku memiringkan kepalaku sedikit sambil menatapnya. “Apa kamu benar-benar sudah tidak bersama dia lagi?” tanyanya perlahan.

                Seluruh tubuhku membeku. Aku tidak menyangka Himchan akan menanyakan hal ini kepadaku. Aku bahkan sudah mencoba untuk melupakan hal ini. Aku memalingkan wajahku darinya. Aku tidak menjawab, aku tidak ingin menjawab.

                “Hmm?” Himchan mendesakku untuk menjawab pertanyaannya.

                “I.. I don’t know,” ucapku perlahan.

                “Are you really like him?” tanyanya.

                Aku menatapnya agak kaget, tapi ekspresinya terlihat begitu tenang. “I don’t know,” jawabku lagi.

                Himchan menghela nafas. “Would you be my girlfriend?” tanyanya perlahan. Tatapan matanya tidak pernah lepas dariku.

                Aku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Himchan kembali terlihat seperti beberapa waktu yang lalu. Aku tahu ia bicara jujur.

                Himchan menggenggam tanganku. “Aku tahu selama ini aku selalu menyebalkan. Tapi aku benar-benar menyukaimu. And in some reason, we ended up together like this. Aku tidak tahu kapan semua ini berakhir, tapi aku benar-benar tertarik denganmu,” ucapnya. Aku masih terdiam. Himchan tersenyum. “Just think about it. I’m not going to rush you, not like the last time. I’ll wait,” ucapnya lembut.

                Mendengar Himchan bicara dengan nada ini benar-benar sesuatu yang baru buatku. Hal ini membuatku harus melakukan apa yang ia bilang. Mungkin aku memang harus melepaskan Hyunsik. Aku mungkin benar-benar harus berpikir lagi. Aku harus menetapkan hatiku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
exobyun
i'm sorry guys DX

Comments

You must be logged in to comment
Elfandari #1
Chapter 27: finally.... :)
di update juga..g sabar lanjutannya
setelah berbulan-bulan cuma bc 1 episode...tp gpp
aq tunggu selanjutnya y
:)
semangat....
nightynight #2
Chapter 27: Himchaaaaaaan :(
Elfandari #3
Chapter 26: byun, ini masih lanjut or udh abis sampai sini ceritanya?
aq udah baca mpe 4x loh dan blm ada lanjutannya jg..aq nungguin loh..update soon y
nightynight #4
Chapter 26: 아이구 현식아.....
너 너무 라빌...