Chapter 4

What is Love

Keesokan paginya Yuja terbangun saat merasakan ada tangan yang memeluknya, dia membuka matanya dan menemukan Luhan sedang tertidur lelap sambil memeluknya, wajah Luhan terlihat sangat dekat. Yuja mulai mempelajari air wajah Luhan yang benar-benar sempurna. ‘dia pria yang tampan’ batin Yuja. Menatap Luhan dari jarak sedekat ini membuat jantungnya berdetak lebih cepat.Dia langsung buru-buru menjauh dan membuat pelukan Luhan dari pinggangnya terlepas. Tentu saja itu membuat Luhan jadi ikut terbangun.

”uhhmmm...” Luhan bergumam sambil perlahan membuka matanya, menemukan Yuja tengah terduduk sambil balik melihatnya. ‘ya tuhan.selama ini aku hanya bisa memimpikan hal ini, namun sekarang ini menjadi kenyataan’batin Luhan menatap Yuja lalu bangkit dari tidurnya.

”selamat pagi...” sapa Luhan.

”p-pagi”Yuja membalas dengan nada gugup.

“Maaf...” Luhan langsung menyadari kesalahannya yang membuat gadis yang dicintainya ini menjadi seperti ini.

”I-ini bukan salahmu...aku yang mempersilahkanmu ti-tidur..”Yuja tidak melanjutkan perkataannya.

“Aku akan membuatkan sarapan buatmu...”Luhan lalu pergi ke dapur.

”Tunggu...”Yuja menahan Luhan dengan suaranya. “a-aku yang akan membuatkan sarapan buatmu..” Yuja lalu berjalan mendahului Luhan namun, karena dia berjalan terburu-buru dia akhirnya menabrak Luhan dan mendarat mulus di dada bidang pria yang sekarang sudah menjadi suami sahnya ini.

”Josimhae(berhati-hatilah)...” katanya sambil setengah berbisik. Yuja mengangguk lalu berjalan ke dapur. Wajahnya pasti sudah semerah Kepiting rebus.

Yuja tengah sibuk memasak sarapan untuk Luhan, entah karena dia merasa senang memasak atau karena dia sedang berada dalam mood yang bagus pagi ini. Saking senangnya dia bahkan sambil menggumamkan sebuah lagu, How great is your love milik SNSD.

“hamkke koreokayo~”

Tiba-tiba saja ada suara merdu milik Luhan ikut melantunkan lagu kesukaan Yuja. Yuja sedikit terkejut menatap Luhan yang sudah bersiap-siap dengan kemeja putihnya, dan sedang terlihat sedikit kesusahan ketika sedang memasang Dasi. Yuja tersenyum lalu mematikan kompor dan berjalan mendekati Luhan.”biar aku pasangkan” kata Yuja sambil fokus memasangkan Dasi Luhan. Luhan menatap Yuja sambil tersenyum senang, tangannya tidak sadar menyentuh pipi kanan Yuja. “Yuja...” panggilnya lirih.”hmmm?” Yuja menjawab panggilan Luhan tanpa mengalihkan perhatiannya pada Dasi Luhan. ”tatap mataku...” panggil Luhan, Yuja menepuk ujung dasi Luhan beberapa kali sambil tersenyum senang melihat hasil kerjanya sebelum akhirnya dia menatap Luhan. Tatapan luhan membuat senyuman Yuja memudar.

”katakan padaku kau akan berusaha untuk mencintaiku..”

“...”

Tidak ada jawaban dari Yuja.tangan Yuja yang tadinya masih menempel di dada Luhan perlahan menjauh. Yuja tidak berani menatap Luhan. Yuja terlihat ketakutan, ia mundur beberapa langkah sebelum akhirnya Luhan mengangkat dagu Yuja dengan tangannya lembut, membuat Yuja menatap matanya. “aku tidak memaksamu...aku akan menunggumu...aku hanya berharap kau mau berusaha untuk mencintaiku”

Bibir Luhan saat mengucapkan kalimat itu terasa sangat dekat dengan bibir Yuja membuat istrinya bisa merasakan sentuhan nafas hangat dari bibir Luhan.Yuja memberanikan diri menatap Luhan, namun tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya, ia hanya diam menatap lurus kemata Luhan, batinnya berucap,”apa aku bisa mencintai dirimu?bukan...pertanyaannya adalah apakah aku patut dicintai oleh pemuda sebaik dirimu...Luhan?”

