Chapter 25

Untitled [DISCONTINUED]

Aku duduk di sofa ruang tengah. Himchan baru saja mengantarkanku pulang ke apartemen. Selama perjalanan ia tidak berbicara apapun. Ia hanya menyuruhku untuk berpikir dengan tenang tentang hubungan kita berdua. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tentu saja saat ini semua pandanganku tentang Himchan berubah, tidak lagi seperti dulu. Tapi aku tidak tahu bagaimana perasaanku terhadapnya.

                Setiap kali aku memikirkan tentang ini, Hyunsik selalu muncul di kepalaku, lalu bayangan tentang Ayahku juga muncul di kepalaku. Seakan hubunganku dengan Himchan dan Hyunsik tidak rumit, aku harus memikirkan apa yang harus aku lakukan kepada Ayahku.

                Sepertinya aku mulai benar-benar melupakan misi awalku datang ke Korea. Harusnya aku focus belajar agar bisa kembali ke Jepang dan mengambil alih semua anak perusahaan di sana. Saat ini, pikiran tentang bagaimana caraku untuk mengambil alih perusahaan malah tidak ada sedikitpun di kepalaku.

                Tiba-tiba Souta datang. “Miss, Mr. Chairman asking to meet you tomorrow for lunch,” ucapnya sopan.

                Aku menghela nafas dan mengangguk. Setiap Souta memberitahuku hal ini, perasaanku selalu tidak enak. Ayahku akan meminta untuk bertemu denganku kalau ada sesuatu yang harus aku lakukan, dan biasanya sesuatu itu bukanlah hal yang bagus.

 

*************************

 

Keesokan harinya aku bersiap untuk bertemu dengan Ayahku. Seperti biasa, ia memintaku untuk datang ke Royal Hotel, tempat ia biasa makan siang.

                Aku melangkahkan kakiku perlahan tapi pasti ke dalam restoran. Aku bisa melihat Ayahku duduk di ujung ruangan dengan beberapa bodyguard mengelilinginya. Ia tersenyum saat melihatku masuk. Aku menunduk sedikit dan duduk di hadapannya.

                “Looking so lovely, as always,” ucapnya.

                Aku menatapnya dan tersenyum kecil. “Is there something you wanna talk about?” tanyaku perlahan.

                “Is there something wrong if I just wanna see my own daughter? It’s been a long time, isn’t it?” balasnya santai. Ia mengangkat white wine yang ada di hadapannya dan mengisyaratkanku untuk minum.

                Aku mengangkat gelasku sedikit dan tersenyum. Tentu saja aku tahu kata-katanya tidak benar. Aku tahu pasti ada sesuatu sampai ia harus bertemu langsung denganku.

                Makanan datang dan Ayahku menyuruhku untuk makan. Kami makan dalam diam. Setelah selesai makan, Ayahku membenarkan posisi duduknya. Ia menatapku lebih serius saat ini. Dan aku tahu, inilah saatnya aku merasa tegang.

                “Bagaimana hubunganmu dengan Himchan?” tanyanya.

                “Baik,” jawabku. Aku tidak melepas pandanganku dari Ayahku.

                “Ia memperlihatkan kinerja yang sangat baik hingga saat ini. Dan sepertinya ia benar-benar tertarik denganmu,” ucapnya.

                Aku bisa merasakan wajahku mengeras. Hal ini membuatku tahu kemana arah pembicaraan hari ini.

                “Apa kamu tertarik dengannya?” tanyanya.

                “I do what I have to do. It’s just business, nothing more,” jawabku dengan nada berhati-hati.

                Ayahku tertawa. “You really are my daughter,” ucapnya. Ia meminum wine-nya. “Aku tahu setelah lulus, kamu ingin mengambil alih perusahaan di Jepang,” ucapnya. Ia menatapku tajam. “Itu kan yang kamu mau?” tanyanya.

                Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum kecil. Aku tahu ini bukanlah pertanyaan yang sebenarnya.

                “What will you do to get it?” tanyanya. “What will you sacrifice for the thing you wanted the most?” tanyanya lagi.

                “Just like what you teach me, I’ll do whatever it takes,” jawabku.

                Ayahku tersenyum. Ia meneguk wine-nya lagi dan terdiam selama beberapa saat. “Kalau Saya bilang, kamu harus menikah dengan Himchan, apa jawabanmu?” tanyanya perlahan. Ia terus menatapku, memperhatikan perubahan ekspresi di wajahku.

                I clenched my teeth hard. Aku mencoba sebisa mungkin menahan perubahan ekspresi di wajahku. Aku tidak ingin Ayahku melihat kalau permintaannya mempengaruhiku. “What if I reject?” tanyaku perlahan.

                Ayahku tertawa. “Well, we’ll see about that,” ucapnya santai.

                Aku terdiam, tidak membalas perkataan Ayahku sama sekali.

                Ayahku melihat jam tangannya. “I have to go now,” ucapnya. Ia berdiri dan aku pun ikut berdiri. Ia berhenti di sampingku dan menepuk bahuku pelan. “Think about it,” ucapnya lalu pergi.

                Aku masih berdiri hingga Ayahku keluar dari restoran. Emosi dalam diriku terasa meluap-luap.

                Souta menghampiriku. “Miss—“

                “Apa kinerja Himchan benar-benar bagus?” tanyaku cepat.

                Souta mengangguk pelan. “Saat ini ia mengambil alih beberapa proyek besar dari anak perusahaan baru,” jawabnya.

                Aku menggigit bibirku pelan. Aku tahu ini artinya kalau aku menolak untuk menikah dengan Himchan, semua anak perusahaan yang berada di Jepang kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Himchan.

                Aku menghentakkan kakiku kesal. Ayahku benar-benar keterlaluan. Ia tidak memberikanku pilihan lain.

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
exobyun
i'm sorry guys DX

Comments

You must be logged in to comment
Elfandari #1
Chapter 27: finally.... :)
di update juga..g sabar lanjutannya
setelah berbulan-bulan cuma bc 1 episode...tp gpp
aq tunggu selanjutnya y
:)
semangat....
nightynight #2
Chapter 27: Himchaaaaaaan :(
Elfandari #3
Chapter 26: byun, ini masih lanjut or udh abis sampai sini ceritanya?
aq udah baca mpe 4x loh dan blm ada lanjutannya jg..aq nungguin loh..update soon y
nightynight #4
Chapter 26: 아이구 현식아.....
너 너무 라빌...