Luhan tersenyum lalu melepaskan cakupan tangannya dari dagu Yuja. “kau buat apa untuk sarapanku? Harumnya benar-benar membuatku ingin segera makan...” katanya lalu berjalan ke Dapur melihat masakan Yuja. “Wah...soup?” katanya sambil mengambil sendok yang ada didekatnya lalu mencicipi soup yang masih ada didalam panci.

“AA!!!” Luhan berteriak, membuat Yuja terkejut dan berlari kecil menghampirinya. “panas...” Luhan menatap Yuja sambil tertawa menyadari kebodohannya. Yuja hanya tersenyum kecil lalu menyuruh Luhan untuk duduk di meja makan, dia akan melayani Sarapan pagi Luhan hari ini.

“kau tahu sesuatu Yuja??” Luhan tidak menunggu jawaban dari Yuja yang sedang menuangkan soup kedalam mangkuk.”aku pernah bermimpi kalau suatu hari nanti kau akan memasakanku sesuatu seperti yang kau lakukan saat ini...” Kata Luhan sambil menyandarkan kepalanya di kedua tangannya diatas meja makan, menatap istrinya dengan tatapan sayang. Acara sarapan berlangsung tenang, Yuja hanya sibuk makan begitu pula Luhan. Tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu.

---

“Aku akan kembali sekitar jam 6 sore, kau dirumah saja jangan kemana-mana ya?” kata Luhan, Yuja berjalan dibelakangnya.”hmm...” jawab Yuja. “jaga kandungan yang ada di perutmu ini...aku ingin anak ini lahir sehat..” Luhan mengelus perut Yuja membuat Yuja merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. “mengerti?” Kali ini Luhan mengacak rambut Yuja perlahan sambil tertawa geli. “kumanhae...” Yuja terlihat kesal dengan tingkah Luhan sambil membenarkan rambutnya yang diacak-acak Luhan. “mianhae...” Luhan sedikit menunduk dan mencubit ujung hidung Yuja gemas. “kau canti sekali pagi ini...membuatku tidak ingin berangkat ke kantor..” katanya, “hmm?” Yuja menatap Luhan. “ya..ya..aku mengerti aku akan segera pulang dan menemanimu...aku pergi dulu ya?” Luhan pamit sambil mencium kening Yuja.

Yuja menatap Luhan dengan pandangan bingung, tangannya yang satunya lagi memegang kening yang baru saja dikecup Luhan. Sementara Luhan berjalan kedalam mobilnya sambil menahan senyum kebahagiaan.”belum pernah aku merasakan pagi seindah ini” ucapnya sambil terus tersenyum.

---

Didalam rumah Luhan yang begitu luas tidak banyak yang bisa Yuja lakukan dalam keadaan hamil,bekerja keras, atau membersihkan rumah sudah menjadi larangan keras yang diberikan terhadapnya. Yuja yang merasa bosan akhirnya memilih untuk naik ke lantai dua rumah Luhan,mencari tahu dan menghilangkan kebosanannya dengan berputar-putar disekeliling rumah Luhan. namun sayangnya ketika ia melangkahi anak tangga yang ke 13, Yuja kurang hati-hati hingga akhirnya terpeleset jatuh dengan keras. “Aarrghhh....” Yuja memegang perutnya yang terasa perih. Kakinya tidak sanggup digerakan, Yuja tidak bisa berbuat apa-apa. Handphonenya ia tinggal didapur sementara jarak telpon rumah terasa begitu jauh untuknya. Hampir ia kehilangan kesadaaran dia melihat seseorang berlari meneriaki namanya dengan nada khawatir.

“urgh...Luhan...” panggil Yuja sebelum kesadarannya hilang.

---:(

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
f3smile #1
Chapter 11: suka sama cerita ini, seperti suka dengan cerita "reality",
yujaeuoma #2
Chapter 9: biarin :p tao is mine to night kkkk 유자의 팬픾을 기다릴 게
yujaeuoma #3
Chapter 7: 언제 다음 이야기를 업로들까? 난 기다리고 있어 ㅠ.ㅠ
Yujaaa
#4
Chapter 7: 오!다 했어? 아저씨? 뉴규?????
yujaeuoma #5
Chapter 7: kayaknya kita bikin ftv aja ini...pemerannya ada sama ajossi kkkk
Yujaaa
#6
Chapter 7: yujaeuoma : 엄마!!!!!이거도했어~~~굿나잇^^쭉
yujaeuoma #7
언제 다음 이야기를 업로드됩니까???
yujaeuoma #8
yujaaa dapet salam dari luhan
yujaeuoma #9
Chapter 6: njut
yujaeuoma #10
Chapter 6: lanjut